Episode 10

"Auh," keluh Rangga.

"Kak Rangga benar-benar ya. Masih di tanya aja Kiara kapan datang kan sebelum-sebelumnya Kiara sudah mengatakan kepada kakak akan pindah ke Jakarta sementara waktu bagaimana sih," ucap Kiara dengan wajahnya yang cemberut.

"Kakak hanya bercanda, adik ku sayang, jangan marah," sahut Rangga yang kembali memeluk erat adiknya itu yang meluapkan rasa kerinduannya.

"Becanda terus deh," sahut Kiara yang juga tidak kalah memeluk Rangga dengan erat. Sementara Rachel hanya tersenyum saja.

Kiara dan Rangga itu memang kalau dekat-dekat tidak pernah akur. Karena Rangga begitu jahil dengan Kiara dan Kiara harus sabar-sabar menghadapi rangga yang memang sangat jahil. Namun jika lama sudah tidak bertemu mereka pasti saling kangen seperti ini dan sangat manis dalam berpelukan seperti itu. Namanya juga adik kakak.

"Kak Rangga sudah makan?" tanya Rachel.

"Belum. Apa masih ada makanan untukku?" tanya Rangga.

"Jelas masih ada. Ayo kita makan bersama!" ajak Rachel.

"Baiklah, capcus," sahut Rangga yang dengan semangatnya makan bersama adiknya itu.

Kiara juga langsung mengambilkan Rangga makanan yang banyak. Karena dia tau Kakaknya itu sangat lahap.

"Kiara kamu harus cerita banyak kepada kakak keluh kesah kamu menjadi Dokter. Karena selama ini kamu sangat sulit mengangkat telpon," ucap Rangga.

"Iya aman, nanti Kiara cerita banyak episode. Sekarang kak Rangga makan dulu," tegas Kiara.

"Baiklah," sahut Rangga tersenyum yang mulai makan.

"Ini pasti di beli kan?" tebak Rangga.

"Bibi lagi pulang kampung, mau tidak mau harus di beli," sahut Rachel jujur.

"Kapan bisanya wanita yang satu ini masak," seloroh Rangga.

"Kalau aku bisa masak. Nanti orang-orang yang ingin mencari pekerjaan untuk memasak akan sulit. Jadi kekuranganku bisa membuka lapangan pekerjaan," ucap Rachel yang punya jawaban saja.

"Ada saja jawaban kamu," kesal Rangga.

"Sudah-sudah jangan bawel dan banyak protes. Kak Rangga makan saja," tegas Kiara.

"Baiklah," sahut Rangga.

***********

Keesokan harinya. Kiara yang tidak ada jadwal pemeriksaan pada Kevin. Kiara pun kerumah sakit untuk menjalankan profesinya sebagai Dokter muda. Ya walau Dokter muda. Namun Kiara tetap saja belum menjadi Dokter specialis. Karena masih ada beberapa ujian dan juga praktek-praktek dan pengalaman yang belum sempurna dan belum lulus untuk bisa mendapatkan Dokter specialis dan mungkin Kiara akan lulus dalam waktu cepat dan pasti bisa menjadi Dokter muda.

"Kiara!" panggil Amanda yang menghampiri Kiara yang sedang duduk duduk di mejanya dan Amanda juga duduk di mejanya yang bersebalahan dengan Kiara.

"Amanda," sapa Kiara kembali

"Kamu sudah makan belum?" tanya Amanda.

"Makan siang maksudnya?" tanya Kiara.

"Iya dong Kiara. Ini kan udah siang. Apa kamu belum sarapan lagi," ucap Amanda menduga-duga.

"Sudah dong, tapi kalau makan siang belum sama sekali," sahut Kiara.

"Ya sudah kalau begitu bagaimana kalau kita makan siang saja," ajak Amanda.

"Boleh juga. Aku juga tiba-tiba kelaparan," sahut Kiara yang mengangguk.

"Ya sudah kalau begitu let's go!" ajak Amanda. Kiara mengangguk dan berdiri dari tempat duduknya.

Dratttt Dratttt Dratttt Dratttt Dratttt.

Tiba-tiba handphone Kiara berbunyi, Kiara melihat panggilan telpon itu dari no yang tidak di kenal.

"Sebentar ya!" ucap Kiara yang langsung mengangkatnya.

"Hallo ini siapa?" tanya Kiara, "baiklah kalau begitu saya akan segera ke sana," ucap Kiara yang tiba-tiba panik dan langsung menutup telpon tersebut.

"Ada apa Kiara?" tanya Amanda penasaran melihat Kiara panik.

"Amanda aku tidak bisa makan siang bersamamu. Aku harus bertemu pasien yang di tunjuk Dokter Sarah, tiba-tiba saja terjadi sesuatu pada pasien tersebut," ucap Kiara yang terlihat tergesa-gesa.

"Ya sudah tidak apa-apa. Kamu hati-hati ya," sahut Amanda yang tidak masalah sama sekali.

"Iya. Ya sudah kalau begitu aku pergi dulu!" jawab Kiara yang langsung mengambil jas Dokternya dan tasnya pastinya dan langsung buru-buru pergi.

Tidak tau apa yang terjadi. Pasiennya sepertinya mengalami masalah dan sebagai Dokter pribadi Kiara harus sigap dengan cepat agar bisa menyelamatkan pasiennya dan Kiara juga haru memegang kepercayaan yang di berikan kepadanya.

"Baiklah tidak apa-apa makan siang sendirian," gumam Amanda dengan mengangkat kedua bahunya.

"Dokter Amanda!" tiba-tiba Amanda ada yang memanggil membuat Amanda membalikkan tubuhnya.

"Hmmm, Dokter," Amanda tampak berpikir-pikir siapa Dokter tersebut.

"Reja," sahut Dokter tampan tersebut.

"Oh iya benar, dari..." Amanda mencoba mengingat lagi.

"Palembang," jawab Reja.

"Oh iya maaf Dokter, saya agak-agak lupa sedikit walau kita sebelumnya sudah berkenalan di rumah sakit Sejahtera dan tidak sengaja kita juga bertugas di rumah sakit ini," ucap Amanda yang tersenyum dengan salah tingkah sedikit.

"Tidak apa-apa santai saja," jawab Dokter Reja, " saya dengar kamu mau makan siang. Tidak mau ikut sekalian dengan saya. Dari pada makan sendirian," ajak Reja.

"Oh boleh juga," sahut Amanda yang tidak masalah dan dia memang orangnya se humbel itu.

"Mari!" ucap Reja yang mempersilahkan Amanda terlebih dahulu. Amanda mengangguk dan berjalan terlebih dahulu.

********

Kiara buru-buru keluar dari dalam Taxi yang berhenti di depan perusahaan group Lexus Mitra.

"Makasih ya pak!" ucap Kiara yang setelah selesai memberikan ongkos Taxinya dan berjalan buru-buru memasuki perusahaan itu.

Namun baru beberapa langkah. Langkah Kiara tiba-tiba terhenti dengan kepalanya yang berkeliling seketika melihat ke sekitar Perusahaan tersebut dengan Kiara yang melihat-lihat banyaknya orang yang lalu lalang. Kiara juga mengangkat kepalanya dan melihat tulisan besar di atas. Group Lexus.

Tidak tau apa yang terjadi padanya. Tiba-tiba saja Kiara dek-dekan dengan tangannya yang terkepal dengan keringat dingin dan bahkan pandanga matanya yang seketika berubah menjadi buram. Padahal cuaca begitu cerah. Namun entah apa yang di alami Kiara

Kiara memejamkan matanya yang seolah menahan rasa sakit di kepalanya yang tiba-tiba saja terdengar.

"Nona Kiara!" tegur Arya membuat Kiara tersentak dan membuka matanya. Kiara merasa pipinya basah dan ternyata air matanya sempat keluar dan Kiara langsung menyekanya.

"Pak Arya," sahut Kiara.

"Nona Kiara tidak apa-apa?" tanya Arya yang melihat Kiara yang kelihatan sangat pucat.

"Oh tidak apa-apa pak," sahut Kiara dengan napas beratnya yang mencoba untuk baik-baik saja dengan menenangkan dirinya.

"Kalau begitu ayo ikut saya. Tuan Kevin sudah menunggu," ucap Arya. Kiara mengangguk-anggukkan kepalanya dan mengikuti Arya yang sudah berjalan terlebih dahulu.

Kiara hanya berusaha tenang dengan terus membuang napasnya dengan perlahan kedepan yang bagaimana pun dia harus profesional sebagai Dokter. Walau sekarang kondisinya tidak baik-baik saja.

Bersambung

Terpopuler

Comments

amilia amel

amilia amel

sepertinya dr kiara sebentar lagi akan mengingat kembali masa lalu

2023-07-07

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Surabaya
2 Episode 2 Makan malam
3 Episode 3 Keberangkatan.
4 Episode 4 Melihatnya pertama kali.
5 Episode 5
6 Episode 6 pertemuan Kiara dengan Saras.
7 Episode 7
8 Episode 8 Pertemuan ke-2 kali.
9 Episode 9 Pertemuan yang canggung.
10 Episode 10
11 Episode 11 Ke anehan yang di lakukan Kevin.
12 Episode 12 Bingung.
13 Episode 13 Ada sesuatu
14 Episode 14 Tidak bisa mengendalikan dirinya.
15 Episode 14 Tau
16 Episode 16 Saras Vs Mitra Winata.
17 Episode 17 Bertemu.
18 Episode 18 Penegasan Saras.
19 Episode 19
20 Episode 20 Memaksanya/ menyakitinya.
21 Episode 21 Peringatan Saras.
22 Episode 22 Ingin menemuinya.
23 Episode Minta maaf
24 Episode 24 Penegasan Kevin
25 Bab 25 Perlawanan Kevin
26 Episode 26 Kevin dan Kiara.
27 Episode 27 Memilihnya.
28 Bab 28 Mencari ketenganan bersamanya.
29 Episode 29 Cemas.
30 Episode 30 Kevin dan Kiara.
31 Episode 31 Tingkah aneh.
32 Episode 32 Apa yang terjadi.
33 Episode 33 Pertanyaan itu
34 Episode 34 Pelukan.
35 Episode 35
36 Episode 36 Perjalanan.
37 Episode 37
38 Episode 38 Ada apa?
39 Episode 39 Insiden.
40 Episode 40 Hari yang bergetar.
41 Episode 41
42 Episode 42 Terjebak.
43 Episode 43
44 Episode 44 Mendengarnya.
45 Episode 45 Di sisinya.
46 Episode 44 Kecelakaan itu
47 Bab 44 Kiara melawan.
48 Episode 48 Di balik kecelakaan Kiara.
49 Episode 49
50 Episode 50 Hati yang bingung
51 Episode 51 Tanya
52 Episode 52
53 Episode 53 Penemuan.
54 Episode 54 Pergi.
55 Episode 55 Bayangan
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 59 Tiba-tiba?
59 Episode 60
60 Episode 61 khawatir
61 Episode 62 Perasaan yang terungkap.
62 Episode 62 Romantis.
63 Episode 63 romantis
64 Episode 64 Membantah.
65 Episode 65 Mengancam.
66 Episode 66 Curiga.
67 Episode 67 Penitipan membuat bingung
68 Episode 68 Janji
69 Episode 69 Kata-kata pedas dari Mitra Winata.
70 Episode 70 Monica tau.
71 Episode 71 Menemukan
72 Episode 72 Paris.
73 Episode 73 Paris
74 Episode 174 Akhirnya mengingat semuanya.
75 Episode 75 Pertemuan.
76 Episode 76
77 Episode 77 Waktu bersama.
78 Episode 78 Melawan.
79 Episode 79 Kiara punya pegangan.
80 Episode 80 Kevin membawanya.
81 Episode 81 Lebih dari kata kejam ternyata.
82 Episode 82 Kaget.
83 Episode 83 Mengurungnya.
84 Draft
85 Episode 85 Menceritakan semuanya.
86 Episode 86 Membebaskan.
87 Episode 87 Menantang.
88 Episode 88 Kevin dan Rangga.
89 Elias 89 Melamarnya.
90 Episode 90 ?
91 Episode 91
92 Episode 92 Minta restu.
93 Episode 93 Monica menjadi korban.
94 Episode 94 Rencana menikah.
95 Episode 91 Pernikahan.
96 Episode 97 Sah
97 Bab 97 Haru.
98 Bab 98 ucapan Saras benar.
99 Episode 99 Berita mengejutkan.
100 Episode 100 Ternyata Dia yang melakukannya.
101 Episode 101 membawa istrinya
102 Episode 102 Hal mengejutkan
103 Bab 103 Konferensi pers
104 Bab 104
105 Bab 105 terbakar.
106 Bab 106 Insiden yang buruk.
107 Episode 107 Rangga dalam bahaya.
108 Bab 108 Tindakan Kevin
109 Bab 109 Detik-detik terakhir.
110 Bab 110 Detik-detik terakhir
111 Episode 111 Detik -detik 100 hari
112 Bab 112 Detik-detik terakhir.
113 Bab 113 Detik-detik terakhir.
114 Bab 114 Detik-detik terakhir.
115 Bab 115 Detik-detik terakhir
116 Bab 116 Detik-detik Terakhir.
117 Bab 115 Tammat.
118 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Episode 1 Surabaya
2
Episode 2 Makan malam
3
Episode 3 Keberangkatan.
4
Episode 4 Melihatnya pertama kali.
5
Episode 5
6
Episode 6 pertemuan Kiara dengan Saras.
7
Episode 7
8
Episode 8 Pertemuan ke-2 kali.
9
Episode 9 Pertemuan yang canggung.
10
Episode 10
11
Episode 11 Ke anehan yang di lakukan Kevin.
12
Episode 12 Bingung.
13
Episode 13 Ada sesuatu
14
Episode 14 Tidak bisa mengendalikan dirinya.
15
Episode 14 Tau
16
Episode 16 Saras Vs Mitra Winata.
17
Episode 17 Bertemu.
18
Episode 18 Penegasan Saras.
19
Episode 19
20
Episode 20 Memaksanya/ menyakitinya.
21
Episode 21 Peringatan Saras.
22
Episode 22 Ingin menemuinya.
23
Episode Minta maaf
24
Episode 24 Penegasan Kevin
25
Bab 25 Perlawanan Kevin
26
Episode 26 Kevin dan Kiara.
27
Episode 27 Memilihnya.
28
Bab 28 Mencari ketenganan bersamanya.
29
Episode 29 Cemas.
30
Episode 30 Kevin dan Kiara.
31
Episode 31 Tingkah aneh.
32
Episode 32 Apa yang terjadi.
33
Episode 33 Pertanyaan itu
34
Episode 34 Pelukan.
35
Episode 35
36
Episode 36 Perjalanan.
37
Episode 37
38
Episode 38 Ada apa?
39
Episode 39 Insiden.
40
Episode 40 Hari yang bergetar.
41
Episode 41
42
Episode 42 Terjebak.
43
Episode 43
44
Episode 44 Mendengarnya.
45
Episode 45 Di sisinya.
46
Episode 44 Kecelakaan itu
47
Bab 44 Kiara melawan.
48
Episode 48 Di balik kecelakaan Kiara.
49
Episode 49
50
Episode 50 Hati yang bingung
51
Episode 51 Tanya
52
Episode 52
53
Episode 53 Penemuan.
54
Episode 54 Pergi.
55
Episode 55 Bayangan
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 59 Tiba-tiba?
59
Episode 60
60
Episode 61 khawatir
61
Episode 62 Perasaan yang terungkap.
62
Episode 62 Romantis.
63
Episode 63 romantis
64
Episode 64 Membantah.
65
Episode 65 Mengancam.
66
Episode 66 Curiga.
67
Episode 67 Penitipan membuat bingung
68
Episode 68 Janji
69
Episode 69 Kata-kata pedas dari Mitra Winata.
70
Episode 70 Monica tau.
71
Episode 71 Menemukan
72
Episode 72 Paris.
73
Episode 73 Paris
74
Episode 174 Akhirnya mengingat semuanya.
75
Episode 75 Pertemuan.
76
Episode 76
77
Episode 77 Waktu bersama.
78
Episode 78 Melawan.
79
Episode 79 Kiara punya pegangan.
80
Episode 80 Kevin membawanya.
81
Episode 81 Lebih dari kata kejam ternyata.
82
Episode 82 Kaget.
83
Episode 83 Mengurungnya.
84
Draft
85
Episode 85 Menceritakan semuanya.
86
Episode 86 Membebaskan.
87
Episode 87 Menantang.
88
Episode 88 Kevin dan Rangga.
89
Elias 89 Melamarnya.
90
Episode 90 ?
91
Episode 91
92
Episode 92 Minta restu.
93
Episode 93 Monica menjadi korban.
94
Episode 94 Rencana menikah.
95
Episode 91 Pernikahan.
96
Episode 97 Sah
97
Bab 97 Haru.
98
Bab 98 ucapan Saras benar.
99
Episode 99 Berita mengejutkan.
100
Episode 100 Ternyata Dia yang melakukannya.
101
Episode 101 membawa istrinya
102
Episode 102 Hal mengejutkan
103
Bab 103 Konferensi pers
104
Bab 104
105
Bab 105 terbakar.
106
Bab 106 Insiden yang buruk.
107
Episode 107 Rangga dalam bahaya.
108
Bab 108 Tindakan Kevin
109
Bab 109 Detik-detik terakhir.
110
Bab 110 Detik-detik terakhir
111
Episode 111 Detik -detik 100 hari
112
Bab 112 Detik-detik terakhir.
113
Bab 113 Detik-detik terakhir.
114
Bab 114 Detik-detik terakhir.
115
Bab 115 Detik-detik terakhir
116
Bab 116 Detik-detik Terakhir.
117
Bab 115 Tammat.
118
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!