"Auh," keluh Rangga.
"Kak Rangga benar-benar ya. Masih di tanya aja Kiara kapan datang kan sebelum-sebelumnya Kiara sudah mengatakan kepada kakak akan pindah ke Jakarta sementara waktu bagaimana sih," ucap Kiara dengan wajahnya yang cemberut.
"Kakak hanya bercanda, adik ku sayang, jangan marah," sahut Rangga yang kembali memeluk erat adiknya itu yang meluapkan rasa kerinduannya.
"Becanda terus deh," sahut Kiara yang juga tidak kalah memeluk Rangga dengan erat. Sementara Rachel hanya tersenyum saja.
Kiara dan Rangga itu memang kalau dekat-dekat tidak pernah akur. Karena Rangga begitu jahil dengan Kiara dan Kiara harus sabar-sabar menghadapi rangga yang memang sangat jahil. Namun jika lama sudah tidak bertemu mereka pasti saling kangen seperti ini dan sangat manis dalam berpelukan seperti itu. Namanya juga adik kakak.
"Kak Rangga sudah makan?" tanya Rachel.
"Belum. Apa masih ada makanan untukku?" tanya Rangga.
"Jelas masih ada. Ayo kita makan bersama!" ajak Rachel.
"Baiklah, capcus," sahut Rangga yang dengan semangatnya makan bersama adiknya itu.
Kiara juga langsung mengambilkan Rangga makanan yang banyak. Karena dia tau Kakaknya itu sangat lahap.
"Kiara kamu harus cerita banyak kepada kakak keluh kesah kamu menjadi Dokter. Karena selama ini kamu sangat sulit mengangkat telpon," ucap Rangga.
"Iya aman, nanti Kiara cerita banyak episode. Sekarang kak Rangga makan dulu," tegas Kiara.
"Baiklah," sahut Rangga tersenyum yang mulai makan.
"Ini pasti di beli kan?" tebak Rangga.
"Bibi lagi pulang kampung, mau tidak mau harus di beli," sahut Rachel jujur.
"Kapan bisanya wanita yang satu ini masak," seloroh Rangga.
"Kalau aku bisa masak. Nanti orang-orang yang ingin mencari pekerjaan untuk memasak akan sulit. Jadi kekuranganku bisa membuka lapangan pekerjaan," ucap Rachel yang punya jawaban saja.
"Ada saja jawaban kamu," kesal Rangga.
"Sudah-sudah jangan bawel dan banyak protes. Kak Rangga makan saja," tegas Kiara.
"Baiklah," sahut Rangga.
***********
Keesokan harinya. Kiara yang tidak ada jadwal pemeriksaan pada Kevin. Kiara pun kerumah sakit untuk menjalankan profesinya sebagai Dokter muda. Ya walau Dokter muda. Namun Kiara tetap saja belum menjadi Dokter specialis. Karena masih ada beberapa ujian dan juga praktek-praktek dan pengalaman yang belum sempurna dan belum lulus untuk bisa mendapatkan Dokter specialis dan mungkin Kiara akan lulus dalam waktu cepat dan pasti bisa menjadi Dokter muda.
"Kiara!" panggil Amanda yang menghampiri Kiara yang sedang duduk duduk di mejanya dan Amanda juga duduk di mejanya yang bersebalahan dengan Kiara.
"Amanda," sapa Kiara kembali
"Kamu sudah makan belum?" tanya Amanda.
"Makan siang maksudnya?" tanya Kiara.
"Iya dong Kiara. Ini kan udah siang. Apa kamu belum sarapan lagi," ucap Amanda menduga-duga.
"Sudah dong, tapi kalau makan siang belum sama sekali," sahut Kiara.
"Ya sudah kalau begitu bagaimana kalau kita makan siang saja," ajak Amanda.
"Boleh juga. Aku juga tiba-tiba kelaparan," sahut Kiara yang mengangguk.
"Ya sudah kalau begitu let's go!" ajak Amanda. Kiara mengangguk dan berdiri dari tempat duduknya.
Dratttt Dratttt Dratttt Dratttt Dratttt.
Tiba-tiba handphone Kiara berbunyi, Kiara melihat panggilan telpon itu dari no yang tidak di kenal.
"Sebentar ya!" ucap Kiara yang langsung mengangkatnya.
"Hallo ini siapa?" tanya Kiara, "baiklah kalau begitu saya akan segera ke sana," ucap Kiara yang tiba-tiba panik dan langsung menutup telpon tersebut.
"Ada apa Kiara?" tanya Amanda penasaran melihat Kiara panik.
"Amanda aku tidak bisa makan siang bersamamu. Aku harus bertemu pasien yang di tunjuk Dokter Sarah, tiba-tiba saja terjadi sesuatu pada pasien tersebut," ucap Kiara yang terlihat tergesa-gesa.
"Ya sudah tidak apa-apa. Kamu hati-hati ya," sahut Amanda yang tidak masalah sama sekali.
"Iya. Ya sudah kalau begitu aku pergi dulu!" jawab Kiara yang langsung mengambil jas Dokternya dan tasnya pastinya dan langsung buru-buru pergi.
Tidak tau apa yang terjadi. Pasiennya sepertinya mengalami masalah dan sebagai Dokter pribadi Kiara harus sigap dengan cepat agar bisa menyelamatkan pasiennya dan Kiara juga haru memegang kepercayaan yang di berikan kepadanya.
"Baiklah tidak apa-apa makan siang sendirian," gumam Amanda dengan mengangkat kedua bahunya.
"Dokter Amanda!" tiba-tiba Amanda ada yang memanggil membuat Amanda membalikkan tubuhnya.
"Hmmm, Dokter," Amanda tampak berpikir-pikir siapa Dokter tersebut.
"Reja," sahut Dokter tampan tersebut.
"Oh iya benar, dari..." Amanda mencoba mengingat lagi.
"Palembang," jawab Reja.
"Oh iya maaf Dokter, saya agak-agak lupa sedikit walau kita sebelumnya sudah berkenalan di rumah sakit Sejahtera dan tidak sengaja kita juga bertugas di rumah sakit ini," ucap Amanda yang tersenyum dengan salah tingkah sedikit.
"Tidak apa-apa santai saja," jawab Dokter Reja, " saya dengar kamu mau makan siang. Tidak mau ikut sekalian dengan saya. Dari pada makan sendirian," ajak Reja.
"Oh boleh juga," sahut Amanda yang tidak masalah dan dia memang orangnya se humbel itu.
"Mari!" ucap Reja yang mempersilahkan Amanda terlebih dahulu. Amanda mengangguk dan berjalan terlebih dahulu.
********
Kiara buru-buru keluar dari dalam Taxi yang berhenti di depan perusahaan group Lexus Mitra.
"Makasih ya pak!" ucap Kiara yang setelah selesai memberikan ongkos Taxinya dan berjalan buru-buru memasuki perusahaan itu.
Namun baru beberapa langkah. Langkah Kiara tiba-tiba terhenti dengan kepalanya yang berkeliling seketika melihat ke sekitar Perusahaan tersebut dengan Kiara yang melihat-lihat banyaknya orang yang lalu lalang. Kiara juga mengangkat kepalanya dan melihat tulisan besar di atas. Group Lexus.
Tidak tau apa yang terjadi padanya. Tiba-tiba saja Kiara dek-dekan dengan tangannya yang terkepal dengan keringat dingin dan bahkan pandanga matanya yang seketika berubah menjadi buram. Padahal cuaca begitu cerah. Namun entah apa yang di alami Kiara
Kiara memejamkan matanya yang seolah menahan rasa sakit di kepalanya yang tiba-tiba saja terdengar.
"Nona Kiara!" tegur Arya membuat Kiara tersentak dan membuka matanya. Kiara merasa pipinya basah dan ternyata air matanya sempat keluar dan Kiara langsung menyekanya.
"Pak Arya," sahut Kiara.
"Nona Kiara tidak apa-apa?" tanya Arya yang melihat Kiara yang kelihatan sangat pucat.
"Oh tidak apa-apa pak," sahut Kiara dengan napas beratnya yang mencoba untuk baik-baik saja dengan menenangkan dirinya.
"Kalau begitu ayo ikut saya. Tuan Kevin sudah menunggu," ucap Arya. Kiara mengangguk-anggukkan kepalanya dan mengikuti Arya yang sudah berjalan terlebih dahulu.
Kiara hanya berusaha tenang dengan terus membuang napasnya dengan perlahan kedepan yang bagaimana pun dia harus profesional sebagai Dokter. Walau sekarang kondisinya tidak baik-baik saja.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
amilia amel
sepertinya dr kiara sebentar lagi akan mengingat kembali masa lalu
2023-07-07
1