Episode 7

"Ada apa ya Dokter memanggil saya?" tanya Kiara yang semakin bingung.

"Selamat datang di rumah sakit Group Lexus," ucap Saras yang mengulurkan tangannya dengan tersenyum yang tidak mau berbicara banyak-banyak dan bersikap seramah mungkin.

"Iya Dokter terima kasih untuk sambutannya dan ucapan selamat," sahut Kiara yang mengulurkan tangannya dan juga tersenyum. Pasti Kiara sangat beruntung karena dia yang di berikan ucapan selamat sementara yang lainnya tidak ada sama sekali.

Dan sampai sekarang mereka saling menatap dengan penuh sama-sama penuh kebingungan. Sampai mereka saling melepas jabatan tangan tersebut.

"Oh iya Dokter Kiara. Kebetulan ada Dokter yang sedang pergi ke Afrika untuk menjadi Dokter relawan. Dan dia merupakan Dokter pribadi anak ke-4 dari pemilik rumah sakit ini. Jadi saya meminta kamu untuk menggantikan Dokter Ferdy," ucap Saras yang langsung to the point memberikan tugas pada Kiara yang tiba-tiba saja mempercayakan Kiara tugas tersebut pada Kiara.

Kiara jelas kaget mendengarnya. Menjadi Dokter pribadi itu sangat bagus. Namun dia baru saja di rumah sakit tersebut dan wajar jika Kiara kaget dan terlihat belum siap.

"Kamu mau kan mengambil tugas pertama kamu?" tanya Saras yang butuh jawaban. Namun Kiara masih terlihat schock.

"Kiara!" tegur Saras.

"Oh iya Dokter, maaf jika saya bengong saya hanya kaget saja dengan tugas baru Dokter," ucap Kiara.

"Jadi bagaimana. Apa kamu mau?" tanya Saras yang butuh kepastian.

"Ini adalah perintah Dokter untuk saya. Jadi saya tidak mungkin menolaknya, saya mau melaksanakan tugas tersebut," sahut Kiara yang merasa mendapat kesempatan dan tidak perlu menolaknya.

"Kalau begitu semoga kamu cocok dengan pasien pertama kamu," sahut Saras dengan tersenyum.

"Iya Dokter. Terima kasih untuk kesempatannya," sahut Kiara yang begitu bahagia.

"Aneh sekali. Ada apa dengannya. Apa dia tidak mengenaliku. Kenapa dia biasa saja saat bertemu denganku dan bahkan tidak ada kaget-kagetnya sama sekali," batin Saras dengan wajahnya yang penuh tanda tanya yang melihat Kiara memang tampak sangat biasa saja.

Kiara hanya tersenyum yang sepertinya sangat bahagia dengan mendapatkan Pasie pertamanya di rumah sakit tersebut. Namun tetap saja Kiara pasti sangat canggung nantinya, dan juga dek-dekan.

***********

Kiara dan Amanda sedang makan siang di kantin rumah sakit dengan mereka yang pasti mengobrol.

"Jadi kamu langsung menjadi Dokter pribadi," ucap Amanda yang cukup kaget mendengarnya.

"Aku juga tidak percaya. Makanya aku sampai saat ini masih bingung dan pasti dek-dekan. Karena ini jadi pengalaman pertamaku dan ini juga terlalu cepat untuk mendapatkan pasien pertama dan menjadi Dokter pribadi lagi," sahut Kiara yang memang kurang pede.

"Jangan bicara seperti itu. Kamu seperti orang yang tidak pantas saja," ucap Amanda sembari mengunyah makanannya.

"Memang ada rasa seperti itu," ucap Kiara dengan jujur.

"Kamu itu hebat Kiara. Pasti Dokter saras banyak pertimbangan sehingga memilih kamu dan itu artinya kamu sangat banyak kemajuan dari yang saat kamu di rumah sakit sebelum-sebelumnya dan hasilnya pasti sangat baik walau kamu baru saja di pindahkan. Ya semoga aja kamu secepatnya akan di resmikan menjadi Dokter tetap. Jadi kamu harus benar-benar yakin," ucap Amanda dengan doanya yang baik-baik.

"Ya," sahut Kiara dengan nada rendah.

"Kok kelihatan tidak semangat gitu!" sahut Amanda dengan alisnya yang saling bertautan, "jalani aja. Kamu harus menggunakan kesempatan ini dengan baik, banyak loh Dokter lain yang mau seperti kamu," ucap Amanda yang meyakinkan sahabatnya.

"Iya kamu benar. Makasih Amanda atas supportnnya. Aku akan berusaha untuk semaksimal mungkin," sahut Kiara.

"Iya aku akan selalu mendoakan mu. Karena kita sekarang bukan hanya menjadi rekan se profesi. Tetapi kita sudah menjadi teman sekarang," sahut Amanda.

"Iya, makasih ya sudah menjadi temanku," ucap Kiara.

"Sama-sama. Aku juga berterima kasih, kamu juga susah menjadi temanku," sahut Amanda yang tersenyum. Begitu juga dengan Kiara yang sama-sama tersenyum.

**********

Setelah seharian berada di rumah sakit Lexus. Kiara pun sudah tiba di rumah yang mana sekarang Kiara duduk di meja makan yang sedang menikmati makan malam buatan dari Rachel. Sementara Rachel masih sibuk berdiri dengan membuat jus.

"Kamu bertugas di rumah sakit mana Kiara?" tanya Rachel sembari mmeotong buah dan yang ingin di masukkan kedalam blender.

"Rumah sakit Lexus," jawab Kiara sembari mengunyah makanannya. Rachel mendengarnya tiba-tiba menghentikan potongan dagingnya dan melihat serius kearah Kiara.

"Kamu bilang rumah sakit mana?" tanya Rachel yang berharap salah dengar.

"Rumah sakit Lexus kak Rachel," sahut Kiara yang mengulangi kembali.

Wajah Rachel terlihat sangat terkejut. Bahkan diam mendadak dan Kiara jadi heran dengan ekspresi sang kakak.

"Ada apa kak?" tanya Kiara.

"Oh tidak," sahut Rachael yang kembali mengerjakan semua pekerjaannya.

"Hmmm, kamu kok bisa di pindahkan ke sana?" tanya Rachel basa-basi.

"Itu bukan keinginan Kiara. Tetapi pihak rumah sakit sejahtera dan Kiara dan juga Dokter yang lainnya hanya mengikut saja. Sama seperti sebelum-sebelumnya," jawab Kiara.

"Lalu bagaimana perasaan kamu saat berada di sana?" tanya Rachel.

"Happy. Dan apa lagi itu rumah sakit paling besar. Jadi siapa yang tidak senang bisa bekerja di sana. Kiara juga dapat teman baru dan sepertinya tidak ada masalah," ucap. Kiara dengan santai.

"Kamu yakin ingin di sana?" tanya Rachel.

"Maksudnya?" Kiara kembali bertanya.

"Ya kamu tidak berniat untuk pindah gitu," ucak Rachel. Kiara mendengarnya mengkerutkan dahinya.

"Kenapa harus pindah?" Kiara kembali bertanya dengan kebingungan.

"Ya tidak ada. Kakak hanya bertanya saja," sahut Rachel yang membuat Kiara semakin bingung.

"Kiara bagaimana perasaan kamu saat mendengar kamu bertugas di rumah sakit Lexus?" tanya Rachel dengan tiba-tiba.

"Ya seperti yang Kiara katakan tadi. Pasti senang dan rumah sakit itu bukannya rumah sakit terbesar dan Kiara juga senang dengan teman- teman seprofesi Kiara. Dan iya Kiara juga dengar dari Amanda teman Kiara. Kalau rumah sakit tersebut juga milik group Lexus yang dengar-dengarnya orang yang sangat berpengaruh di negara ini. Tapi Kiara belum melihat-lihat artikel tentang group Lexus. Nanti biar Kiara lihat saja," ucap Kiara sembari mengunyah makanannya.

"Tidak perlu Kiara," sahut Rachel dengan cepat.

"Maksud kak Rachel?" tanya Kiara heran.

"Ya kakak rasa kamu tidak perlu fokus pada hal lain. Kamu fokus saja dengan pekerjaan kamu. Kamu tidak perlu mencari sesuatu yang tidak di perlukan. Kamu bekerja di rumah sakit dan bukan tempat lain. Kamu tidak perlu menjadi detektif untuk harus tau semuanya tentang Lexus. Kamu fokus saja dengan rumah sakit dan pekerjaan kamu," jelas Rachel yang berusaha memberikan jawaban yang masuk akal.

"Iya juga sih kakak benar," sahut Kiara.

"Apa iya Kiara benar-benar tidak mengingat sedikit pun mengenai Lexus. Ya aku hanya berharap setiap orang-orang yang di temuinya di rumah sakit itu tidak membuatnya kepikiran. dan mengacau pada sarafnya. Aku sangat khawatir jika Kiara akan mengingat masa lalunya dan bisa kembali membuatnya menderita. Semoga saja mereka juga tidak mempersulit Kiara," batin Rachel yang mengkhawatirkan sang adik yang takut sang adik kenapa-kenapa. Jika bekerja di rumah sakit tersebut.

"Hmmm oh iya Kiara apa kamu bertemu orang yang menurut kamu aneh?" tanya Rachel ingin mengorek-ngorek sedikit tentang Kiara.

"Tidak juga kak. Sejauh ini semuanya baik-baik saja dan tidak ada yang aneh juga," jawab Kiara dengan santai.

"Kiara juga sudah menjadi Dokter pribadi. Makannya Kiara bilang semuanya di permudah dan tidak ada alasan untuk tidak menyukai rumah sakit tersebut," ucap Kiara dengan santai dan memang terlihat sangat nyaman.

"Begitu rupanya," sahut Rachel tersenyum getir yang sebenarnya wajahnya itu sudah memperlihatkan rasa khawatirnya kepada adiknya itu.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Dewi Nurmalasari

Dewi Nurmalasari

kaka ipar nya kevin baik

2024-02-14

1

Sri Yanti

Sri Yanti

semangat othorv

jadi kepo Kiara kenapa

2023-07-25

0

amilia amel

amilia amel

fix ini kiara amnesia

2023-07-06

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Surabaya
2 Episode 2 Makan malam
3 Episode 3 Keberangkatan.
4 Episode 4 Melihatnya pertama kali.
5 Episode 5
6 Episode 6 pertemuan Kiara dengan Saras.
7 Episode 7
8 Episode 8 Pertemuan ke-2 kali.
9 Episode 9 Pertemuan yang canggung.
10 Episode 10
11 Episode 11 Ke anehan yang di lakukan Kevin.
12 Episode 12 Bingung.
13 Episode 13 Ada sesuatu
14 Episode 14 Tidak bisa mengendalikan dirinya.
15 Episode 14 Tau
16 Episode 16 Saras Vs Mitra Winata.
17 Episode 17 Bertemu.
18 Episode 18 Penegasan Saras.
19 Episode 19
20 Episode 20 Memaksanya/ menyakitinya.
21 Episode 21 Peringatan Saras.
22 Episode 22 Ingin menemuinya.
23 Episode Minta maaf
24 Episode 24 Penegasan Kevin
25 Bab 25 Perlawanan Kevin
26 Episode 26 Kevin dan Kiara.
27 Episode 27 Memilihnya.
28 Bab 28 Mencari ketenganan bersamanya.
29 Episode 29 Cemas.
30 Episode 30 Kevin dan Kiara.
31 Episode 31 Tingkah aneh.
32 Episode 32 Apa yang terjadi.
33 Episode 33 Pertanyaan itu
34 Episode 34 Pelukan.
35 Episode 35
36 Episode 36 Perjalanan.
37 Episode 37
38 Episode 38 Ada apa?
39 Episode 39 Insiden.
40 Episode 40 Hari yang bergetar.
41 Episode 41
42 Episode 42 Terjebak.
43 Episode 43
44 Episode 44 Mendengarnya.
45 Episode 45 Di sisinya.
46 Episode 44 Kecelakaan itu
47 Bab 44 Kiara melawan.
48 Episode 48 Di balik kecelakaan Kiara.
49 Episode 49
50 Episode 50 Hati yang bingung
51 Episode 51 Tanya
52 Episode 52
53 Episode 53 Penemuan.
54 Episode 54 Pergi.
55 Episode 55 Bayangan
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 59 Tiba-tiba?
59 Episode 60
60 Episode 61 khawatir
61 Episode 62 Perasaan yang terungkap.
62 Episode 62 Romantis.
63 Episode 63 romantis
64 Episode 64 Membantah.
65 Episode 65 Mengancam.
66 Episode 66 Curiga.
67 Episode 67 Penitipan membuat bingung
68 Episode 68 Janji
69 Episode 69 Kata-kata pedas dari Mitra Winata.
70 Episode 70 Monica tau.
71 Episode 71 Menemukan
72 Episode 72 Paris.
73 Episode 73 Paris
74 Episode 174 Akhirnya mengingat semuanya.
75 Episode 75 Pertemuan.
76 Episode 76
77 Episode 77 Waktu bersama.
78 Episode 78 Melawan.
79 Episode 79 Kiara punya pegangan.
80 Episode 80 Kevin membawanya.
81 Episode 81 Lebih dari kata kejam ternyata.
82 Episode 82 Kaget.
83 Episode 83 Mengurungnya.
84 Draft
85 Episode 85 Menceritakan semuanya.
86 Episode 86 Membebaskan.
87 Episode 87 Menantang.
88 Episode 88 Kevin dan Rangga.
89 Elias 89 Melamarnya.
90 Episode 90 ?
91 Episode 91
92 Episode 92 Minta restu.
93 Episode 93 Monica menjadi korban.
94 Episode 94 Rencana menikah.
95 Episode 91 Pernikahan.
96 Episode 97 Sah
97 Bab 97 Haru.
98 Bab 98 ucapan Saras benar.
99 Episode 99 Berita mengejutkan.
100 Episode 100 Ternyata Dia yang melakukannya.
101 Episode 101 membawa istrinya
102 Episode 102 Hal mengejutkan
103 Bab 103 Konferensi pers
104 Bab 104
105 Bab 105 terbakar.
106 Bab 106 Insiden yang buruk.
107 Episode 107 Rangga dalam bahaya.
108 Bab 108 Tindakan Kevin
109 Bab 109 Detik-detik terakhir.
110 Bab 110 Detik-detik terakhir
111 Episode 111 Detik -detik 100 hari
112 Bab 112 Detik-detik terakhir.
113 Bab 113 Detik-detik terakhir.
114 Bab 114 Detik-detik terakhir.
115 Bab 115 Detik-detik terakhir
116 Bab 116 Detik-detik Terakhir.
117 Bab 115 Tammat.
118 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Episode 1 Surabaya
2
Episode 2 Makan malam
3
Episode 3 Keberangkatan.
4
Episode 4 Melihatnya pertama kali.
5
Episode 5
6
Episode 6 pertemuan Kiara dengan Saras.
7
Episode 7
8
Episode 8 Pertemuan ke-2 kali.
9
Episode 9 Pertemuan yang canggung.
10
Episode 10
11
Episode 11 Ke anehan yang di lakukan Kevin.
12
Episode 12 Bingung.
13
Episode 13 Ada sesuatu
14
Episode 14 Tidak bisa mengendalikan dirinya.
15
Episode 14 Tau
16
Episode 16 Saras Vs Mitra Winata.
17
Episode 17 Bertemu.
18
Episode 18 Penegasan Saras.
19
Episode 19
20
Episode 20 Memaksanya/ menyakitinya.
21
Episode 21 Peringatan Saras.
22
Episode 22 Ingin menemuinya.
23
Episode Minta maaf
24
Episode 24 Penegasan Kevin
25
Bab 25 Perlawanan Kevin
26
Episode 26 Kevin dan Kiara.
27
Episode 27 Memilihnya.
28
Bab 28 Mencari ketenganan bersamanya.
29
Episode 29 Cemas.
30
Episode 30 Kevin dan Kiara.
31
Episode 31 Tingkah aneh.
32
Episode 32 Apa yang terjadi.
33
Episode 33 Pertanyaan itu
34
Episode 34 Pelukan.
35
Episode 35
36
Episode 36 Perjalanan.
37
Episode 37
38
Episode 38 Ada apa?
39
Episode 39 Insiden.
40
Episode 40 Hari yang bergetar.
41
Episode 41
42
Episode 42 Terjebak.
43
Episode 43
44
Episode 44 Mendengarnya.
45
Episode 45 Di sisinya.
46
Episode 44 Kecelakaan itu
47
Bab 44 Kiara melawan.
48
Episode 48 Di balik kecelakaan Kiara.
49
Episode 49
50
Episode 50 Hati yang bingung
51
Episode 51 Tanya
52
Episode 52
53
Episode 53 Penemuan.
54
Episode 54 Pergi.
55
Episode 55 Bayangan
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 59 Tiba-tiba?
59
Episode 60
60
Episode 61 khawatir
61
Episode 62 Perasaan yang terungkap.
62
Episode 62 Romantis.
63
Episode 63 romantis
64
Episode 64 Membantah.
65
Episode 65 Mengancam.
66
Episode 66 Curiga.
67
Episode 67 Penitipan membuat bingung
68
Episode 68 Janji
69
Episode 69 Kata-kata pedas dari Mitra Winata.
70
Episode 70 Monica tau.
71
Episode 71 Menemukan
72
Episode 72 Paris.
73
Episode 73 Paris
74
Episode 174 Akhirnya mengingat semuanya.
75
Episode 75 Pertemuan.
76
Episode 76
77
Episode 77 Waktu bersama.
78
Episode 78 Melawan.
79
Episode 79 Kiara punya pegangan.
80
Episode 80 Kevin membawanya.
81
Episode 81 Lebih dari kata kejam ternyata.
82
Episode 82 Kaget.
83
Episode 83 Mengurungnya.
84
Draft
85
Episode 85 Menceritakan semuanya.
86
Episode 86 Membebaskan.
87
Episode 87 Menantang.
88
Episode 88 Kevin dan Rangga.
89
Elias 89 Melamarnya.
90
Episode 90 ?
91
Episode 91
92
Episode 92 Minta restu.
93
Episode 93 Monica menjadi korban.
94
Episode 94 Rencana menikah.
95
Episode 91 Pernikahan.
96
Episode 97 Sah
97
Bab 97 Haru.
98
Bab 98 ucapan Saras benar.
99
Episode 99 Berita mengejutkan.
100
Episode 100 Ternyata Dia yang melakukannya.
101
Episode 101 membawa istrinya
102
Episode 102 Hal mengejutkan
103
Bab 103 Konferensi pers
104
Bab 104
105
Bab 105 terbakar.
106
Bab 106 Insiden yang buruk.
107
Episode 107 Rangga dalam bahaya.
108
Bab 108 Tindakan Kevin
109
Bab 109 Detik-detik terakhir.
110
Bab 110 Detik-detik terakhir
111
Episode 111 Detik -detik 100 hari
112
Bab 112 Detik-detik terakhir.
113
Bab 113 Detik-detik terakhir.
114
Bab 114 Detik-detik terakhir.
115
Bab 115 Detik-detik terakhir
116
Bab 116 Detik-detik Terakhir.
117
Bab 115 Tammat.
118
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!