Kiara hari ini memeriksa Kevin di ruangan Kevin. Namun karena kejadian yang terjadi beberapa waktu lalu membuat Kiara jadi canggung dan tidak mengatakan apa-apa sama sekali dalam pemeriksaannya bahkan seperti jaga pandangan pada Kevin. Kalau Kevin jangan tanya pasti terus melihat Kiara
Kevin yang berbaring di sofa dan Kiara duduk di sampingnya dengan Kiara yang profesional dalam mengecek kondisi pasien pribadinya itu sampai akhirnya tugas Kiara selesai dan Kiara langsung memasukkan alat-alatnya kedalam tasnya.
"Sudah selesai tuan. Jangan lupa untuk selalu minum vitaminnya!" ucap Kiara memberi saran dengan singkat.
Kevin duduk dengan memakai Kemabli jasnya.
"Saya minta maaf untuk kejadian kemarin," ucap Kevin tiba-tiba sembari memakai jasnya
"Saya hanya terbawa suasana dan maaf membuat kamu tidak nyaman," ucap Kevin lagi.
"Hmmm, baiklah kita lupakan semuanya. Kalau begitu saya permisi dulu!" ucap Kiara menundukkan kepalanya.
"Iya. Jangan canggung lain kali," ucap Kevin. Kevin bicara sudah jauh lebih tenang dan tidak biasanya yang penuh dengan pemikiran yang pasti memikirkan Kiara. Tentang siapa wanita didepannya itu dan benar atau tidak dengan seseorang yang di ketahuinya.
"Baik tuan," ucap Kiara mengangguk dan langsung pergi.
Baru membuka pintu. Pintu sudah di dorong terlebih dahulu dari luar dan ternyata Monica yang memasuki ruangan Kevin dan berhadapan dengan Kiara.
"Kevin!" sapa Monica yang langsung masuk dan melewati Kiara begitu saja. Monica menghampiri Kevin duduk di sofa.
"Kamu baik-baik aja?" tanya Monica perhatian dan bahkan memegang pipi Kevin.
Kevin menghindari wajahnya, "aku baik-baik saja," jawab Kevin.
"Aku membawakanmu makanan kita makan bersama," ucap Monica yang terlihat sangat dekat dengan Kevin dan terlihat romantis. Kiara sampai menengok kebelakang.
Bukan apa-apa. Kiara pasti heran dengan hubungan Kevin dan wanita yang bersama kakaknya itu. Bersama kakaknya sangat romantis dan dengan Kevin juga membuat Kiara penuh tanya dan terus saja melihat.
Tanpa Kiara sadari Kevin juga melihat Kiara yang masih tetap di tempatnya dengan terus melihat hal manis yang di lakukan Monica. Kiara sadar dirinya kebanyakan bengong membuat Kiara langsung pergi dengan cepat.
"Aku yakin Kiara. Kau sedang bersandiwara. Aku akan melihat sejauh mana kau bertahan," batin Kevin.
Kevin merasa Kiara cemburu karena melihat dirinya dan Monica yang sangat manis. Padahal Kiara hanya mengamati dengan penuh tanya siapa wanita itu dan apa hubungannya dengan kakaknya. Jadi jangan geer ya Kevin.
*********
Saras yang selesai memeriksa pasiennya langsung Keruangannya untuk beristirahat sebentar. Saat membuka pintu Saras di kejutkan dengan Pria yang duduk di tempat kerjanya.
"Papa!" Lirih Saras yang cukup terkejut melihat Pria yang berwajah angkuh itu.
"Direktur rumah sakit Lexus sungguh semakin berkembang. Apa kamu sudah merasa punya kekuasaan Saras?" ucap Mitra Winata yang langsung berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri saras yang membuat Saras heran dengan mertuanya itu.
"Apa maksud papa?" tanya Saras dengan wajah bingungnya.
"Saras. Sejak kapan harus mencampuri urusan papa Saras. Kamu memang direktur di rumah sakit ini. Tetapi bukan berarti Saras. Kamu melakukan semua dengan yang kamu mau. Kamu tidak bisa Saras melakukan semua ini dan tanpa persetujuan dari saya," ucap Mitra Winata.
"Aku tidak mengerti dengan apa yang papa katakan. Persetujuan apa?" tanya Saras.
Mitra Winata memberikan Saras tablet yang langsung menunjukkan foto Kevin dan Kiara yang berpelukan.
"Apa sekarang profesi Dokter mu sudah tidak berguna sampai harus menyatukan 2 orang itu. menyatukan dua orang yang tidak pantas untuk bersatu. Bagai langit dan bumi," desis Mitra Winata.
Saras masih diam dengan wajah terkejutnya. Dia kaget dengan foto itu dan lebih kaget dengan Mitra Winata yang sudah tau dengan kehadiran Kiara.
"Saras kamu sungguh berani menerima wanita itu di rumah sakit ini dan kamu sangat berani menjadikannya Dokter pribadi Kevin. Apa kamu ingin membuat mereka bersatu," ucap Mitra Winata dengan menekan suaranya yang terlihat sangat marah pada Saras.
Saras menghela napasnya dan meletakkan tablet itu di atas meja.
"Maaf pah, aku Direktur di rumah sakit ini dan dia salah satu Dokter di sini. Aku Dokter profesional dan aku tidak menyangkutkan masalah pribadi dalam rumah sakitku dan pekerjaan dan semua ini tidak ada hubungannya dengan Kevin atau masa lalunya," ucap Saras dengan santai.
"Tidak ada katamu. Lalu bagaimana mereka bisa seperti itu. Kau pikir aku bodoh!" sentak Mitra Winata menguatkan volume suaranya.
"Semua itu di luar kendali. Seperti yang aku katakan. Kiara hanya Dokter di rumah sakit ini dan aku punya kuasa ingin meletakkan di mana dan jika dia bersama Kevin. Itu di luar kendaliku," tegas Saras dengan berani.
"Apa kau sangat berkuasa Saras sampai membawa-bawa posisimu," tanya Mitra Winata semakin kesal yang seperti Saras melawan padanya.
"Pah bukannya papa sudah memberikan rumah sakit ini kepadaku dan itu artinya rumah sakit Lexus beserta cabangnya di manapun itu adalah hak ku dan papa yang memberikannya kepada menantu papa yang masih setia bersama suaminya yang koma selama bertahun-tahun. Yang itu artinya masalah rumah sakit tidak ada urusannya dengan masalah papa dan tidak ada hubungannya dengan Kiara atau Kevin, aku sudah menjelaskan berkali-kali pada papa. Mohon di pahami," tegas Saras yang begitu berani pada Mitra Winata yang tidak seperti dulu yang menye-menye.
Mitra Winata saja sampai terdiam mendengar perkataan menantunya yang singkat. Namun terasa cukup mengejutkan yang intinya tidak takut pada Mitra Winata.
"Saras apa kau sekarang sedang pamer dengan apa yang kau miliki?" tanya Mitra Winata dengan nada rendah dengan sorot matanya yang sinis.
"Aku tidak pamer. Hanya saja apa yang aku katakan merupakan teguran untuk papa. Agar lain kali tidak mencampuri urusan rumah sakit ini dan bukan aku yang mencampuri urusan papa tetapi sebaliknya," sahut Saras dengan tegas.
Semakin tidak percaya Mitra Winata mendengar kata-kata itu.
"Kau benar-benar berani Saras," lirih Mitra Winata.
"Jika yang aku lakukan tidak salah. Maka tidak ada yang salah dan papa tidak perlu heboh," sahut Saras.
"Apa itu artinya kau sengaja membuat Kiara menjadi Dokter Kevin. Bukan hanya membiarkannya bekerja di rumah sakit ini. Tetapi kau juga membiarkannya menjadi Dokter pribadi Kevin. Apa ada rencana di balik semua ini?" tanya Mitra Winata penuh curiga.
"Jangan takut seperti itu pah. Aku sama sekali tidak ada rencana apa-apa dan semua yang terjadi itu hanya kebetulan dan papa hanya berpikir terlalu jauh saja. Papa terlalu takut dengan kenyataan," ucap Saras dengan tersenyum tipis.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments