Surabaya.
Setelah Kiara menyelesaikan tugasnya di rumah sakit. Kiara kembali ke rumahnya dan untung malam ini Kiara tidak lembur dan Kiara bisa cepat tidur dan tidak akan lama bangun seperti yang sebelum-sebelumnya yang membuat mamanya marah Kiara memasuki rumahnya setelah turun dari mobil.
Di ruang TV ada Ziva yang selonjoran di sofa sembari memakan kripik kentang sembari menonton berita.
"Tuan Mitra Winata sudah menjadi ketua Presiden Perusahaan bisnis manca Negara selama puluhan tahun. Lalu tahun ini nama itu akan berpindah karena pensiunnya tuan Mitra Winata dalam bisnis. Lalu apakah keturunan Mitra Winata bisa mempertahankan posisi itu untuk tetap menjadikan Grup Lexus Mitra menjadi no 1,"
"Putranya Kevin Alex Vino Winata yang di calonkan menggantikan tuan Mitra Winata apa mampu mendapat gelar itu dengan persaingan yang sangat ketat karena banyak pengusaha-pengusaha muda yang menjadi saingannya dan salah satunya Ramon Hartono anak pengusahaan tambang Kalimantan yang juga sekarang memiliki anak perusahaan di mana-mana dan tidak kalah dengan Lexus.
" 2 kandidat yang akan bersaing untuk menjadi presiden Perusahaan bisnia. Kevin Alex Vino Winata dan Ramon Hartono yang keduanya sama-sama kuat. Lalu siapa di antara ke-2nya yang mampu mencuri hati masyarakat?"
Ziva begitu serius menonton berita masalah bisnis tersebut yang pasti itu Maslaah orang-orang kaya yang penuh dengan bisnis dan politik.
"Aku pikir presiden itu untuk kepala negara. Ternyata ada juga presiden untuk kepala bisnis," gumam Ziva yang baru mendengar istilah dari kata tersebut.
"Ziva!" tegur Kiara.
Ziva yang kaget langsung mematikan telivisi yang mendengar suara Kiara.
"Eh kak Kiara," sahut Ziva yang langsung duduk dan terlihat sangat gugup.
"Kamu sedang lihat apa. Kok serius amat?" tanya Kiara heran.
"Oh nggak, nggak lihat apa-apa. Hanya berita saja," jawab Ziva yang masih gugup.
"Kakak baru pulang?" tanya Ziva mengalihkan.
"Iya ini baru sampai," jawab Kiara.
"Oh begitu," sahut Ziva yang tersenyum.
"Ya sudah kakak naik dulu ya," ucap Kiara pamit. Ziva hanya menganggukan kepalanya dan setelah Kiara menjauh Ziva menghela napas kedepan dengan mengusap-usap dadanya.
"Semoga saja kak Kiara tidak melihat apa-apa," batin Ziva yang masih spot jantung yang sepertinya tidak boleh kakaknya tau hal itu.
*********
Jakartaku/ Restaurant Jepang.
Di sinilah pertemuan Kevin dengan Monica yang tadi di katakan Sekretarisnya itu. Tidak hanya Monica dan Kevin yang makan malam bersama. Tetapi ada Mitra Winata dan Janika istri ke-2 nya dan ada juga orang tua Monica.
Kalau orang kaya dan terpandang makan malamnya seperti itu terlihat elegan dengan cara makan yang berbeda dan pasti sangat berkelas dengan menikmati makanan sembari mengobrol dan pasti hanya seperlunya saja.
"Makan malam kita ini kali ini sekalian untuk membicarakan pernikahan Kevin dan juga Monica," sahut Mitra Winata yang membuat Kevin sampai berhenti memotong steak gara-gara papanya yang cukup mengejutkan.
Monica bahkan menyadari hal itu dan melihat kearah Kevin tanpa ekspresi dan bahkan tidak berpendapat yang menghela napas berat dan kembali melanjutkan makannya.
"Itu yang kami pikirkan tuan. Kita memang harus melangsungkan pernikahan Monica dan juga Kevin," sahut Pria yang di pastikan ayah dari Monica.
"Benar tuan Sadewa. Saya sudah memikirkan hal itu dengan matang dan berita ini akan keluar secepatnya pada media dan ini bisa menambah suara masyarakat untuk kepercayaan mereka kepada Kevin," sahut Mitra Winata.
Pasti segala sesuatu yang di putuskannya berhubungan dengan bisnis dan memanfaatkan masalah pribadi Kevin dan Monica untuk ambisi Mitra Winata untuk tetap Perusahannya yang akan menjadi no satu.
"Ya saya setuju itu," sahut Sadewa.
"Pah, tapi untuk menikah, itu terlalu cepat, soalnya aku masih banyak pekerjaan dan masih baru memulai karir di dunia modeling. Jadi Monica belum ada kepikiran untuk kesana," sahut Monica yang mengeluarkan pendapatnya dan sepertinya dia juga tidak ingin buru-buru untuk menikah dengan Kevin.
"Papa mengerti Monica. Tetapi tidak ada salahnya. Jika kamu dan Kevin tunangan dulu. Hubungan kalian harus di publis secepatnya seperti apa yang di katakan tuan Winata tadi," ucap Sadewa.
"Benar kata papa kamu Monica. Orang-orang harus tau hubungan kalian. Agar para lelaki dan wanita yang berharap pada kamu dan Kevin segera mundur," sahut Rossa sang mama dengan selorohan sedikit yang mengundang tawa kecil.
Namun Monica masih melihat Kevin yang tampak cuek dan bahkan tidak berpendapat sedikit pun tidak mengiyakan dan tidak ada penolakan juga. Mungkin Kevin merasa tidak ada gunanya. Karena keputusan tetap ada pada Winata.
"Aku akan bicarakan dengan Kevin nanti mah. Karena aku sama Kevin masih belum pernah membicarakan hal itu dan kami akan bicara nanti," ucap Monica yang ingin mengakhiri pembicaraan yang tidak nyaman itu.
"Baik Monica. Tidak ada masalah dengan hal itu, Kevin juga terlihat santai," sahut Mitra Winata, Monica hanya tersenyum tipis.
Dratt-dratt-Dratttt. Ponsel yang di sebelah tangan Monica berdering. Monica melihatnya panggilan masuk pada ponselnya dan langsung dengan cepat membalikkan ponsel itu yang sepertinya tidak ingin di lihat siapa-siapa.
"Kenapa tidak di angkat Monica?" tanya Janika istri pertama Mitra Winata.
"Ohhh, tidak apa-apa. Hanya klien saja. Nanti saja di angkat," jawab Monica yang langsung mematikan ponselnya dengan tersenyum, "mari kita lanjutkan maka," ucap Monica tersenyum dengan menghela napas dan yang lain kembali makan dengan pembahasan topik yang berganti.
Dan Kevin sebenarnya merasa lega dengan jawaban Monica karena jelas hubungan dan rencana pernikahan itu bukan keinginannya dan pasti hanya berhubungan dengan bisnis keluarga dan itu sudah sudah di ketahui Kevin.
************
Setelah selesai makan malam dengan bersama keluarga Monica. Kevin mengantarkan Monica pulang dan pasti juga bersama supir dan Kevin dan Monica yang duduk di belakang.
"Aku tau kamu tidak menginginkan hubungan ini," ucap Monica di tengah keheningan mereka sejak tadi.
"Jika sudah tau, kenapa masih bertahan," sahut Kevin dengan suara datarnya yang hanya melihat kedepan tanpa melihat lawannya bicara.
"Aku hanya ingin melihat bagaimana kamu menghadapi semuanya," jawab Monica.
"Itu hanya membuang waktumu. Sudah tahun jangan-jangan membuang waktu lebih banyak," ucap Kevin.
"Tapi bagiku tidak masalah dan aku merasa tidak rugi dan seperti yang aku katakan aku hanya ingin melihat mu bertindak dan menghadapinya semuanya dengan seperti apa," ucap Monica dengan santai. Kevin tidak menanggapi lagi apa yang di katakan Monica dan sepertinya dia juga tidak peduli dengan apa yang di katakan Monica dengan kata yang biasa di dengarnya.
Kevin melihat ke arah jendela dan hanya melihat gedung-gedung tinggi di Jakarta, gedung pencakar langit. Tidak ada lagi pembicaraan di dalam mobil itu hening dan tanpa ada pembicaraan seperti tidak ada hubungan apa-apa di antara keduanya yang terlihat dingin dan hanya diam.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
amilia amel
sangat thor
2023-07-05
1