Episode 2 Makan malam

Surabaya.

Setelah Kiara menyelesaikan tugasnya di rumah sakit. Kiara kembali ke rumahnya dan untung malam ini Kiara tidak lembur dan Kiara bisa cepat tidur dan tidak akan lama bangun seperti yang sebelum-sebelumnya yang membuat mamanya marah Kiara memasuki rumahnya setelah turun dari mobil.

Di ruang TV ada Ziva yang selonjoran di sofa sembari memakan kripik kentang sembari menonton berita.

"Tuan Mitra Winata sudah menjadi ketua Presiden Perusahaan bisnis manca Negara selama puluhan tahun. Lalu tahun ini nama itu akan berpindah karena pensiunnya tuan Mitra Winata dalam bisnis. Lalu apakah keturunan Mitra Winata bisa mempertahankan posisi itu untuk tetap menjadikan Grup Lexus Mitra menjadi no 1,"

"Putranya Kevin Alex Vino Winata yang di calonkan menggantikan tuan Mitra Winata apa mampu mendapat gelar itu dengan persaingan yang sangat ketat karena banyak pengusaha-pengusaha muda yang menjadi saingannya dan salah satunya Ramon Hartono anak pengusahaan tambang Kalimantan yang juga sekarang memiliki anak perusahaan di mana-mana dan tidak kalah dengan Lexus.

" 2 kandidat yang akan bersaing untuk menjadi presiden Perusahaan bisnia. Kevin Alex Vino Winata dan Ramon Hartono yang keduanya sama-sama kuat. Lalu siapa di antara ke-2nya yang mampu mencuri hati masyarakat?"

Ziva begitu serius menonton berita masalah bisnis tersebut yang pasti itu Maslaah orang-orang kaya yang penuh dengan bisnis dan politik.

"Aku pikir presiden itu untuk kepala negara. Ternyata ada juga presiden untuk kepala bisnis," gumam Ziva yang baru mendengar istilah dari kata tersebut.

"Ziva!" tegur Kiara.

Ziva yang kaget langsung mematikan telivisi yang mendengar suara Kiara.

"Eh kak Kiara," sahut Ziva yang langsung duduk dan terlihat sangat gugup.

"Kamu sedang lihat apa. Kok serius amat?" tanya Kiara heran.

"Oh nggak, nggak lihat apa-apa. Hanya berita saja," jawab Ziva yang masih gugup.

"Kakak baru pulang?" tanya Ziva mengalihkan.

"Iya ini baru sampai," jawab Kiara.

"Oh begitu," sahut Ziva yang tersenyum.

"Ya sudah kakak naik dulu ya," ucap Kiara pamit. Ziva hanya menganggukan kepalanya dan setelah Kiara menjauh Ziva menghela napas kedepan dengan mengusap-usap dadanya.

"Semoga saja kak Kiara tidak melihat apa-apa," batin Ziva yang masih spot jantung yang sepertinya tidak boleh kakaknya tau hal itu.

*********

Jakartaku/ Restaurant Jepang.

Di sinilah pertemuan Kevin dengan Monica yang tadi di katakan Sekretarisnya itu. Tidak hanya Monica dan Kevin yang makan malam bersama. Tetapi ada Mitra Winata dan Janika istri ke-2 nya dan ada juga orang tua Monica.

Kalau orang kaya dan terpandang makan malamnya seperti itu terlihat elegan dengan cara makan yang berbeda dan pasti sangat berkelas dengan menikmati makanan sembari mengobrol dan pasti hanya seperlunya saja.

"Makan malam kita ini kali ini sekalian untuk membicarakan pernikahan Kevin dan juga Monica," sahut Mitra Winata yang membuat Kevin sampai berhenti memotong steak gara-gara papanya yang cukup mengejutkan.

Monica bahkan menyadari hal itu dan melihat kearah Kevin tanpa ekspresi dan bahkan tidak berpendapat yang menghela napas berat dan kembali melanjutkan makannya.

"Itu yang kami pikirkan tuan. Kita memang harus melangsungkan pernikahan Monica dan juga Kevin," sahut Pria yang di pastikan ayah dari Monica.

"Benar tuan Sadewa. Saya sudah memikirkan hal itu dengan matang dan berita ini akan keluar secepatnya pada media dan ini bisa menambah suara masyarakat untuk kepercayaan mereka kepada Kevin," sahut Mitra Winata.

Pasti segala sesuatu yang di putuskannya berhubungan dengan bisnis dan memanfaatkan masalah pribadi Kevin dan Monica untuk ambisi Mitra Winata untuk tetap Perusahannya yang akan menjadi no satu.

"Ya saya setuju itu," sahut Sadewa.

"Pah, tapi untuk menikah, itu terlalu cepat, soalnya aku masih banyak pekerjaan dan masih baru memulai karir di dunia modeling. Jadi Monica belum ada kepikiran untuk kesana," sahut Monica yang mengeluarkan pendapatnya dan sepertinya dia juga tidak ingin buru-buru untuk menikah dengan Kevin.

"Papa mengerti Monica. Tetapi tidak ada salahnya. Jika kamu dan Kevin tunangan dulu. Hubungan kalian harus di publis secepatnya seperti apa yang di katakan tuan Winata tadi," ucap Sadewa.

"Benar kata papa kamu Monica. Orang-orang harus tau hubungan kalian. Agar para lelaki dan wanita yang berharap pada kamu dan Kevin segera mundur," sahut Rossa sang mama dengan selorohan sedikit yang mengundang tawa kecil.

Namun Monica masih melihat Kevin yang tampak cuek dan bahkan tidak berpendapat sedikit pun tidak mengiyakan dan tidak ada penolakan juga. Mungkin Kevin merasa tidak ada gunanya. Karena keputusan tetap ada pada Winata.

"Aku akan bicarakan dengan Kevin nanti mah. Karena aku sama Kevin masih belum pernah membicarakan hal itu dan kami akan bicara nanti," ucap Monica yang ingin mengakhiri pembicaraan yang tidak nyaman itu.

"Baik Monica. Tidak ada masalah dengan hal itu, Kevin juga terlihat santai," sahut Mitra Winata, Monica hanya tersenyum tipis.

Dratt-dratt-Dratttt. Ponsel yang di sebelah tangan Monica berdering. Monica melihatnya panggilan masuk pada ponselnya dan langsung dengan cepat membalikkan ponsel itu yang sepertinya tidak ingin di lihat siapa-siapa.

"Kenapa tidak di angkat Monica?" tanya Janika istri pertama Mitra Winata.

"Ohhh, tidak apa-apa. Hanya klien saja. Nanti saja di angkat," jawab Monica yang langsung mematikan ponselnya dengan tersenyum, "mari kita lanjutkan maka," ucap Monica tersenyum dengan menghela napas dan yang lain kembali makan dengan pembahasan topik yang berganti.

Dan Kevin sebenarnya merasa lega dengan jawaban Monica karena jelas hubungan dan rencana pernikahan itu bukan keinginannya dan pasti hanya berhubungan dengan bisnis keluarga dan itu sudah sudah di ketahui Kevin.

************

Setelah selesai makan malam dengan bersama keluarga Monica. Kevin mengantarkan Monica pulang dan pasti juga bersama supir dan Kevin dan Monica yang duduk di belakang.

"Aku tau kamu tidak menginginkan hubungan ini," ucap Monica di tengah keheningan mereka sejak tadi.

"Jika sudah tau, kenapa masih bertahan," sahut Kevin dengan suara datarnya yang hanya melihat kedepan tanpa melihat lawannya bicara.

"Aku hanya ingin melihat bagaimana kamu menghadapi semuanya," jawab Monica.

"Itu hanya membuang waktumu. Sudah tahun jangan-jangan membuang waktu lebih banyak," ucap Kevin.

"Tapi bagiku tidak masalah dan aku merasa tidak rugi dan seperti yang aku katakan aku hanya ingin melihat mu bertindak dan menghadapinya semuanya dengan seperti apa," ucap Monica dengan santai. Kevin tidak menanggapi lagi apa yang di katakan Monica dan sepertinya dia juga tidak peduli dengan apa yang di katakan Monica dengan kata yang biasa di dengarnya.

Kevin melihat ke arah jendela dan hanya melihat gedung-gedung tinggi di Jakarta, gedung pencakar langit. Tidak ada lagi pembicaraan di dalam mobil itu hening dan tanpa ada pembicaraan seperti tidak ada hubungan apa-apa di antara keduanya yang terlihat dingin dan hanya diam.

Bersambung

Terpopuler

Comments

amilia amel

amilia amel

sangat thor

2023-07-05

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Surabaya
2 Episode 2 Makan malam
3 Episode 3 Keberangkatan.
4 Episode 4 Melihatnya pertama kali.
5 Episode 5
6 Episode 6 pertemuan Kiara dengan Saras.
7 Episode 7
8 Episode 8 Pertemuan ke-2 kali.
9 Episode 9 Pertemuan yang canggung.
10 Episode 10
11 Episode 11 Ke anehan yang di lakukan Kevin.
12 Episode 12 Bingung.
13 Episode 13 Ada sesuatu
14 Episode 14 Tidak bisa mengendalikan dirinya.
15 Episode 14 Tau
16 Episode 16 Saras Vs Mitra Winata.
17 Episode 17 Bertemu.
18 Episode 18 Penegasan Saras.
19 Episode 19
20 Episode 20 Memaksanya/ menyakitinya.
21 Episode 21 Peringatan Saras.
22 Episode 22 Ingin menemuinya.
23 Episode Minta maaf
24 Episode 24 Penegasan Kevin
25 Bab 25 Perlawanan Kevin
26 Episode 26 Kevin dan Kiara.
27 Episode 27 Memilihnya.
28 Bab 28 Mencari ketenganan bersamanya.
29 Episode 29 Cemas.
30 Episode 30 Kevin dan Kiara.
31 Episode 31 Tingkah aneh.
32 Episode 32 Apa yang terjadi.
33 Episode 33 Pertanyaan itu
34 Episode 34 Pelukan.
35 Episode 35
36 Episode 36 Perjalanan.
37 Episode 37
38 Episode 38 Ada apa?
39 Episode 39 Insiden.
40 Episode 40 Hari yang bergetar.
41 Episode 41
42 Episode 42 Terjebak.
43 Episode 43
44 Episode 44 Mendengarnya.
45 Episode 45 Di sisinya.
46 Episode 44 Kecelakaan itu
47 Bab 44 Kiara melawan.
48 Episode 48 Di balik kecelakaan Kiara.
49 Episode 49
50 Episode 50 Hati yang bingung
51 Episode 51 Tanya
52 Episode 52
53 Episode 53 Penemuan.
54 Episode 54 Pergi.
55 Episode 55 Bayangan
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 59 Tiba-tiba?
59 Episode 60
60 Episode 61 khawatir
61 Episode 62 Perasaan yang terungkap.
62 Episode 62 Romantis.
63 Episode 63 romantis
64 Episode 64 Membantah.
65 Episode 65 Mengancam.
66 Episode 66 Curiga.
67 Episode 67 Penitipan membuat bingung
68 Episode 68 Janji
69 Episode 69 Kata-kata pedas dari Mitra Winata.
70 Episode 70 Monica tau.
71 Episode 71 Menemukan
72 Episode 72 Paris.
73 Episode 73 Paris
74 Episode 174 Akhirnya mengingat semuanya.
75 Episode 75 Pertemuan.
76 Episode 76
77 Episode 77 Waktu bersama.
78 Episode 78 Melawan.
79 Episode 79 Kiara punya pegangan.
80 Episode 80 Kevin membawanya.
81 Episode 81 Lebih dari kata kejam ternyata.
82 Episode 82 Kaget.
83 Episode 83 Mengurungnya.
84 Draft
85 Episode 85 Menceritakan semuanya.
86 Episode 86 Membebaskan.
87 Episode 87 Menantang.
88 Episode 88 Kevin dan Rangga.
89 Elias 89 Melamarnya.
90 Episode 90 ?
91 Episode 91
92 Episode 92 Minta restu.
93 Episode 93 Monica menjadi korban.
94 Episode 94 Rencana menikah.
95 Episode 91 Pernikahan.
96 Episode 97 Sah
97 Bab 97 Haru.
98 Bab 98 ucapan Saras benar.
99 Episode 99 Berita mengejutkan.
100 Episode 100 Ternyata Dia yang melakukannya.
101 Episode 101 membawa istrinya
102 Episode 102 Hal mengejutkan
103 Bab 103 Konferensi pers
104 Bab 104
105 Bab 105 terbakar.
106 Bab 106 Insiden yang buruk.
107 Episode 107 Rangga dalam bahaya.
108 Bab 108 Tindakan Kevin
109 Bab 109 Detik-detik terakhir.
110 Bab 110 Detik-detik terakhir
111 Episode 111 Detik -detik 100 hari
112 Bab 112 Detik-detik terakhir.
113 Bab 113 Detik-detik terakhir.
114 Bab 114 Detik-detik terakhir.
115 Bab 115 Detik-detik terakhir
116 Bab 116 Detik-detik Terakhir.
117 Bab 115 Tammat.
118 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Episode 1 Surabaya
2
Episode 2 Makan malam
3
Episode 3 Keberangkatan.
4
Episode 4 Melihatnya pertama kali.
5
Episode 5
6
Episode 6 pertemuan Kiara dengan Saras.
7
Episode 7
8
Episode 8 Pertemuan ke-2 kali.
9
Episode 9 Pertemuan yang canggung.
10
Episode 10
11
Episode 11 Ke anehan yang di lakukan Kevin.
12
Episode 12 Bingung.
13
Episode 13 Ada sesuatu
14
Episode 14 Tidak bisa mengendalikan dirinya.
15
Episode 14 Tau
16
Episode 16 Saras Vs Mitra Winata.
17
Episode 17 Bertemu.
18
Episode 18 Penegasan Saras.
19
Episode 19
20
Episode 20 Memaksanya/ menyakitinya.
21
Episode 21 Peringatan Saras.
22
Episode 22 Ingin menemuinya.
23
Episode Minta maaf
24
Episode 24 Penegasan Kevin
25
Bab 25 Perlawanan Kevin
26
Episode 26 Kevin dan Kiara.
27
Episode 27 Memilihnya.
28
Bab 28 Mencari ketenganan bersamanya.
29
Episode 29 Cemas.
30
Episode 30 Kevin dan Kiara.
31
Episode 31 Tingkah aneh.
32
Episode 32 Apa yang terjadi.
33
Episode 33 Pertanyaan itu
34
Episode 34 Pelukan.
35
Episode 35
36
Episode 36 Perjalanan.
37
Episode 37
38
Episode 38 Ada apa?
39
Episode 39 Insiden.
40
Episode 40 Hari yang bergetar.
41
Episode 41
42
Episode 42 Terjebak.
43
Episode 43
44
Episode 44 Mendengarnya.
45
Episode 45 Di sisinya.
46
Episode 44 Kecelakaan itu
47
Bab 44 Kiara melawan.
48
Episode 48 Di balik kecelakaan Kiara.
49
Episode 49
50
Episode 50 Hati yang bingung
51
Episode 51 Tanya
52
Episode 52
53
Episode 53 Penemuan.
54
Episode 54 Pergi.
55
Episode 55 Bayangan
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 59 Tiba-tiba?
59
Episode 60
60
Episode 61 khawatir
61
Episode 62 Perasaan yang terungkap.
62
Episode 62 Romantis.
63
Episode 63 romantis
64
Episode 64 Membantah.
65
Episode 65 Mengancam.
66
Episode 66 Curiga.
67
Episode 67 Penitipan membuat bingung
68
Episode 68 Janji
69
Episode 69 Kata-kata pedas dari Mitra Winata.
70
Episode 70 Monica tau.
71
Episode 71 Menemukan
72
Episode 72 Paris.
73
Episode 73 Paris
74
Episode 174 Akhirnya mengingat semuanya.
75
Episode 75 Pertemuan.
76
Episode 76
77
Episode 77 Waktu bersama.
78
Episode 78 Melawan.
79
Episode 79 Kiara punya pegangan.
80
Episode 80 Kevin membawanya.
81
Episode 81 Lebih dari kata kejam ternyata.
82
Episode 82 Kaget.
83
Episode 83 Mengurungnya.
84
Draft
85
Episode 85 Menceritakan semuanya.
86
Episode 86 Membebaskan.
87
Episode 87 Menantang.
88
Episode 88 Kevin dan Rangga.
89
Elias 89 Melamarnya.
90
Episode 90 ?
91
Episode 91
92
Episode 92 Minta restu.
93
Episode 93 Monica menjadi korban.
94
Episode 94 Rencana menikah.
95
Episode 91 Pernikahan.
96
Episode 97 Sah
97
Bab 97 Haru.
98
Bab 98 ucapan Saras benar.
99
Episode 99 Berita mengejutkan.
100
Episode 100 Ternyata Dia yang melakukannya.
101
Episode 101 membawa istrinya
102
Episode 102 Hal mengejutkan
103
Bab 103 Konferensi pers
104
Bab 104
105
Bab 105 terbakar.
106
Bab 106 Insiden yang buruk.
107
Episode 107 Rangga dalam bahaya.
108
Bab 108 Tindakan Kevin
109
Bab 109 Detik-detik terakhir.
110
Bab 110 Detik-detik terakhir
111
Episode 111 Detik -detik 100 hari
112
Bab 112 Detik-detik terakhir.
113
Bab 113 Detik-detik terakhir.
114
Bab 114 Detik-detik terakhir.
115
Bab 115 Detik-detik terakhir
116
Bab 116 Detik-detik Terakhir.
117
Bab 115 Tammat.
118
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!