Episode 14 Tidak bisa mengendalikan dirinya.

"Aku pulang!" sapa Kiara saat sampai rumah dan terlihat Rachel duduk di atas Sofa.

"Eh Kiara bagaimana hari ini?" tanya Rachel.

Kiara terduduk dengan lelah di depan Rachel, "sangat melelahkan," jawab Kiara menyandarkan tubuhnya di dingin Sofa.

"Namanya juga menjadi Dokter pasti sangat melelahkan. Bahkan dulu kakak pernah dengar. Katanya jadi Dokter itu tidak bisa tidur dan ada saja kerjaannya dan itu pasti kamu rasakan," ucap Rachel.

"Yah, kak Rachel benar. Seperti tidak punya kehidupan. Tidak apa-apa. Biar aku jalani saja. Semua profesi itu pilihan dan ini juga sudah yang terbaik. Lagian menjadi Dokter juga sangat tidak mudah," sahut Kiara yang tidak perlu mengeluh dengan pekerjaan yang di pilihnya sendiri.

"Kamu pasti bisa dan kakak akan mendoakan yang terbaik untuk kamu," ucap Rachel memberi semangat untuk adiknya itu.

"Makasih kak," sahut Kiara.

"Kamu mau makan tidak. Biar kita pesan makanan atau kamu mau makan desire di bawah saja?" tanya Rachel.

"Sebentar lagi aja kak," jawab Kiara.

"Oke," sahut Rachel yang melihat ponselnya kembali.

Namun Kiara melihat Rachel seperti ada yang ingin di katakannya.

"Kak apa kak Rangga punya pacar?" tanya Kiara dengan tiba-tiba.

"Pacar ya. Kalau itu sih kakak tidak tau juga ya. Nggak pernah juga melihatnya dengan wanita. Bukan tidak pernah melihatnya. Maksudnya serius dengan wanita. Soalnya kak Rangga itu banyak yang dekat sama dia," jawab Rachel.

"Lalu wanita itu siapa? Kenapa kak Rangga begitu dekat dengannya dan dia juga siapanya tuan Kevin. Dia bahkan sangat terlihat khawatir pada tuan Kevin," batin Kiara yang bertanya-tanya penuh dengan kebingungan.

"Memang ada apa Kiara?" tanya Rachel.

"Tidak apa-apa kak. Aku hanya bertanya-tanya saja," jawab Kiara.

"Oh di kirain ada apaan," ahaut Rachel yang kembali melanjutkan melihat ponselnya.

********

Kiara sedang berada di luar yang sedang membeli makanan di salah satu Restaurant yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Kiara pun tadi hanya berjalan kaki saja. Karena sekalian jalan-jalan dan lagian hanya beberapa meter saja dan di lingkungan sekitar juga begitu ramai dengan tokoh-tokoh dan bangunan-bangunan yang lain yang masih pada buka. Karena Kiara memang tinggal di tempat yang strategis untuk para pedagang.

Kiara yang berdiri di depan kasir yang sedang menunggu makanan yang di pesannya yang seharunya tadi mau di pesan online. Namun Kiara maiu beli sendiri.

"Ini peasannya mbak," ucap pelayan Restaurant.

"Oh makasih mbak," sahut Kiara yang langsung mengambil kantung plastik tersebut. Karena sudah melakukan pembayaran Kiara pun langsung pergi.

Brakkk.

Makanan yang di pegang Kiara jatuh kelantai saat dengan tidak sengaja Kiara bertabrakan dengan seseorang saat berbalik badan dan mengakibatkan makanan itu tumpah semua kelantai.

"Astaga," ucap Kiara kaget dengan melihat kelantai yang bercecer makananya.

"Kau!" geram Kiara melihat siapa yang menabraknya. Namun marahnya langsung di kontrol ketika melihat pria itu adalah Kevin.

"Tuan Kevin," lirih Kiara yang langsung menundukkan kepalanya dan Kevin juga terlihat datar saat tidak sangaja bertemu dengan Kiara.

"Maaf tuan!" ucap Kiara yang malah minta maaf dan ingin berjongkok membersihkan makanan itu. Namun Kevin langsung menahannya.

"Jangan melakukan. Itu sudah kotor," ucap Kevin mencegahnya dengan suara dinginnya,

" Pelayan tolong bersihkan!" Perintah Kevin pada pelayan tersebut.

"Baik tuan," sahut pelayan yang menundukkan kepalanya dan terlihat tidak masalah sama sekali menuruti perintah Kevin.

"Aku akan mengganti makanan mu," ucap Kevin.

"Tidak usah tuan. Ini juga kesalahan saya kurang berhati-hati. Jadi tidak perlu," ucap Kiara menolak. Padahal tadi dia menyalahkan Kevin dan ingin memaki-maki Kevin. Namun tidak jadi karena pria itu atasannya.

Namun Kevin tidak mendengarkannya dan langsung menghampiri kasir

"Berikan pesanannya kembali!" titah Kevin pada pelaya dan memberikan kartunya yang sekalian membayar nya

"Baik tuan," jawab pelayan tersebut.

"Tuan Kevin ini sangat berlebihan. Seharusnya tidak perlu," ucap Kiara yang merasa tidak enak.

Namun Kevin tidak peduli dan tetap mengganti makanan yang telah tumpah itu dan Kiara pun tidak bisa apa-apa pada pasiennya yang special itu. Ya special karena dia adalah Dokter pribadi Kevin.

"Aduh kenapa di ganti segala sih makanannya kan seharusnya tidak perlu tuan Kevin sangat berlebihan," batin Kiara yang merasa tidak enak. Namun jika menolak juga tidak enak juga.

***********

Kevin dan Kiara sama-sama keluar dari Restaurannya tersebut dengan Kiara yang menggandeng kantung plastik yang pasti berisi makanan.

"Tuan Kevin sekali lagi terima kasih sudah repot-repot mengganti makanan yang saya beli. Padahal jelas apa yang terjadi adalah kesalahan saya," ucap Kiara yang merasa tidak enak dan begitu segan pada Kevin.

"Kemana kamu selama ini?" tanya Kevin dengan suara beratnya yang membuat Kiara heran mendengarnya.

"Maksudnya?" tanya Kiara.

Kevin terdiam yang mungkin ingin bertanya banyak pada Kiara. Namun dia tidak tau wanita yang di hadapinya ini adalah Kiara yang dulu atau bukan karena Kiara berubah total dan bahkan tidak mengenalinya dan bisa-bisanya bersikap asing kepadanya.

"Tuan!" tanya Kiara yang masih bingung.

"Kamu tinggal di mana?" tanya Kevin mengalihkan pertanyaannya.

"Oh itu saya tinggal di dekat sini," jawab Kiara. Kevin diam dan terlihat hening tanpa ada obrolan lagi.

"Oh iya apa tuan Kevin sudah baik-baik saja?" tanya Kiara sebagaimana pasien yang sebelumnya dia memang meriksa Kevin.

"Aku sudah lebih baik," jawab Kevin datar.

"Syukurlah kalau begitu. Lain kali tuan Kevin harus teratur makannya dan jangan terlalu lelah dan jangan di tunda-tunda untuk makan, termasuk untuk sarapan. Kesehatannya harus benar-benar di perhatikan," ucap Kiara yang memberi saran. Kevin tidak menanggapi sama sekali. Tidak menjawab iya atau tidak.

"Hmmmm ya sudah tuan kalau begitu saya permisi dulu sampai bertemu besok," ucap Kiara pamitan.

"Ada apa dengan besok?" tanya Kevin.

"Bukannya besok tuan Kevin ada pemeriksaan," jawab Kiara yang mengingat jadwalnya.

"Oh itu ternyata," ucap Kevin dengan menghela napasnya. Kiara menganggukkan kepalanya dengan tersenyum tipis.

"Baik tuan Kevin. Kalau begitu saya permisi dulu, sekali lagi maaf dan terima kasih untuk makanannya," ucap Kiara dengan menundukkan kepalanya yang pamit pada Kevin.

Kevin sama sekali tidak meresponnya dan Kiara pun langsung pergi dari hadapan Kevin. Namun Kevin memegang tangan Kiara membuat Kiara menghentikan langkahnya.

Dan bukan hanya memegang tangan itu saja. Tetapi Kevin juga menarik Kiara sampai Kiara berada di dalam pelukannya dan memeluk Kiara dengan erat.

Betapa terkejutnya Kiara dengan tindakan Kevin yang membuat matanya terbelalak lebar yang hampir keluar dengan jantungnya yang berdetak kencang saat tubuhnya di peluk dengan erat.

Jika kemarin tangannya di pegang yang seolah tidak ingin lepas. Maka kali ini berbeda yang terlihat memeluk erat dan Kiara sampai diam yang sibuk dalam kebingungannya apa yang di maksud atasannya yang melakukan hal itu.

Bersambung

Terpopuler

Comments

amilia amel

amilia amel

masih menunggu ingatan kiara kembali🤫

2023-07-09

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Surabaya
2 Episode 2 Makan malam
3 Episode 3 Keberangkatan.
4 Episode 4 Melihatnya pertama kali.
5 Episode 5
6 Episode 6 pertemuan Kiara dengan Saras.
7 Episode 7
8 Episode 8 Pertemuan ke-2 kali.
9 Episode 9 Pertemuan yang canggung.
10 Episode 10
11 Episode 11 Ke anehan yang di lakukan Kevin.
12 Episode 12 Bingung.
13 Episode 13 Ada sesuatu
14 Episode 14 Tidak bisa mengendalikan dirinya.
15 Episode 14 Tau
16 Episode 16 Saras Vs Mitra Winata.
17 Episode 17 Bertemu.
18 Episode 18 Penegasan Saras.
19 Episode 19
20 Episode 20 Memaksanya/ menyakitinya.
21 Episode 21 Peringatan Saras.
22 Episode 22 Ingin menemuinya.
23 Episode Minta maaf
24 Episode 24 Penegasan Kevin
25 Bab 25 Perlawanan Kevin
26 Episode 26 Kevin dan Kiara.
27 Episode 27 Memilihnya.
28 Bab 28 Mencari ketenganan bersamanya.
29 Episode 29 Cemas.
30 Episode 30 Kevin dan Kiara.
31 Episode 31 Tingkah aneh.
32 Episode 32 Apa yang terjadi.
33 Episode 33 Pertanyaan itu
34 Episode 34 Pelukan.
35 Episode 35
36 Episode 36 Perjalanan.
37 Episode 37
38 Episode 38 Ada apa?
39 Episode 39 Insiden.
40 Episode 40 Hari yang bergetar.
41 Episode 41
42 Episode 42 Terjebak.
43 Episode 43
44 Episode 44 Mendengarnya.
45 Episode 45 Di sisinya.
46 Episode 44 Kecelakaan itu
47 Bab 44 Kiara melawan.
48 Episode 48 Di balik kecelakaan Kiara.
49 Episode 49
50 Episode 50 Hati yang bingung
51 Episode 51 Tanya
52 Episode 52
53 Episode 53 Penemuan.
54 Episode 54 Pergi.
55 Episode 55 Bayangan
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 59 Tiba-tiba?
59 Episode 60
60 Episode 61 khawatir
61 Episode 62 Perasaan yang terungkap.
62 Episode 62 Romantis.
63 Episode 63 romantis
64 Episode 64 Membantah.
65 Episode 65 Mengancam.
66 Episode 66 Curiga.
67 Episode 67 Penitipan membuat bingung
68 Episode 68 Janji
69 Episode 69 Kata-kata pedas dari Mitra Winata.
70 Episode 70 Monica tau.
71 Episode 71 Menemukan
72 Episode 72 Paris.
73 Episode 73 Paris
74 Episode 174 Akhirnya mengingat semuanya.
75 Episode 75 Pertemuan.
76 Episode 76
77 Episode 77 Waktu bersama.
78 Episode 78 Melawan.
79 Episode 79 Kiara punya pegangan.
80 Episode 80 Kevin membawanya.
81 Episode 81 Lebih dari kata kejam ternyata.
82 Episode 82 Kaget.
83 Episode 83 Mengurungnya.
84 Draft
85 Episode 85 Menceritakan semuanya.
86 Episode 86 Membebaskan.
87 Episode 87 Menantang.
88 Episode 88 Kevin dan Rangga.
89 Elias 89 Melamarnya.
90 Episode 90 ?
91 Episode 91
92 Episode 92 Minta restu.
93 Episode 93 Monica menjadi korban.
94 Episode 94 Rencana menikah.
95 Episode 91 Pernikahan.
96 Episode 97 Sah
97 Bab 97 Haru.
98 Bab 98 ucapan Saras benar.
99 Episode 99 Berita mengejutkan.
100 Episode 100 Ternyata Dia yang melakukannya.
101 Episode 101 membawa istrinya
102 Episode 102 Hal mengejutkan
103 Bab 103 Konferensi pers
104 Bab 104
105 Bab 105 terbakar.
106 Bab 106 Insiden yang buruk.
107 Episode 107 Rangga dalam bahaya.
108 Bab 108 Tindakan Kevin
109 Bab 109 Detik-detik terakhir.
110 Bab 110 Detik-detik terakhir
111 Episode 111 Detik -detik 100 hari
112 Bab 112 Detik-detik terakhir.
113 Bab 113 Detik-detik terakhir.
114 Bab 114 Detik-detik terakhir.
115 Bab 115 Detik-detik terakhir
116 Bab 116 Detik-detik Terakhir.
117 Bab 115 Tammat.
118 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Episode 1 Surabaya
2
Episode 2 Makan malam
3
Episode 3 Keberangkatan.
4
Episode 4 Melihatnya pertama kali.
5
Episode 5
6
Episode 6 pertemuan Kiara dengan Saras.
7
Episode 7
8
Episode 8 Pertemuan ke-2 kali.
9
Episode 9 Pertemuan yang canggung.
10
Episode 10
11
Episode 11 Ke anehan yang di lakukan Kevin.
12
Episode 12 Bingung.
13
Episode 13 Ada sesuatu
14
Episode 14 Tidak bisa mengendalikan dirinya.
15
Episode 14 Tau
16
Episode 16 Saras Vs Mitra Winata.
17
Episode 17 Bertemu.
18
Episode 18 Penegasan Saras.
19
Episode 19
20
Episode 20 Memaksanya/ menyakitinya.
21
Episode 21 Peringatan Saras.
22
Episode 22 Ingin menemuinya.
23
Episode Minta maaf
24
Episode 24 Penegasan Kevin
25
Bab 25 Perlawanan Kevin
26
Episode 26 Kevin dan Kiara.
27
Episode 27 Memilihnya.
28
Bab 28 Mencari ketenganan bersamanya.
29
Episode 29 Cemas.
30
Episode 30 Kevin dan Kiara.
31
Episode 31 Tingkah aneh.
32
Episode 32 Apa yang terjadi.
33
Episode 33 Pertanyaan itu
34
Episode 34 Pelukan.
35
Episode 35
36
Episode 36 Perjalanan.
37
Episode 37
38
Episode 38 Ada apa?
39
Episode 39 Insiden.
40
Episode 40 Hari yang bergetar.
41
Episode 41
42
Episode 42 Terjebak.
43
Episode 43
44
Episode 44 Mendengarnya.
45
Episode 45 Di sisinya.
46
Episode 44 Kecelakaan itu
47
Bab 44 Kiara melawan.
48
Episode 48 Di balik kecelakaan Kiara.
49
Episode 49
50
Episode 50 Hati yang bingung
51
Episode 51 Tanya
52
Episode 52
53
Episode 53 Penemuan.
54
Episode 54 Pergi.
55
Episode 55 Bayangan
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 59 Tiba-tiba?
59
Episode 60
60
Episode 61 khawatir
61
Episode 62 Perasaan yang terungkap.
62
Episode 62 Romantis.
63
Episode 63 romantis
64
Episode 64 Membantah.
65
Episode 65 Mengancam.
66
Episode 66 Curiga.
67
Episode 67 Penitipan membuat bingung
68
Episode 68 Janji
69
Episode 69 Kata-kata pedas dari Mitra Winata.
70
Episode 70 Monica tau.
71
Episode 71 Menemukan
72
Episode 72 Paris.
73
Episode 73 Paris
74
Episode 174 Akhirnya mengingat semuanya.
75
Episode 75 Pertemuan.
76
Episode 76
77
Episode 77 Waktu bersama.
78
Episode 78 Melawan.
79
Episode 79 Kiara punya pegangan.
80
Episode 80 Kevin membawanya.
81
Episode 81 Lebih dari kata kejam ternyata.
82
Episode 82 Kaget.
83
Episode 83 Mengurungnya.
84
Draft
85
Episode 85 Menceritakan semuanya.
86
Episode 86 Membebaskan.
87
Episode 87 Menantang.
88
Episode 88 Kevin dan Rangga.
89
Elias 89 Melamarnya.
90
Episode 90 ?
91
Episode 91
92
Episode 92 Minta restu.
93
Episode 93 Monica menjadi korban.
94
Episode 94 Rencana menikah.
95
Episode 91 Pernikahan.
96
Episode 97 Sah
97
Bab 97 Haru.
98
Bab 98 ucapan Saras benar.
99
Episode 99 Berita mengejutkan.
100
Episode 100 Ternyata Dia yang melakukannya.
101
Episode 101 membawa istrinya
102
Episode 102 Hal mengejutkan
103
Bab 103 Konferensi pers
104
Bab 104
105
Bab 105 terbakar.
106
Bab 106 Insiden yang buruk.
107
Episode 107 Rangga dalam bahaya.
108
Bab 108 Tindakan Kevin
109
Bab 109 Detik-detik terakhir.
110
Bab 110 Detik-detik terakhir
111
Episode 111 Detik -detik 100 hari
112
Bab 112 Detik-detik terakhir.
113
Bab 113 Detik-detik terakhir.
114
Bab 114 Detik-detik terakhir.
115
Bab 115 Detik-detik terakhir
116
Bab 116 Detik-detik Terakhir.
117
Bab 115 Tammat.
118
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!