2 Minggu kemudian.
Kiara hari ini harus terbang ke Jakarta. Karena sudah mendapatkan surat tugas dari tempatnya bekerja. Yang pasti Kiara akan di antar ke-2 orang tuanya dan juga sepasang adik kembarnya ke Bandara.
"Ya sudah ma, pa, Kiara berangkat dulu ya. Doakan Kiara semoga Kiara baik-baik aja di sana. Semoga menjadi Dokter yang hebat," ucap Kiara yang mencium punggung tangan sang mama dan bergantian dengan papanya.
"Pasti Kiara. Mama dan papa akan mendoakan kamu terus. Kamu baik-baik ya di sana," ucap Sahila dengan mengusap-usap pucuk kepala Kiara.
"Iya mah," jawab Kiara, "Zavier, Ziva kakak pergi ya. Kamu jaga mama dan papa. Jangan bandel-bandel dan kuliah yang benar," ucap Kiara dengan penuh penekanan dan penegasan.
"Iya kak Kiara. Kakak juga kerja yang benar," sahut Zavier.
"Itu pasti," sahut Kiara.
"Oh iya titip salam ya sama kak Rachel dan kak Rangga," ucap Ziva.
"Itu pasti Ziva. Kakak akan menyampaikan salam kalian. Ya sudah pesawatnya sudah mau take off kita berangkat dulu," ucap Kiara pamit.
Kiara melambaikan tangannya sebelum berlalu dari keluarganya yang juga melambaikan tangan itu. Sampai Kiara yang berjalan sangat jauh dan sudah tidak terlihat lagi barulah keluarganya meninggalkan Bandara.
**************
Pesawat.
Kiara yang berada di dalam pesawat yang duduk di samping jendela dengan mengunakan ear phone di telinganya dan melihat-lihat kejendela melihat tumpukan awan yang sangat indah.
"Permisi nona! Apa nona butuh sesuatu?" tanya pramugari pada Kiara. Kiara langsung membuka earphonenya agar suara pramugari tersebut kedengaran.
"Oh itu ," sahut Kiara, "Hmmm saya hanya butuh minum saja, apa boleh?" tanya Kiara yang sangat sungkan jika menyulitkan orang lain.
"Pasti boleh nona, tolong tunggu sebentar," ucap pramugari itu dengan ramah.
"Baiklah," sahut Kiara yang tersenyum dan pramugari itu langsung memberikan air minum untuk Kiara.
"Terima kasih mbak," sahut Kiara.
"Sama-sama. Jika butuh sesuatu lagi. Beritahu kami," ucap pramugari itu dengan ramah.
"Baik mbak," sahut Kiara yang mengangguk dengan tersenyum dan pramugari itu langsung pergi.
Kiara menghela napasnya dan kembali melihat keluar jendela.
"Aku sekarang di pindahkan ke Jakarta. Aku tidak tau setelah di Jakarta akan di pindahkan kemana lagi. Beginilah kalau baru menjadi Dokter. Baru satu tahun berkarir di dunia Dokter dan masih harus di pindahkan sana-sini dan belum bisa tetap di rumah sakit. Arggh tidak apa-apa. Jalani saja mau berapa bulan. Masih mending di Jakarta. Dari pada waktu itu di Papua, seperti tidak hidup rasanya," batin Kiara yang bergerutu di dalam hatinya.
Kiara memang belum lulus dalam ujian residen kedokteran. Jadi wajar jika dia harus di pindahkan kesana kemari. Tetapi Kiara sangat menjalaninya. Lagian di usianya yang masih 23 tahun masih sangat wajar jika belum menjadi Dokter tetap dan Dokter specialis. Karena semua masih bertahap dan Kiara menjalani tahap demi tahap dengan baik.
Kiara terus melihati tumpukan awan yang sangat indah yang membuat matanya lama-lama sayu dan hanya melihat awan saja mampu membuat Kiara memejamkan matanya dengan perlahan yang mungkin sebenarnya dia sangat mengantuk.
*********
Jakarta
Setelah perjalanan yang tidak dari Surabaya ke ke Jakarta yang tidak terlalu jauh. Akhirnya Kiara sampai di Bandara Sukarno Hatta.
Kiara yang menyeret kopernya yang berjalan dan dengan langkah yang cantik yang tetap menggunakannya earphone. Namun earphonenya sudah di letakkan di lehernya dan tidak di telinganya lagi.
Kiara menghentikan langkahnya dengan mengeluarkan handphone dari tasnya dan Kiara melihat kontak yang mungkin ingin menelpon seseorang untuk menjemputnya.
"Kiara!" Belum sempat menelpon tiba-tiba suara teriakan terdengar di telinganya, suara wanita yang khas dan Kiara membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa yang memanggilnya.
"Kak Rachel," sahut Tiara yang tersenyum yang langsung berlari dan menghampiri kakaknya dengan menyeret kopernya dan mereka berdua langsung berpelukan dengan erat.
"Hmmmm, kangen banget," ucap Kiara yang memeluk erat kakaknya itu yang memang sangat merindukan sang kakak.
"Pasti bohong, jangan lebay," sahut Rachel yang tidak percaya. Tetapi tetap saja memeluk adiknya itu.
"Aku serius tau kakak. Aku benar-benar sangat kangen sama kakak," sahut Kiara yang masih memeluk erat dan Rachel juga pasti kangen. Hanya saja sejak dulu kakak beradik itu selalu saja gengsian hingga sekarang.
Akhirnya kedua kakak beradik itu saling melepas pelukan mereka dengan mereka berdua sama-sama tersenyum.
"Kamu tambah cantik!" puji Rachel.
"Tumben muji," sahut Kiara dengan bibirnya yang manyun.
"Tapi boong," sahut Rachel yang ternyata hanya bercanda.
"Isssss, menyebalkan," sahut Kiara dengan kesal.
"Sudah-sudah sekarang sebaiknya kita berdua pulang. Kamu pasti capek," ucap Rachel.
"Oke," sahut Kiara dan mereka langsung pergi dengan mereka yang saling merangkul satu sama lain dan langsung menuju mobil.
*********
Perjalanan dari bandara ketempat yang di ajak Rachel ternyata tidak terlalu jauh. Hanya 30 menit dan mereka berhenti di depan toko roti dengan berlantai 2 yang di beri nama family cake. Mereka masih di dalam mobil dan Kiara melihat kearah toko kue tersebut.
"Ayo Kiara turun!" ajak Rachel yang sudah membuka sabuk pengamannya dan keluar dari mobil dan Kiara menganggukan kepalanya dan menyusul Rachel.
"Kamu pasti kaget ya dengan perubahan toko kue kita ini. Ya siapa dulu yang mengelolanya," sahut Rachel menyombongkan dirinya dengan merasa bangga dengan toko kue yang sudah di kelolah nya dengan baik.
Namun tampaknya Kiara tidak terlalu mendengarkan apa yang di katakan Rachel. Kiara malah fokus ke sebrang jalan dengan melihat perpustakaan yang pastinya tidak asing baginya.
"Jika ingin mengatakan kakakmu yang cantik ini sudah berubah dan lebih mandiri tidak apa-apa Kiara puji saja. Telinga ku ini pasti akan mendengarnya," sahut Rachel yang melihat kearah Kiara yang malah bengong entah apa yang di pikirkan Kiara.
"Astaga aku dari tadi bicara tidak di dengarkan sama sekali, oleh anak ini," gumam Rachel geleng-geleng dengan menghela napasnya dan langsung menghampiri Kiara.
"Jangan bengong aja, ayo buruan masuk," sahut Rachel yang langsung menarik tangan Kiara dan membawanya masuk kedalam rumah untuk segera beristirahat dan Kiara lagi-lagi hanya mengikut saja.
*********
Akhirnya Kiara dan Rachel pun memasuki toko roti yang 2 lantai tersebut. Banyak pengunjung yang nongkrong di dalamnya yang menikmati berbagai macam desert dan jenis-jenis roti-roti yang enak di sana. Ada juga beberapa pelayan dengan memakai seragam khas toko tersebut.
"Bagaimana Kiara berubah kan tempatnya. Sekarang lebih luas dan lebih baik dan kamu harus tau tempat ini menjadi populer di kalangan masyarakat terutama untuk anak-anak muda, sangat keren bukan," ucap Rachel lagi-lagi tetap menyombongkan dirinya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
amilia amel
lanjut
2023-07-05
1
NR..
semangat 💪💪💪
2023-07-05
1