Episode 3 Keberangkatan.

2 Minggu kemudian.

Kiara hari ini harus terbang ke Jakarta. Karena sudah mendapatkan surat tugas dari tempatnya bekerja. Yang pasti Kiara akan di antar ke-2 orang tuanya dan juga sepasang adik kembarnya ke Bandara.

"Ya sudah ma, pa, Kiara berangkat dulu ya. Doakan Kiara semoga Kiara baik-baik aja di sana. Semoga menjadi Dokter yang hebat," ucap Kiara yang mencium punggung tangan sang mama dan bergantian dengan papanya.

"Pasti Kiara. Mama dan papa akan mendoakan kamu terus. Kamu baik-baik ya di sana," ucap Sahila dengan mengusap-usap pucuk kepala Kiara.

"Iya mah," jawab Kiara, "Zavier, Ziva kakak pergi ya. Kamu jaga mama dan papa. Jangan bandel-bandel dan kuliah yang benar," ucap Kiara dengan penuh penekanan dan penegasan.

"Iya kak Kiara. Kakak juga kerja yang benar," sahut Zavier.

"Itu pasti," sahut Kiara.

"Oh iya titip salam ya sama kak Rachel dan kak Rangga," ucap Ziva.

"Itu pasti Ziva. Kakak akan menyampaikan salam kalian. Ya sudah pesawatnya sudah mau take off kita berangkat dulu," ucap Kiara pamit.

Kiara melambaikan tangannya sebelum berlalu dari keluarganya yang juga melambaikan tangan itu. Sampai Kiara yang berjalan sangat jauh dan sudah tidak terlihat lagi barulah keluarganya meninggalkan Bandara.

**************

Pesawat.

Kiara yang berada di dalam pesawat yang duduk di samping jendela dengan mengunakan ear phone di telinganya dan melihat-lihat kejendela melihat tumpukan awan yang sangat indah.

"Permisi nona! Apa nona butuh sesuatu?" tanya pramugari pada Kiara. Kiara langsung membuka earphonenya agar suara pramugari tersebut kedengaran.

"Oh itu ," sahut Kiara, "Hmmm saya hanya butuh minum saja, apa boleh?" tanya Kiara yang sangat sungkan jika menyulitkan orang lain.

"Pasti boleh nona, tolong tunggu sebentar," ucap pramugari itu dengan ramah.

"Baiklah," sahut Kiara yang tersenyum dan pramugari itu langsung memberikan air minum untuk Kiara.

"Terima kasih mbak," sahut Kiara.

"Sama-sama. Jika butuh sesuatu lagi. Beritahu kami," ucap pramugari itu dengan ramah.

"Baik mbak," sahut Kiara yang mengangguk dengan tersenyum dan pramugari itu langsung pergi.

Kiara menghela napasnya dan kembali melihat keluar jendela.

"Aku sekarang di pindahkan ke Jakarta. Aku tidak tau setelah di Jakarta akan di pindahkan kemana lagi. Beginilah kalau baru menjadi Dokter. Baru satu tahun berkarir di dunia Dokter dan masih harus di pindahkan sana-sini dan belum bisa tetap di rumah sakit. Arggh tidak apa-apa. Jalani saja mau berapa bulan. Masih mending di Jakarta. Dari pada waktu itu di Papua, seperti tidak hidup rasanya," batin Kiara yang bergerutu di dalam hatinya.

Kiara memang belum lulus dalam ujian residen kedokteran. Jadi wajar jika dia harus di pindahkan kesana kemari. Tetapi Kiara sangat menjalaninya. Lagian di usianya yang masih 23 tahun masih sangat wajar jika belum menjadi Dokter tetap dan Dokter specialis. Karena semua masih bertahap dan Kiara menjalani tahap demi tahap dengan baik.

Kiara terus melihati tumpukan awan yang sangat indah yang membuat matanya lama-lama sayu dan hanya melihat awan saja mampu membuat Kiara memejamkan matanya dengan perlahan yang mungkin sebenarnya dia sangat mengantuk.

*********

Jakarta

Setelah perjalanan yang tidak dari Surabaya ke ke Jakarta yang tidak terlalu jauh. Akhirnya Kiara sampai di Bandara Sukarno Hatta.

Kiara yang menyeret kopernya yang berjalan dan dengan langkah yang cantik yang tetap menggunakannya earphone. Namun earphonenya sudah di letakkan di lehernya dan tidak di telinganya lagi.

Kiara menghentikan langkahnya dengan mengeluarkan handphone dari tasnya dan Kiara melihat kontak yang mungkin ingin menelpon seseorang untuk menjemputnya.

"Kiara!" Belum sempat menelpon tiba-tiba suara teriakan terdengar di telinganya, suara wanita yang khas dan Kiara membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa yang memanggilnya.

"Kak Rachel," sahut Tiara yang tersenyum yang langsung berlari dan menghampiri kakaknya dengan menyeret kopernya dan mereka berdua langsung berpelukan dengan erat.

"Hmmmm, kangen banget," ucap Kiara yang memeluk erat kakaknya itu yang memang sangat merindukan sang kakak.

"Pasti bohong, jangan lebay," sahut Rachel yang tidak percaya. Tetapi tetap saja memeluk adiknya itu.

"Aku serius tau kakak. Aku benar-benar sangat kangen sama kakak," sahut Kiara yang masih memeluk erat dan Rachel juga pasti kangen. Hanya saja sejak dulu kakak beradik itu selalu saja gengsian hingga sekarang.

Akhirnya kedua kakak beradik itu saling melepas pelukan mereka dengan mereka berdua sama-sama tersenyum.

"Kamu tambah cantik!" puji Rachel.

"Tumben muji," sahut Kiara dengan bibirnya yang manyun.

"Tapi boong," sahut Rachel yang ternyata hanya bercanda.

"Isssss, menyebalkan," sahut Kiara dengan kesal.

"Sudah-sudah sekarang sebaiknya kita berdua pulang. Kamu pasti capek," ucap Rachel.

"Oke," sahut Kiara dan mereka langsung pergi dengan mereka yang saling merangkul satu sama lain dan langsung menuju mobil.

*********

Perjalanan dari bandara ketempat yang di ajak Rachel ternyata tidak terlalu jauh. Hanya 30 menit dan mereka berhenti di depan toko roti dengan berlantai 2 yang di beri nama family cake. Mereka masih di dalam mobil dan Kiara melihat kearah toko kue tersebut.

"Ayo Kiara turun!" ajak Rachel yang sudah membuka sabuk pengamannya dan keluar dari mobil dan Kiara menganggukan kepalanya dan menyusul Rachel.

"Kamu pasti kaget ya dengan perubahan toko kue kita ini. Ya siapa dulu yang mengelolanya," sahut Rachel menyombongkan dirinya dengan merasa bangga dengan toko kue yang sudah di kelolah nya dengan baik.

Namun tampaknya Kiara tidak terlalu mendengarkan apa yang di katakan Rachel. Kiara malah fokus ke sebrang jalan dengan melihat perpustakaan yang pastinya tidak asing baginya.

"Jika ingin mengatakan kakakmu yang cantik ini sudah berubah dan lebih mandiri tidak apa-apa Kiara puji saja. Telinga ku ini pasti akan mendengarnya," sahut Rachel yang melihat kearah Kiara yang malah bengong entah apa yang di pikirkan Kiara.

"Astaga aku dari tadi bicara tidak di dengarkan sama sekali, oleh anak ini," gumam Rachel geleng-geleng dengan menghela napasnya dan langsung menghampiri Kiara.

"Jangan bengong aja, ayo buruan masuk," sahut Rachel yang langsung menarik tangan Kiara dan membawanya masuk kedalam rumah untuk segera beristirahat dan Kiara lagi-lagi hanya mengikut saja.

*********

Akhirnya Kiara dan Rachel pun memasuki toko roti yang 2 lantai tersebut. Banyak pengunjung yang nongkrong di dalamnya yang menikmati berbagai macam desert dan jenis-jenis roti-roti yang enak di sana. Ada juga beberapa pelayan dengan memakai seragam khas toko tersebut.

"Bagaimana Kiara berubah kan tempatnya. Sekarang lebih luas dan lebih baik dan kamu harus tau tempat ini menjadi populer di kalangan masyarakat terutama untuk anak-anak muda, sangat keren bukan," ucap Rachel lagi-lagi tetap menyombongkan dirinya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

amilia amel

amilia amel

lanjut

2023-07-05

1

NR..

NR..

semangat 💪💪💪

2023-07-05

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Surabaya
2 Episode 2 Makan malam
3 Episode 3 Keberangkatan.
4 Episode 4 Melihatnya pertama kali.
5 Episode 5
6 Episode 6 pertemuan Kiara dengan Saras.
7 Episode 7
8 Episode 8 Pertemuan ke-2 kali.
9 Episode 9 Pertemuan yang canggung.
10 Episode 10
11 Episode 11 Ke anehan yang di lakukan Kevin.
12 Episode 12 Bingung.
13 Episode 13 Ada sesuatu
14 Episode 14 Tidak bisa mengendalikan dirinya.
15 Episode 14 Tau
16 Episode 16 Saras Vs Mitra Winata.
17 Episode 17 Bertemu.
18 Episode 18 Penegasan Saras.
19 Episode 19
20 Episode 20 Memaksanya/ menyakitinya.
21 Episode 21 Peringatan Saras.
22 Episode 22 Ingin menemuinya.
23 Episode Minta maaf
24 Episode 24 Penegasan Kevin
25 Bab 25 Perlawanan Kevin
26 Episode 26 Kevin dan Kiara.
27 Episode 27 Memilihnya.
28 Bab 28 Mencari ketenganan bersamanya.
29 Episode 29 Cemas.
30 Episode 30 Kevin dan Kiara.
31 Episode 31 Tingkah aneh.
32 Episode 32 Apa yang terjadi.
33 Episode 33 Pertanyaan itu
34 Episode 34 Pelukan.
35 Episode 35
36 Episode 36 Perjalanan.
37 Episode 37
38 Episode 38 Ada apa?
39 Episode 39 Insiden.
40 Episode 40 Hari yang bergetar.
41 Episode 41
42 Episode 42 Terjebak.
43 Episode 43
44 Episode 44 Mendengarnya.
45 Episode 45 Di sisinya.
46 Episode 44 Kecelakaan itu
47 Bab 44 Kiara melawan.
48 Episode 48 Di balik kecelakaan Kiara.
49 Episode 49
50 Episode 50 Hati yang bingung
51 Episode 51 Tanya
52 Episode 52
53 Episode 53 Penemuan.
54 Episode 54 Pergi.
55 Episode 55 Bayangan
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 59 Tiba-tiba?
59 Episode 60
60 Episode 61 khawatir
61 Episode 62 Perasaan yang terungkap.
62 Episode 62 Romantis.
63 Episode 63 romantis
64 Episode 64 Membantah.
65 Episode 65 Mengancam.
66 Episode 66 Curiga.
67 Episode 67 Penitipan membuat bingung
68 Episode 68 Janji
69 Episode 69 Kata-kata pedas dari Mitra Winata.
70 Episode 70 Monica tau.
71 Episode 71 Menemukan
72 Episode 72 Paris.
73 Episode 73 Paris
74 Episode 174 Akhirnya mengingat semuanya.
75 Episode 75 Pertemuan.
76 Episode 76
77 Episode 77 Waktu bersama.
78 Episode 78 Melawan.
79 Episode 79 Kiara punya pegangan.
80 Episode 80 Kevin membawanya.
81 Episode 81 Lebih dari kata kejam ternyata.
82 Episode 82 Kaget.
83 Episode 83 Mengurungnya.
84 Draft
85 Episode 85 Menceritakan semuanya.
86 Episode 86 Membebaskan.
87 Episode 87 Menantang.
88 Episode 88 Kevin dan Rangga.
89 Elias 89 Melamarnya.
90 Episode 90 ?
91 Episode 91
92 Episode 92 Minta restu.
93 Episode 93 Monica menjadi korban.
94 Episode 94 Rencana menikah.
95 Episode 91 Pernikahan.
96 Episode 97 Sah
97 Bab 97 Haru.
98 Bab 98 ucapan Saras benar.
99 Episode 99 Berita mengejutkan.
100 Episode 100 Ternyata Dia yang melakukannya.
101 Episode 101 membawa istrinya
102 Episode 102 Hal mengejutkan
103 Bab 103 Konferensi pers
104 Bab 104
105 Bab 105 terbakar.
106 Bab 106 Insiden yang buruk.
107 Episode 107 Rangga dalam bahaya.
108 Bab 108 Tindakan Kevin
109 Bab 109 Detik-detik terakhir.
110 Bab 110 Detik-detik terakhir
111 Episode 111 Detik -detik 100 hari
112 Bab 112 Detik-detik terakhir.
113 Bab 113 Detik-detik terakhir.
114 Bab 114 Detik-detik terakhir.
115 Bab 115 Detik-detik terakhir
116 Bab 116 Detik-detik Terakhir.
117 Bab 115 Tammat.
118 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Episode 1 Surabaya
2
Episode 2 Makan malam
3
Episode 3 Keberangkatan.
4
Episode 4 Melihatnya pertama kali.
5
Episode 5
6
Episode 6 pertemuan Kiara dengan Saras.
7
Episode 7
8
Episode 8 Pertemuan ke-2 kali.
9
Episode 9 Pertemuan yang canggung.
10
Episode 10
11
Episode 11 Ke anehan yang di lakukan Kevin.
12
Episode 12 Bingung.
13
Episode 13 Ada sesuatu
14
Episode 14 Tidak bisa mengendalikan dirinya.
15
Episode 14 Tau
16
Episode 16 Saras Vs Mitra Winata.
17
Episode 17 Bertemu.
18
Episode 18 Penegasan Saras.
19
Episode 19
20
Episode 20 Memaksanya/ menyakitinya.
21
Episode 21 Peringatan Saras.
22
Episode 22 Ingin menemuinya.
23
Episode Minta maaf
24
Episode 24 Penegasan Kevin
25
Bab 25 Perlawanan Kevin
26
Episode 26 Kevin dan Kiara.
27
Episode 27 Memilihnya.
28
Bab 28 Mencari ketenganan bersamanya.
29
Episode 29 Cemas.
30
Episode 30 Kevin dan Kiara.
31
Episode 31 Tingkah aneh.
32
Episode 32 Apa yang terjadi.
33
Episode 33 Pertanyaan itu
34
Episode 34 Pelukan.
35
Episode 35
36
Episode 36 Perjalanan.
37
Episode 37
38
Episode 38 Ada apa?
39
Episode 39 Insiden.
40
Episode 40 Hari yang bergetar.
41
Episode 41
42
Episode 42 Terjebak.
43
Episode 43
44
Episode 44 Mendengarnya.
45
Episode 45 Di sisinya.
46
Episode 44 Kecelakaan itu
47
Bab 44 Kiara melawan.
48
Episode 48 Di balik kecelakaan Kiara.
49
Episode 49
50
Episode 50 Hati yang bingung
51
Episode 51 Tanya
52
Episode 52
53
Episode 53 Penemuan.
54
Episode 54 Pergi.
55
Episode 55 Bayangan
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 59 Tiba-tiba?
59
Episode 60
60
Episode 61 khawatir
61
Episode 62 Perasaan yang terungkap.
62
Episode 62 Romantis.
63
Episode 63 romantis
64
Episode 64 Membantah.
65
Episode 65 Mengancam.
66
Episode 66 Curiga.
67
Episode 67 Penitipan membuat bingung
68
Episode 68 Janji
69
Episode 69 Kata-kata pedas dari Mitra Winata.
70
Episode 70 Monica tau.
71
Episode 71 Menemukan
72
Episode 72 Paris.
73
Episode 73 Paris
74
Episode 174 Akhirnya mengingat semuanya.
75
Episode 75 Pertemuan.
76
Episode 76
77
Episode 77 Waktu bersama.
78
Episode 78 Melawan.
79
Episode 79 Kiara punya pegangan.
80
Episode 80 Kevin membawanya.
81
Episode 81 Lebih dari kata kejam ternyata.
82
Episode 82 Kaget.
83
Episode 83 Mengurungnya.
84
Draft
85
Episode 85 Menceritakan semuanya.
86
Episode 86 Membebaskan.
87
Episode 87 Menantang.
88
Episode 88 Kevin dan Rangga.
89
Elias 89 Melamarnya.
90
Episode 90 ?
91
Episode 91
92
Episode 92 Minta restu.
93
Episode 93 Monica menjadi korban.
94
Episode 94 Rencana menikah.
95
Episode 91 Pernikahan.
96
Episode 97 Sah
97
Bab 97 Haru.
98
Bab 98 ucapan Saras benar.
99
Episode 99 Berita mengejutkan.
100
Episode 100 Ternyata Dia yang melakukannya.
101
Episode 101 membawa istrinya
102
Episode 102 Hal mengejutkan
103
Bab 103 Konferensi pers
104
Bab 104
105
Bab 105 terbakar.
106
Bab 106 Insiden yang buruk.
107
Episode 107 Rangga dalam bahaya.
108
Bab 108 Tindakan Kevin
109
Bab 109 Detik-detik terakhir.
110
Bab 110 Detik-detik terakhir
111
Episode 111 Detik -detik 100 hari
112
Bab 112 Detik-detik terakhir.
113
Bab 113 Detik-detik terakhir.
114
Bab 114 Detik-detik terakhir.
115
Bab 115 Detik-detik terakhir
116
Bab 116 Detik-detik Terakhir.
117
Bab 115 Tammat.
118
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!