Penyesalan

“AL BAAHRII!! KAMU DIMANAA!!!” Teriakku. Pearl Sahabatku juga ikut berteriak. Membantuku. Sedangkan Harina, lebih memilih mencari dengan jeli ketimbang berteriak. "Buat apa teriak-teriak? Hanya membuang tenaga dan memecah fokus!" Katanya.

Dua hari sudah berlalu semenjak kami memutuskan untuk ikut pergi dari suku dan mencari Ocean Sultan itu. Sejauh ini kami sudah menelusuri seluruh bagian hutan semi tropis dan kami sama sekali belum menemukan jejak ataupun keberadaan Al Bahri.

Aku sangat menyesal. Aku menyesal karena tidak tahu bahwa Al Bahri mendengar percakapanku dengan Ibu. Seandainya aku tahu...

Ah itu sudah tiada gunanya. Penyesalan memang selalu di akhir.

...〰️AL BAHRI : OCEAN SULTAN〰️...

Aku terjatuh ke dalam lubang es yang sangat besar dan luas. Aku memposisikan diriku agar aku terjatuh dengan meluncur, bukan menghantam keras es di bawah sana. aku berusaha mengangkat kedua kaki depanku. Sebentar lagi aku akan menghantam keras. Di detik-detik terakhir. Aku berhasil menempelkan tulang ekorku hanya sedetik lalu dengan sekuat tenaga, masih dalam posisi melayang. Tulang ekorku berhasil kuangkat dan kubiarkan tulang rusukku menempel pada es.

Berhasil, aku meluncur di permukaan es yang datar. Hanya sebentar. Aku selamat, aku tidak dapat membayangkan jika tulang ekorku retak. Aku akan lumpuh di sini, dan membeku disini untuk selamanya.

Permasalahan baruku kali ini adalah "bagaimana cara keluar dari sini?" Aku bagaikan berada di dalam benteng es tanpa ada pintu keluar. Ada satu sih. Tapi itu tempatku masuk tadi dan itu sangat mustahil aku harus memanjat dinding es yang sangat tinggi itu dengan tangan kosong. Lalu aku masih harus merayap di atas selaput es tadi, tanpa peralatan apapun untuk mencapai lubang tempatku masuk. Dan itu belum selesai, jika ternyata selaput itu sama rapuhnya dengan es yang hancur kuinjak tadi.

Apa yang harus kulaku—aku bahkan belum menyelesaikan keluhanku. Masalah kedua telah muncul.

“Grroaaarr!” Terdengar raungan seekor beruang kutub. Tidak bukan seekor namun dua, tiga. Tidak! Masih ada lagi! Empat ekor beruang kutub. beruang kutub terakhir berukuran lebih besar dan lebih ganas. Sepertinya itu adalah pemimpin para beruang kutub itu!

Beruang pertama melompat dan mendarat dengan kokoh—disusul oleh beruang-beruang kutub lainnya. Terakhir sang pemimpin. Sang pemimpin terjun dengan membawa seekor hewan kecil berbulu putih. Aku tidak dapat mendeskripsikan dengan jelas. Karena tubuhnya berlumuran darah. Mereka mendekatiku. Aku refleks merapat ke sudut lubang.

Tiba-tiba. Salah satu bagian dinding es merekah. Ternyata ada pintu besar disana. Aku tidak menyadarinya sedari tadi. Beruang kutub itu seperti sedang berbincang satu sama lain—dengan menggeram tentunya.

“Grrrrr!” Salah satu beruang menggeram. "Sepertinya ada mangsa yang terperangkap di lubang kita lagi bos." Mungkin itu maksudnya.

“Rrrrrr!—ya aku setuju, atap es itu tidak akan pecah jika tidak ada yang menginjaknya!” Sahut beruang lain.

“Hmerrr!—diam! Bos sudah masuk gua sedari tadi! Ayo menyusul dan jangan lupa tutup pintunya! Juga lubangnya!!” Geram beruang ketiga. Keempat beruang telah masuk melalui pintu tadi. Pintu menutup—entah siapa yang menutupnya. Beruang kan tidak punya tangan. Sekejap lubang tempatku terjatuh juga menutup. "Sepertinya itu sihir" Batinku.

Entah mengapa aku merasa menyesal, karena telah kabur dari Tenda Tahanan. Keadaanku disana akan jauh lebih baik ketimbang saat ini. Aku dengan pakaian compang-camping. Tubuh yang lemah dan satu-satunya pintu keluar telah tertutup. Ada satu sih! Tapi berarti menerobos keempat beruang kutub mengerikan tadi. Sepertinya semua telah berakhir.

Aku bersandari pada dinding. Lesu. Menghela napas berat. Sejenak melintas dalam pikiranku. Apakah Orang-orang yang kuhormati akan rela aku mati sia-sia seperti ini? Ayahku, Bundaku, Paman dan Bibiku. Tanganku mengepal dan aku tidak akan menyerah sebelum mengambil kembali hakku atas tahta Ayahku!

Tidak! Penyesalan bukanlah sebuah akhir! Akan tetapi adalah awal dari segalanya, awal dari perubahan bagi orang yang tidak berputus asa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!