Pelaut Spanyol 2

Malam hari yang tenang pun telah tiba, ketika semuanya tengah terlelap dengan mimpi indah mereka, ketenangan tersebut akan segera terusik.

"Boom" Suara dentuman meriam menggelegar, tiang kapal galleon milik Kapudan Pasha Heyreddin Barbarossa patah dan terbakar karena tembakan dari meriam misterius. Kapudan Pasha adalah sebutan untuk Laksamana Agung di Ottoman Empire. Sontak Heyreddin, Halime beserta Para Levent dan Janissary segera terbangun, mereka bergegas menghunus senjata dan mengambil posisi bertarung.

“Siapakah yang menembak kapal kita, Levent?” Teriak Heyreddin.

“Kita tidak tahu Pasha!” Jawab salah satu Levent.

“Segera naik ke haluan kapal! Kita akan melihat siapa yang begitu pengecutnya menyerang kita secara tiba-tiba!” Perintah Heyreddin yang segera mengambil tindakan. Namun belum sempat pertanyaan itu terjawab menyusul rentetan dentuman lainnya. Terjawablah sudah, Lima galleon milik angkatan laut Spanyol datang mengepung galleon milik Heyreddin. Meriam-meriam mereka terus menyalak tanpa henti, mencoba menghancurkan sasarannya. Dibelakang meriam mereka berjejerlah barisan pasukan Spanyol dengan senapan api di tangan mereka, dengan satu aba-aba barisan pasukan bersenapan api di setiap galleon Spanyol menembakkan senapan apinya. Membuat banyak Levent milik Heyreddin berguguran.

Ditengah kekacauan tersebut, Al Bahri masih tertidur pulas di geladak bawah.

“Seluruh kapal rapatkan pengepungan, Hantam kapal Bajak Laut Ottoman itu!” Seru seseorang dari barisan armada Spanyol, dia memakai seragam yang berbeda dari prajurit Spanyol lainnya, sepertinya dia pemimpin armada Spanyol. Dia memimpin di barisan depan kapal armada Spanyol yang terbesar. Bersamaan dengan perintahnya, lima kapal Spanyol merapat dan menghimpit kapal Heyreddin.

“Hancurkan setan-setan Ottoman itu!” Teriaknya yang langsung ditanggapi oleh seluruh anak buahnya yang langsung menerjang kapal milik Heyreddin.

“Arrrgh, dasar kafir laknat, hanya berani menyerang saat kami terlelap!” Sahut Heyreddin geram. Pecah pertempuran dahsyat di tengah keheningan lautan. Malam yang gelap seketika menjadi terang-benderang karena kobaran api yang sangat besar.

Heyreddin beserta levent-leventnya tidak memiliki pilihan lain, selain mempertahankan kapal dan melompat ke kapal musuh. Di tengah malam yang gelap dan kepungan musuh sangat rapat, sangat sulit untuk menggunakan meriam. Maka pecahlah pertempuran jarak dekat di setiap kapal.

Pertempuran jarak dekat di tengah malam gelap memang situasi yang sulit. Keberanian Heyreddin dan pasukannya dibutuhkan untuk mempertahankan kapal dan melawan musuh dengan efektif.

Levent-leventnya melompat dari geladak ke geladak, pedang berkilap di tangan mereka. Pertempuran jarak dekat dimulai, sinar bulan menyinari bentrokan hebat antara keberanian Heyreddin dan pasukan Spanyol yang kuat. Suara pedang bersentuhan dan derap langkah di atas dek menciptakan melodi peperangan yang memenuhi malam.

Heyreddin sendiri, dengan helm dan zirahnya yang gagah, khas Kapudan Pasha Ottoman Empirememimpin serangan dengan keberanian luar biasa. Dia berdiri sebagai simbol inspirasi, mendorong pasukannya melawan gelombang musuh yang maha kuat. Di tengah gemerlap api dan asap mesiu, Halime dan dua Jannisary yang senantiasa setia mengawalnya juga telah lompat ke kapal musuh.

Di tengah kancah pertempuran yang sengit, saat semuanya sibuk dengan lawan di depannya. Diam-diam seorang prajurit Spanyol menyelinap masuk ke gudang mesiu milik kapal Heyreddin dan meledakkannya. Membuat kobaran bunga api raksasa dan membumi-hanguskan kapal Heyreddin beserta seluruh yang ada di dalamnya.

Dengan ledakan dahsyat gudang mesiu, kapal Heyreddin diliputi oleh kobaran api yang meloncat-loncat dan menyemburkan kepulan asap hitam ke langit. Kegelapan sejenak menyelimuti kapal itu sebelum pecahan kayu dan reruntuhan berserakan di atas permukaan laut yang tenang.

Dalam kehancuran kapal Heyreddin, gemuruh ledakan menciptakan gelombang kejut yang merentang di sekelilingnya. Pecahan kayu dan serpihan besi berterbangan ke segala arah, menari-nari di udara seolah tarian kematian yang mengiringi keruntuhan. Sementara kobaran api membentuk siluet hitam yang mengerikan di langit, memancarkan cahaya merah menyala yang mencorong sejenak sebelum berkabut oleh asap tebal.

Al Bahri yang sedang tertidur pulas di geladak bawah terlempar jauh, di tengah tidurnya yang pulas, tubuh Al Bahri terlempar ke udara oleh ledakan yang dahsyat. Wajahnya yang tenang tergantikan oleh ekspresi kejutan sebelum tubuhnya tercerai-berai di udara, berubah menjadi serpihan kecil yang berserakan di sekitar reruntuhan kapal yang terbakar.

Heyreddin, Halime beserta Jannisary dan Levent yang telah melompat ke kapal musuh terkejut. Mereka tidak menyangka musuh malah meledakkan kapal mereka ketika mereka berusaha menguasai kapal musuh.

“Hei! Dimana akal kalian!! Justru dengan perbuatan kalian ini kami menjadi tidak memiliki pilihan lain selain membunuh dan merampas kapal kalian, dan kami akan berhasil, InsyaaAllah!” Teriak Heyreddin garang, dan membuat nyali musuh-musuhnya ciut. Mereka tahu seperti apa Heyreddin saat di lautan.

Di dasar lautan, mutiara yang tadi telah dimakan oleh Al Bahri menunjukkan reaksi. Dia mengumpulkan sisa -sisa tubuh Al Bahri dan membalutnya dengan air. Lalu ketika tubuhnya sudah membentuk, tubuh air Al Bahri tersebut kembali menjadi semula. Atas izin Allah kini dia dapat mengubah wujudnya yang terbentuk dari air seperti yang dia inginkan asalkan ada air disekitarnya. Tidak hanya itu kini ia juga dapat mengendalikan air.

Sedangkan di atas sana, di tengah hiruk-pikuk pertempuran, kapal perang Heyreddin dan Galleon Spanyol bersentuhan secara brutal. Desingan senjata tajam terdengar di seluruh kapal, sementara awak kapal saling berhadapan dalam duel yang mematikan. Heyreddin, berdiri tegak di atas geladak kapalnya, memimpin dengan penuh semangat, pedangnya bersinar di bawah sinar matahari terbenam.

Tiga Galleon Spanyol runtuh di bawah serangan penuh kejayaan Heyreddin. Pecahan kayu dan serpihan kapal melayang di udara, menciptakan pemandangan kehancuran yang mendalam. Di tengah kemenangan ini, dua Galleon lainnya berhasil dikuasai oleh kepiawaian dan keberanian pasukan Heyreddin.

Puing-puing kapal dan reruntuhan berhamburan di atas permukaan laut yang kacau, menciptakan pemandangan yang mencerminkan ketegangan dan pengorbanan dalam pertempuran yang tak terhindarkan ini. Halime Hatun dan dua Jannisary yang senantiasa mengawalnya tertegun.

Di atas kapal yang hening, mata Halime Hatun dan dua Jannisary berkaca-kaca. Air mata mereka berguguran, menciptakan lautan air asin di tengah samudera yang luas. Rintihan pelan menyusup ke angin, merayap di antara getaran suara ombak yang mengiringi perpisahan yang pahit.

Wajah Halime Hatun terlukis dengan ekspresi penuh kesedihan, seakan-akan beban berat menekan hatinya. Kerudungnya yang berkibar diterpa angin pagi, sementara kedua Jannisary yang setia berdiri di sampingnya menunjukkan ekspresi yang tak bisa disembunyikan.

Di atas kapal yang mengayuh melintasi lautan, cahaya fajar perlahan menerangi keheningan. Air mata mereka yang berlinang menyatu dengan embun pagi, menciptakan percampuran antara haru dan kesedihan. Suara gemuruh ombak menjadi latar belakang perpisahan yang penuh emosi.

Halime Hatun mencengkam erat pembatas kapal. Sementara itu, dua Jannisary menundukkan kepala mereka, mencoba menahan tangis yang ingin pecah. Suasana yang mendalam dan penuh emosi menciptakan momen yang tak terlupakan di atas kapal, di bawah langit yang mulai menyingsing fajar.

“Malang sekali nasib Al Bahri.” Namun mereka tidak dapat berlama-lama di tempat tersebut karena datang gumpalan awan gelap dengan kilatan petir sebagai pertanda bahwa tidak lama lagi akan terjadi badai besar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!