Common Enemy

Aku akan pergi. Pokoknya Aku harus pergi dari sini. Tidak peduli walaupun aku tidak tahu akan kemana. Tidak memiliki tujuan. Tapi yang jelas aku harus segera meninggalkan tempat ini. Meninggalkan Gadis-yang-bernama-Raizana-itu. Aku benar-benar muak dengan segala tingkah lakunya itu.

Di saat Aku akan beranjak pergi, Raizana memeluk erat lengan kiriku—membuat lenganku serasa terhimpit oleh cengkeraman kedua lengannya yang kuat.

Perasaanku bercampuk aduk. Antara kaget, malu dan kesal. Setelah menghela napas untuk meredakan emosiku. Aku menolehkan kepalaku perlahan.

“Hmm, Bahri...bolehkah aku meminta bantuanmu lagi?” Tanya Raizana dengan wajah memelas.

“Apa itu...?” Tanyaku balik dengan nada malas. "Apa lagi yang diinginkan anak ini?" Gerutuku dalam hati.

“Sebenarnya saat ini Suku-suku di wilayah Ibuku sedang di jajah. Sedangkan Kerajaan Ayahku sendiri tengah di kepung dengan gencar.” Ucapnya bercerita. Kulihat ada setitik air mata di ujung matanya, yang buru-buru di hapusnya.

“Apakah Tyrant King yang menyerangmu?” Tanyaku lagi. Mendengar pertanyaanku raut wajahnya menegang, nampak terkejut. Namun itu tidaklah lama. Setelah itu raut wajahnya kembali mengendur.

“Darimana kamu tahu kalau yang mengejarku adalah prajuritnya? Apa hubunganmu dengannya?” Tanyanya menyelidik.

“Dia adalah Pamanku...” Jawabku lirih. Raut wajahnya kembali menegang. Namun yang ini tidak mengendur lagi. Dia bahkan meloncat dua langkah kebelakang dan mengambil posisi bertarung. Sejenak kami saling terdiam. Dia terlihat sedang memikirkan sesuatu. Lalu Dia menurunkan posisi bertarungnya. Raut wajahnya juga kembali normal. Menyisakan tatapan iba kepadaku.

“Apa? Jadi semua ucapanmu tadi benar? Kamu adalah Putra Arthur yang bijaksana itu? Aku turut berduka cita.” Ucapnya.

“Jadi kita memiliki common enemy kan?” Lanjutnya memastikan bahwa kami sepihak.

“Yeah, begitulah.” Jawabku.

“Ucapanmu terdengar tidak meyakinkan.” Katanya sembari tertawa. Membuatku sedikit terpana—Dia lebih cantik saat sedang tertawa.

“Jadii Apakah kamu bersedia membantuku, Prince Al Bahri?”

“Mungkiin...iya.” Jawabku sedikit menggoda, yang membuatnya menggerutu.

...〰️AL BAHRI : OCEAN SULTAN〰️...

Raizana membawaku ke sebuah tempat yang sama sekali tidak dapat kugambarkan. Begitu menakjubkan dan mengherankan. Angin sepoi-sepoi berbisik di antara ranting pohon yang diselimuti salju. Cahaya matahari bersinar hangat di langit, memantulkan keindahan es dan memperlihatkan kehidupan yang tersembunyi di dalam hutan yang dingin. Suasana hening, hanya terdengar suara gemuruh dari gletser yang menambah keindahan alam ini.

Pohon-pohon pinus yang penuh dengan salju membentuk koridor-koridor misterius, dan setiap dahan diperciki dengan kristal es yang bersinar ketika matahari senja menyentuhnya. Jejak binatang liar tertinggal di salju yang lembut, memberikan kesan bahwa kehidupan terus berlanjut bahkan dalam ketenangan pemandangan ini.

Gletser yang menjulang tinggi memancarkan kilau biru keindahannya, dan air jernih dari sungai es mengalir tenang di tengah-tengah pemandangan beku. Sinar matahari yang rendah menciptakan bayangan yang panjang di atas salju, menambah dramatisasi pada pemandangan pegunungan es yang membentang sejauh mata memandang.

Terdengar gemericik air dari mata air yang mulai meleleh, menyatu dengan harmoni alam yang memukau. Di mana keindahan alam mempesona setiap orang yang beruntung mengunjunginya.

Di antara pepohonan pinus, setiap serat kayu terbungkus rapat oleh lapisan salju lembut, menciptakan struktur yang begitu halus dan detail. Dedahan salju yang tidak terinjak menyimpan jejak kehidupan hutan yang penuh misteri. Jika diperhatikan dengan seksama, bisa terlihat jejak kecil hewan yang berlalu lalang, menyisakan kisah perjalanan mereka di salju.

Cahaya matahari yang telah menjulang tinggi merambat perlahan-lahan di antara cabang-cabang pohon, menyoroti kristal es yang menggantung seperti permata di hamparan putih. Udara segar dan dingin menciptakan sensasi menyegarkan, seolah-olah menghidupkan setiap sel dalam tubuh.

Gletser, yang seolah-olah menjadi jendela ke dunia beku, menampilkan detail-detail runcing dan relung yang tersembunyi di permukaannya. Suara gemuruh alami dari perlahan bergeraknya gletser menambahkan kesan monumental pada pengalaman ini, seolah-olah alam sedang bernyanyi dengan keindahannya sendiri.

Air dari mata air yang mencair mengalir dengan kejernihan menakjubkan, memperlihatkan batu-batu kecil dan formasi es di dasar sungai. Kombinasi antara kelembutan dan kekerasan alam terlihat dalam setiap detail, menciptakan pemandangan yang membius dan sulit dilupakan.

Bagaimana bisa ada hutan di tengah hamparan es dan salju ini. Tempat ini terletak di balik sebuah ceruk di pegunungan es.

Tempat itu hanya dihuni oleh wanita. Namun jangan berani macam-macam dengan mereka. Mereka bukanlah putri yang sehari-hari hanya duduk di depan cermin. Mereka adalah wanita yang jago bertarung bahkan kemampuan Mereka bisa setara dengan kesatria. Mereka tinggal di tenda-tenda yang dibuat menggunakan kulit beruang kutub. Mereka juga mengenakan pakaian yang sama dengan Raizana. Mereka menenteng berbagai senjata, seperti panah, kapak, tombak, crossbow dan bola yang terbuat dari es.

“Yang mulia Putri Raizana telah tiba! Cepat beritahu Baginda Ratu!” Terdengar sebuah teriakan yang menyambut kedatangan kami. Salah satu penjaga yang berlalu lalang, bergegas pergi. Raizana memberiku isyarat untuk mengikutinya. Kami mengikuti penjaga tersebut yang membawa kami menuju sebuah tenda paling besar dan megah. Tenda utama. Tanpa kami sadari Para Prajurit Wanita juga bergerombol mengikuti kami, penasaran akan siapakah diriku.

Penjaga tersebut meminta izin masuk. Dan pintu tenda terbuka lalu Penjaga itu masuk kedalam tenda untuk memberi tahu seseorang yang dipanggil Ratu tersebut. Lalu keluarlah Seorang wanita separuh baya dengan raut wajah tegas dan berwibawa. Perawakannya masih terlalu gagah dan kekar untuk wanita seusianya yang telah senja. Memiliki rambut dan bola mata seperti Raizana. Aku sudah dapat memastikan bahwa itu adalah Ibunya.

Di belakangnya menyusul penjaga yang tadi dan dua orang gadis seusia kami. Masing-masing dengan pakaian khas nordiknya sendiri. Dengan mata cemerlang dan kecantikan yang khas. Di kanan sang Ratu, Gadis itu membawa sebuah kapak es besar di punggungnya. Lalu di kirinya, Gadis yang membawa crossbow es yang juga besar dan juga dipasang di punggungnya.

Keluar pula dua Prajurit Wanita membawa singgasana milik sang Ratu dari dalam tenda dan menaruhnya di depan sang Ratu, menghadap ke khalayak. Sang Ratu dengan gerakan terdidik berjalan perlahan ke depan singgasananya dan duduk.

Serentak seluruh orang yang berada di tempat ini segera bertekuk lutut. Raizana menarik lenganku untuk mengikutinya berlutut.

“Putriku yang cantik, Selamat datang kembali. Syukurlah kamu kembali dengan selamat. Kebetulan kedua sahabatmu ini tengah berkunjung kesini!” Sambut sang Ratu dengan ekspresi wajah datar.

“Ibu perkenalkan ini—”

“Harina, Pearl. Antar Raizana ke tendanya!” Potong Ratu sebelum Raizana menyelesaikan kalimatnya. Dua Gadis di belakangnya segera menuju Raizana dan menggandeng kedua lengannya. Membawanya pergi. Raizana sempat menoleh kebelakang. Menatapku dengan khawatir. Setelah Raizana dan kedua Sahabatnya itu tidak terlihat lagi.

Sang Ratu berganti menatapku dengan tatapan tajam.

“Sekarang siapakah dirimu?!” Aku yang terkejut dan takut spontan menjawab asal.

“Eh, eee...Al Bahri Barbarossa Ocean Sultan.”

“Aku tidak menanyakan namamu, Aku bertanya Siapakah dirimu?!” Sanggah Ratu ketus. Namun kali ini aku jauh lebih siap dari sekedar menjawab pertanyaan.

“Aku adalah Al Bahri Barbarossa Ocean Sultan!” Jawabku mantap. Semua orang yang berada disini terkesiap—bahkan beberapa ada yang telah menghunus senjatanya. Mereka tidak menyangkan Aku akan selancang dan senekat ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!