Pengorbanan

“Uukh...emm Bibi, Bagaimana bisa ada disini? Sejak kapan? Apa yang terjadi?” Perlahan Prince Al Bahri membuka matanya, dia merasa mengambang dan bergerak begitu saja. Seperti terbaw aoleh arus air. Hingga samar-samar terlihat wajah Bibinya, raut mukanya serius dan tegang—seperti dikejar sesuatu. Sepertinya saat ini dia sedang di bopong oleh Bibinya itu.

“Bibi?” Halime Hatun yang sedang fokus berenang—melarikan diri dari kejaran pasukan Tyrant King, tidak mendengar panggilan Al Bahri.

“Bibi, Apa yang sebenarnya terjadi?!” Kata Al Bahri lebih keras. Halime Hatun terkejut dan berhenti. Dia menatap Al Bahri yang dalam gendongannya.

“Oh Al Bahri, kamu sudah sadar rupanya. Kami baru saja menyelamatkanmu dari—” Sebelum Halime menyelesaikan kalimatnya.

''Wuuuk'' Sebuah Gurita besar mengadang dan menyabetkan lengan besarnya. Halime Hatun tidak menghindar, sembari membopong Al Bahri, ia memotong lengan gurita tersebut dengan besi panjang melengkung yang bergagang kayu.

"Craash" Satu lengan gurita terpotong jatuh perlahan ke dasar lautan. Darah mengucur keras dari lengan gurita yang terpotong, membuat air di sekitar mereka memerah. Gurita itu marah dan menyerang dengan membabi buta. Dia kali ini menyabetkan dua lengan sekaligus. Seperti hendak menggunting lawan di depannya. Halime melakukan gerakan menangkis kiri dan kanan. Al Bahri memejamkan matanya ketakutan. Badannya terguncang ke kanan dan ke kiri mengikuti gerak badan Bibinya.

''Craash, sraash'' Dua lengan gurita baru, langsung terpotong terkena bilah tajam senjata Halime Hatun, menyusul lengan pertama tenggelam ke dasar lautan. Halime Hatun tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Ketika gurita itu masih mengerang kesakitan. Halime Hatun langsung melesat dengan senjatanya yang diarahkan ke kepala gurita.

“Aaaaa!!” Teriak Al Bahri ketakutan.

''Wuuush, crraat'' Halime Hatun telah menusuk kepala sang Gurita.

Namun semua itu belum berakhir, baru saja hendak menghela napas lega. Datang lima Kesatria Atlantis yang menunggangi seekor mosasaurus. Secara serentak mereka melempar trisula yang mereka bawa.

"Wuuuk, wuuuk"

"Traaang" Halime menangkis sebuah trisula dengan senjatanya, lalu menangkap dua trisula sekaligus dan mengembalikannya kepada pemiliknya,

"Wuuuk, Craaash, Aaakh!" Jerit Penunggang mosasaurus terdengar ketika dua trisula melesat menghantam kembali mereka—senjata makan tuan.

"Wuuuk, wuuuk"

Dua trisula yang tersisa melesat menuju Halime Hatun, yang langsung menghindari sebuah trisula dan menangkap salah satu trisula tersebut lalu melemparkannya kembali kepada pemilik asalnya. Jerit kesakitan kembali terdengar.

Tiga Penunggang mosasaurus telah terjungkal terkena trisula mereka sendiri. Kini tersisa dua Penunggang. Halime Hatun melempar Al Bahri ke salah satu mosasaurus yang tidak bertuan—karena pemiliknya sudah terjungkal, dan melesat menuju kedua Penunggang mosasaurus yang tersisa. Dua Kesatria mosasaurus Tyrant King itu juga tidak mau kalah, ikut melesat menyerang Halime Hatun.

“Hiyyyaah!” Teriak Halime Hatun sembari memutar tubuhnya menghindari terjangan mosasaurus dan Penunggangnya

"Crraaash" Halime memenggal kepala penunggang mosasaurus itu.

“Haaaah, rasakan ini!!” Teriak Kesatria yang tersisa ia menghunus trisulanya kedepan dan akan menerjang Halime Hatun dengan kecepatan penuh. Halime Hatun hanya menatap tiga bilah tajam trisula dengan santai. Dia hanya berdiri di tempat hingga trisula itu hanya berjarak semeter, dia membungkuk—menghindari serangan penunggang yang tersisa, lalu menyabetkan senjatanya kepada mosasaurusnya. Penunggang tersebut terpental karena mosasaurus miliknya menjadi tidak terkendali. Halime bergegas menusuk perutnya saat ia masih dalam kondisi mengambang. Jeritan terakhir terdengar.

Crown Prince Al Bahri yang tidak dapat mengendalikan mosasaurus segera terlempar dari punggung mosasaurus. Namun segera di tangkap oleh Halime Hatun.

“Fiuuh, terimakasih Bibi! Tadi itu sangat mengerikan. Tapi Bibi hebat sekali bisa mengalahkan merea semua!” Kata Prince Al Bahri, kejadian barusan masih terngiang-ngiang di kepalanya. Sekilas pandangan matanya tertuju kepada benda yang di bawa oleh bibinya.

“Sama-sama Al Bahri.” Jawab Bibinya yang masih kelelahan—berusaha mengatur napas.

“Bibi, Itu benda apa? Mengapa keren sekali?” Tanya Al Bahri antusias.

“Ooh ini ya? Benda ini bernama pedang, senjata paling efektif di daratan.” Kata Halime Hatun menjelaskan seraya mengacungkan pedangnya.

...〰️AL BAHRI : OCEAN SULTAN〰️...

''Traang'' Trisula Tyrant King Charles terlempar dari genggamannya karena hantaman keras dan menancap pada salah satu tiang Istana. Tyrant King ternganga, dia menatap getir Sultan Harits dan pedang di tangan kanannya.

“Akhirmu telah tiba! Charles!” Ucap Sultan Harits dingin. Dia mendekat ke arah King Charles dengan ayunan kaki lambat namun mematikan. King Charles yang ketakutan, berjalan mundur namun tersandung langkahnya sendiri. Sangking takutnya dia sampai mengesot kebelakang. Sultan Harits yang tinggal sejengkal dari King Charles mengayunkan pedangnya. Bilah tajam dari pedang Sultan Harits semakin dekat menuju King Charles.

“Rasakan...aaakh.” Sebuah trisula menembus perut Harits dari belakang. General Richard yang telah melakukannya. Sultan Harits menoleh ke belakang. Ingin tahu siapa yang telah menusuknya.

“Ka..aa..u Rii..cha..ard?” Ucapnya terbata-bata karena menahan rasa sakit. King Charles yang melihat itu langsung tertawa terbahak-bahak. Tawa penguasa kejam.

“Hahaha, Bagus sekali Richard...kau telah menyelamatkan nyawaku untuk kedua kalinya.”

''Dua kali?'' Batin Sultan Harits dengan tatapan heran. King Charles yang paham makna tatapan tersebut mendekat dan berbisik di telonga Sultan Harits.

“Iya dua kali Harits. Dulu Arthur juga pernah mengalahkanku dan Richard menusuknya dari belakang, persis seperti ini!” Kata King Charles. Sultan Harits muntah darah tepat di muka Charles. Charles mengusap wajahnya. Membersihkan darah Harits dari wajahnya. Dia menggeram dan hendak menampar wajah Harits.

Harits menepis tamparannya. Dan menoleh menatap General Richard.

“Kau pengkhianat hina! Hanya berani menusuk dari belakang!!” Maki Sultan Harits.

“*Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar rasululla*h! ” Ucap Sultan Harits lantang yang membuat mental dan moral pasukannya menurun drastis. Lalu penguasa Marmara Sultanate tersebut ambruk.

'Traang, Klontang'' Trisula-trisula berkelontangan di lantai Atlantis Palace. Para prajurit Sultan Harits mengangkat tangan mereka, tanda menyerah yang universal.

“Bunuh mereka semua!” Perintah Tyrant King. Prajurit Harits terheran-heran, "Bukankah mereka telah menyerah?" Namun mereka segera mengambil trisula mereka kembali. Kali ini mereka akan bertarung habis-habisan. Tyrant King memang tidak bisa dipercaya.

...〰️AL BAHRI : OCEAN SULTAN〰️...

“Bibi, Bagaimana caranya mengambang dan bisa melesat di atas begini?” Tanya Al Bahri kagum.

“Ini namanya berenang dan menyelam, kamu harus bisa hidup di darat terlebih dahulu!” Jawab Halime Hatun.

“Akan tetapi bukankah aku akan sulit bernapas dan akan kepanasan? Kulitku akan melepuh ketika terkena sinar matahari secara langsung!” Tanya Al Bahri ragu-ragu.

“Nanti Bibi akan mengajarimu caranya, Insya Allah. Sekarang kita pulang dulu!”

“Tapi kita akan pulang kemana Bibi?” Tanya Al Bahri bingung.

“Tentu saja ke Kesultanan Pamanmu itu. Al Bahri sayang.” Jawab Halime Hatun gemas sambil mengelus-elus kepala Al Bahri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!