Jawaban

Pagi harinya. Suku Vikingard geger. Karena mereka telah kehilangan tahanan penting mereka. Ratu Elish mendatangi sendiri Tenda Tahanan dan menemukan bahwa berita itu memang benar, Jeruji kerangkeng telah penyok. Al Bahri telah kabur.

Raizana sangat syok. Ia merasa tidak memiliki harapan untuk menolong Sukunya. Ia teringat kejadian semalam. "Sebuah Siluet hitam, Mungkinkah itu adalah Al Bahri?" Ucapnya dalam hati tertegun. Raizana benar-benar menyesal ketika terlambat menyadari hal itu.

Raizana mengumpulkan kedua sahabatnya di sebuah rumah yang dibangun di atas pohon, dengan tangga yang menggantung. Mereka bertiga menyebutnya rumah pohon. Itu adalah tempat rahasia mereka bertiga sedari kecil. Lokasinya tidak begitu jauh dari Suku.

“Harina! Pearl! Sepertinya aku tahu alasan Al Bahri pergi meninggalkan Suku kita!” Kata Raizana mengawali pembicaraan.

“Apakah kau mengkhawatirkannya?” Celetuk Pearl. Gadis Nordic yang membawa Crossbow besar di punggungnya.

“Tentu saja! Eh, bukan begitu...maksudku..” Raizana tak mampu menyelesaikan kalimatnya. Ia keburu salting. Salah tingkah. Mukanya memerah. Pearl tertawa puas melihat itu. Sedangkan Harina hanya tersenyum kalem namun dengan tatapan menggoda.

“Maksudku, saat ini kita membutuhkan bantuan dari berbagai pihak. Terlebih Putra King Arthur, yang bangsanya kini menjajah kita!” Jelas Raizana.

“Raizana! Lanjutkan alasan mengapa dia meninggalkan Suku ini?!” Ucap Harina tegas. Raizana mengangguk. Lalu mulai menceritakan segalanya dari awal ia bertemu Al Bahri hingga Al Bahri pergi.

“Jadi, begitulah ceritanya, dan untuk mengalahkan Tyrant King. Kita membutuhkan bantuannya! Aku akan pergi mencarinya! Apakah kalian mau ikut?” Tanya Raizana dengan tekad membaja. Harina dan Pearl bertukar pandangan, lalu keduanya mengangguk hampir bersamaan. Ini bakal seru, sebuah petualangan bersama yang mereka idamkan sejak kecil dulu.

...〰️AL BAHRI : OCEAN SULTAN〰️...

Mataku perlahan terbuka mata, aku mengerjap sebentar untuk beradaptasi dengan sinar matahari yang telah tinggi. aku beranjak duduk, mencari pohon terdekat dan bersandar pada batangnya yang kokoh. Badanku serasa lemah sekali.

Tunggu sebentar! Aku terkesiap, aku teringat akan mimpiku semalam. Aku beranjak bangkit dan berlari tak tentu arah. Aku berlari menyusuri hutan. Bola mata itu, bola mata anak umur sepuluh tahun yang sepertinya adalah diriku! Mengapa berwarna biru? Milikku berwarna hijau. Aku melihat sekeliling. Berusaha mencari sumber air. Akhirnya aku berhasil mendapatkan apa yang aku cari. Sebuah sungai besar yang membeku. Hingga kusadar, Hutan semi tropis itu telah tiada, berada jauh di belakangku sana.

Sungai itu telah membeku, namun itu sama sekali tidak masalah bagiku. Aku membungkuk, menatap sungai beku itu lamat-lamat. Melihat pantulan wajahku di sungai yang membeku. Bola matanya... Masih berwarna hijau.

Aku menghela napas lega. Sembari bertanya-tanya makna mimpi semalam. Aku berjalan tak tentu arah. Melewati sungai es yang sangat luas. Jika itu diriku yang kemarin mungkin aku telah terpeleset dan tidak dapat bangkit lagi.

Ah! Akhirnya aku paham. Mimpi itu mungkin menjawab pertanyaanku semalam. Mengapa tubuhku menjadi lemah begini! Tubuhku yang kekar telah hangus menjadi arang, atau bahkan tidak bersisa! Selain itu mengingat bahwa sebelumnya aku berada jauh dari sini. Kutub Utara. Aku melamun sembari berjalan.

Bukannya tidak mungkin banyak predator laut yang memangsa bagian-bagian tubuhku—tanpa menyadari bahwa aku Prince mereka. Selain itu karang dan batu cadas juga dapat merobek badanku. Air yang berada di sekitarku memang menambal bagian yang hilang. Namun itu tidak dapat mengembalikan jaringan ototku. Aku masih berjalan.

Aku tidak tahu harus berbuat apa. Tanpa kusadari aku sudah berada di puncak lembah es. Namun puncaknya tidak landai—karena ini bukan di daratan. Puncaknya datar. Dan kabar buruknya di bawahku hanyalah selaput es tipis, yang bawahnya sebuah ruang kosong. Kabar lebih buruknya lagi. Selaput itu retak ketika aku mau merubah posisi berdiriku.

Sudah terlambat untuk lari, selaput es tipis itu pecah. Dan aku terjatuh ke dalamnya. Suara teriakanku terdengar menggema.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!