Perundingan

Atlantis Kingdom yang semula sebuah kota yang indah dan megah kini terlihat suram. Puing-puing bangunan berserakan, gelandangan menyebar di setiap sudut kota, bangkai-bangkai bekas peperangan di biarkan dan ikan-ikan mengerikan dari segitiga bermuda di datangkan. Istana Atlantis sendiri sudah sangat tidak terawat

Disana telah tiba rombongan Sultan Harits, yang datang untuk membebaskan Crown Prince Atlantis. Al Bahri. Bahkan Valide Halime Hatun yang tinggal di daratan sampai rela menceburkan diri kembali ke dunia laut. Dia meminum ramuan yang membuatnya dapat bernapas di dalam air. Sultan Harits dan rombongannya yang pernah ke Atlantis terkejut dan merasa miris dengan keadaan Atlantis Kingdom yang berubah 180°—seratus delapan derajat, saat ini.

Sultan Harits telah sampai di gerbang istana. Gerbang tertinggi dan terkuat di Atlantis Kingdom. Gerbang Istana terbuka lalu mereka masuk. Halaman Istana terlihat penuh dengan prajurit King Charles. Sepertinya King Charles memperketat keamanan Istana—karena ada tahanan yang sangat berharga.

Para Prajurit itu menatap Rombongan Sultan Harits tajam. Memastikan tidak ada sesuatu yang mencurigakan. Beberapa Prajurit mendekati Sultan Harits dengan trisula teracung. Waspada.

“Aku Sultan Harits. Adik dari King Arthur dan Charles. Aku ingin bicara dengan Rajamu! Bukakan pintunya!” Perintah Sultan Harits sembari tetap melangkah maju—tidak mempedulikan trisula-trisula yang teracung kepadanya.

“Berhenti disitu!! Sultan Harits!” Teriak Seorang Prajurit berseragam sisik besi berwarna hitam pekat. Berbeda dengan prajurit King Charles lainnya.

“Siapakah kau, Berani memerintahku, Hah!!” Bentak Sultan Harits.

“Aku adalah seorang prajurit yang diberi wewenang menjabat sebagai Kepala Penjaga disini.” Ucap Kepala Penjaga itu tegas.

“Namaku Mark, dan aku akan meminta izin terlebih dahulu kepada Rajaku. Sebelum aku membiarkanmu masuk!!!” Lanjut Mark menegaskan. Sultan Harits hanya terdiam. Wajahnya terlihat menahan geram. Seperti sumbu peledak yang telah disulut. Sewaktu-waktu dapat meledak.

...〰️AL BAHRI : OCEAN SULTAN〰️...

''Draap draap draap'' Terdengar langkah tegap Sultan Harits beserta rombongannya yang terdengar menggema di lorong Istana, namun ketika ia sampai di depan pintu ruang singgasana, hanya Ia dan Halime yang diperbolehkan masuk. Tentu saja hal tersebut lebih dari cukup untuk membuat Harits geram—dia dan istrinya bisa saja di jebak dalam perundingan itu. Harits memerintahkan seluruh prajurit yang bersamanya untuk membunuh siapapun yang menghalangi mereka.

...〰️AL BAHRI : OCEAN SULTAN〰️...

Di ruang singgasana Atlantis. Ruangan berbentuk segi enam dengan pintu besar di sisi datarnya. Di setiap sudut ruang terdapat tiang-tiang raksasa perak berpelitur emas. Ukiran emas dan perak yang saling bertautan khas atlantis menghiasi dinding-dinding ruang singgasana Atlantis.

Dan berhadapan dengan pintu. Terdapat tiga tanjakan berbentuk segi lima. Setiap tanjakan memiliki selisih luas 100 meter. Di setiap tanjakan terdapat lima pengawal pribadi raja yang berdiri di setiap sudut tanjakan. Di puncak tanjakan, sebuah singgasana berdiri kokoh. Dan diatasnya duduklah penguasa Atlantis Kingdom masa kini. King Charles, Tyrant King.

Pintu ruang singgasana terbuka. Seorang penjaga berpakaian baju tempur Atlantis terlihat. Dia berjalan dengan tergesa-gesa menuju kediaman Tyrant King.

“Yang Mulia, saat ini Sultan Harits sedang berusaha merengsek masuk dengan seluruh pengawalnya.” Lapor penjaga tersebut.

“Apakah kalian melihat General Richard?” Tanya Charles.

“Iya, dia di kawal oleh lima orang.” King Charles menyeringai, lima orang bukanlah hal yang sulit bagi Mantan Jenderal Atlantis Kingdom.

“Nah, sekarang siapkan perlengkapan gantung, namun jangan gantung anak itu sebelum aku memberikan perintah!” Perintah Tyrant King. Perlengkapan gantung yang dimaksud adalah kursi dan simpul tali yang menggantung. Korban yang akan di eksekusi gantung di paksa menginjak kursi dan oleh algojo di pasang simpul tali di lehernya. Lalu algojo akan menendang kursi dan korban akan tergantung.

''Braak, buugh, aakkh.'' Baru saja menyelesaikan kalimatnya mendadak pintu ruang singgasana terjengkang menganga lebar dan penjaga di sekitarnya terpental mati bergelimpangan.

“Charles! Dimana kamu! Serahkan Keponakanku!” Teriak Harits. Yang diteriaki hanya menanggapi dengan senyuman. itu bukanlah sebuah senyuman tulus tapi sebuah senyuman licik.

“Mengapa kau begitu marah Harits? Al Bahri bukan hanya Keponakanmu, dia juga Keponakanku.” Jawab Charles santai.

“Kau telah membunuh Ayah dan Ibunya lalu membuatnya sangat menderita, tapi kamu masih berani mengakuinya sebagai Keponakanmu?!” Bentak Harits murka.

“Tenanglah Adikku—”

“Aku bukan Adikmu lagi! Sejak kau protes kepada Ayahanda karena Kak Arthur yang dinobatkan menjadi raja Atlantis Kingdom, lalu menekan dan membuat Ayah membagi wilayah kekuasaannya kepada kita! Sekaligus membuat Atlantis Kingdom menjadi terpecah belah!!” Sergah Sultan Harits.

“Tidak selesai disitu, pasca wafatnya Ayahanda. ketamakkanmu membuatmu merasa tidak cukup memiliki wilayah di segitiga bermuda saja dan menyerang Atlantis!” Sambung Sultan Harits murka.

“Aku anak pertama, Harits! Kamu tahu sendiri, dalam sistem monarki. Anak pertamalah yang menjadi pewaris tahta kerajaan. Seharusnya aku yang berhak memiliki tahta! Kamu tidak pantas! Kamu tidak berhak!! Mengatakan aku tidak puas dan sebagainya! Sadarilah posisimu!” King Charles berteriak. Membentak.

“Mau anak pertama, anak kedua, itu tidak penting Charles! Ayah kita sangat tahu siapa yang lebih pantas mewarisi kerajaan. Dan kamu....” Sultan Harits terdiam sejenak, sengaja memberi jeda pada kalimatnya. Dia menggeleng-geleng sembari berdecak.

“Ck..ck...ck, Track record mu saja sangat buruk. Kamu tidak pernah becus dalam menjalani tugas dan selalu mengeluh!”

“Jangan menjadi munafik Harits! Jangan pernah!!Justru karena hal tersebut kamu juga mendapat keuntungan? Kamu juga senang kan? Kamu jadi mampu mendirikan kerajaan berciri khas agama manusia darat. Apa namanya? Ah iya, Marmara Sultanate.” Kata Charles. Namun mendadak nada suaranya berubah.

“Engkau tidak lagi menyembah dewa-dewa lautan, engkau bahkan bersekutu dan menikahi anak penguasa daratan!” Sambung Charles geram.

“Siapakah kamu mengingatkanku tentang sikap munafik!? Hah!! Siapa kamu?! Coba kau lihat dirimu dahulu! Sebelum kau nilai kurangnya diriku!!” Balas Sultan Harits.

“Mari kita sudahi segala perdebatan yang tidak berujung ini, Adik ku tersayang! Sekarang serahkan Richard dan kekuasaanmu jika kamu ingin anak ini—” Kata Charles sembari menunjuk Al Bahri yang dalam posisi ingin digantung. Dan bersamaan dengan itu, mendadak pintu ruang singgasana terbuka. Masuklah ratusan prajurit Tyrant King. Pengawal Pribadi Tyrant King disekitar singgasana juga tururt mendekat dengan trisula teracung.

“Istrimu, dirimu dan seluruh pengikutmu ingin selamat!” Kata Charles yang membuat Harits dan seluruh pasukannya terkejut—ternyata sedari tadi mereka telah di kepung dari depan dan belakang.

“Kamu sangat jahat dan keji, Charles! Apakah kamu ingin menghabisi seluruh keluargamu! Setelah King Arthur dan istrinya! Kini kamu ingin menghabisiku dan istriku! Kamu hanya bisa berbuat kerusakan! Kamu hanya bisa menciptakan perang saudara!! Aku membencimu Charles!!!” Teriak Sultan Harits benar-benar murka. Tentu saja dia tidak akan menyerahkan pengkhianat dan kesultanannya.

Tyrant King terdiam. Sultan Harits juga terdiam. Cukup lama, dia sedang mengulur-ulur waktu karena saat itu Halime Hatun diam-diam berenang dan memotong tali gantungan Al Bahri. Setelah tali yang mengikat leher Al Bahri putus, Halime sigap memapah badan Al Bahri yang sedang pingsan. Namun tali yang terpotong perlahan jatuh dan mengenai kepala King Charles, membuatnya tersadar dan menatap ke atas—ke Halime Hatun.

“Perempuan sialan! Kemari kau! Lepaskan anak itu!!” King Charles melompat untuk menyerang Halime yang mengambang di atas. Namun tidak sampai karena dia manusia yang tinggal di lautan, sehingga hukum gravitasi berfungsi padanya saat di lautan.

“Duaak" King Charles mengentakkan kaki ke lantai istana dengan keras dan penuh amarah.

“Cih, pasukan segera tunggangi Gurita dan Mosasaurus kalian! Tangkap perempuan itu dan bawa anaknya kepadaku!!” Perintah Charles kesal dan geram. Dia hanya dapat melihat Halime yang bergerak semakin menjauh dari ruang singgasana.

Ketika King Charles sedang lengah, Sultan Harits melompat dan menyerangnya. Menerjangnya dengan kekuatan penuh. Diikuti secara serentak oleh seluruh pasukan yang di bawanya.

“Allahu Akbar! ” Teriak Sultan Harits dan para pasukan Marmara Sultanate yang ikut bersamanya. Saat itu mereka bersedia mengorbankan nyawa mereka—syahid, agar Al Bahri dan Halime dapat lari dengan selamat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!