Sandiwara

Hari ini jualan bu ayu tidak habis, masih banyak sisa lauk pauk dan sayur yang lainnya. perempuan paruh bayu itu menghela nafas panjang dan berfikir apa yang harus di lakukan kalau seperti ini terus menerus bisa-bisa gulung tikar belum hutang di bank keliling masih banyak.

Dia melihat bayu yang baru pulang kerja, wajahnya begitu letih dan capek. Bu ayu membawakan lauk pauk ke arah menantunya itu.

"ini ada lauk untuk kamu dan istrimu makan."

Bayu menatap mertuanya itu dengan tatapan yang susah di artikan.

"kenapa melihat mama seperti itu? apa takut di racun?."

"Tidak ma." Bayu mengambil masakan itu dan membawanya masuk ke dalam kontrakan. bu ayu hanya tersenyum sinis melihatnya. Dewi melihat suaminya membawa plastik di tangannya, segera di lihat isinya. matanya menyipit dan memandang ke arah suaminya berharap mendapat penjelasan dari sang suami.

"itu yang di beri mama." mendengar penjelasan dari bayu membuat dewi mengerutkan alisnya. Dia tidak yakin kalau mamanya akan memberikan makanan secara cuma-cuma, dia hafal sekali sifat mamanya.

"mau di bawa ke mana makanan itu? mas mau makan."

"mau di balikin ke mama."

"kenapa di balikin?" tanya Bayu dengan rasa penasaran.

"pasti mama memberikan ini ada maunya mas, mau mas nanti pusing sendiri kalau mama minta yang aneh-aneh?" Bayu menggeleng pelan melihat istrinya membawa plastik hitam keluar dari dapur. Di warung ternyata ada bu Yati yang sedang membeli lauk pauk. Dewi langsung menaruh plastik hitam itu di meja.

" lho..kok di balikin wi, ini buat kamu dan suamimu?"

"Kami sudah makan ma."

"jangan begitu mbak Dewi, kalau orang tua kasih harus di terima jangan di tolak itu nanti pamali." mendengar pembelaan dari bu Yati, mertua Bayu menjentikan kedua jempolnya, bu ayu langsung memanfaatkan situasi yang ada. Dia mengarang cerita sebaik mungkin agar orang iba dengannya.

"mama memberi ini buat makan kalian, biar saja mama dan adik-adikmu makan dengan garam agar hutang-hutang mama lunas huhuhuhu.." air mata buaya bu ayu menetes deras di pipi.

"wi, ma..mama mau..mau min..minta tolong, mama kurang uang modal lima ratus ribu, tolong mama ya wi." suara bu ayu terbata-bata akibat tangisan buayanya. Dewi menghela nafas kasar, perempuan dengan rambut panjang itu menolak dengan halus permintaan mamanya. Bu ayu semakin menangis histeris. bu Yati dan yang lainnya menatap kesal ke arah Dewi mereka bisik-bisik tetangga.

"Tega sekali kau mbak Dewi, bisa-bisa jadi anak durhaka, jangan seperti itu dengan orang tua."

"iya bener mbak, mumpung orang tua masih hidup bahagiakan lah mereka."

"iya, benar-benar."

"apalagi lagi hamil, bisa dapat karma nanti susah melahirkan."

semua orang memojokkan istri Bayu, Dewi berusaha menenangkan ibu-ibu yang ada di warung milik bu ayu tapi mereka tidak mau diam.

Bayu yang dari tadi menyimak pembicaraan ibu-ibu di situ langsung keluar, dan langsung menegur ibu-ibu yang ada di situ supaya tidak ikut campur rumah tangganya. Bayu menggandeng tangan sang istri untuk masuk ke dalam kontrakan dan tidak memperdulikan air buaya sang mertua.

Merasa sandiwaranya gagal, bu ayu masih tetap menangis, bu Yati mengelus pundak mertua Bayu.

"ini buat bu ayu hanya sedikit semoga bisa menambah-nambah." seru bu yati sambil memberikan uang lima puluh ribu, yang lainpun ikut memberi.

"lumayan dapat dua ratus ribu cuma butuh bumbu-bumbu sandiwara hahahaha, kayaknya aku pantas buat jadi artis pinter acting." batin bu ayu.

"kalian itu bodo* mau saja di bohongi orang sok kaya itu, dia itu acting. mana ada orang kaya kekurangan uang, mana ada orang yang tidak punya uang bisa jualan coba mikir!!!" teriak bu Marta dari depan kontrakannya.

ibu-ibu yang memberi uang tadi hanya diam dan saling pandang satu sama lain. Tanpa menunggu komando akhirnya mereka mengambil lagi uang yang masih ada di tangannya.

"maaf bu ayu, setelah saya pikir-pikir bener juga apa yang di katakan bu marta. kalau tidak ada uang mana mungkin bu ayu bisa membeli sayur mayur buat di jual lagi." yang lain menganguk tanda setuju apa yang di bilang bu yati. bu marta tersenyum sinis melihat muka musuh bebuyutannya itu. Rasa kesal dan dendam di hati bu Marta masih ada, dia sangat kesal waktu dulu dia di beri emas imitasi oleh bu ayu. sampai-sampai bu marta di bully di arisan RT saat memakai emas imitasi itu.

Bu ayu langsung menangis saat uang di tangannya di ambil kembali.

"Tega sekali kalian mengambil uangnya lagi huhuhu."

"sudahlah bu kami capek dengan sandiwara yang ibu buat." Mereka meninggalkan warung bu ayu dan tidak membeli lauk pauk.

Bu Marta tersenyum mengembang dan menurun naikan alis saat melihat wanita yang sedang menangis itu.

"awas kamu ya, berani-beraninya kamu ikut campur urusanku. tunggu tanggal mainnya." Dia menghapus air mata buayanya dan merapikan dagangannya.

****

"mas lihat sendiri kan bagaimana mama? sudah aku bilang dia pasti ada maksudnya memberi makanan buat kita." Bayu hanya mengangguk.

Bayu berfikir apakah harus pindah ke luar kota agar jauh dari mertuanya itu. Bayu melirik ke istrinya di lihatnya Dewi mengelus perutnya yang makin lama makin kelihatan kalau sedang hamil. Dewi merasakan perutnya sedikit sakit dan kram.

"istirahat dulu dek, jangan terlalu banyak pikiran dan jangan terlalu capek."

Bayu berniat mencari kontrakan baru tanpa sepengetahuan mertua dan istrinya. dia berniat diam-diam saat pindah kontrakan. agar mertuanya tidak ikut pindah.

Bayu Mengambil gawai yang ada di saku celananya, mencari sebuah nama dan segera menghubungi no tersebut. Bayu mengutarakan niatnya untuk mencari kontrakan baru di tempat temennya itu.setelah memastikan istrinya sudah dalam kondisi baik, dia meninggalkan dewi untuk pergi ke tempat teman lamanya. bayu sempat melirik ke mertuanya yang masih duduk di depan warung.

"mau kemana kau bayu? malam-malam kok pergi, udah tau istri lagi hamil muda di tinggal-tinggal sendirian. apa jangan-jangan kamu janjian ma perempuan lain."

pria berbadan tinggi itu hanya menghembuskan nafas kasar mendemgar tuduhan dari mertuanya itu.

"ma, kalau ngomong hati-hati, omongan itu sebuah doa."

Tiga puluh menit kemudian Bayu sudah sampai di tempat teman lamanya itu, dia melihat-lihat kontrakan baru. cukup besar dari yang dia tempati sekarang.

"sepertinya aku mau mengambil yang ini tapi tunggu waktu kontrakan yang di sana habis."

"ok." pria berbadan tinggi itu tersenyum, dia berfikir setelah pindah jauh dari mertuanya pasti hidupnya akan lebih baik lagi.

(hallo kk terimakasih sudah mampir di karyaku, kalau suka tolong tinggalkan like ya, dan komentar yang membangun terimakasih.)

Terpopuler

Comments

Plasidus amandus

Plasidus amandus

Ada2 Saja Ibu2, sudah ngasih uang di ambil lagi hahahaha

2023-07-20

1

lihat semua
Episodes
1 kegaduhan
2 Gosip bu Marta dan bu Yati
3 Dewi
4 Bayu
5 Liburan
6 Liburan 2
7 Amarah mama mertua
8 Tetangga julid
9 Tukang ojek
10 Ulah mertua
11 Pulangnya ayah mertua
12 Perhiasan palsu
13 Diamnya bu ayu
14 Garis dua
15 Rencana bu ayu
16 Belum menyerah
17 Usaha baru
18 Bank keliling
19 Sandiwara
20 Di kejar bank keliling
21 perbuatan salah
22 Bau apa ini?
23 pengintaian
24 Bertemu mantan
25 Rayuan
26 keguguran
27 Diam
28 Bu ayu
29 Kedatangan Anak Big Bos
30 Vidio
31 Villa
32 Juragan Wito
33 Memilih keluarga atau Orang tua
34 Desainer
35 Undangan
36 Sah
37 Drama Irina
38 Hadiah
39 Hadiah- bagian ke 2
40 Aku masih mencintainya
41 Perlawanan
42 perlawanan- bagian ke 2
43 Aksi Dewi
44 Merindukan Seorang Ibu
45 Terbongkar
46 Jangan pisahkan aku dengan Tante Cantik
47 Toko
48 Bayangan Hitam
49 50 Juta
50 Teror
51 Racun
52 Ternyata pak RT
53 penampakan
54 Villa di sita..?
55 pengakuan mbok nah
56 Nasib malang bu ayu
57 Senjata makan Tuan
58 Siapa pria itu?
59 Rahasia apa yang di simpan Irina?
60 Deden terharu..
61 Menyusun teka-teki milik Irina.
62 sepotong tempe
63 Membuat Tempe
64 Kemana Dewi..?
65 Kesetiaan Deden
66 Mengawasi dari jauh
67 Melahirkan
68 Putra dan Putri.
69 Selamat datang
70 Kertas bermatrai
71 Api
72 Siapa sosok Rico sebenarnya..?
73 Roda berputar
74 Terbuka
75 Mantan Mertua
76 pesan terakhir.
77 Belum Percaya
78 Selesai
Episodes

Updated 78 Episodes

1
kegaduhan
2
Gosip bu Marta dan bu Yati
3
Dewi
4
Bayu
5
Liburan
6
Liburan 2
7
Amarah mama mertua
8
Tetangga julid
9
Tukang ojek
10
Ulah mertua
11
Pulangnya ayah mertua
12
Perhiasan palsu
13
Diamnya bu ayu
14
Garis dua
15
Rencana bu ayu
16
Belum menyerah
17
Usaha baru
18
Bank keliling
19
Sandiwara
20
Di kejar bank keliling
21
perbuatan salah
22
Bau apa ini?
23
pengintaian
24
Bertemu mantan
25
Rayuan
26
keguguran
27
Diam
28
Bu ayu
29
Kedatangan Anak Big Bos
30
Vidio
31
Villa
32
Juragan Wito
33
Memilih keluarga atau Orang tua
34
Desainer
35
Undangan
36
Sah
37
Drama Irina
38
Hadiah
39
Hadiah- bagian ke 2
40
Aku masih mencintainya
41
Perlawanan
42
perlawanan- bagian ke 2
43
Aksi Dewi
44
Merindukan Seorang Ibu
45
Terbongkar
46
Jangan pisahkan aku dengan Tante Cantik
47
Toko
48
Bayangan Hitam
49
50 Juta
50
Teror
51
Racun
52
Ternyata pak RT
53
penampakan
54
Villa di sita..?
55
pengakuan mbok nah
56
Nasib malang bu ayu
57
Senjata makan Tuan
58
Siapa pria itu?
59
Rahasia apa yang di simpan Irina?
60
Deden terharu..
61
Menyusun teka-teki milik Irina.
62
sepotong tempe
63
Membuat Tempe
64
Kemana Dewi..?
65
Kesetiaan Deden
66
Mengawasi dari jauh
67
Melahirkan
68
Putra dan Putri.
69
Selamat datang
70
Kertas bermatrai
71
Api
72
Siapa sosok Rico sebenarnya..?
73
Roda berputar
74
Terbuka
75
Mantan Mertua
76
pesan terakhir.
77
Belum Percaya
78
Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!