Gosip bu Marta dan bu Yati

" ma, aku titip lio dan leo."

"hem...ingat wi, besok kamu gajian harus ganti uang yang tadi buat bayar kontrakan."

"Tapi ma,..."

"Tidak ada tapi-tapian. kamu kerja yang mengurus anak-anak mama juga.jangan jadi anak durhaka."

"kenapa Nita tidak cari kerja saja ma." protes Dewi.

"Nita lagi cari kerja, tapi belum dapat.ya sudah sana berangkat. jangan lupa ganti uang mama."

Dewi hanya mengangguk pasrah, sebagai anak dia tidak mau di anggap sebagai anak yang durhaka.

"kenapa mukamu di tekuk seperti ini.." seru bayu melihat wajah dewi yang tak ada senyumnya sama sekali.

"Tidak apa-apa mas."

"ayo kita berangkat nanti kesiangan."

Bayu menjalankan sepeda motornya.

"kamu tau, mas sekarang seneng sudah tidak satu rumah dengan mama lagi. impian mas akan terkabul." mata bayu menatap ke depan ke arah jalanan yang ramai pagi ini.

"impian mas apa..?"

"mas ingin memperbaiki mobil kita dek, biar nanti kalau jalan-jalan, kita tidak kepanasan maupun ke hujanan. gaji kamu buat kebutuhan kita sehari-hari sedangkan gaji mas buat benerin mobil dan bayar angsuran motor setiap bulan. bagaimnaa...?" mata bayu berbinar-binar sangat bahagia.

"iya mas."

"selama ini kebutuhan mama selalu kita yang nanggung, dari uang makan, sewa rumah dan biaya sekolah adik kembarmu. belum nita yang hanya diam di rumah tidak mau mencari pekerjaan. ayah sambungmu juga tidak jelas. masa mama ada suami apa-apa minta ma mas." Bayu mengeluarkan semua yang ada di pikirannya.

"ayah sambungmu itu kemana dek, bukannya dia kerja jadi supir pribadi orang kaya..?"

"entah lah mas, selama ini hasil kerja ayah tidak pernah di berikan oleh mama. sepertinya..."

ucapan Dewi menggantung.

"ya sudah tidak usah di pikirkan, sudah hampir tujuh tahun kita berumah tangga kita belum bisa beli apa-apa. mulai hari ini kita menata hidup kita tanpa ada campur tangan dari mamamu."

"iya mas, maafkan Dewi mas."

Dewi hanya tertunduk lesu.

***

"ma, minta uang buat beli baju."

"uang dari mana..? uang mama sudah buat bayar kontrakan. kakak iparmu sekarang sudah mulai pelit sama mama. kamu bukannya cari kerja, malah tidur melulu di rumah."

"aduh mama...capek Nita cari kerja kesana-kemari tapi tidak di terima-terima."

"kamunya aja males, gimana hubunganmu dengan Dito..?"

"hubungan kami baik-baik saja, sebentar lagi kami akan menikah."

"apa..? Tidak salah dengar mama. kamu mengambil keputusan besar ini tanpa melibatkan orang tuamu."

" Besok dia akan ke rumah dan akan berbicara masalah pernikahan kami."

Bu ayu melirik males ke arah anaknya.

"hahahaha..hahahaha..."

suara tertawa renyah lio dan leo terdengar jelas dari luar.

ke dua anak itu hanya berbeda satu tahun.

lio sang kakak yang berumur empat tahun, sedangkan leo sang adik berumur tiga tahun.

kedua kakak beradik itu asik bermain air di ember bekas hujan semalam.

"lagi...lagi...kak..basahi lagi..."

teriak sang adik begitu senang saat dirinya di guyur air oleh lio.

Bu Marta tertawa geli melihat kelucuan ke dua bocah kecil.

Tidak berselang lama seorang gadis dengan badan yang gemuk keluar.

"aduh...basahkan..!!, enak banget kalian ya main air lihat baju jadi basah semua !!" teriak gadis gemuk.

kedua bocah tadi berhenti melakukan aktifitas nya,mereka sangat takut.

"aduh akit...akit...te" teriak Lio sambil memegang telinganya yang di jewer.

"leo ayo pulang, jangan ikut-ikutan kakak enggak bener ya." leo berjalan di belakang sang kakak.

bu Marta yang mengamati dari tadi menaikan ke dua alisnya.

"siapa gadis itu..?, galak banget sama anak kecil. seharusnya di kasih tau baik-baik jangan main kasar gitu. jadi gemes sendiri lihatnya."

"heh... ngomong sendirian awas lho ke sambet."

"e...dalah...dalah...bu Yati bikin kaget aja."

"ada apa bu, kok kayak burung Beo ngomong sendiri."

"tau tidak bu Yati, tadi ada gadis gendut. main kasar sama anak tetangga baru kita. kayaknya itu adik dari mama anak kecil itu."

"ah...yang bener bu."

"benar bu Yati. saya dari tadi di sini ngelihatin tuh anak main. tiba-tiba ada kakak garang."

bu marta mempraktekkan kejadian tadi.membut bu Yati tertawa terbahak-bahak.

" Eh...ada pak Hadi."

kedua ibu-ibu tadi langsung berhenti bicara saat pemilik kontrakan lewat.

"ehm..ibu-ibu dari pada bergosip dan membicarakan orang. saya sarankan lebih baik ibu-ibu masak dan beres-beres rumah."

"idih...pak Hadi, kami tidak bergosip kami bercerita sesuai fakta, benerkan bu..". bu Yati memandang Marta, berharap mendapat dukungan dari temennya itu.

Bu Marta hanya mengangguk pelan dan tersenyum

"Kami lagi menunggu mang Ujang mau beli sayur, tapi belum datang-datang."

"ya sudah kalau begitu, ingat ya ibu-ibu jangan gosipin orang, nanti kalau orangnya denger bisa jadi perang dunia ke lima di kontrakan ini."

"baik pak." kedua ibu-ibu memandang pak Hadi sampai menghilang dari pandangan mereka.

"lihat ma, anak-anak ini bajunya basah semua."

"aduh Lio kamu jangan main air, baru aja mandi. kamu tidak kasihan dengan Oma."

kedua anak yang belum mengerti itu hanya diam saja.

"Nah, ginikan cakep. inget jangan main air lagi, tante capek nyuci baju kalian."

kedua bocah kecil tadi hanyak menganguk. entah di dengar atau tidak.

"bu...bu yati, lihat itu kedua anak yang saya bicarakan tadi."

"lucu banget ya bu, anak-anaknya."

lio dan leo hanya mentap genangan air yang tidak jauh dari mereka.

"adek...jangan main air, nanti di marahin tante gendut." teriak lio sambil menarik tangan adiknya agar menjauh dari genangan air.

"aaaaaaaa hua...hua...." suara keras tangisan keluar dari leo.

"aduh, lio kamu apakan adikmu sampai menangis."

tangan gemuk itu menarik telinga lio hingga merah.

"hiks...hiks...hiks...bukan salah lio te".

"jelas-jelas yang ada di sini kamu dan leo. kalau bukan kamu yang membuat leo menangis siapa..? hantu."

perempuan gendut menggendong leo dan meninggalkan sang kakak di luar sendirian.

sebenernya tidak sendiri juga, karena di situ ada bu marta dan bu yati yang sedang duduk di teras depan kontrakan.

kedua ibu-ibu tadi menyaksikan adegan yang menurut mereka sangat tidak bagus.

"tuh kan bu yati, apa kataku. gadis gendut itu galak banget, melebihi ibu tiri."

"iya bener bu, saya kalau tidak menyaksikan sendiri tidak akan percaya."

"jadi saya cerita tadi, bu yati tidak percaya."

"bukan begitu bu marta, hehehhe" perempuan dengan rambut pendek itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil tersenyum.

Bu marta memalingkan mukanya dengan sangat kesal.

Terpopuler

Comments

Sarah Yuniani

Sarah Yuniani

ohh nitip anak ???
ortu sibuk kerja , anak dititipin

2024-10-05

0

Nuhume

Nuhume

Sekedar saran Kak Thor; kalimatnya jangan kepotong ya, usahakan bikin paragraf trus percakapannya di kurangin.😊

Aku dapat ilmunya dr kakak editor jg kok, in hanya sekedar saran ya❤️❤️

2023-07-08

0

Harpena1

Harpena1

keren kakak, ttp nulis trs ya..

2023-07-06

1

lihat semua
Episodes
1 kegaduhan
2 Gosip bu Marta dan bu Yati
3 Dewi
4 Bayu
5 Liburan
6 Liburan 2
7 Amarah mama mertua
8 Tetangga julid
9 Tukang ojek
10 Ulah mertua
11 Pulangnya ayah mertua
12 Perhiasan palsu
13 Diamnya bu ayu
14 Garis dua
15 Rencana bu ayu
16 Belum menyerah
17 Usaha baru
18 Bank keliling
19 Sandiwara
20 Di kejar bank keliling
21 perbuatan salah
22 Bau apa ini?
23 pengintaian
24 Bertemu mantan
25 Rayuan
26 keguguran
27 Diam
28 Bu ayu
29 Kedatangan Anak Big Bos
30 Vidio
31 Villa
32 Juragan Wito
33 Memilih keluarga atau Orang tua
34 Desainer
35 Undangan
36 Sah
37 Drama Irina
38 Hadiah
39 Hadiah- bagian ke 2
40 Aku masih mencintainya
41 Perlawanan
42 perlawanan- bagian ke 2
43 Aksi Dewi
44 Merindukan Seorang Ibu
45 Terbongkar
46 Jangan pisahkan aku dengan Tante Cantik
47 Toko
48 Bayangan Hitam
49 50 Juta
50 Teror
51 Racun
52 Ternyata pak RT
53 penampakan
54 Villa di sita..?
55 pengakuan mbok nah
56 Nasib malang bu ayu
57 Senjata makan Tuan
58 Siapa pria itu?
59 Rahasia apa yang di simpan Irina?
60 Deden terharu..
61 Menyusun teka-teki milik Irina.
62 sepotong tempe
63 Membuat Tempe
64 Kemana Dewi..?
65 Kesetiaan Deden
66 Mengawasi dari jauh
67 Melahirkan
68 Putra dan Putri.
69 Selamat datang
70 Kertas bermatrai
71 Api
72 Siapa sosok Rico sebenarnya..?
73 Roda berputar
74 Terbuka
75 Mantan Mertua
76 pesan terakhir.
77 Belum Percaya
78 Selesai
Episodes

Updated 78 Episodes

1
kegaduhan
2
Gosip bu Marta dan bu Yati
3
Dewi
4
Bayu
5
Liburan
6
Liburan 2
7
Amarah mama mertua
8
Tetangga julid
9
Tukang ojek
10
Ulah mertua
11
Pulangnya ayah mertua
12
Perhiasan palsu
13
Diamnya bu ayu
14
Garis dua
15
Rencana bu ayu
16
Belum menyerah
17
Usaha baru
18
Bank keliling
19
Sandiwara
20
Di kejar bank keliling
21
perbuatan salah
22
Bau apa ini?
23
pengintaian
24
Bertemu mantan
25
Rayuan
26
keguguran
27
Diam
28
Bu ayu
29
Kedatangan Anak Big Bos
30
Vidio
31
Villa
32
Juragan Wito
33
Memilih keluarga atau Orang tua
34
Desainer
35
Undangan
36
Sah
37
Drama Irina
38
Hadiah
39
Hadiah- bagian ke 2
40
Aku masih mencintainya
41
Perlawanan
42
perlawanan- bagian ke 2
43
Aksi Dewi
44
Merindukan Seorang Ibu
45
Terbongkar
46
Jangan pisahkan aku dengan Tante Cantik
47
Toko
48
Bayangan Hitam
49
50 Juta
50
Teror
51
Racun
52
Ternyata pak RT
53
penampakan
54
Villa di sita..?
55
pengakuan mbok nah
56
Nasib malang bu ayu
57
Senjata makan Tuan
58
Siapa pria itu?
59
Rahasia apa yang di simpan Irina?
60
Deden terharu..
61
Menyusun teka-teki milik Irina.
62
sepotong tempe
63
Membuat Tempe
64
Kemana Dewi..?
65
Kesetiaan Deden
66
Mengawasi dari jauh
67
Melahirkan
68
Putra dan Putri.
69
Selamat datang
70
Kertas bermatrai
71
Api
72
Siapa sosok Rico sebenarnya..?
73
Roda berputar
74
Terbuka
75
Mantan Mertua
76
pesan terakhir.
77
Belum Percaya
78
Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!