malam semakin dingin, Hujan turun begitu lebat, kilat menyambar ke sana ke sini.
"Alhamdulillah akhirnya kita sampai rumah, jadi tidak kehujanan."
"Bener mas, mana suasana jadi sepi begini."
"aaaaaaaa..mama...papa.." terdengar teriakan Lio dan leo.
Tiba-tiba lampu kontrakan mati.
"Dek, kamu lupa bayar listrik..?"
"enggak mas, kayaknya mati lampu semua." Dewi mengintip dari tirai cendela.
"Bener mati lampu semua. mungkin ada pemutusan listrik, karena hujan lebat dan angin.
"mama...kakak takut." terdengar tangisan leo.
"sini sama mama, biar papa nanti cari lilin."
Tok..Tok..tok..
"mbak..mbak Dewi."
"Nita..? ada apa?"
"mbak ada lilin tidak, rumah gelap banget."
"ada, ini." terdengar suara Bayu keluar dari kamar.
"Nita ma si kembar enggak berani mbak, di rumah sendiri mana mati lampu kayak gini."
"mama kemana..?"
"mama pergi kondangan dari sore, belum pulang-pulang. mungkin kehujanan di jalan."
"ini sudah ada lilin, nanti kalau kenapa-kenapa langsung ke sini saja, mungkin mama lagi di jalan."
"iya mbak."
***
Byurrr..
"aa...apes banget, basah semua bajuku. itu mobil tidak hati-hati. apa enggak tau kalau ada orang lagi jalan."
Tiba- tiba mobil yang membuat baju bu ayu basah berhenti dan mundur perlahan.
"Bu maaf saya tidak sengaja." seorang pria dengan pipi bakpao membuka sedikit kaca cendela mobil.
"astaga...jeng ayu, tidak salah lihat saya. jeng ayu jalan? bisa turun derajat jeng. ayo masuk ke mobil, saya anterin pulang."
bu ayu tersenyum senang, saat pintu mobil di buka, sangat sulit.
"susah bukanya ya jeng, maaf jeng saya berubah pikiran. takut mobil saya basah dan kotor lihat baju jeng ayu basah."
perlahan mobil berjalan meninggalkan wanita paruh baya itu sendirian. hanya hujan dan angin malam yang setia menemaninya saat ini.
"ah...si*l... awas kamu sindi."
"Bu ojek bu..?"
"Boleh pak, anter saya ke jalan kenanga pak. dari pada tidak ada kendaraan sama sekali."
Dengan terpaksa Bu ayu naik ojek yang mangkal di pinggir jalan.
Dia rela hujan-hujanan demi ongkos ojek yang murah, dari pada naik taxi yang harganya selangit. itu pemikiran bu ayu saat ini.
dret...dret...dret...
suara motor ojek tiba-tiba berhenti.
"lho..kok berhenti di sini pak, alamat saya masih jauh."
"maaf bu, bensin habis. tadi lupa isi tolong bantu saya dorong motor sampai pom bensin depan ya bu."
"apa..? dorong ? ya ampun apes banget aku hari ini. kalau tau gini, aku enggak mau pergi kondangan."
"bu..ayo bu, hujan makin deres ini. malah ngomong sendiri."
Mau tidak mau, akhirnya Dia mendorong motor, kaki terasa sakit akibat sandal high heels, dandanan bu ayu sudah lepek dan luntur akibat hujan deras
sudah tidak bisa di bayangkan bagaimana penampilan perempuan paruh baya itu.
"akhirnya, motor sudah bisa hidup lagi."
ojek berjalan dengan kecepatan sedang, karena pengaruh hujan yang lebat dan angin bertiup begitu kencang.
"Bu...tunggu bu, uangnya kurang..?" tukang ojek memanggil bu ayu saat melangkah menuju kontrakan.
"memang segitu pak, ongkos ojek." ketus bu ayu.
"Bu..ini cuma sepuluh ribu, kurang bu !! saya beli bensin saja tidak cukup."
"saya sudah dorong sepeda motor bapak, sampai sakit semua kaki saya. impas pak."
"Tidak bisa, ibu harus bayar lima puluh ribu. ibu mau bayar apa saya teriak kalau ibu seorang penipu."
semua orang kontrakan keluar rumah karena mati lampu dan terdengar keributan di luar, hujan mulai reda.
"Lihat dek, kelakuan ibumu sungguh memalukan. Bagaimana tukang ojek tidak marah kalau di bayar sepuluh ribu."
"iya mas, memang seperti sifat ibu tidak mau pernah kalah."
pembicaraan kedua suami istri itu di denger oleh bu Marta.
"lama-lama terlihat juga sifat aslinya. Bisa buat gosip baru besok waktu beli sayur."
"ibu...bagaimana..? Mau bayar apa tidak !!"
"mana mungkin ibu itu mau bayar pak, dia tidak punya uang. Gayanya aja yang kayak orang kaya. tapi dompet kosong!!" suara teriakan bu marta sontak membuat semua orang menatap ke arahnya.
" Duh ada kurcaci di situ lagi. kenapa sih ada dia lagi ada dia lagi." Batin bu ayu. Dengan muka kesal ia mengambil uang yang ada di dompet nya.
"ini ongkos buat bapak, kembaliannya ambil saja." satu lembar uang merah di beri oleh tukang ojek.
"hem...sok kaya..!!" Bu marta langsung masuk ke dalam rumahnya.
"mana kembaliannya..?"
"kata ibu kembaliannya kasih ke saya, kenapa sekarang di minta lagi."
"saya cuma bercanda."
"Tidak bisa bu, uangnya sudah masuk ke dalam kantong saya."
"astaga naga dek, ibu mu" Bayu mengusap kasar mukanya.
"ibu ini minta uang kembalian lagi..!!"
tukang ojek itu berteriak agar semua orang mendengar, Dia tidak mau rugi.
"apa..?? di minta lagi..?? jadi ibu pura-pura bayar dengan uang besar karena mau cari muka." tidak di sangka bu marta keluar lagi dari kontrakan.
"iya bu, kata ibu ini dia bercanda memberi uang seratus ribu."
bu marta menggeleng-gelengkan kepalanya.
"ternyata di kontrakan ini selain ada julukan baru yaitu pura-pura kaya dan suka bohong."
"jaga mulutmu !!"
"kalau begitu buktikan!!" teriak bu marta.
" ya sudah pak, buruan bapak pergi. nanti uangnya di minta lagi sama ibu yang pura-pura kaya."
Tanpa di pandu lagi, tukang ojek pulang demi menyelamatkan uang seratus ribu hehehe
"aman-aman, rezeki nomplok malam ini dapat uang seratus ribu. coba ketemu ibu yang kayak tadi setiap hari lumayan kan hehehehe"
"bener-bener kurcaci sudah menabuh gendang perang. tunggu tanggal mainnya."
"oh ya bu ayu yang kaya raya, buru-buru ganti baju dan benerin itu make up udah luntur kayak kerupuk kerendem air hehehe."
Dengan kesal wanita paruh baya itu menuju ke kontrakan. matanya memandang sepasang suami istri yang ada di teras kontrakan.
"kalian diem aja, mama di bully sama kurcaci itu. malah di jadikan tontonan."
"kita harus ngapain ma? ikut berantem atau ikut bully?"
"kamu menantu tidak bergun*, tidak mau nolong mama. kamu lagi Dewi, sebagai anak harus berbakti ke orang tua?"
"maksud mama..?"
"sudah lah, ngomong sama kalian sama aja. Tidak bermnafat."
"maksud ibu mertua mas bayu, Dia minta uang mas Bayu buat bayar ojek, beli make up dan kebutuhan lainnya." samber bu marta.
"siapa kamu? ikut campur keluarga saya, keluarga bukan temen bukan." celetuk bu ayu, begitu kesal dengan bu marta karena terlalu banyak ikut campur dalam urusan kelurganya.
"suuuttt sudah mas." tanga Dewi menutup mulut bayu saat suaminya hendak bicara.
Bayu hanya membuang nafas kasar.
(hallo kakak semua, bila suka dengan cerita tolong tinggalkan like, dan beri komentar yang membangun terimakasih)🙏😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments