" Enak kan di tegur sama pak Hadi hehehe...habis ribut banget. ganggu orang tidur saja." celetuk bu Marta dari dalam kontrakannya.
"huuammm ngantuk banget, tidur ah..." bu marta menguap dan tak lama sudah di alam mimpi.
"mas jam segini baru pulang, apa lemburannya banyak."
"iya dek, oh iya..kamu sekarang kemasin semua baju kita. subuh nanti kita akan berangkat liburan."
"serius mas." mata Dewi berbinar-binar karena selama menikah baru kali ini mereka bisa berlibur bersama keluarga.
"udah dek, buruan. mas juga mau siap-siap. jadwal pesawat kita nanti jam lima pagi."
"apa..? pesawat..?"
Bayu mengangguk dan tersenyum.
"mas dapat uang dari mana..?, selama ini kita hidup pas-pasan."
"udah..jangan banyak tanya. Buruan nanti kita ke tinggalan pesawat."
istri Bayu begitu bahagia dia menyiapkan keperluan untuk pergi berlibur.
"Dari pada uang hasil lemburku di ambil semua sama mertuaku mendingan aku melepas pikiran penat dan menyenangkan istri dan anakku." Batin bayu tersenyum sinis.
"ma...kita mau kemana? Lio masih ngantuk."
anak tertua Bayu mengucek matanya yang begitu berat.
Dewi tersenyum melihat tingkah Lio.
"lho...lho...mbak dewi mau kemana.? kok bawa koper ?, itu Leo juga masih di gendong."
"Bu marta..kami akan pergi sebentar ada keperluan. Bu marta baru jam tiga sudah bangun, rajin sekali." Puji Dewi membuat kepala bu marta makin besar.
"iya mbak, saya setiap hari bangun pagi mau solat subuh takut kesiangan nanti. ini mau olahraga sebentar."
"pantesan Tubuh bu marta seperti gitar sepanyol bagus banget."
"ayo dek, malah ngobrol. taxinya udah datang. mari bu marta."
" iya mas bayu, hati-hati di jalan."
setelah kepergian keluarga kecil bayu, bu marta langsung bercermin di kamarnya, berlagak legok bak model terkenal.
"ah...masa sih, tubuhku kayak gitar sepanyol. tapi udah umur kepala empat belum laku aku."
"jakarta kalau pagi gini tidak macet ya mas."
"iya bener dek. tidak ada yang ketinggalan kan."
"tidak ada mas." Dewi menyenderkan kepalanya di bahu suaminya.
"oh iya mas, gimana mama aku takut..."
sebelum melanjutkan perkataannya Bayu menempelkan telunjuk tangannya di bibir mungil istrinya.
"mana hp mu..?"
"Hp..?"
"untuk sementara kita berlibur, kamu tidak usah bawa Hp. Biar aku yang pegang Hp mu. Agar liburan kita tidak terganggu, bagaimana."
Dengan cepat wanita di samping Bayu mengangguk membuat pria itu semakin Gemas dengan istrinya.
"akhirnya kita sudah sampai juga, jaga anak-anak. Biar aku turunkan barang-barang."
untuk pertama kali Dewi dan anaknya melihat bandara dan memasukinya.
"ma...besar sekali gedung ini. andai saja rumah kita sebesar ini ya ma." mata Lio berbinar saat melihat cahaya lampu yang banyak dan terang.
"ih..dingin..dede dingin." kedua mata suami istri menoleh ke arah anak keduanya.
"Leo dingin, sebentar mama ambilkan jaket dulu." dengan telaten Dewi mengenakan jaket ke tubuh kedua anaknya.
"Kita tunggu di sini ya, sebentar lagi kita masuk pesawat."
"wah...naik pesawat ya pa? kakak mau...mau...naik pesawat." seketika Lio melompat-lompat karena senang. melihat kakaknya Leo ikut melompat. mereka tertawa bersama.
"Ibu-ibu dan Bapak-bapak, selamat datang di Penerbangan nomor xxx Kita sedang berada dalam antrian ke tiga untuk take-off, dan diharapkan untuk mengudara dalam waktu kira-kira sepuluh menit. Kami meminta anda untuk memasang sabuk pengaman anda saat ini, dan simpan semua koper di bawah kursi atau di kompartemen atas"
" kami Juga meminta agar kursi dan meja anda berada dalam posisi tegak untuk take-off. Tolong matikan seluruh alat elektronik yang anda bawa, termasuk telepon genggam dan laptop. Merokok di larang selama penerbangan di seluruh bagian pesawat, termasuk di kamar mandi. Terima kasih sudah memilih The Airlines. Nikmati perjalanan Anda.”)
selama penerbangan di dalam pesawat dewi dan anak-anak begitu menikmatinya. Berbeda dengan Bayu, Dia menyenderkan kepalanya dan melihat ke luar dari cendela pesawat.
pemandangan yang begitu indah menurutnya, melihat hamparan awan putih seperti kepulan asap.
Flashback
"pak Bayu kalau saya lihat sepertinya banyak beban di hidup bapak."
"pak Umar bisa saja, kayak peramal hahahaha."
bapak satpam itu menepuk pundak Bayu.
"hehehe sudah lah pak, kalau punya masalah bapak bisa berbagi cerita kepada saya. siapa tau saya ada solusinya." Pria bertubuh tinggi itu hanya mengangguk dan tersenyum.
"Bagaimana kalau pak Bayu liburan dengan keluarga bapak, buat menghilangkan stres di kepala. pak bayu tinggal minta cuti sama bos pasti di kasih."
"pengennya pak, tapi saya tidak punya uang pak untuk liburan."
ternyata obrolan mereka di dengar oleh sepasangan telinga.
"Bayu..!!"
"eh..si bos panggil. siapa tau pak bayu dapat rezeki nomplok dari bos."
"amin." bayu meninggalkan satpam itu di pos sendirian.
" Ada apa bos, ada yang bisa saya kerjakan lagi. untuk berkas-berkas tadi sudah selesai."
"kalau sudah selesai kenapa kamu tidak langsung pulang."
"saya hanya mau mengobrol sama pak Umar bos." Dusta Bayu, sebenarnya dia malas pulang lebih cepat untuk menghindari perdebatan dengan mertuanya. pasti ada saja yang selalu di debatkan. Entah itu uang kontrakan, uang pendidikan adik ipar, uang arisan, dan masalah rumah tangga Bayu pun tak luput dari aturan sang mertua. membuat pria berbadan tinggi itu merasakan pusing tujuh keliling.
"ini untuk kamu, ajak keluarga kecilmu liburan. ini tiket pesawat sudah saya pesankan. kamu besok tinggal berangkat.
"serius bos..?" mata Bayu tidak bisa di bohongi, matanya mulai berkaca-kaca.
"apa mukaku menampilkan kebohongan..?"
"tidak...tidak bos, saya masih belum percaya."
atasan Bayu hanya tersenyum.
"ini bonus karena selama kamu kerja di sini kamu sangat tekun dan rajin."
"terimakasih...terimakasih banyak."
****
"mas...mas..." Dewi membuyarkan lamunan suaminya.
"iya..ada apa dek."
"tolong jaga Leo sebentar, aku mau antar Lio ke toilet."
Bayu hanya mengangguk kecil.
"Ibu-ibu dan Bapak-bapak, sembari kita mulai mendarat, mohon pastikan punggung kursi dan meja anda berada dalam posisi tegak. Dan pastikan juga sabuk pengaman anda terkait dengan baik dan seluruh barang bawaan tersimpan di bawah kursi di depan anda, atau di penyimpanan atas. Terima kasih"
"Atas nama The Airlines dan seluruh kru, saya ingin berterima kasih kepada Anda atas ikut sertanya dalam perjalanan ini. Kami berharap bisa berjumpa dengan anda lagi dalam penerbangan dalam kesempatan yang akan datang. Semoga hari Anda menyenangkan!”
"Alhamdulillah, sebentar lagi kita sampai mas."
"iya, udah enggak sabar mau ajak jagoan kecil papa jalan-jalan."
"papa...kita udah turun dari pesawat. asik ya pa naik pesawat. Besok kita naik lagi." celoteh Lio yang semakin banyak bicara membuat kedua orang tuanya tersenyum geli.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments