keluarga kecil Bayu sampai di depan Hotel berbintang di kota itu.
" mas ini serius kita akan menginap di sini..? ini mahal lho mas."
Bayu tertawa geli melihat tingkah istrinya.
Dewi menarik tangan suaminya dan mengajak menjauh dari Hotel di depannya itu.
"Dek mau kemana..?"
"jangan di sini mas."
"tenang saja, kamar sudah di pesan. ayo masuk."
Bayu menggandeng tangan istrinya, entah apa yang sedang Dewi pikirkan sekarang. antara percaya dan tidak percaya.
"Dengan bapak bayu ?"
"iya benar."
"selamat datang di hotel kami pak, mari saya antarkan bapak dan keluarga ke kamar bapak."
Bayu dan kelurganya di layani seperti seorang raja dan ratu. semua di layani dengan sangat baik dan ramah.
"silahkan, ini kamar bapak. kalau butuh sesuatu bisa hubungi saya."
"terimakasih."
"pa..papa...sini, di sini ada kasur empuk banget." Lio melompat lompat di kasur berukuran king.
Leo tidak kalah, dia mengikuti setiap gerakan kakaknya. membuat kedua bocah kecil itu tertawa begitu bahagia dan sangat lepas.
"aku baru kali ini melihat anak kita sebahagia ini mas. apakah setelah mereka pulang dari sini mereka masih bisa tertawa seperti itu."
"pasti dek, mas janji akan membuat kalian tersenyum terus."
Bayu mengelus lembut rambut panjang istrinya.
Dewi melihat pemandangan yang sangat luar biasa menurut nya.
saat di buka tirai cendela kamar, terlihat pantai biru terbentang luas terlihat dari kamar hotelnya.
"sangat cantik...sungguh cantik, sungguh luar biasa ciptaan tuhan."
"iya dek, sangat cantik. mas juga mengagumi ciptaan Tuhan."
"apa sih mas, itu cantik pemandangannya."
"pemandangan itu tidak cantik. cantikan kamu."
"ah..gombal."
kedua pasang suami istri itu tertawa bahagia.
"ma..mama..dede laper."
"mas.." Dewi menatap ke arah suaminya, hanya balasan senyum yang di berikan oleh bayu
"Kita makan sekarang, kita turun ya.."
Bayu mengajak keluarga kecilnya masuk di resto hotel berbintang. lagi-lagi langkah Dewi berhenti, dia ragu akan harga makanan di dalam resto.
mengetahui keraguan istrinya Bayu mengandeng tangan lembut Dewi.
"ayo masuk, lihat anak-anak sudah di dalam."
"tapi mas.."
mau tidak mau Dewi mengikuti langkah bayu walaupun dia sedikit ragu.
Makanan tersaji rapi di meja, aroma makanan sungguh menggoda membuat cacing yang di perut sudah mulai protes.
" ma..enak makannya. coba setiap hari makan seperti ini ya dek."
leo hanya mengangguk saja karena sibuk memasukan makanan di mulutnya.
"pelan-pelan kalau makan nanti tersedak."
kedua bocah kecil itu hanya mengangguk membuat Bayu semakin gemas dengan kedua anaknya.
"Dapat uang dari mana mas bayu, bisa berlibur di hotel berbintang dan makan di resto mahal seperti ini." Batin ayu sambil memandang suaminya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
"hai...kenapa melihat seperti itu, aku memang sudah tampan dari lahir." Goda bayu
"apa sih mas." Dewi tersenyum sipu membuat kedua pipinya merah merona.
"Habis makan kita jalan-jalan ke pantai, ada yang mau."
"mau.." jawaban serempak dewi dan anaknya.
"wah udah tidak sabar buat jalan-jalan ya, habiskan makanannya dulu ya."
" siap papa.." sambil memberi hormat ke arah Bayu
semua tertawa melihat tingkah lio.
makanan yang tersaji di meja habis tidak ada sisa. lio memegang perutnya yang kekenyangan.
"lihat ma..perut lio endut, kayak badut. tadi kakak makan banyak banget." sambil mengusap-usap perut.
"ya ampun..lucu banget sih anak mama satu ini."
"coba oma tiap hari masak enak seperti ini pasti perut lio bisa kayak badut beneran hahahaha."
"maksud kakak apa..?, emang selama ini lio makan apa..?" tanya Bayu penuh selidik
"kakak ma ade makan telur goreng kadang tempe. tapi enggak pernah makan ayam. oma kalau masak ayam pedes, kakak ma dede tidak suka."
ekspresi Bayu berubah menjadi sangat kesal.
***
saat tiba di pantai yang di tuju mereka sangat bersemangat sekali.
"wah..airnya banyak banget, kita bisa main air sepuasnya dek. enggak usah takut di marahi tante gendut."
Dewi dan Bayu saling berpandangan satu sama lain saat mendengar lio bicara.
"maksud kakak apa..?" tanya bayu penuh dengan selidik.
"kemarin kakak ma adek di marahin ma tante gendut pa, telinga lio di jewer."
Deg...
jantung Bayu berdebar mendengar cerita lio
"Baru kali ini ada yang menyakiti anakku, aku saja tidak pernah bermain kasar pada anakku."
tangan Bayu mengepal, mukanya berubah menjadi merah.
mengetahui perubahan suaminya, Dewi mengelus pundak suaminya.
"sabar mas, nanti habis pulang liburan ini. kita tanyakan baik-baik kepada nita."
"Tapi dek, dia sudah berani menyakiti anak kita, padahal tiap bulan aku memberi uang lebih buat dia."
" mendingan kita lupakan dulu persoalan di rumah jangan di bawa liburan.sekarang kita senang-senang dulu."
senyuman manis Dewi melunturkan amarah suaminya. Di genggam tangan suaminya itu sambil menggandeng tangan anaknya.
" lihat mas pantai di sini indah dan bersih ya." ucapan Dewi membuka percakapan agar suasana semakin mencair.
"iya bener, makanya kawasan ini banyak di kunjungi turis dari luar negri."
Dewi menatap ke sekitar, benar saja banyak turis yang berada di pantai.
"karena kedatangan turis dari luar negri maka perekonomian di sini sangat terbantu."
tangan Bayu tiba-tiba di tarik oleh kedua tangan anaknya.
"ayo pa, kita main air."
Bayu hanya mengangguk dan mengikuti setiap kemauan anaknya.
"ye...main...air..main air."
"Lio senang..?"
"iya pa, kakak seneng. makasih pa."
tangan kecil Lio memeluk kedua leher Bayu yang sedang duduk.
"yah...basah deh baju papa."
"maaf pa, apa papa marah..?"
"iya papa marah dan kamu harus di hukum." goda Bayu
bocah kecil itu menunduk takut.
Bayu kemudian menggendong Lio dan mengajaknya berendam di pantai.
"ini hukuman buat anak kesayangan papa hahahaha."
"hahahaha papa...basah pa...basah.." Lio tertawa begitu bahagia.
Dewi yang bermain pasir dengan leo melihat sangat bahagia. tak terasa air mata bahagianya membasahi pipi mulus.
"ya Allah jangan ambil kebahagiaan ini dari keluarga kecil kami. semoga hari-hari yang kami lalui selalu seperti ini. amin."
***
"aduh capek banget ya, tapi seneng banget ya dek. bisa berlibur seperti ini." Bayu membanting kan tubuhnya yang letih ke kasur.
"iya mas, mudah-mudahan Allah melancarkan rezeki kita agar bisa seperti ini setiap bulan."
"amin. kita di sini berapa hari mas..?"
"dua hari, besok sore kita pulang."
" mas apa perlu kita belikan oleh-oleh buat mama..?"
Bayu diam dan berfikir sejenak
"ehm...boleh, besok kita cari oleh-oleh buat mamamu pasti dia suka." entah apa yang sedang di rencanakan oleh pria berbadan tinggi. Dia tersenyum sinis melihat keluar cendela.
"makasih mas, walaupun mama sering membuat marah dan kesel tapi mas Bayu masih peduli pada mama."
Bayu tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments