pagi ini saat kami sarapan tiba-tiba dewi menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan langsung ke kamar mandi. saat hendak mulai makan lagi, Dia mendorong piring ke arahku. katanya perutnya mual sekali mencium aroma nasi dan lauk pauk yang di siapkan ibu mertuaku.
semenjak ibu mertua meminta jatah untuk beli sayur, maka aku putuskan agar ibu mertua yang memasak makanan sekaligus. karena aku tidak sanggup bila membiayai dua dapur. Ayah mertua kadang pulang ke rumah kadang tidak, dia begitu kecewa dengan ibu mertua karena pembelian perhiasan satu set.
menurutku wajar kalau ayah mertuaku marah karena ibu mertuaku membeli perhiasan dengan nilai yang menurutku fantastis.
Sampai aku selesai makan, Dewi belum keluar dari kamar mandi. karena kwartir maka aku memutuskan untuk menyusulnya.
pintu kamar mandi terbuka, ku lihat istriku dengan wajah yang pucat dan kondisi yang sangat lemah.
"kamu sakit dek?"
"perutku tidak enak mas, mungkin mag ku kambuh. karena sering telat makan."
ku ajak istriku untuk ke dokter tapi dia menolak, katanya dia butuh istirahat saja biar kondisi pulih.
Hari ini Dewi tidak masuk kerja dan istirahat di rumah.
saat aku pergi kerja, ibu mertua datang ke rumah dan minta jatah uang bulanan ke Dewi.
"ma, hari ini aku tidak kerja tidak enak badan. jadi aku tidak menerima gaji hari ini."
"Bagaimana mama bayar bank keliling. Hari ini pasti datang ke rumah karen sudah jatuh tempo."
Dewi meyakinkan bu ayu bahwa dia tidak memegang uang sama sekali tapi tidak dengan bu ayu, dia tidak mau tau.
perdebatan kecil terjadi antara anak dan orang tua.
"selama ini dewi memberi uang ke mama tidak pernah di anggap cuma masalahnya hari ini aku tidak bisa memberi uang."
"kamu tidak kasihan dengan mama, selama ini mama yang merawat kamu dari bayi sampai sekarang. kamu mau jadi anak durhaka."
"Biarkan dewi jadi anak durhaka ma!!, memang dewi tidak pegang uang."
Dewi masuk ke dalam kamar dan menangis tak henti, bu ayu masih saja meminta uang. dia tidak mau tau akan kondisi anaknya.
dengan berat hati dewi menghubungi Bayu dan bilang mau pinjam uang kepada suaminya untuk keperluan mamanya.
Bayu hanya menghembuskan nafas kasar.
"ingat ya dek, kalau kamu pinjam harus di kembalikan."
"iya mas aku janji akan mengembalikan uang mas."
istri bayu itu menghapus air matanya, saat di buka pintu kamar ternyata mamanya masih menunggu di depan kmar.
"nah begitu, jadilah anak yang berbakti kepada orang tua.mama tunggu transfer dari bayu."
Dewi hanya diam saja, matanya menatap lurus ke depan entah apa yang sekarang dia pikirkan.
****
saat Bayu pulang dari kerja, dia sangat bingung karena kontraknya gelap gulita. dengan was-was dia masuk ke dalam kontrakan takut terjadi sesuatu pada keluarga kecilnya. Tidak ada suara ataupun aktivitas di dalam rumah. Bayu bernafas lega melihat anak-anaknya sudah tertidur pulas dengan istrinya.
ketika di lihat baik-baik wajah dewi terlihat pucat pasi, bayu mendekat memegang kedua tangan istrinya begitu lemas dan dingin. di goyangkan tubuh istrinya itu agar terbangun tapi tidak ada reaksi sama sekali.
sudah hampir sepuluh menit bayu membangunkan istrinya, usahanya tidak sia-sia. mata dewi perlahan di buka perlahan.
"mas...aku lemes banget." suaranya lirih hampir tak terdengar sama sekali.
Tanpa menunggu lama, bayu membawa dewi langsung ke rumah sakit terdekat.
dengan cepat dokter dan perawat menangani, saat pria berbaju putih keluar dari kamar rawat dia tersenyum ke arah bayu.
"selamat ya pak, anda akan menjadi seorang ayah." Betapa terkejutnya bayu mendengar berita bahagia itu. Dia tidak menyangka bahwa istrinya akan hamil lagi.
Dokter mengatakan bahwa dewi dehidrasi dan perlu perawatan di rumah sakit. Badan dewi begitu lemas dan ada selang infus di tangannya.
"anak-anak dengan siapa mas?" pertanyaan yang di utarakan saat dia melihat bayu datang.
"aku titipkan mama, karena mereka sudah tidur pulas."
Bayu mencium kening istrinya dan tersenyum bahgia, mengetahui dewi berbadan dua. Tapi tidak dengan dewi. wanita berambut panjang itu menagis dia mengutarakan isi hatinya, bahwa dia belum siap untuk mempunyai anak lagi.
"aku ingin menggugurkan bayi ini mas, anak-anak masih kecil bagaimana mungkin aku hamil lagi."
bayu mengelus rambut istrinya dan menenangkan.
"Tidak perlu kwartir ada mas di sini, semua akan baik-baik saja." Di bawanya dewi ke dalam pelukan hangat Bayu.
Bu ayu mendapat kabar bahwa anaknya itu berbadan dua, dia hanya tersenyum sinis melihat ayu yang berbaring di tempat tidur.
"aku harap anakmu nanti tidak akan menyusahkan ku."
"apa maksud ibu? saya bisa membesarkan dan merawat anak saya. kalau ibu keberatan di titipkan Lio dan leo maka mulai besok biar ayu yang menjaga." Bayu sangat geram mendengar perkataan ibu mertuanya.
Bayu menyuruh Dewi untuk berhenti dari pekerjaannya dan fokus menjadi ibu rumah tangga dan menjaga anaknya.
"Tidak bisa Dewi harus kerja apapun yang terjadi!! kalau Dewi tidak kerja siapa yang akan memberikan uang kepada mama."
Bayu menarik nafas panjang dan membuangnya. Ia bertanya kepada istrinya itu mau lanjut kerja atau di rumah saja, apapun keputusannya Bayu akan ikut. pria berbadan tinggi itu berharap istrinya di rumah dan menuruti apa kemauannya demi kebaikan bersama.
bu ayu menatap ke arah Dewi dengan tatapan yang tajam.
"a...aku a..a..akan menuruti kemauan mas Bayu." kata-kata Dewi terbantah bantah, dia tidak berani menatap mamanya.
"anak tidak tau diri !!" kesal akan keputusan yang keluar dari mulut Dewi. ibu mertua Bayu pergilah dari kamar.
"Biarkan mama nanti yang akan ku tangani." seru Bayu, dia tau akan ke kwatiran yang di rasakan isterinya. Bayu mengambil Hp nya dan menghubungi bosnya Dewi dengan rasa hormat bayu mengatakan bahwa istrinya tidak bisa melanjutkan kerja karena kondisi tubuhnya yang sangat lemas akibat berbadan dua. permintaan Bayu di terima, bahkan bos Dewi berkata bila suatu saat Dewi akan kembali lagi bekerja maka pintu kantor terbuka untuk Dewi.
Melihat kegelisahan bu ayu yang mondar-mandir seperti setrika membuat Nita angkat bicara.
" ma ada apa? bolak balik dari tadi pusing aku melihatnya."
"ini gara-gara mbakmu, dia hamil."
"hamil? apa masalahnya kalau mbak Dewi hamil. kan ada suami nya."
"masalahnya nanti mama tidak akan mendapat uang bulanan lagi dari Dewi karena dia sudah berhenti kerja, ini semua gara-gara anak yang di dalam kandungan Dewi. Semua rencana ku bisa gagal."
Nita menaikan kedua alisnya, dia sangat bingung apa yang sebenarnya di rencanakan oleh mamanya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Plasidus amandus
rezeki mb dewi jangan sedih ya
2023-07-12
0