Ulah mertua

"Hamsik....Hamsik...Duh...kayaknya aku flu nih, enggak enak badan. ini pasti karena kehujanan semalam."

Bu Dewi menutup selimut di tubuhnya, dua buah koyo tertempel di wajah.

"ma..Nita laper, mama belum masak."

"aduh Nita, kamu masak sana. mama lagi tidak enak badan."

"Nita mana bisa masak ma."

"astaga Nita, kamu pacaran bisa masa masak tidak bisa. kalau kamu menikah nanti siapa yang akan membuat makanan buat suamimu."

"ma..."

"sudah..sana panggil mbakmu ke sini."

Tok..tok..tok..

"mbak..mbak Dewi !!"

" Nit, bisa tidak kalau pagi-pagi tidak usah teriak-teriak, mbak denger kok."

"mbak di suruh ke rumah mama. Mama sakit."

Dewi mengerutkan kedua alisnya. perempuan berambut panjang itu bergegas ke rumah mamanya. Takut terjadi apa-apa.

"mama sakit?"

Dengan muka di buat-buat dan sedikit akting membuat anaknya percaya.

"wi tolong kamu masak hari ini ya dan bantu beresin rumah. si kembar belum sarapan mau berangkat sekolah. kamu hari ini izin dulu jangan masuk kerja. huk...huk...huk..." akting yang sempurna berpura-pura batuk.

"dek, mbak buatkan roti aja ya buat sarapan."

si kembar hanya mengangguk.

"mbak nanti siapa yang mengantar kami sekolah." tanya Dina dan dini

"ya sudah nanti mbak yang anter kamu sekolah."

***

"mana ya...mang Ujang belum Dateng juga. untung Lio ma leo belum bangun."

"yur..sayur...sayur...!!!"

"nah itu mang Ujang, yang di tunggu-tunggu sudah datang."

"mbak Dewi mau belanja juga." sapa bu Marta.

"iya bu, mang saya mau beli undang, ayam dan sosis. yang sayur hijau ini bungkus aja semua."

"wah tumben mbak Dewi borong."

"iya mang, mama lagi sakit. jadi sekalian masaknya."

"oh...mama mbak Dewi sakit? mungkin karena kehujanan semalam atau bisa juga sakit karena pusing uang seratus ribunya hilang."

"hilang di mana bu, apa perlu kita bantu cari." sahut bu yati.

"hilang di bawa kabur tukang ojek bu yati, tapi kalau di bawa kabur tidak juga sih." bu Marta sambil berfikir.

Dewi tidak menanggapi gosip ibu-ibu pagi ini. setelah belanja Dia langsung pulang.

"aduh ibu-ibu jangan gosip pagi-pagi nanti pelanggan mamang kabur." celetuk mang Ujang.

"tenang saja mang, mbak Dewi baik. tidak akan di ambil hati, tidak kayak mamanya itu." sinis bu marta.

***

aroma masakan memenuhi semua ruangan kontrakan.

"ma..makan dulu, ini ada opor ayam."

"wi, masak ayamnya di pedes mama biasa makan ayam pedes. mana suka makan kayak gini."

"jadi selama ini mama masak ayam pedes, Lio dan leo kasih apa sama mama?"

Deg..

jantung bu ayu berdebar.

"haduh salah ngomong ini, bisa-bisa Dewi curiga kalau anak-anak nya makan seadanya." batin bu ayu

"masakan mama enak..besok Lio mau makan opor ayam lagi." celoteh Lio

"Lio suka masakannya, besok kamu masak lagi ya wi." Dewi hanya mengangguk pelan.

"untung aja." Batin bu ayu

Dewi sibuk berbenah rumah mamanya sejak pagi.

"aduh..dewi tolong mama!!" teriakan bu ayu membuatnya lari ke arah kamar.

"ada apa ma."

" perut mama laper, tolong belikan mama pizza ma ayam goreng yang lagi promo."

"aku kira mama kenapa? cuma itu?"

bu ayu mengangguk sambil tersenyum

"Dewi tolong belikan mama baju tidur sekalian ya, baju ini tidak nyaman. kamu tidak mau kan mama sakit terus."

"ma, kalau baju bisa beli kapan-kapan."

"enggak mau, pokoknya mama mau beli baju sekarang hu...hu...hu...hu...." bu ayu menangis seperti anak kecil.

"ya sudah, aku belikan sekarang." saat Dewi akan melangkah pergi dari kamar. bu ayu memanggilnya kembali.

"Dewi, kalau kamu mau pergi. mama tinggalin uang dua ratus ribu ya, buat pegangan mama."

"astaga mama, dewi pergi cuma sebentar saja. enggak seharian."

"jangan jadi anak durhaka, mana dompet kamu. bawa kesini.!!" dengan cepat bu ayu mengambil dompet di tangan dewi dan mengambil dua lembar uang merah.

"tuh kan masih banyak uangmu, kalau kamu tidak punya uang mana mungkin kamu dan suamimu pergi liburan.

dewi menghembuskan nafas kasar dan pergi begitu saja.

Bayu yang mengintip di pintu kamar bu ayu mengusap gusar mukanya.

"sampai kapan mertuaku akan berubah sifatnya. bisa-bisa banting tulang tiap hari kalau kayak gini."

Ayu di antar suaminya pergi membeli yang di inginkan mertuanya.

"mama ada aja maunya, kayak anak kecil aja. minta ini minta itu, anak-anak kita kalau sakit tidak pernah minta-minta."

Dewi tidak bisa menjawab semua pertanyaan suaminya. dia lebih baik diam guna menghindari pertengkaran di rumah tangganya.

"Dek, kamu sekali-kali harus menolak apa keinginan ibu. jangan di turuti terus lama-lama nanti jadi manja."

"iya mas" hanya kata itu yang bisa di ucapkan Dewi. Bayu mengelus rambut panjang istrinya.

"kita cari apa lagi sekarang?"

"sepertinya sudah mas, kita langsung pulang saja ya?"

Bayu menyalakan mesin motor dan berjalan membelah kemacetan jalan siang ini.

"mas tunggu, itu sepertinya ayah?"

"mana?"

"itu, di depan yang sedang berjalan." sambil menunjuk ke sebelah jalan.

"kita ke sana mas, mau kasih tau kalau mama sakit."

Bayu memutar kendaraan nya dan menuju ke arah ayah mertuanya.

"mau kemana ayah ya...siapa perempuan yang di ajak ayah ngobrol itu ya?"

"entahlah dek, kita langsung ke sana saja. Biar jelas biar tidak ada pikiran negatif."

Tin...Tin...

"yah...ayah.." pria berbadan gemuk itu menoleh ke arah suara.

"Dewi? ngapain kamu di sini?"

"lagi cari makanan buat mama yah. Ayah sendiri ngapain di sini? sudah lama ayah tidak pulang ke rumah. sekarang kita sudah pindah ke kontrakan."

"o..mamamu kenapa? ayah lagi cari kerja tambahan di sini."

Dewi memandang perempuan yang memakai baju kurang bahan di sebelah ayahnya. Mengetahui tatapan mata Dewi ke arah perempuan itu membuat sang ayah sedikit panik.

"oh iya, ini kenalkan Mela, partner baru."

"oh...partner baru. ini alamat kontrakan baru mama, pulanglah yah, mama sangat membutuhkan ayah."

"iya membutuhkan uang ayah, jangan minta ke saya terus." Batin Bayu.

"hem..nanti ayah pikirkan."

"ya sudah terserah ayah, saya sudah kasih alamat yang baru. Bila sewaktu-waktu ayah mau pulang. Dewi harap ayah pulang ke rumah dan jadilah suami yang bertanggung jawab."

motor yang di kendarai Bayu melaju meninggalkan pria gendut tadi.

"mas bangga sama kamu. Kamu berani bicara tegas dengan ayahmu."

"iya mas kasihan mama, Dia masih membutuhkan kehadiran ayah di tengah-tengah kehidupannya."

"iya dek, mudah-mudahan ayah mau berubah dan menafkahi keluarganya. supaya mama tidak menjadikan suamimu ini menjadi sapi perah."

Dewi hanya menghembuskan nafas kasar.

Terpopuler

Comments

Nuhume

Nuhume

Semangat yaaa, aku udah subscribe kak, like dan komen.. ceritanya bagus, tetp semngat kak

2023-07-13

0

lihat semua
Episodes
1 kegaduhan
2 Gosip bu Marta dan bu Yati
3 Dewi
4 Bayu
5 Liburan
6 Liburan 2
7 Amarah mama mertua
8 Tetangga julid
9 Tukang ojek
10 Ulah mertua
11 Pulangnya ayah mertua
12 Perhiasan palsu
13 Diamnya bu ayu
14 Garis dua
15 Rencana bu ayu
16 Belum menyerah
17 Usaha baru
18 Bank keliling
19 Sandiwara
20 Di kejar bank keliling
21 perbuatan salah
22 Bau apa ini?
23 pengintaian
24 Bertemu mantan
25 Rayuan
26 keguguran
27 Diam
28 Bu ayu
29 Kedatangan Anak Big Bos
30 Vidio
31 Villa
32 Juragan Wito
33 Memilih keluarga atau Orang tua
34 Desainer
35 Undangan
36 Sah
37 Drama Irina
38 Hadiah
39 Hadiah- bagian ke 2
40 Aku masih mencintainya
41 Perlawanan
42 perlawanan- bagian ke 2
43 Aksi Dewi
44 Merindukan Seorang Ibu
45 Terbongkar
46 Jangan pisahkan aku dengan Tante Cantik
47 Toko
48 Bayangan Hitam
49 50 Juta
50 Teror
51 Racun
52 Ternyata pak RT
53 penampakan
54 Villa di sita..?
55 pengakuan mbok nah
56 Nasib malang bu ayu
57 Senjata makan Tuan
58 Siapa pria itu?
59 Rahasia apa yang di simpan Irina?
60 Deden terharu..
61 Menyusun teka-teki milik Irina.
62 sepotong tempe
63 Membuat Tempe
64 Kemana Dewi..?
65 Kesetiaan Deden
66 Mengawasi dari jauh
67 Melahirkan
68 Putra dan Putri.
69 Selamat datang
70 Kertas bermatrai
71 Api
72 Siapa sosok Rico sebenarnya..?
73 Roda berputar
74 Terbuka
75 Mantan Mertua
76 pesan terakhir.
77 Belum Percaya
78 Selesai
Episodes

Updated 78 Episodes

1
kegaduhan
2
Gosip bu Marta dan bu Yati
3
Dewi
4
Bayu
5
Liburan
6
Liburan 2
7
Amarah mama mertua
8
Tetangga julid
9
Tukang ojek
10
Ulah mertua
11
Pulangnya ayah mertua
12
Perhiasan palsu
13
Diamnya bu ayu
14
Garis dua
15
Rencana bu ayu
16
Belum menyerah
17
Usaha baru
18
Bank keliling
19
Sandiwara
20
Di kejar bank keliling
21
perbuatan salah
22
Bau apa ini?
23
pengintaian
24
Bertemu mantan
25
Rayuan
26
keguguran
27
Diam
28
Bu ayu
29
Kedatangan Anak Big Bos
30
Vidio
31
Villa
32
Juragan Wito
33
Memilih keluarga atau Orang tua
34
Desainer
35
Undangan
36
Sah
37
Drama Irina
38
Hadiah
39
Hadiah- bagian ke 2
40
Aku masih mencintainya
41
Perlawanan
42
perlawanan- bagian ke 2
43
Aksi Dewi
44
Merindukan Seorang Ibu
45
Terbongkar
46
Jangan pisahkan aku dengan Tante Cantik
47
Toko
48
Bayangan Hitam
49
50 Juta
50
Teror
51
Racun
52
Ternyata pak RT
53
penampakan
54
Villa di sita..?
55
pengakuan mbok nah
56
Nasib malang bu ayu
57
Senjata makan Tuan
58
Siapa pria itu?
59
Rahasia apa yang di simpan Irina?
60
Deden terharu..
61
Menyusun teka-teki milik Irina.
62
sepotong tempe
63
Membuat Tempe
64
Kemana Dewi..?
65
Kesetiaan Deden
66
Mengawasi dari jauh
67
Melahirkan
68
Putra dan Putri.
69
Selamat datang
70
Kertas bermatrai
71
Api
72
Siapa sosok Rico sebenarnya..?
73
Roda berputar
74
Terbuka
75
Mantan Mertua
76
pesan terakhir.
77
Belum Percaya
78
Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!