Hari ini adalah hari yang semua orang tunggu di akhir bulan.
Apalagi kalau tidak menunggu upah bulanan kami selama sebulan kami bekerja.
Aku menerima gajiku dengan sangat bahagia.
"Hem...aku bisa membelikan baju baru untuk anak-anak"
"Dek, ayo pulang malah melamun." suara mas bayu membangunkan ku dari lamunan.
"kita beli makanan di resto depan dulu ya dek, buat kita nanti makan." aku hanya mengangguk tanda setuju.
sudah hampir tiga puluh menit mas bayu belum keluar dari dalam resto.
aku menunggu dengan sangat kesal.
"ta...ta...lihat, mas beli banyak makanan untuk kita. ini buat makan malam dan ini sarapan besok pagi."
"aromanya sudah bikin cacing di perutku demo mas." kami tertawa bersama sepanjang pulang ke rumah.
"mama...papa..!!" teriak Lio anak pertamaku. dia berlari dan memelukku dengan sangat erat.
"mama..kakak kangen ma mama.."
"mama juga kangen ma kakak, adek mana..?"
"adek di rumah oma ma."
"jagoan papa, sini papa gendong." mas bayu membentangkan kedua tangannya, menyambut anak tertua kami dalam pelukannya.
lio begitu bahagia saat bersama dengan kami.
"kamu sudah pulang wi..mana jatah mama..!!" tangan bu ayu sudah menjulur ke depan.
"tapi ma, aku mau membelikan baju anak-anak."
"beli baju anak-anak tunda dulu. ganti uang mama bayar kontrakan tadi pagi..?"
dengan berat hati, aku memberikan uang itu kepada mama. Bukannya aku tidak mau berbagi dengan orang tuaku tapi aku masih banyak kebutuhan yang harus kami penuhi.
karena selama ini uang larinya ke mama semua.
"Nah gitu dong. Uang bulanan mama..? sama biaya adik-adikmu sekolah mana..? kamu tidak lupa kan."
"ma, untuk sekarang kebutuhan mama dan adik-adik minta dulu sama ayah ya, dewi masih banyak kebutuhan."
"oh...jadi kamu mau jadi anak durhaka hah..!! kamu taukan ayahmu tidak pernah pulang ke rumah dan tidak memberi jatah bulanan. Dia pulang taunya makan kemudian pergi lagi."
Dengan cepat, mama mengambil paksa amplop coklat yang ada di tanganku.
"ma...jangan ma, itu untuk kebutuhan anak-anak."
"gaji suamimu kan besar, kamu pelit banget sama orang tua sendiri."
tak terasa butiran-butiran air membasahi pipiku.
"Ada apa ini ribut-ribut..?"
mas Bayu keluar rumah mendengar perdebatan ku dengan mama. suamiku menatapku dan mama secara bergantian.
suamiku hafal benar akan situasi yang kami hadapi saat ini.
"ma..sampai kapan mama akan bersikap seperti ini terus terhadap kami."
"Diam kamu Bayu, kamu sudah berani melawan dan bersikap pelit sama mama."
"ma, kami punya kehidupan sendiri.mama juga sama.jadi tolong jangan menjadi beban hidup kami."
mas bayu merangkul ku dan mengajak masuk.
"sudah berani kamu ya sama mama, lihat saja nanti." suara bu ayu penuh dengan penekanan.
sekilas ku melihat bu marta sedang melihat kami bertengkar. entah apa yang ada di pikiran tetanggaku saat ini, aku sudah tidak peduli.
"sudah jangan menangis lagi ya, anak-anak sudah menunggu kita makan malam." bisik mas bayu di telingaku.
aku hanya memganguk pelan, Lio dan Leo sudah berada di meja makan. mereka sudah tidak sabar menikmati makanan yang terhidang.
"ehmmm.enak...enak...ma, besok beli seperti ini lagi ya.." seru Lio dengan nada yang semangat.
"adek juga mau lagi ma."
aku berusaha tersenyum dan tegar di depan anak-anakku walaupun sebenarnya hati ini sangat sakit dan perih.
"maafkan mama ya sayang, mama belum bisa beliin baju baru untuk jagoan mama, mungkin belum rezeki kita nak." batinku sambil menahan air mata.
"Dek..sini dulu." mas Bayu menepuk karpet yang dia duduki, agar aku bisa duduk di sebelahnya.
"iya mas.."
" kamu besok jadi beli'in baju buat anak-anak.."
DEG...
jantungku berdetak hebat. aku bingung apa yang harus aku katakan kepada suamiku kalau uang gajiku telah di ambil semua oleh mama.
"Dek, kok malah melamun..besok jadikan..?" mas Bayu tersenyum menatapku.
"kayaknya enggak jadi mas, karena uang gajiku di ambil semua oleh mama."
"apa...??kenapa kamu kasih semua..?"
"mama minta mas, katanya mama banyak kebutuhan."
"jadi yang banyak kebutuhan mamamu..?, kita tidak ada kebutuhan.!!"
"mas tunggu mas...!!" mas Bayu pergi ke kamar dan langsung merbahkan diri di atas kasur.
Aku paham pasti suamiku sangat kecewa dan marah. Apa yang di impikan belum bisa terlaksana juga.
"maafkan aku mas."
"apa semua ibu mertua selalu bikin pusing atau matre ya...? atau cuma mertuaku saja yang bersifat seperti itu, bentar-bentar uang. bentar-bentar uang." lirih mas Bayu yang suaranya masih terdengar di telingaku
****
Tok...Tok...Tok...
"wi...Dewi...wi..., sudah siang kamu mau kerja apa tidak..!!"
Bu ayu terus menggedor pintu karena belum ada jawaban sama sekali.
" Nih anak kemana sih..tidur atau pingsan. udah siang belum pada bangun."
"ada apa sih ma." lirih ku sambil mengucek mata yang masih berat.
"ini sudah jam berapa, kamu tidak kerja ?"
"aku masuk siang ma." ku senderkan tubuhku di pintu dan ku buka mataku secara perlahan-lahan melihat cahaya matahari yang sudah bersinar.
"ya sudah, sini kunci motornya. Nita mau mengantar adik-adikmu sekolah."
"ini ma."
" oh ya wi,nanti kamu yang beli sayur ya. biar mama yang masak. hari ini mama mau masak ayam goreng, mie goreng dan sayur SOP jangan lupa beli. sebentar lagi mang ujang pasti lewat."
mama langsung melangkah pergi begitu saja, tanpa memberikan uang belanja. padahal uang gajiku sudah di ambil oleh mama semuanya.
aku hanya membuang nafas kasar dan melihat mama masuk ke dalam rumah.
"uang dari mana lagi aku, tidak mungkin aku minta mas Bayu."
aku mulai membuka tabungan yang aku simpan dalam lemari.
"kamu sedang apa dek..?"
"ini mas, anu....mama..."
"kenapa lagi dengan mamamu, apa dia minta uang lagi..?, yang kemarin kurangkah..?"
"bukan mas, ini buat beli sayur. mama minta beliin sayur nanti Dia yang masak."
"mamamu Tidak memberimu uang, padahal Dia tau, kamu tidak pegang uang sama sekali." mas bayu mengusap kasar wajahnya yang baru saja bangun tidur.
Terlihat jelas, bahwa mood mas Bayu sudah tidak bagus.
"mertua...oh...mertua...ada apa denganmu..?"
suara teriakan terdengar dari dalam kamar mandi. aku bisa menebak bahwa suamiku menumpahkan kekesalannya.
"mama...mama...."
sebuah tangan kecil melingkar di kakiku.
"adek sudah bangun." ku gendong dan cium anak kedua itu.
"mandi sama mama ya..? bentar lagi mama mau siap-siap buat kerja."
memandang dan memeluk kedua buah hatiku membuat semua beban di hidupku terasa begitu ringan.
anak-anakku yang selalu menjadi penyemangat ku dan suamiku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Plasidus amandus
jadi gemes ma Bu ayu
2023-07-05
0