Bu ayu melihat interaksi mang ujang dengan seoarang pemuda yang membawa buku kecil dan sebuah pena. Pembicaraan yang cukup serius kadang di bumbui sebuah canda tawa.
Rasa penasaran dari mertua bayu itu mendekati ke arah mang ujang dan menyimak dalam pembicaraan mereka.
"Tidak sia-sia ya mang ujang pinjam uang buat usaha sekarang sukses usaha jualan sayurnya."
"Alhamdulillah bener den, berkat semangat dan ketekunan kita menjalani usaha, besok saya jualan sayur sudah di kios."
"wah keren mang, apa rahasia mang." seru bu ayu.
mang ujang menceritakan bahwa dirinya dulu seorang penganggur yang luar biasa, sehari cuma makan sekali. itupun kalau makan sehari tiga kali sudah Alhamdulillah. Akhirnya mang ujang ketemu dengan deni yang berprofesi sebagai bank keliling. sebenarnya dia tidak berani untuk mengambil pinjaman karena takut tidak bisa membayar. Deni menyakinkan mang ujang akhirnya penjual sayur itu mengambil pinjaman bank keliling dan bisa sesukses itu.
"apa ibu berminat juga?" tawar deni sambil menatap bu ayu.
"apa boleh mas?"
"tentu saja boleh bu, nanti seminggu sekali saya datang ke rumah ibu untuk mengambil cicilan."
"saya mau mas." seru bu ayu penuh dengan semangat.
Bu ayu begitu bahagia membawa sejumlah uang di tangannya, dia berfikir mau buat apa uang tersebut.
melihat uang yang ada di tangan mertuanya Bayu mengerutkan keningnya.
Dia ingin bertanya kepada mertuanya tapi di urungkan, karena males bila terjadi perdebatan. sudah cukup kemarin berdebat hebat dengan mertuanya gara-gara buah mangga.
"bayu..antar mama kepasar sekarang." tanpa banyak tanya Bayu mengambil sepeda motornya dan mengantar bu ayu. sepanjang perjalanan tidak ada percakapan.
"kamu tunggu di sini jangan pulang dulu. mama mau belanja."
"jangan lama-lama ma, aku mau kerja."
" hem." sudah hampir setengah jam bayu menunggu, dia melirik jam tangannya takut terlambat masuk kerja. Lima menit kemudian mertuanya keluar membawa banyak belanjaan di tangannya. Bu ayu meminta tolong bayu untuk membawakan.
" ada acara apa ma, belanja banyak banget."
" mama mau buka warteg kecil-kecilan di rumah."
"warteg? uang dari mana ini ma, bukan uang mencuri kan?." Bu ayu memukul kepala Bayu menggunakan dompetnya.
"dasar menantu tidak sopan, bukannya membantu malah menuduh mertuanya." Bayu hanya tersenyum dan langsung menancap gas sepeda motor.
****
sesampai di kontrakan bu ayu berteriak memanggil Nita untuk membantu membawa belanjaan. Tak jauh dari situ ada bu marta dan bu yati yang sedang asik bergosip ria di siang bolong.
mereka menatap ke arah bu ayu yang susah payah membawa begitu banyak barang belanjaan.
"Bu ayu apa ada acara nanti malam?" seru bu yati. Mertua bayu itu menoleh ke arah bu yati, dia berpikir bahwa tetangganya nanti yang akan mengelarisi jualannya jadi dia harus bersikap ramah.
"eh...ada bu yati, tidak bu. saya mau buka warung makan di rumah, nanti beli ya bu." suaranya di buat seramah mungkin. Bu yati mengangguk dan tersenyum tanda setuju.
Tidak dengan bu marta, wanita dengan rambut pendek itu mengira bu ayu salah makan sehingga bisa bersikap selembut itu biasanya marah-marah dan bersikap sombong. bila di tanya baik-baik, mertua Bayu itu tersenyum melihat wajah kebingungan bu marta.
pak Toyo yang mendengar bahwa istrinya akan berjualan dia sangat senang karena istrinya pasti tidak akan meminta uang bulanan yang lebih, begitu juga dengan bayu.
Bayu menceritakan kabar gembira ini kepada Dewi.
"Alhamdulillah ya mas, semoga dengan mama berjualan dia tidak akan meminta uang lagi ke kita. karena kita butuh tabungan untuk biaya persalinan anak kita kelak." Bayu hanya mengangguk dan mengaminkan doa sang istri.
Bu ayu langsung bersiap siap memasak di bantu oleh Nita, aroma masakan tercium sampai di mana-mana. pak Toyo membantu istrinya menyiapkan meja di depan kontrakan untuk tempat makanan yang telah masak.
makanan satu demi satu sudah tersaji di meja, dengan sabar suami bu ayu itu mengipasi makanan agar tidak ada lalat maklum baru buka warung jadi belum ada etalase untuk menaruh makanan.
tetangga mulai kepo dengan dagangan mertua Bayu itu. orang silih ganti datang membeli makanan di warung bu ayu. berita dari mulut ke mulut sampai di mana- mana karena masakan yang enak dan harga bersahabat.
"bu yati bu Marta ada yang mau beli? maaf lauknya tinggal ayam goreng ini yang lain sudah habis dari tadi karena di borong pak Hadi katanya saudaranya datang."
"Tidak apa-apa bu saya beli satu. saya mau coba dulu." bu Marta menyenggol lengan temennya itu, dia kesal kenapa harus beli di dagangan musuh bebuyutan nya itu.
"Bu Marta tidak sekalian? biar dagangan saya habis." ucapan ramah bu ayu membuat bu marta semakin kesal. dia langsung meninggalkan tempat jualan bu ayu
"aku sangat yakin itu orang pasti kesambet setan sabar, enggak bakal aku berdamai mau tuh orang." gerutu bu Marta
"Alhamdulillah akhirnya dagangan habis juga, nanti ke pasar lagi beli sayuran buat jualan besok." Bu ayu menghitung hasil jualan hari ini. Dari belakang datang pak Toyo meminta uang ke bu ayu untuk membeli bensin, sekarang kerjaan pak Toyo adalah menarik angkot, dia sudah berhenti menjadi supir pribadi. hasil angkot harus di setor ke pemilik mobil itu, untuk bensin pak Toyo yang bertanggung jawab.
"memang kamu tidak ada uang sama sekali yah."
"uang dari mana mah? kamu tau sendiri tabungan ayah habis di kuras kamu untuk membeli perhiasan." ekspresi kesal muncul di wajah, dengan berat hati akhirnya uang bensin di berikan. datang si kembar meminta uang buat beli buku sekolah. bu ayu menghembuskan nafas kasar.
"kalau seperti ini modal untuk dagang bisa habis belum buat bayar bank keliling."
Bu ayu berjalan menuju kontrakan milik Bayu dan mengutarakan keinginannya yaitu meminta uang untuk membeli buku sekolah si kembar. Bayu hanya mengusap kasar mukanya.
"ma, aku tidak pegang uang ini cukup buat beli bensin dan susu anak-anak."
"udah susu anak-anak tunda dulu suruh minum air putih. buku milik Dina dan dini lebih utama."
"hari ini mama jualan dan laku keras, pakailah uang yang ada ma."
"tidak bisa, itu uang buat modal lagi. ayahmu tadi meminta buat beli bensin berkurang modal mama."
Bayu hanya diam saja, rasa kesal, marah, sudah tercampur menjadi satu. ibu mertuanya tidak bisa melihat kondisi Bayu.
Bu ayu terus menerus mendesak menantunya itu untuk memberikan uang, segala usaha bu ayu lakukan agar mendapat apa yang dia inginkan.
(hallo kk terimakasih sudah mampir di karyaku, bila suka tolong tinggalkan like dan masukan agar semakin baik ke depannya terimakasih 😊🙏)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments