kondisi Dewi makin hari makin baik setelah istirahat di rumah, ia merawat ke dua anaknya dengan penuh kasih sayang.
Bayu menstop uang sayur kepada ibu mertuanya, karena mulai sekarang Dewi akan masak sendiri, tentu saja hal itu di tolak mentah-mentah. perempuan paruh baya itu mengatakan agar dia yang tetep memasak, kebanyak orang hamil tidak bisa mencium aroma makanan.
mau tidak mau akhirnya bayu mengalah juga.
"mama..... di lawan, kamu tidak akan bisa lari dari mama." senyum sinis terukir di wajah bu ayu.
ibu mertua Bayu sudah menunggu tukang sayur di depan kontrakannya berharap segera datang.
"yur...sayur...sayur....!!!" suara mang Ujang bergema di kontrakan, semua ibu-ibu sudah berkumpul di tukang sayur.
pagi ini bu ayu memborong sayuran dan buah-buahan yang ada, membuat ibu-ibu yang berbelanja menatap ke arah bu ayu.
"kenapa kalian menatap aneh? apa aku cantik?"
"jangan PD dulu bu, tumben-tumbenan orang kaya membeli banyak sayur. jangan-jangan nanti utang lagi."
"eh jangan sembarangan kalau ngomong bu Marta saya akan bayar kes, lihat uang saya banyak." sambil memperlihatkan uang lembaran merah di dompetnya. Bu Marta hanya membuang muka.
"Hari ini saya akan masak buat anak saya mang, si dewi lagi hamil."
"Alhamdulillah bu ayu, saya seneng dengernya."
****
Bayu ke dapur melihat apa yang sedang di masak oleh mertuanya itu, selama Dewi hamil perhatian Bayu tertumpah kan kepada istrinya itu.
"Berhubung istrimu masih mual jadi mama bikinkan bubur untuknya." Bayu hanya diam dan memperhatikan tangan bu ayu yang terus saja mengaduk di panci.
masak sudah siap, bu ayu menyendok makanan di dalam mangkuk kemudian menoleh ke sana kemari memastikan tidak ada orang di dekatnya. Dari jauh Nita memperhatikan perilaku mamanya yang sangat aneh, dengan memberanikan diri Nita mengintip apa yang akan di lakukan mamanya. Bu ayu menuangkan sebuah serbuk ke dalam mangkok bubur, membuat gadis berbadan gendut itu semakin penasaran, serbuk apa yang sedang mamanya berikan.
"ma..mama...ada pak Hadi sedang mencari mama." dusta Nita.
setelah mamanya pergi Nita mengambil mangkok baru dan menuangkan bubur lagi. sedangkan mangkok yang di beri serbuk tadi Dia bawa.
"lho..nit, kamu mau makan bubur? bukan bubur yang di meja kan? terus pak Hadi mana tadi mama ke depan tidak ada."
"Nita ambil sendiri di panci ma, ada pak Hadi mungkin sudah pergi."
Dengan hati bergembira bu ayu membawa satu mangkok bubur ke kamar anaknya. Nita terus saja memperhatikan setiap gerakan mamanya yang mencurigakan.
Bu ayu menyuapi dewi tapi di tolak, bukan namanya bu ayu kalau tidak bisa merayu anaknya itu. Di paksa nya dewi menghabiskan bubur yang ada di mangkok itu.
"kenapa belum ada reaksi ya, mungkin nanti setengah jam lagi." batin bu ayu.
Dewi berlari ke arah kamar mandi, Bayu memperingatkan istrinya itu agar tidak berlari. senyum merekah terukir di wajah bu ayu.
"sepertinya aku berhasil, obat itu sudah bekerja."
"obat apa ma?" tatapan mata nita penuh dengan banyak pertanyaan
"kamu salah dengar, sudah-sudah sana ke dapur beres- beres cucian piring."
karena penasaran, Nita membawa bubur yang sudah dingin itu ke luar rumah, kemudian memberikan kepada kucing yang ada di situ.
"pus...pus...kamu lapar kan." di perhatikan ke adaan kucing itu lama-lama kucing itu memuntahkan makanan. Nita menuju dapur di bongkar nya tempat sampah yang terletak dekat kompor dan mencari plastik bekas serbuk obat yang tadi di buangnya.
"ah...akhirnya ketemu." Nita langsung mengantongi plastik itu dan pergi ke apotik terdekat. Betapa terkejutnya dia saat mengetahui bahwa obat yang mamanya taburkan di bubur tadi adalah obat penggugur kandungan.
Nita tidak menyangka kalau mamanya bisa Setega itu mau membunuh calon cucunya sendiri. Dia terduduk lemas di depan apotik.
"aku sekarang harus mengawasi mama lebih ketat, apa rencana mama selanjutnya. kalau mama sampai tau kandungan mbak dewi baik-baik saja, pasti dia akan melakukan hal-hal yang lain sampai rencananya terlaksana."
****
Bu ayu menunggu dewi di depan pintu kamar mandi, berharap apa yang di rencanakan nya berhasil.
"kenapa wi, kok lari-lari ke kamar mandi. Mama jadi kwartir."
"Tidak ma perut Dewi mules banget pengen B*B tapi udah lega sekarang."
"tapi tidak apa-apa kan."
Dewi menggeleng pelan dan tersenyum dan kembali ke kamarnya. Bu ayu berfikir obat yang dia berikan pasti dosisnya kurang banyak. Dia akan memberikan dua bungkus lagi nanti bila makan malam.
Di depan terdengar suara wanita yang menangis tersedu-sedu.karena penasaran bu ayu dan Nita keluar dari rumah memastikan apa yang sedang terjadi. Ternyata bu Marta yang sedang menangisi kucing kesayangan nya, kucing anggora itu mengeluarkan darah banyak. Nita berfikir kucing itu karena mengkonsumsi bubur yang dia berikan tadi. gadis bertubuh gendut itu menanyakan kenapa bisa seperti itu tapi bu Marta tidak bisa menjawab karena sibuk menangis.
"sepertinya harus di bawa ke klinik hewan bu." kata Bayu yang baru sampai di rumah dan memperhatikan kucing itu.
"mau saya antar bu." tawar Bayu. Dengan cepat bu Marta menganggukkan kepalanya, kemudian menggendong kucing itu di balut dengan kain. Air mata masih saja membasahi pipi bu Marta.
"Gitu aja lebay, baru kucing yang pendarahan nangis enggak berhenti-berhenti." sinis bu ayu.
"ja...jangan be...begitu bu ayu, kucing itu adalah kucing kesayangan bu marta yang menemani bu marta di mana saja. bulan lalu di jodohkan sama kucing pak Hadi ternyata cocok dan hamil. betapa senengnya bu marta. tau-tau kucingnya pendarahan kayak gitu jangan-jangan ke guguran lagi? kasihan sekali bu Marta huhuhuhu.." bu Yati malah ikut menangis
"kalau seandainya itu terjadi pada mbak dewi, apakah mama akan menangis seperti bu marta? yang menyayangi kucingnya." pertanyaan Nita sungguh sangat menjebak, bingung mau menjawab apa.
"ya...te...te...tentu lah...mama akan menangis, tapi tidak selebay bu marta." jawab bu ayu dengan terbata-bata.
Di klinik hewan, wanita dengan rambut pendek itu masih saja menangisi kucing kesayangannya. dokter mengatakan bila sang kucing telah memakan sesuatu yang mengakibatkan pendaran yang hebat. Bu marta meyakinkan dokter bahwa dia memberi makan yang bernutrisi dan khusus makanan kucing. Tapi siang ini dia mencari sang kucing mau di beri makan tapi tidak di temukan. Tau-tau kucing pulang ke rumah dan mengeluarkan darah segar.
dokter memberikan vitamin khusus agar kondisi kucing cepat membaik
Rencana ibu mertua bayu hari ini gagal untuk menggugurkan kehamilan anaknya. sebenarnya apa yang akan di rencanakan lagi selanjutnya?
(hallo kk terimakasih sudah mampir, bila suka ceritanya tolong tinggalkan like dan komentar yang membangun. terimakasih🙏😊)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments