Alana tidak menyerah begitu saja saat mendapat penolakan dari Kenzo. Dia bergeming diposisinya semula seraya memikirkan sesuatu.
"Kenapa kau masih di sini?" tanya Kenzo.
Alana seakan tidak peduli dengan ucapan Kenzo. Dia mencoba untuk membujuk Kenzo kembali. "Sekali lagi saya memohon pada Tuan. Tolong kembalikan dana yang sudah Tuan tarik dari perusahaan Papa." Alana mengatupkan kedua tangannya di dada. Dia tahu kalau Kenzo dapat melihatnya.
"Apa kau pikir dengan statusmu sebagai istriku, maka aku akan mendengarkanmu?"
Alana tersenyum getir. Dia tahu kalau selama ini Kenzo hanya menganggapnya sebagai istri kontrak. "Saya memang tidak ada artinya bagi Tuan. Tapi saya mengetahui satu rahasia Tuan!"
Kenzo mendelik. Dia penasaran dengan maksud ucapan Alana. "Apa yang kau ketahui?"
"Saya tahu kalau Tuan itu tidak buta!" seru Alana dengan menatap serius wajah kaku Kenzo dan menunggu reaksi Kenzo berikutnya.
"Cih, emangnya kenapa kalau kau tahu aku tidak buta?"
Alana berdehem untuk mengurangi rasa gugup. "Aku akan menyebarkan berita itu, hingga nama Tuan menjadi buruk dan setiap rekan bisnis Tuan itu akan menilai Tuan sebagai seorang penipu. Selanjutnya Tuan bisa bayangkan apa yang akan terjadi", ucap Alana memberanikan diri.
Kenzo terdiam beberapa saat. Lalu dia menatap Alana dengan tersenyum tipis. "Apa kau pikir Kenzo Tompson takut dengan ucapan seorang wanita sepertimu?"
Alana merasa terintimidasi mendengar ucapan Kenzo. Lidahnya kelu, dan mulutnya seakan tidak mampu untuk bercuap. "Sa- saya minta maaf Tuan. Kalau begitu saya pamit undur diri dulu", sahutnya gugup, lalu bergegas meninggalkan ruangan Kenzo.
"Tunggu dulu!" seru Kenzo kala Alana memegang handle pintu. "Ada yang ingin aku tanyakan padamu."
Alana membalikkan badannya dan menatap Kenzo dengan wajah serius. "Tuan mau bertanya mengenai apa?"
"Duduklah dulu."
Alana mengikuti sesuai permintaan Kenzo. Dia duduk tepat dihadapan Kenzo.
"Apa kau masih ingat dengan kejadian 12 tahun yang lalu?"
Kejadian apa yang di maksud Tuan Kenzo? Apa dia tahu tentang kecelekaan yang terjadi pada Mama? Alana terus bertanya di dalam batinnya.
Kenzo sadar, jika pertanyaannya kurang jelas. Dia pun berdehem seraya bangkit dari kursi. "Apa kau pernah memberikan sesuatu pada seorang pria yang masih mengenakan pakaian putih abu-abu di sebuah taman 12 tahun yang lalu?"
Alana mengernyit bingung dan memcoba untuk mengingatnya. "Saya tidak ingat Tuan", jawabnya dengan menggelengkan kepala.
Kenzo menghembuskan nafas ke udara. Lalu dia mulai bercerita. "12 tahun yang lalu, kala aku duduk seorang diri di bangku taman dekat kantor Papaku, seorang gadis kecil datang memberiku permen lolipop. Katanya dia juga sedang bersedih karena Mamanya." Kenzo menjeda ucapannya. Dia menghampiri Alana, hingga jarak mereka hanya bersisa satu langkah saja.
"Gadis kecil itu mengira aku bersedih karena nilai ujianku jelak, jadi dia berkata padaku. Jika nilai ujian kakak jelek itu bukan karena kakak bodoh, tapi karena kakak tidak tahu cara mengerjakan soal dengan benar. Lalu gadis kecil itu tersenyum dan melanjutkan ucapannya, Kakak kerjakan hal paling mudah dulu, setelah itu kerjakan yang menurut kakak sulit. Jika semua soalnya sulit, maka pilihlah di antara yang tersulit itu mana yang paling mudah."
Alana seakan mengingat ucapan itu. Perkataan yang sama persis dengan yang disampaikan oleh mendiang Ibunya padanya.
"Apa kau mulai ingat sesuatu?" tanya Kenzo pada Alana.
"Hem, iya saya ingat itu ucapan mendiang Mama saya." Alana tersenyum, lalu menggembungkan pipi chubynya.
Kenzo tersenyum menatap ekspresi lucu Alana. Ekspresi yang pernah dia lihat sebelumnya. "Saat itu aku baru berusia 17 tahun, Papaku mengalami serangan jantung, karena masalah perusahaan dan akhirnya tidak dapat tertolong. Sementara Mamaku tidak bisa menerima kenyataan itu dan akhirnya menyusul Papa."
Kenzo menghela nafas panjang. "Usiaku masih muda saat itu, tapi aku harus menangani masalah perusahaan yang orang dewasa saja belum tentu sanggup menyelesaikannya. Tapi ucapan seorang gadis kecil telah mengubah cara pandangku. Dia memberikan aku semangat dan kekuatan untuk menyelesaikan masalah yang tanpa aku sadari secara perlahan mampu aku selesaikan."
Kenzo menatap intens wajah cantik Alana. "Gadis kecil itu adalah kau", lanjut Kenzo.
Alana termangu menatap wajah tampan Kenzo yang juga sedang menatap ke arah dirinya. "Tapi saya tidak bisa mengingat Tuan, mungkin karena saat itu umurku masih 8 tahun."
Kenzo paham dengan keadaan Alana yang masih kecil, tentulah dia tidak begitu mengingatnya.
"Kenapa Tuan sangat yakin kalau gadis kecil itu adalah saya?"
"Kalung yang kau punya dan jepitan rambut, sama persis dengan milik gadis kecil itu."
"Kalung yang mana? Atau jangan-jangan..."
"Iya", sahut Kenzo saat dia tahu apa yang akan diucapkan Alana. "Saya telah lancang melihat kalung milikmu yang ada di dalam kotak perak itu."
"Kalung itu pemberian mendiang Mama saya." Alana menatap Kenzo dengan tajam, dia tidak suka barang pribadinya di sentuh tanpa izin.
"Saya hanya ingin memastikan bahwa kalung itu yang dipakai oleh gadis kecil yang saya temui 12 tahun lalu."
"Apapun alasan Tuan, saya tetap tidak suka ada orang yang menyentuh barang pribadi saya tanpa izin!"
"Kalau begitu saya minta maaf, sekaligus mau berterimakasih atas kata-kata sederhana yang mampu membangkitkan semangatku."
"Sama-sama, Tuan", sahut Alana. Namun dalam benaknya terbesit sesuatu. "Tapi saya ada satu permintaan", lanjutnya.
Kenzo yang semula tersenyum, tiba-tiba merubah ekspresi wajahnya. "Apa kau masih menginginkan aku mengembalikan dana perusahaan Papamu?"
Alana mengangguk. "Jika Tuan menganggap saya adalah gadis kecil itu, maka sebagai balas budi tolong kabulkan permintaan saya itu, Tuan", pohon Alana dengan berani. Sikap rendah hati Alana berubah seketika hanya demi menuruti pernintaan Papanya.
Perasaan Kenzo sedikit kecewa, karena Alana tidak mengingat kejadian itu tapi Alana meminta balas budi. Dia pun mulai ragu kalau Alana adalah gadis kecil yang dia cari selama ini.
"Kalau begitu aku akan mengembalikan dana Papamu tapi dengan satu syarat", tukas Kenzo.
"Kenapa ada syarat? Bukankah Tuan ingin balas budi?"
"Jika kau tidak mau, maka aku pun tidak perlu mengembalikannya."
Alana berdecak kesal, karena untuk balas budi harus pakai syarat. "Baiklah, apa syaratnya Tuan?"
"Temani aku perjalanan dinas ke luar kota selama 1 munggu."
"Apa kita akan berada dalam satu kamar?"
"Untuk masalah itu kau tenang saja. Karena hotel tempat kita menginap adalah milikku, jadi kamar kita terlihat satu, tapi di dalamnya ada 2 kamar."
"Baik,.aku setuju", jawab Alana tanpa ragu. Dia tersenyum membayangkan betapa bahagianya Papanya saat mendengar kabar yang akan dia sampaikan nanti.
"Proses pengembalian dana mungkin butuh waktu beberapa hari. Beritahukan Papamu tentang itu", ucap Kenzo saat melihat wajah bahagia Alana. "Dan satu hal lagi. Jangan ada seorang pun yang mengetahui keadaanku", lanjutnya yang membuat Alana terkesiap.
"Baik, Tuan", jawab Alana ragu. Dia tidak berani mengatakan yang sebenarnya pada Kenzo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Meriana Erna
Kenzo ny baper x,plin plan,
2024-01-16
0
FT. Zira
🌹 mendarat untukmu...
awal akan jadi bucin gak sih🤭🤭🤭
2023-10-05
0
ZasNov
Ah leganya, Kenzo mau mengembalikan dana ke perusahaan Papa Alana..
Alana dan Kenzo juga bakalan menghabiskan waktu seminggu bersama di luar kota 😍🥰
2023-08-29
1