Alexa Menyesal

Ibu tiri Alana masih termangu dengan mulut yang hampir kemasukan lalat, dia tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Kenzo tidak buta", gumamnya sambil menelan salivanya. Ponsel ditangannya hampir terjatuh saat tangannya terkulai lemas. "Aku harus segera memberitahu Alexa", lanjutnya seraya mencari kontak Alexa.

Tut. Tut.

Terdengar nada terhubung, namun Alexa belum juga mengangkat panggilan telepon darinya. "Kemana dia?" tanyanya dengan rasa kesal. Lalu tangannya kembali menekan nama kontak Alexa.

"Halo, kemana saja kau?" sergah Sally saat putri kesayangannya itu baru saja menjawab telepon darinya.

"Buat apa kau bersama pria playboy itu?" tanya Sally dengan nada tidak suka, saat Alexa menyahut ucapannya dari seberang telepon.

"Mama tidak mau tahu. Kau pulanglah ke rumah, ada yang mau mama bicarakan!" Sally langsung menutup panggilan teleponnya, tanpa menunggu Alexa membalas ucapannya.

...----...

Alexa yang sedang bersama kekasihnya, terpaksa pamit untuk pulang ke rumah.

"Cepat sekali, sayang. Bukankah kita sudah janji akan selalu bersama", ucap Steve yang sedang bertelanjang dada.

"Sayang..." panggil Alexa manja sembari memeluk erat kekasihnya itu. "Aku tidak bisa membantah ucapan Mama. Lagi pula Mama sudah membantu aku melarikan diri. Makanya kita bisa seperti ini", lanjutnya mengingatkan Steve.

Steve tampak berfikir sejenak. Dia tahu Ibu Alexa yang telah membantu Alexa kabur dari rumah, agar kekasihnya itu tidak jadi menikah dengan Kenzo.

"Oke, pergilah sayang. Tapi setelah urusanmu selesai, jangan lupa temui aku kembali," jawab Steve dengan tersenyum.

"Terimakasih sayang. Aku beruntung karena telah memilihmu." Alexa mengecup singkat bibir kekasihnya itu, lalu dia beranjak dari atas tempat tidur dan berjalan ke luar dari kamar Steve.

Saat sudah berada di luar kamar Steve. Alexa menggerutu karena Ibunya sudah mengganggu kesenangannya. "Entah apa yang begitu penting dan tidak bisa Mama ucapkan di telpon." Alexa bergumam seraya berjalan terburu-buru.

...---...

Di tempat berbeda, tampak Alana yang sedang duduk termenung di atas tempat tidur sembari memikirkan hubungannya dengan Kenzo. Dia tahu Kenzo masih mencintai adik tirinya itu, dan kapan saja Kenzo bisa menceraikan Alana sesuai dengan isi perjanjian nikah yang di buat oleh Kenzo.

"Apa aku akan menjadi janda?" tanyanya di dalam hatinya. Tanpa dia sadari bulir-bulir kristal jatuh dari sudut matanya.

Pernikahan yang baru berjalan beberapa bulan itu, harus berakhir sebelum waktu perjanjian kontrak nikah selesai. Seharusnya Alana senang, namun entah kenapa dia merasakan sebaliknya. Dia tidak rela pergi dari rumah itu, walaupun Kenzo tidak pernah menganggapnya sebagai istri.

"Apa yang akan terjadi padaku, saat Tuan Kenzo benar-benar menceraikanku?" Alana berfikir keras hingga dia melupakan jam makan siangnya.

Tok. Tok.

"Nyonya..." panggil Kokom dari luar pintu kamar Alana.

"Iya, sebentar Bi", sahut Alana seraya bangkit dari atas tempat tidur. Lalu dia berjalan menuju pintu dan membukanya.

"Ada apa, Bi?"

"Saya hanya khawatir Nyonya kenapa-napa, karena tidak biasanya jam segini Nyonya tidak makan siang", tutur Kokom dengan sopan.

"Owh, iya. Bibi benar, sekarang sudah jam makan siang", jawab Alana. "Sebentar lagi saya ke sana, Bi."

"Baik Nyonya. Kalau begitu makanannya saya hidangkan sekarang."

"Terimakasih, Bi." Alana menutup pintu kamarnya setelah Kokom beranjak.

...---...

Di rumah kediaman keluarga Ramond, tampak seorang wanita berjalan mengendap-endap. Dia melangkahkan kakinya menuju lantai atas.

"Siapa?" teriak seseorang saat memergokinya.

Alexa yang berusaha agar kedatangannya ke rumah itu tidak diketahui oleh Ayahnya, terpaksa buka suara.

"Saya anak majikanmu!" ketusnya dengan menggertakkan gigi. Dia yakin wanita yang sedang menegurnya itu adalah pembantu baru dirumahnya.

"Tapi saya tidak pernah melihat kamu!"

Alexa mengumpat, karena sikap ART barunya itu. "Mama...!" teriaknya memanggil sang Ibu. Dia sangat ingin memecat wanita dihadapannya saat ini.

"Ada apa ribut-ribut?" tanya Sally dengan berjalan buru-buru menuruni anak tangga. "Alexa, akhirnya kau datang juga", ucapnya kemudian seraya mendekati putrinya itu.

"Mama rekrut ART dari mana, sih?" tanya Alana kesal.

"Emangnya kenapa dengan dia. Kerjanya bagus, kok."

"Maafkan saya, Nyonya. Tadi saya tidak mengenal anak Nyonya", ucap Tuti, ART yang baru bekerja 1 bulan itu.

"Ini pasti ada kesalahpahaman", ucap Sally seraya menatap putrinya. "Dia memang belum mengenal kamu, Nak. Mungkin dia hanya ingin memastikan tidak ada orang asing yang masuk tanpa izin."

"Oke, kali ini aku memaafkanmu!" teriak Alexa seraya menunjuk tepat di wajah Tuti.

"Sudah, sudah. Ngapain kamu urusin ART, ada yang lebih penting yang mau Mama sampaikan. Ayo, kita ke kamar Mama." Sally menarik paksa tangan Alexa yang masih menatap Tuti yang sedang menunduk, karena merasa bersalah.

...---...

Di dalam kamar Sally, Alexa menjatuhkan bobot tubuhnya di atas sofa dengan kasar.

"Mama mau bicarakan hal apa? Katakanlah, aku masih punya kesibukan lain."

"Apa begitu caramu berbicara pada Mama?" Sally menatap Alexa dengan wajah serius. Dia tidak menyangka setelah beberapa bulan Alexa kabur dari rumah. Dia malah tidak merindukan Ibunya sama sekali.

"Maafkan Alexa, Ma", rayunya. Dia tidak ingin kehilangan dukungan dari Ibunya itu. "Mama mau membicarakan hal apa?" tanyanya dengan nada lembut.

"Kenzo tidak buta!"

"Apa?" Alexa mendelik tidak percaya. "Tidak mungkin, Ma. Aku melihat sendiri saat Kenzo di rumah sakit. Dia berteriak memarahi Dokter yang menanganinya, karena dia tidak bisa melihat apapun."

"Apa kau yakin?"

Alexa mengangguk. "Setelah Alexa tahu Kenzo buta, Alexa langsung masuk ke dalam ruangan Kenzo untuk memastikannya. Dan ternyata dia tidak bisa melihat saat Alexa masuk, Ma."

Sally berfikir sejenak. "Berarti Alana berbohong!"

"Jadi Alana yang telah memberitahu Mama hal ini?"

Sally menganggukkan kepalanya. "Iya."

"Kenapa Mama percaya dengan anak pembawa sial itu! Dia pasti sedang merencanakan hal jahat pada kita."

"Tapi -- "

Ceklek.

Suara pintu di buka membuat Sally menggantung ucapannya.

"Kau tahu pulang juga rupanya!" sergah Ramond. "Kenapa kau pulang? Apa uang sakumu sudah habis?" lanjut Ramond dengan emosi. Walaupun Alana telah menjadi pengantin pengganti, namun Ramond masih saja marah pada putri keduanya itu.

"Papa, maafkan Alexa", pohonnya dengan isak tangis. "Alexa hanya belum siap untuk menjadi istri pria buta."

"Dia tidak buta! Dia bisa melihat", ucap Ramond.

"Apa Papa juga tahu dia tidak buta?"

"Alana yang mengatakannya pada Papa. Kenzo hanya berpura-pura buta, bahkan sampai saat ini yang mengetahui hal itu hanya Alana dan asisten Kenzo."

Alexa terduduk lesu kala mendengar penuturan Ayahnya. Tiba-tiba rasa penyesalan datang menghampiriinya. Kenapa anak pembawa sial itu beruntung, ucapnya di dalam batin.

"Papa yakin kau pasti sangat menyesal sekarang. Andai saja kau mendengarkan ucapan Papamu ini dan bukan Mamamu, maka kau yang akan menjadi Nyonya Kenzo", ucapnya seraya menatap Sally.

Sally hanya bisa terdiam, karena ucapan sang suami tentang dirinya adalah benar.

Terpopuler

Comments

Sri Peni

Sri Peni

semakin seru

2024-01-15

0

Narimah Ahmad

Narimah Ahmad

buat apa sesal benda telah terjadi🤨

2023-11-13

0

FT. Zira

FT. Zira

tenang aja..gak bakal kok🤭🤭 sok tau ya aku nya🤣

2023-10-01

0

lihat semua
Episodes
1 Membatalkan Pernikahan
2 Hari Pernikahan
3 Membawa Sarapan
4 Membuatkan Sarapan
5 Pijatan
6 Pergi ke Kantor Kenzo
7 Bertemu di Kampus
8 Mengetahui Sebuah Kebenaran
9 Alana memberitahu Ibu tirinya
10 Alexa Menyesal
11 Alexa ingin kembali
12 Menyebar Fitnah
13 Sebuah Kalung
14 Sarapan Bersama
15 Masalah Perusahaan Keluarga Alana
16 Meminta bantuan Kenzo
17 Kenzo menolak
18 12 tahun lalu
19 Makan Malam Bersama
20 Perjalanan Bisnis
21 Bertemu Diva
22 Berterus terang
23 Perjamuan Makan
24 Alana Bahagia
25 Diva menginap
26 Menemukan Alana
27 Membiarkan Alana Pergi
28 Menyelidiki Alexa
29 Apa yang dilakukan Alexa?
30 Diva bebas
31 Pria Misterius
32 Tuduhan Bibi Kokom
33 Percaya Pada Alana
34 Menjemput Alana
35 Makan Malam Romantis
36 Kenzo Kecewa
37 Ada yang ingin mencelakai Alana
38 Kenzo Cemburu
39 Jaga Dia Baik-baik
40 Di kantor Kenzo
41 Paman Kenzo
42 Siapa wanita itu?
43 Menjaga sampai akhir hidup
44 Di Malam Ulang Tahun Kenzo
45 Trik Alana
46 Pelakunya
47 Rencana Bulan Madu
48 Paman Kenzo di tahan
49 Masalah Perusahaan Kenzo
50 Kata I love you
51 Kedatangan Ibu Tiri Alana
52 Pendukung Sebenarnya
53 Aku mencintaimu
54 Terjadinya Penyatuan
55 Bulan Madu
56 Tidak menemukan Alana
57 Sebuah Lokasi
58 Perubahan sikap Alexa
59 Mengusir Penghalang
60 Pulang Bulan Madu
61 Siapa yang melaporkan?
62 Penyesalan Papa Alana
63 Dia Kejam
64 Mengejar Alana
65 Kesedihan Roni
66 Penawaran Alexa
67 Rencana Alexa gagal
68 Di mana Alana?
69 Tidak menemukan Alana
70 Kecelakaan
71 Di Rumah Sakit
72 Kesedihan Kenzo
73 Membawa ke Rumah Sakit
74 Mirip Alana
75 Alamat palsu
76 Kedatangan seseorang
77 Menyebar Isu
78 Sebuah Pesan
79 Istri?
80 Apakah Alana hilang ingatan?
81 Kembali dari Bali
82 Bertemu Alana
83 Memberitahu Kenzo
84 Perseteruan Kenzo dan Dave
85 Dia bukan istrimu
86 Penolakan Ayana
87 Dave di tahan
88 Ingatan Alana
89 Anniversary
90 Kecurigaan Kenzo
91 Mengatakan Kebenaran
92 Anaknya Sehat
93 Alana di Rumah Sakit
94 Putra Kenzo dan Alana (End)
95 Promosi Novel
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Membatalkan Pernikahan
2
Hari Pernikahan
3
Membawa Sarapan
4
Membuatkan Sarapan
5
Pijatan
6
Pergi ke Kantor Kenzo
7
Bertemu di Kampus
8
Mengetahui Sebuah Kebenaran
9
Alana memberitahu Ibu tirinya
10
Alexa Menyesal
11
Alexa ingin kembali
12
Menyebar Fitnah
13
Sebuah Kalung
14
Sarapan Bersama
15
Masalah Perusahaan Keluarga Alana
16
Meminta bantuan Kenzo
17
Kenzo menolak
18
12 tahun lalu
19
Makan Malam Bersama
20
Perjalanan Bisnis
21
Bertemu Diva
22
Berterus terang
23
Perjamuan Makan
24
Alana Bahagia
25
Diva menginap
26
Menemukan Alana
27
Membiarkan Alana Pergi
28
Menyelidiki Alexa
29
Apa yang dilakukan Alexa?
30
Diva bebas
31
Pria Misterius
32
Tuduhan Bibi Kokom
33
Percaya Pada Alana
34
Menjemput Alana
35
Makan Malam Romantis
36
Kenzo Kecewa
37
Ada yang ingin mencelakai Alana
38
Kenzo Cemburu
39
Jaga Dia Baik-baik
40
Di kantor Kenzo
41
Paman Kenzo
42
Siapa wanita itu?
43
Menjaga sampai akhir hidup
44
Di Malam Ulang Tahun Kenzo
45
Trik Alana
46
Pelakunya
47
Rencana Bulan Madu
48
Paman Kenzo di tahan
49
Masalah Perusahaan Kenzo
50
Kata I love you
51
Kedatangan Ibu Tiri Alana
52
Pendukung Sebenarnya
53
Aku mencintaimu
54
Terjadinya Penyatuan
55
Bulan Madu
56
Tidak menemukan Alana
57
Sebuah Lokasi
58
Perubahan sikap Alexa
59
Mengusir Penghalang
60
Pulang Bulan Madu
61
Siapa yang melaporkan?
62
Penyesalan Papa Alana
63
Dia Kejam
64
Mengejar Alana
65
Kesedihan Roni
66
Penawaran Alexa
67
Rencana Alexa gagal
68
Di mana Alana?
69
Tidak menemukan Alana
70
Kecelakaan
71
Di Rumah Sakit
72
Kesedihan Kenzo
73
Membawa ke Rumah Sakit
74
Mirip Alana
75
Alamat palsu
76
Kedatangan seseorang
77
Menyebar Isu
78
Sebuah Pesan
79
Istri?
80
Apakah Alana hilang ingatan?
81
Kembali dari Bali
82
Bertemu Alana
83
Memberitahu Kenzo
84
Perseteruan Kenzo dan Dave
85
Dia bukan istrimu
86
Penolakan Ayana
87
Dave di tahan
88
Ingatan Alana
89
Anniversary
90
Kecurigaan Kenzo
91
Mengatakan Kebenaran
92
Anaknya Sehat
93
Alana di Rumah Sakit
94
Putra Kenzo dan Alana (End)
95
Promosi Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!