Membawa Sarapan

Alana memakai baju tidur yang bergambar idola film kesayangannya. Sejak kehilangan sang Ibu 12 tahun yang lalu, idolanya itu yang memberinya imaginasi hal-hal yang sulit untuk dia lakukan.

Tok. Tok.

Suara ketukan pintu, membatalkan niat Alana yang akan merebahkan tubuhnya.

"Tunggu sebentar!" teriak Alana. Lalu dia berjalan menuju pintu.

Alana terjingkat saat baru saja membuka lebar pintu kamarnya. Wajah tanpa ekspresi Bi Kokom yang berada tepat dihadapan Alana membuatnya tersentak kaget. "Ada apa, Bi?" tanyanya dengan sopan seraya mengelus dadanya.

"Tuan memanggil. Ayo, ikut Bibi ke ruangan Tuan!" ajak Bi Kokom pada Alana.

"Baik, Bi", jawab Alana. Dia menutup pintu kamarnya, lalu berjalan mengikuti langkah Bi Kokom.

Alana menatap kagum rumah besar yang tampak mewah itu. Walaupun rumah kediaman orang tua Alana juga besar, namun tidak semewah milik Kenzo.

Tanpa Alana sadari mereka sudah berada di depan ruangan Kenzo Bi Kokom mengetuk pintu.

"Masuk!" Terdengar jelas suara Kenzo dari dalam.

"Permisi Tuan", ucap Bi Kokom dengan menunduk.

"Suruh dia masuk!" Kenzo meminta Roni untuk menuntun dirinya duduk di kursi agar Alana dapat menatapnya.

Alana muncul dari belakang Bi Kokom. Langkah kakinya sedikit gemetar saat membayangkan hal buruk yang akan terjadi padanya. Apakah ini akhir dari hidupku? Tanya Alana di dalam batinnya. Dia yakin Kenzo mengetahui bahwa dirinya bukanlah Alexa.

"Berikan padanya!" titah Kenzo pada asistennya saat Bi Kokom baru saja menutup pintu ruangan Kenzo.

Roni berjalan menghampiri Alana, tangannya terjulur menyerahkan lembaran kertas pada Alana.

"Aku tahu kau bukan Alexa", ucap Kenzo dengan wajah dingin.

Alana mendelik mendengar penuturan Kenzo. Dia bergidik ngeri saat merasakan aura dingin Kenzo. Dalam benaknya dia berfikir bahwa ini adalah akhir dari hidupnya.

"Ma- maaf, Tuan", ucap Alana dengan gugup. "Aku hanya menuruti permintaan Papaku", terangnya kemudian.

"Aku tahu kalau Alexa kabur dari rumah. Dia juga telah meminta pada Papamu untuk membatalkan pernikahan kami", imbuh Kenzo. "Tapi aku tidak akan menghukummu untuk hal itu!" lanjutnya yang membuat Alana merasa tenang.

"Karena kita sudah terlanjur menikah, maka silakan baca surat yang ada ditanganmu dan segera tanda tangan!" tegasnya.

Alana membaca lembaran surat yang diberikan oleh Roni. Netranya membulat sempurna kala membaca isi surat ditangannya.

"Jadi kita akan menjalani pernikahan kontrak?" tanya Alana saat membaca judul surat yang ada ditangannya.

Kenzo mengangguk sebagai jawaban. "Karena aku tidak mungkin menceraikanmu saat kita baru saja menikah", sahut Kenzo. Walaupun dia sering menghukum orang dengan begitu kejam, tapi dia tidak akan menghukum orang yang menurutnya tidak sepenuhnya bersalah.

Alana tampak sedang berfikir. Lalu dia menatap Kenzo yang bergeming di tempat duduknya.

"Aku ingin mengajukan poin tambahan", ujarnya dengan wajah serius.

"Apa yang kau inginkan?"

"Aku tetap diizinkan untuk melanjutkan kuliahku", pinta Alana masih dengan wajah serius.

"Oke!" balas Kenzo singkat. Kemudian dia meminta asistennya merevisi surat perjanjian nikah mereka.

Setelah isi surat perjanjian ditambahkan sesuai permintaannya, Alana pun membubuhkan tanda tangannya di sana, lalu Roni memberikan salinan surat padanya.

"Oke, sudah selesai. Silakan keluar!"

Alana beranjak dari posisinya setelah berpamitan. Dalam benaknya, dia terus berfikir bagaimana akan menjalani kehidupannya berikutnya. Namun dia tetap.bersyukur walaupun Kenzo mengetahui kebohongan yang dilakukan oleh keluarganya, tapi Kenzo masih mengampuni nyawanya.

 

Keesokan paginya, Alana terjaga dari tidurnya. Dia bangun lebih pagi dan ergi berjalan menuju dapur untuk melakukan rutinitas pagi seperti dirumah sendiri.

Bi Kokom datang dari arah belakang Alana. Dia tersentak kaget kala melihat istri dari Tuannya melakukan pekerjaan dapur.

"Pagi Nyonya. Apa yang Nyonya lakukan sepagi ini di sini?"

"Tidur!" canda Alana.

"Nyonya duduk di meja makan saja! Jika butuh sesuatu Nyonya bilang ke Bi Kokom", ujar Kokom dengan khawatir. Dia takut Tuannya akan marah padanya, karena membiarkan Nyonya rumah itu melakukan pekerjaan dapur.

"Sudah nanggung Bi. Ini sebentar lagi selesai", sahut Alana dengan santai.

"Tolong jangan mempersulit kami, Nyonya", ucap Bi Kokom dengan memelas.

Alana tersenyum tipis. "Bi Kokom ada-ada saja. Kapan saya mempersulit Bibi?"

"Sudah hentikan, Nyonya", ucap Bi Kokom seraya merebut spatula dari tangan Alana. Lalu dia meminta Alana duduk di kursi makan. "Ini tugas pelayan, Nyonya!" tegas Bi Kokom.

Tiba-tiba pelayan yang bertugas di bagian dapur datang.

"Kenapa kau baru bangun?" sergah Bi Kokom.

"Maaf, Bu", sahut pelayan itu seraya menunduk.

"Ini lanjutkan! Kau akan di hukum, karena telah membuat Nyonya melakukan pekerjaanmu!" seru Bi Kokom dengan menatap tajam pelayan itu.

Alana menatap keduanya dengan bingung. "Bi Kokom, kenapa marah hanya karena masalah sepele ini?" tanyanya.

"Ayo, Nyonya duduk dulu", ajak Bi Kokom yang telah mengubah ekspresi wajahnya. "Ini bukan masalah sepele, Nyonya. Semua pelayan di sini sudah punya tugas masing-masing, jadi tidak boleh ada yang lalai dengan tugas yang sudah diberikan", tuturnya menjelaskan.

"Memangnya di sini ada berapa pelayan, Bi?"

"Ada 4 orang termasuk Bibi."

Alana manggut-manggut. Dia membandingkan dengan keadaan dirumahnya sebelumnya. Tidak ada seorang pun pelayan di sana. Ibu tirinya telah menjadikannya sebagai seorang pelayan dengan mengusir pelayan dirumahnya.

"Pagi, Bi", sapa Roni dengan wajah serius.

Masih pagi, tapi wajahnya sudah penuh dengan beban. Ucap Alana di dalam batinnya.

"Pagi, Pak Roni", balas Kokom. "Ada yang bisa saya bantu, Pak?"

"Tolong sarapan Tuan di bawa ke kamarnya saja. Lakukan itu setiap pagi ya, Bi", pinta Roni seraya melirik Alana.

"Baik, Pak. Sebentar lagi sarapan Tuan Kenzo akan saya bawa ke atas", imbuhnya.

"Bi, biar saya yang siapkan sarapan buat Tuan Kenzo, sekalian saya antar ke kamarnya", tawar Alana.

Bi Kokom tampak berfikir sejenak. Dia tidak tahu apakah Tuannya akan senang atau bereaksi lain. "Tapi saya khawarir Tuan akan marah, Nyonya."

"Itu akan menjadi tanggungan saya, Bi", sahut Alana dengan tersenyum. Lalu dia menyiapkan sarapan buat Kenzo.

 

Alana sudah berada di depan pintu kamar Kenzo setelah Bi Kokom yang menunjukkan letak kamar Kenzo pergi meninggalkannya. Alana membuang nafas ke udara seraya mengangkat tangannya.

Tok. Tok.

"Masuk!" suara bariton Kenzo terdengar jelas oleh Alana. Dibukanya knop pintu dan didorongnya perlahan.

"Permisi, Tuan", ucap Alana yang membuat Kenzo mengenali suara itu.

"Kenapa kau yang mengantarkannya?" tanya Kenzo dengan nada tidak ramah.

"Saya hanya ingin melayani Tuan, karena di dalam -- "

"Stop! Jangan pernah datang lagi ke kamar ini. Bawa kembali makanan itu!" tukas Kenzo. Wajah garangnya menunjukkan ketidaksukaannya pada Alana. "Panggil Kokom ke mari!" titahnya yang membuat Alana gemetar.

"Baik Tuan", jawab Alana seraya pamit.

"Dia pikir karena aku tidak menghukumnya, maka dia bisa bertindak sesukanya!" ucapnya berdecak kesal.

Terpopuler

Comments

Sundari

Sundari

yakin bos? entar juga ketagihan 😁

2024-07-24

0

KaylaKesya

KaylaKesya

hahahaha🤣

2024-02-09

0

FT. Zira

FT. Zira

1 🌹 mendarat untukmu thor

2023-09-05

0

lihat semua
Episodes
1 Membatalkan Pernikahan
2 Hari Pernikahan
3 Membawa Sarapan
4 Membuatkan Sarapan
5 Pijatan
6 Pergi ke Kantor Kenzo
7 Bertemu di Kampus
8 Mengetahui Sebuah Kebenaran
9 Alana memberitahu Ibu tirinya
10 Alexa Menyesal
11 Alexa ingin kembali
12 Menyebar Fitnah
13 Sebuah Kalung
14 Sarapan Bersama
15 Masalah Perusahaan Keluarga Alana
16 Meminta bantuan Kenzo
17 Kenzo menolak
18 12 tahun lalu
19 Makan Malam Bersama
20 Perjalanan Bisnis
21 Bertemu Diva
22 Berterus terang
23 Perjamuan Makan
24 Alana Bahagia
25 Diva menginap
26 Menemukan Alana
27 Membiarkan Alana Pergi
28 Menyelidiki Alexa
29 Apa yang dilakukan Alexa?
30 Diva bebas
31 Pria Misterius
32 Tuduhan Bibi Kokom
33 Percaya Pada Alana
34 Menjemput Alana
35 Makan Malam Romantis
36 Kenzo Kecewa
37 Ada yang ingin mencelakai Alana
38 Kenzo Cemburu
39 Jaga Dia Baik-baik
40 Di kantor Kenzo
41 Paman Kenzo
42 Siapa wanita itu?
43 Menjaga sampai akhir hidup
44 Di Malam Ulang Tahun Kenzo
45 Trik Alana
46 Pelakunya
47 Rencana Bulan Madu
48 Paman Kenzo di tahan
49 Masalah Perusahaan Kenzo
50 Kata I love you
51 Kedatangan Ibu Tiri Alana
52 Pendukung Sebenarnya
53 Aku mencintaimu
54 Terjadinya Penyatuan
55 Bulan Madu
56 Tidak menemukan Alana
57 Sebuah Lokasi
58 Perubahan sikap Alexa
59 Mengusir Penghalang
60 Pulang Bulan Madu
61 Siapa yang melaporkan?
62 Penyesalan Papa Alana
63 Dia Kejam
64 Mengejar Alana
65 Kesedihan Roni
66 Penawaran Alexa
67 Rencana Alexa gagal
68 Di mana Alana?
69 Tidak menemukan Alana
70 Kecelakaan
71 Di Rumah Sakit
72 Kesedihan Kenzo
73 Membawa ke Rumah Sakit
74 Mirip Alana
75 Alamat palsu
76 Kedatangan seseorang
77 Menyebar Isu
78 Sebuah Pesan
79 Istri?
80 Apakah Alana hilang ingatan?
81 Kembali dari Bali
82 Bertemu Alana
83 Memberitahu Kenzo
84 Perseteruan Kenzo dan Dave
85 Dia bukan istrimu
86 Penolakan Ayana
87 Dave di tahan
88 Ingatan Alana
89 Anniversary
90 Kecurigaan Kenzo
91 Mengatakan Kebenaran
92 Anaknya Sehat
93 Alana di Rumah Sakit
94 Putra Kenzo dan Alana (End)
95 Promosi Novel
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Membatalkan Pernikahan
2
Hari Pernikahan
3
Membawa Sarapan
4
Membuatkan Sarapan
5
Pijatan
6
Pergi ke Kantor Kenzo
7
Bertemu di Kampus
8
Mengetahui Sebuah Kebenaran
9
Alana memberitahu Ibu tirinya
10
Alexa Menyesal
11
Alexa ingin kembali
12
Menyebar Fitnah
13
Sebuah Kalung
14
Sarapan Bersama
15
Masalah Perusahaan Keluarga Alana
16
Meminta bantuan Kenzo
17
Kenzo menolak
18
12 tahun lalu
19
Makan Malam Bersama
20
Perjalanan Bisnis
21
Bertemu Diva
22
Berterus terang
23
Perjamuan Makan
24
Alana Bahagia
25
Diva menginap
26
Menemukan Alana
27
Membiarkan Alana Pergi
28
Menyelidiki Alexa
29
Apa yang dilakukan Alexa?
30
Diva bebas
31
Pria Misterius
32
Tuduhan Bibi Kokom
33
Percaya Pada Alana
34
Menjemput Alana
35
Makan Malam Romantis
36
Kenzo Kecewa
37
Ada yang ingin mencelakai Alana
38
Kenzo Cemburu
39
Jaga Dia Baik-baik
40
Di kantor Kenzo
41
Paman Kenzo
42
Siapa wanita itu?
43
Menjaga sampai akhir hidup
44
Di Malam Ulang Tahun Kenzo
45
Trik Alana
46
Pelakunya
47
Rencana Bulan Madu
48
Paman Kenzo di tahan
49
Masalah Perusahaan Kenzo
50
Kata I love you
51
Kedatangan Ibu Tiri Alana
52
Pendukung Sebenarnya
53
Aku mencintaimu
54
Terjadinya Penyatuan
55
Bulan Madu
56
Tidak menemukan Alana
57
Sebuah Lokasi
58
Perubahan sikap Alexa
59
Mengusir Penghalang
60
Pulang Bulan Madu
61
Siapa yang melaporkan?
62
Penyesalan Papa Alana
63
Dia Kejam
64
Mengejar Alana
65
Kesedihan Roni
66
Penawaran Alexa
67
Rencana Alexa gagal
68
Di mana Alana?
69
Tidak menemukan Alana
70
Kecelakaan
71
Di Rumah Sakit
72
Kesedihan Kenzo
73
Membawa ke Rumah Sakit
74
Mirip Alana
75
Alamat palsu
76
Kedatangan seseorang
77
Menyebar Isu
78
Sebuah Pesan
79
Istri?
80
Apakah Alana hilang ingatan?
81
Kembali dari Bali
82
Bertemu Alana
83
Memberitahu Kenzo
84
Perseteruan Kenzo dan Dave
85
Dia bukan istrimu
86
Penolakan Ayana
87
Dave di tahan
88
Ingatan Alana
89
Anniversary
90
Kecurigaan Kenzo
91
Mengatakan Kebenaran
92
Anaknya Sehat
93
Alana di Rumah Sakit
94
Putra Kenzo dan Alana (End)
95
Promosi Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!