Hari ini Alana mempersiapkan beberapa menu andalannya untuk sarapan suaminya besok pagi. Sesekali dia tersenyum membayangkan apa yang dia perbuat seperti untuk suami sesungguhnya, bukan suami dalam kontrak pernikahan.
"Nyonya, mau memasak?" tanya Kokom yang datang dengan tiba-tiba dari arah belakang Alana.
Alana mengelus dadanya yang sempat kaget. "Bukan, Bi. Ini bahan makanan untuk besok."
"Kenapa harus disiapkan sekarang, Nyonya? Besok pagi kan bisa."
"Tidak bisa, Bi. Aku harus memastikan tidak ada bahan yang kurang. Jadi besok pagi aku tidak lagi mencari kekurangan bahannya."
Kokom hanya berdiri menatap Alana yang sedang sibuk sendiri. Dia menyadari ada perbedaan sifat yang sangat jauh antara kekasih Tuannya dengan istrinya saat ini. Wajah mereka memang mirip, tapi sifatnya jauh berbeda, ucap Kokom di dalam batinnya.
...---...
Tanpa terasa malam kembali menjelang. Alana kembali menunggu kepulangan sang suami. Dia membaca beberapa buku, untuk menghilangkan rasa kantuknya.
Hoam...
Alana menguap saat rasa kantuk itu semakin berat. Lalu dia melirik ke arah jam dinding. "Sudah jam 10 malam, tapi kenapa Kenzo belum pulang juga", gumamnya dengan rasa khawatir. Lalu dia kembali menunggu, hingga dia pun tertidur.
Alana merasakan tangan seseorang sedang menyentuhnya. Dia pun berusaha membuka matanya yang beberapa saat lalu terpejam. "Bibi", ucapnya saat melihat jelas wajah orang yang telah menyentuhnya. "Ada apa?" tanyanya saat kesadarannya belum sepenuhnya kembali.
"Kenapa Nyonya tidur di sini?" tanya Kokom.
Alana mengedarkan pandangannya. Dia baru sadar, kalau dia bukan sedang berada di dalam kamarnya.
"Owh, aku tadi sedang membaca buku, tidak sengaja tertidur di sini. Kalau begitu aku kembali ke kamarku." Alana bangkit dari atas sofa, lalu dia berjalan ke luar dari ruangan itu. Namun tiba-tiba dia menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya. "Apa Tuan Kenzo sudah pulang?" tanyanya.
"Tadi Pak Roni menelpon, katanya Tuan sedang berada di luar kota", jawab Kokom.
Alana terdiam sesaat. Dia merasa aneh, suaminya yang tidak dapat melihat itu dapat melakukan banyak pekerjaan bahkan sampai dinas ke luar kota.
"Owh, kalau begitu besok aku gak perlu memasak sarapan buat Tuan", imbuhnya. "Aku masuk ke kamar dulu, Bi. Selamat malam", lanjutnya seraya melangkahkan kaki meninggalkan Bi Kokom yang masih berdiri diposisinya.
...---...
Malam berganti pagi dengan begitu cepat, bahkan sang surya sudah mulai menyinari bumi, memberikan kehangatan di pagi yang cerah ini.
Alana baru saja menyelesaikan bahan presentasi mata kuliah dosen Akuntansi. Dia yang sedang menjalani kuliah online itu, tidak ingin nilainya mengalami penurunan hanya karena dia tidak dapat bertatap muka langsung dengan dosennya.
Udara pagi membuat Alana ingin melakukan joging di sekitar pekarangan rumah.
"Pagi, Bi," sapa Alana.
"Pagi, Nyonya. Mau kemana pagi gini?"
"Seperti yang Bibi lihat", tunjuk Alana pada pakaian yang sedang dia kenakan. "Kalau begitu saya pergi joging di halaman samping ya, Bi", ucapnya seraya menjauhi ARTnya itu.
Alana berjalan menuju halaman samping rumah Kenzo. Dia mulai melakukan pemanasan singkat di sana. Setelah selesai dia pun berlari dengan santai mengitari halaman itu. Tiba-tiba dia ingat bahwa jam kuliah onlinenya akan segera di mulai. Dia berlari masuk ke dalam rumah dan terus berjalan menuju kamarnya.
"Huft, masih ada 20 menit lagi", ucapnya seraya mengusap keringat dikeningnya. Kemudian dia masuk ke dalam kamar mandi dan menyelesaikan ritual mandinya.
...---...
Waktu presentasi pun selesai. Alana bernafas lega saat dosen memuji presentasinya. Dia pun mendapat nilai A+ dari sang dosen.
Alana kembali merasa bosan saat tidak ada lagi yang bisa dia kerjakan selain makan dan tidur. Sesaat kemudian dia mendapat ide untuk mengisi waktu luangnya yang terbilang sangat banyak. Dia pergi keluar kamarnya dan mencari Bi Kokom.
"Bi Koiom", panggil Alana saat melihatnya sedang berjalan.
"Ya, ada yang bisa di bantu, Nyonya?"
"Bi, apakah di rumah ini ada seseorang yang bisa mengajariku berenang?" Alana menatap serius wajah sang bibi seraya menunggu jawaban.
"Ada Nyonya. Tapi dia seorang pria. Saya takut Tuan akan marah nantinya", tuturnya menjelaskan.
"Kenapa Tuan marah? Dia hanya mengajariku berenang bukan melakukan hal yang lain", sahut Alana. "Tolong katakan pada orang itu untuk datang ke kolam renang ya, Bi." Alana sedikit memaksakan keinginannya. Dia pun bergegas berjalan menuju kolam renang.
Kokom terpaksa mengikuti keinginan Alana. Dia pergi menyampaikan pesan Alana pada pria yang akan mengajari Alana berenang.
Tidak berselang lama pria yang akan mengajari Alana datang dan berjalan menghampiri Alana yang sedang berdiri di tepi kolam renang.
"Maaf sebelumnya Nyonya. Saya tidak bernaksud untuk melawan perintah Nyonya, tapi saya tidak bisa mengajari Nyonya tanpa seizin Tuan Kenzo."
Alana mendengus kasar kala tujuamnya tidak terlaksana hari ini. Tapi dia paham akan masalah yang akan dihadapi oleh pria itu, jika melanggar aturan yang telah di buat sang pemilik rumah.
Tiba-tiba Kokom datang menghampiri Alana dengan nafas yang terengah-engah. "Nyonya, Tuan Kenzo sudah pulang dari luar kota. Dia meminta Nyonya segera datang ke kamarnya."
Alana melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya. "Oke, Bi. Nanti saya ke sana."
Masih pukul 4 sore, tumben Kenzo pulang lebih awal, ucapnya di dalam batin. Lalu dia beranjak dari tempat itu dan mengayunkan langkahnya setelah meminta pria yang akan mengajarinya berenang kembali bekerja.
Alana terus berjaln menaiki anak tangga menuju kamar Kenzo.
Tok. Tok.
"Masuk!" Terdengar suara bariton Kenzo dari dalam kamar.
Alana tersenyum saat akan membuka knop pintu. Dia senang saat Kenzo benar-benar memintanya datang ke kamarnya.
"Ada yang bisa di bantu, Tuan?" tanya Alana saat sudah berada di dalam kamar Kenzo.
"Aku sangat lelah. Tolong berikan pijatanmu", pinta Kenzo.
Alana terkesiap kala mendengar permintaan Kenzo. Dia yang sama sekali bukan ahlinya, harus memberikan pijatan pada suaminya yang tampak sangat kelelahan.
"Tapi Tuan, saya bukan orang yang paham akan hal itu."
"Lakukan saja!" titah Kenzo dengan tegas.
Alana terpaksa mengikuti permintaan aneh suaminya itu. Dia pun mulai memijat dengan sangat hati-hati. Dia yang bukan ahli di bidang itu, hanya bisa melakukannya dengan asal-asalan. Namun dia tidak menduga, hasil pijatannya membuat Kenzo tertidur pulas.
"Dia sudah tidur!" gumam Alana yang tidak percaya pijatannya dapat dinikmati oleh Kenzo. Lalu Alana perlahan turun dari atas ranjang dan berdiri di tepi tempat tidur. Alana menatap dalam wajah tampan sang suami yang terlihat teduh saat sedang tertidur. Sebenarnya dia ingin pernikahan itu tetap berjalan seperti pasangan pada umumnya, walaupun Kenzo buta, Alana tetap menerima kondisinya itu asalkan mereka tidak melakukan pernikahan kontrak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
FT. Zira
setulus itu😌😌
2023-09-30
1
mama Al
ya ampun alana
mana ada suami yang izinkan istrinya dekat dengan pria lain.
2023-08-24
0
mama Al
masih sistem daring ya kan covid dah hilang
2023-08-24
0