Section 09. Pemantauan Sementara

Mereka semua menunduk dalam diam. Kembali risau memikirkan bagaimana nasib teman-teman maupun guru-guru di luar sana. Dan yang paling mereka khawatirkan, bagaimana keadaan keluarga mereka bila menyadari anak-anaknya belum kembali sejak semalam ? Tak ada yang bisa memberikan jawaban pasti. Mereka semua sama-sama tenggelam dalam kebingungan dan juga ketakutan saat ini. Hanya saja berusaha menekannya kuat-kuat dengan menyikapi keadaan dengan tenang. Sebisa mungkin. Kepanikan dan gegabah hanya akan berakhir petaka bagi mereka. Lebih baik memang hanya berdiam dan menunggu dengan ketidakpastian tanpa ujung.

"Kenapa tidak coba melihat keluar saja ?" Kaira tiba berceletuk di tengah keterdiaman 5 orang itu. Diam-diam dia menguping pembicaraan mereka. Kemudian menghampiri kala mendengar apa yang tengah mereka risaukan saat ini. Kelimanya secara spontan menatap ke arah Kaira. 2 yang menatap kebingungan dan 3 lainnya menatap bak isyarat "kau gila ?!".

Cathleen yang mendengar itu mendengus kasar, "tak bisakah kau mengontrol ide sintingmu ? Cukup kami saja yang menjadi korban dari ide tidak warasmu. Jangan kau biarkan orang lain juga kena" tegasnya.

"Loh, ide gila dari mana ? Aku kan cuman bilang untuk melihat keluar" balasnya. Kaira kembali bergabung dalam lingkaran tersebut. "Aku tak bilang kita yang harus keluar. Maksudku gunakan benda ini. Aku tadi menemukannya di ruang kepala teknisi. Kita bisa melihat keadaan sekitar sekolah. Erden kamu bisa kan menerbangkan ini ?" Kaira menunjuk ke arah drone yang baru saja dia ambil dari ruang teknisi. Tadi dia tidak sengaja melihat drone tersebut tergeletak di atas meja kepala teknisi.

Erden mengangguk. Dia mengambil drone itu kemudian remote controlnya. Setelah itu berjalan menuju sebuah pc untuk menyambungkan kamera pada drone dengan pc tersebut. Orang-orang disana menatap penuh penasaran pada pemuda Mongolia yang terlihat serius sekali mengotak atik pc dan drone di dekatnya. Kemudian tak lama, dia menatap dengan binar senang ke arah orang-orang di sekitarnya.

Kabar baik yang mereka perlukan saat ini.

Erden memutar pc menghadap ke arah teman, guru, dan seniornya itu. Layar pc menunjukkan pemandangan kamera drone yang tengah merekam Erden saat ini. "Drone nya sudah siap, kita bisa melihat keluar sekarang !" serunya.

Semua orang menghela nafas lega. Setidaknya ada sedikit kabar baik untuk mereka di situasi pelik ini. Mereka bisa melihat keadaan sekitar dan mungkin meminta bantuan bila keberuntungan masih ada. Meski rasa risau dan gundah gulana takkan hilang, sebelum mereka mengetahui keadaan sekitar. Tapi setidaknya, mereka mengetahui sedikit daripada tidak mengetahui sama sekali keadaan diluar.

Erden mulai menerbangkan drone tersebut menuju ke arah jendela. Teresa yang berada di dekat jendela dengan sigap membuka jendela dan membiarkan drone itu terbang keluar dari lab komputer. Setelah itu buru-buru menutup jendela dan menguncinya. Sekedar upaya jaga-jaga dan was-was yang menghantui. Tidak ada yang tahu, bila bisa saja ada zombie yang menyusup masuk melalui jendela.

Selepas itu ia ikut bergabung dengan orang-orang yang tengah menatap layar pc dengan fokus dan aura tegang yang mengitari. Jantung berdebar kencang dengan khawatir yang makin menjadi-jadi. Tenggelam dalam gugup, ini akan menjadi pertama kali bagi mereka mengetahui keadaan sekolah semenjak virus itu menyebar.

Kamera drone merekam bagaimana para mayat hidup itu yang memenuhi halaman sekolah. Berlari dengan liar tanpa arah yang jelas. Namun, kala drone mendekati mereka, mereka mulai mengejar drone itu sebab suara bising yang dihasilkan dari baling-baling drone. Erden mengarahkan drone itu untuk melihat keadaan gedung yang mereka tempati saat ini.

Buruk.

Buruk sekali !

Terlalu menyedihkan bila harus diceritakan dalam narasi panjang dan detail.

Semua ruangan di lantai bawah dipenuhi para zombie yang berlumuran darah. Mereka semua datang mendekat kala mendengar suara bising yang dihasilkan drone. Sedikit mengamuk kala tak dapat menjangkau drone tersebut, membuat orang-orang yang tengah menonton lewat layar pc menahan nafas. Takut-takut para mayat hidup itu meloncat ke arah drone. Dan menangkap alat yang menjadi harapan satu-satunya tersebut.

Tak berselang lama apa yang mereka pikirkan benar-benar terjadi. Sesosok zombie melompat ke arah drone, namun dengan sigap Erden mengarahkan drone untuk menghindar. Yang dilakukan Erden sukses membuat tubuh yang berlumuran darah itu jatuh dari lantai 2 dan menghantam halaman rerumputan di bawahnya. Orang-orang di lab komputer meringis pelan melihat pemandangan mengerikan yang tersaji di hadapan mereka.

Semoga sang korban bisa tenang di alam baka sana.

Kemudian drone mencoba untuk masuk melalui jendela salah satu kelas yang terbuka. Kamera merekam bagaimana keadaan di lorong lantai 2 yang benar-benar dipenuhi zombie. Sepertinya itu karena ulah D-CAISA yang tadi memancing mereka semua kesana.

"Tak ada kehidupan di lantai 2..." Teresa berujar lesu. Dia ingin menangis rasanya kala menyadari bahwa murid-murid yang selama ini ia ajar telah terinfeksi dan berubah menjadi monster beringas. Namun sebagai salah satu guru yang berada disana, dia sekuat tenaga menahan diri dari guncangan yang menerpa. Dia tidak boleh terlihat putus asa karena itu bisa membuat murid-muridnya merasakan hal yang sama.

"Hey, coba kamu arahkan ke gedung seberang. Mungkin masih ada yang bertahan seperti kita" Sena memberikan saran.

Erden mengangguk patuh kemudian mengarahkan drone ke gedung seberang. Tak beda jauh dengan gedung yang mereka tempati. Tak ada tanda-tanda penghuni sekolah yang berhasil survive dari bencana ini. Hanya ada para mayat hidup yang berkeliaran di sana.

"Hey ! Lihat disana ada yang sedang berlari ! Dan dia bukan zombie !" Alena berseru kala menangkap di sudut kamera seorang siswa tengah berlari dari kejaran para zombie.

"Ayo cepat arahkan dia ke tempat yang aman !" Carlos memberikan perintah.

Erden mencoba mendekatkan drone ke arah siswa itu. Mencoba memberi isyarat kepada siswa itu, sayangnya dia tidak mengerti sama sekali. Dan malah berhenti berlari kemudian melambaikan tangan ke arah drone dengan wajah putus asa. Semua orang berteriak panik melihat itu.

'Bodoh sekali dia. Dia malah mengorbankan dirinya sendiri !'

"Astaga ! Dia bodoh atau bagaimana ! Hey ! Ada makhluk busuk di belakangmu !" Kaira berseru keras. Gadis itu sepertinya lupa, meski dia berteriak sekencang apapun orang itu takkan mendengar perintahnya.

Tak terelakkan, siswa itu digigit oleh para zombie. Semua orang yang melihat itu tak bisa menahan diri untuk bergetar ketakutan. Beberapa bahkan menutup mulut mereka menahan teriakan ngeri melihat kejadian tersebut. Hanya berselang beberapa detik para zombie itu melepas si siswa, kemudian berlari ke arah depan dengan geraman yang keras.

Siswa yang tadi tergigit, bangkit kemudian menatap sekujur tubuhnya yang tergigit. Secara tiba-tiba dia memegang kepalanya lalu tak lama dia memuntahkan darah dari mulutnya. Matanya berubah kemerahan dan mulai ada geraman tak jelas yang keluar darinya. Gejala-gejala yang menunjukkan bahwa dia sudah terinfeksi. Dan tak berselang lama dia mendadak berubah beringas dan berlari dengan liar di lorong gedung itu.

Semua orang yang melihat itu meringis dan menyayangkan nasib siswa itu yang berakhir terinfeksi. "Hentikan..." Cathleen berkata lirih. "Sudah cukup kita melihat pemandangan ini. Aku tak ingin melihat kejadian yang sama lagi..." jujur Cathleen sendiri masih trauma. Dia kembali mengingat kejadian yang terjadi di kelasnya. Dan itu benar-benar menghantuinya saat ini. Dia memejamkan mata dengan erat kemudian menggelengkan kepala keras berusaha menghilangkan bayang-bayang mengerikan itu.

Carlos yang berada di dekat Cathleen mendekap erat adiknya tersebut. Tangannya mengusap-usap secara perlahan kepala sang adik sembari membisikkan kata-kata penenang. Orang-orang yang berada disana menatap sendu ke arah Cathleen. Kecuali Belva yang memutar matanya jengah. Gadis itu tak peduli, ada hal lain yang menurutnya lebih penting untuk diketahui saat ini.

-Kkeut

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!