Section 02. Khalila & Guinevere

Tepuk tangan riuh memenuhi halaman depan sekolah, sebuah panggung yang cukup besar berdiri disana. Band sekolah yang baru saja tampil tersebut, membungkuk hormat kepada penontonnya, sebelum meninggalkan panggung dengan iringan tepuk tangan dan seruan-seruan heboh dari para siswa & siswi, yang baru saja menonton penampilan mereka. Di antara banyaknya penonton yang berteriak heboh, terdapat Sena dan Alena yang juga ikut bersorak untuk band tersebut.

"Tahun ini cukup banyak penampilan yang menarik" Sena memberikan komentarnya, di tengah bisingnya penonton.

"Hah ? Apa ?" Alena berkata dengan suara agak keras. Dia tidak begitu mendengar ucapan Sena. Di sekitar terlalu berisik, apalagi banyak siswi yang masih berteriak heboh.

"A.KU.BI.LANG.TA.HUN.I.NI.CU.KUP.BA.GUS !" Sena berseru sembari mengeja setiap kata yang diucapkan.

Alena mengernyit, "KAU BILANG APA ?! TIDAK TERDENGAR ! BERISIK DISINI !" rungu Alena belum bisa menangkap apa yang dikatakan sahabatnya. Sena mendengus mendengar pengakuan itu. Dia nyaris menjitak kepala Alena, tapi tertahan karena telinganya menangkap, ada suara dering telepon dari dalam kantong jas sekolah miliknya.

Dia mengambil ponselnya yang berdering dan ada nama Kaira yang terpampang di layarnya. Sontak Sena menjawab telepon tersebut. Suara pertama yang terdengar ia suara langkah kaki yang dipacu dengan cepat. Ada juga suara nafas yang terengah dan beberapa kali Sena menangkap suara 'DUG !' yang keras, seperti suara tabrakan sesuatu. Hanya berselang 1 detik setelah bunyi tabrakan itu, ada makian samar-samar yang bisa ditangkap Sena. Tak lama setelah itu, suara grasak grusuk yang tak karuan tertangkap rungunya. Sena menarik ponsel yang tertempel di telinganya kemudian menatap ponselnya dengan manik yang heran, apa mungkin suara disini yang terlalu bising ya sampai rungunya mendengar suara-suara tak jelas tersebut. Total Sena dibuat kebingungan.

"Alena, aku kesana sebentar. Mau ngangkat teleponnya Kaira" Sena menunjuk suatu sudut halaman sekolahnya yang terlihat sedikit sepi. Dia pikir bisa mendapatkan suara telepon yang lebih jernih disana. Alena memberikan tanda 'okay' dengan telunjuk dan ibu jarinya. Gadis itu terlalu menikmati tontonannya saat ini, hingga tak banyak berkomentar kepada Sena.

Selepas mencapai tempat yang diinginkan, kembali Sena menempelkan ponsel miliknya ke telinga, "Halo Kai, kenapa nelpon ?" tak ada jawaban dari pertanyaannya. Namun, Sena bisa mendengar suara-suara yang pertama kali dia dengar kala mengangkat telepon Kaira. Malah suaranya makin banyak dan keras. Gadis itu mengenyit pelan, 'kali ini masalah apa yang kau buat Kaira, astaga...' batinnya berucap. Pikir gadis itu Kaira membuat masalah kembali hingga membuat keributan di seberang telepon.

"Kai-"

"SIALAN SENA !" umpatan dari Kaira yang menjadi kalimat pertama sahabatnya di telepon. "SI ALENA HPNYA KEMANA SIH ?! DARITADI DITELPON NGGAK DIANGKAT !"

Sena merengut pelan, "Kai, kamu lupa hpnya Alena kan sempet jatuh, nada deringnya lagi nggak berfungsi. Wajar kalo kamu telpon, dia nggak tahu."

"SIALAN ! MINGGIR OY ! SIALAN JANGAN KESANA KALO KALIAN MASIH SAYANG NYAWA ! YA TUHANKU, SUDAH DIKASIH TAHU MALAH NGGAK DIDENGERIN ! BUDEG APA KALIAN YA ?!" Kaira berteriak entah kepada siapa di seberang sana.

"Kai, kamu ngomong apa sih ? Terus suara apa dari tadi kok ribut banget ?" Sena bertanya. Belum ada jawaban di seberang telepon sana, hanya ada suara yang terengah-engah. Sembari menunggu temannya memberikan jawaban, dia melihat sekeliling dan sedikit mengernyit setelahnya. Tepat saat maniknya menangkap pemandangan yang aneh tapi dirasa familiar di benak gadis Khalila.

Sena terpaku di tempatnya demi melihat pemandangan mengerikan yang tersaji di hadapannya. Suara jeritan dan teriakan memenuhi telinganya. Sukses membuat dirinya terkejut dengan jantung yang mulai berdebar dengan kencang. Saking terkejut dia sampai tak menyadari bahwa Alena telah menghampirinya. Alena yang baru saja tiba, memandang heran temannya yang terlihat seperti melamun. Demi menghindari hal-hal yang tidak baik, dengan sekuat tenaga dia menepuk punggung Sena. Sukses membuat Sena tersentak sampai terdorong ke depan pelan. Kehilangan keseimbangan dan nyaris terjatuh jika Alena tak segera menangkap tangannya.

"Kagetan banget kamu, hampir jatuh kan. Makanya, jangan bengong begitu. Awas nanti dirasuki setan loh. Denger-denger setan di sekolah demen ama yang begituan" ujar Alena berusaha menakut-nakuti temannya. Sena hendak memarahi temannya namun, kembali batal demi mendengar suara Kaira yang masih tersambung di ponselnya.

"SIALAN SENA ! YANG KEMARIN KITA OMONGIN BENERAN TERJADI ! ADA ZOMBIE DI SEKOLAH INI ! DAN SEKARANG VIRUSNYA SUDAH MULAI MENYEBAR KEMANA-MANA ! CEPET BAWA ALENA LARI DAN SEMBUNYI KALIAN BERDUA ! AKU MAU MENJEMPUT CATHLEEN DULU ! APAPUN YANG TERJADI USAHAKAN KALIAN TETAP HIDUP, OKAY ? INGET KITA MASIH PUNYA IMPIAN KE KOREA ! GOOD LUCK GAISEU !" tepat setelah peringatan itu diberikan, Sena bisa melihat siswa yang dilihatnya tadi digigit siswa lain mulai menunjukkan tanda-tanda perubahan. Persis seperti di series yang dia tonton.

Tanpa aba-aba, dia langsung menarik tangan Alena untuk berlari. Namun, Alena yang masih belum menyadari kejadian petaka yang terjadi malah menarik balik tangannya. Dia mengernyit melihat wajah Sena yang mulai memucat. Pun dirasa tangan Sena yang agak gemetaran dan mendingin. "Sena kenapa ? Kamu sakit kah ? Kok mendadak pucat begitu mukanya" Alena bertanya khawatir.

Sena tak menjawab, dia malah menangkup kedua sisi kepala temannya itu, memaksa kepala Alena untuk menoleh ke tempat kejadian yang dilihatnya. Alena yang masih diselimuti kebingungan, melihat ke arah yang ditunjuk Sena dengan manik keheranan. Dia hanya melihat ada seorang siswa yang bertingkah aneh dan tak terkontrol, tiba-tiba saja dia menggeram kemudian menyerang siswa lainnya. Darah muncrat mengotori dinding, demikian yang dilihat Alena. Dan gadis itu memiringkan kepalanya bingung. Otaknya lambat mencerna sehingga gadis itu tak paham apa maksud Sena menunjukkan hal tersebut.

"Emang kenapa sih Sena ?" demi mendengar itu, rasanya amarah Sena memuncak di atas kepala. Tolong tahan Sena untuk tidak memukul temannya ini. Tak ada waktu lagi untuk menjelaskan sambil diam terpaku. Bisa dia lihat para siswa yang sudah terinfeksi mulai mengejar siswa-siswi yang masih menonton pertunjukan yang disajikan. Keadaan kacau balau disana, tapi hebatnya Alena yang malah diam menonton semua itu.

Dengan sekuat tenaga gadis itu menarik kerah belakang kemeja Alena, membuat Alena nyaris terjatuh ke belakang jika saja dia tidak memiliki refleks yang bagus. Sena masih berusaha menyeret paksa temannya yang lemotnya bukan main itu. "SIALAN ALENA ! JANGAN LEMOT DULU NAPA DI SITUASI GINI !"

"Hah ? Kenapa sih ?"

"BRENGSEK ALENA, NGGAK LIAT APA ?! TADI TUH ZOMBIE BENERAN ! ZOMBIE YANG KEMARIN KITA TONTON BENERAN ADA !" Sena berteriak dengan keras memberitahu temannya. Jika saja situasi tidak sedang mengancam nyawa mereka, sebenarnya ini akan terlihat lucu. Melihat bagaimana Sena dengan tubuh yang lebih kecil dari Alena, kepayahan menyeret tubuh si gadis Guinevere. Andai kata situasi lebih kondusif mungkin mereka akan menjadi bahan tertawaan siswa siswi Alstrahera.

Masih dalam keadaan mencerna, Alena tetap diam selama dirinya diseret paksa oleh Sena. "Oh, jadi itu tuh zombie toh..." monolognya.

Habis sudah kesabaran Sena mendengar hal itu. "IYA ALENA CANTIK ! SEKARANG CEPETAN LARI SEBELUM ZOMBIENYA KESINI !" dia kembali berteriak. Sial, lama-lama pita suaranya bisa putus karena terus meneriaki Alena. Sena butuh permen favoritnya untuk mengembalikan kewarasan yang terkikis ini.

Alena yang baru saja bisa mencerna, tanpa aba-aba langsung menegakkan tubuhnya, membuat yang masih menarik kerah belakangnya, tertarik ke arah Alena. "AYO LARI SENA ! ZOMBIENYA UDAH MAU KESINI !!!!" Alena berseru selepas melihat sesosok zombie yang berlari cepat ke arah mereka. Kemungkinan dia terpancing mendengar perdebatan dengan suara keras kedua sahabat itu.

Keduanya memacu kaki mereka untuk berlari dengan cepat. Tapi, demikianlah Alena dan Sena, yang masih sempat bertengkar. Di situasi genting ini, mereka masih sempat-sempatnya berdebat satu sama lain. Bahkan menaikkan nada suara, yang jelas makin memancing banyak zombie berlari mengejar mereka.

"KENAPA NGGAK NGASIH TAU DARI TADI SENA ?!" Alena berteriak kesal. Dia nyaris saja mati tadi, karena Sena terlalu lama memberikan penjelasan.

"KAMU LEMOT BANGET YA ALENA SIPUT !" Sena blik berseru marah. Andai saja Alena bukan sahabatnya, mungkin Sena tidak akan peduli tadi. Bersyukurlah kamu Alena Guinevere, karena kamu masih tersemat oleh embel-embel sahabat Sena Khalila.

"JANGAN SALAHIN KELEMOTANKU ! HARUSNYA TADI KAMU LANGSUNG KASIH TAU AJA ! TO THE POINT !" Alena berseru tak terima. Enak saja kelemotannya disalahkan begini. Memangnya siapa juga yang mau jadi lemot begini ?

"ADUH, MASA GITU AJA KAMU NGGAK NGERTI SIH ?!" Sena berujar frustasi. Dia mengacak rambutnya kasar, membuat rambutnya makin berantakan dan tak karuan.

"YA GIMANAIN ?! KITA JADINYA LARI KEMANA NIH ?! KOK NGGAK JELAS BANGET ARAH SAMA TUJUANNYA" Alena bertanya masih dengan nada suara yang ditinggikan.

"ADUH, NGGAK TAU ! JANGAN TANYA AKU ! SI Kaira NGGAK ADA NGASIH TAU HARUS LARI KEMANA LAGI ! KATANYA LARI ABIS TUH SEMBUNYI !" Sena makin panik kala menyadari mereka harus bersembunyi dimana saat ini ? Gadis itu dilanda kebingungan yang hebat. Dia merutuki diri kenapa baru menyadari hal penting itu sekarang.

"OALAH GITU TOH ! AYO KITA- AAAA ZOMBIENYA KESINI ! ZOMBIE BAU BUSUK ! JANGAN KESINI SIALAN ! AKU BELUM KETEMU PACARKU DI KOREA ! BELUM MAU MATI AKU !" Alena berseru sembari mengeluarkan wajah sedih. Hey, dia belum mau mati sebelum bertemu pacarnya di Korea sana.

"BANGSAT ! KALIAN KALO MAU JADI ZOMBIE SILAHKAN AJA, JANGAN NGAJAK-NGAJAK KAMI ! SANA MINGGIR !" Sena berseru sembari mendorong beberapa tubuh yang menghalangi jalannya dan Alena.

Keduanya spontan menghentikan langkah, kala ada 1 zombie yang menghalangi jalan di hadapannya. Sena makin dibuat panik karenanya. Dia menoleh ke belakang tapi ada zombie lain yang mengejar mereka. Total otak Sena berhenti bekerja dan buntu akan tindakan yang harus dilakukan.

Sementara itu, Alena yang berada di sampingnya tak kalah panik melihat pemandangan di hadapannya. Manik mengitari lorong di sekitarnya siapa tau bisa digunakan sebagai senjata. Meski dia sering dikatain lemot, syukurlah otaknya masih bekerja untuk mencari cara menyelamatkan diri.

Tapi, lorong itu tak memiliki sesuatu yang bisa dijadikan senjata. Karena terlanjur dilanda kepanikan hebat, dirinya langsung menarik pot bunga yang digantung di pagar pembatas di sampingnya. Kemudian dengan skill melempar bola yang didapatnya di klub softball, Alena melempar pot itu ke arah zombie yang berada di hadapannya.

Prak !

Pot itu tepat mengenai kepala si zombie. Hancur sudah kepala si mayat hidup yang sekarang tergeletak di lantai tersebut. Darahnya menggenang di lantai, membuat Sena mengernyit jijik melihatnya. Sementara Alena, dia lebih tenggelam ke euphoria karena berhasil mengenai kepala zombie tersebut. Ada seruan 'yes' yang Sena tangkap dari sahabatnya.

Namun, dia tidak bisa membiarkan Alena terlalu senang karena lemparannya tepat sasaran. Dari arah belakang ada derap langkah yang makin cepat. Sial, itu pasti para zombie yang sedari tadi mengejar mereka. Maka dari itu, gadis Khalila langsung menarik Alena untuk berlari lagi dengannya. Mereka berdua melewati lautan merah yang tercipta di lorong sekolah yang biasa dilewati tersebut.

Dalam hati mereka memanjatkan doa, semoga saja mereka tidak bertemu lagi dengan zombie. Karena jujur saja Sena malas sekali harus melihat wajah dan tubuh yang dibalut darah tersebut. Menjijikan membuatnya ingin muntah saat itu juga.

'Zombie nggak ada yang gantengan dikit gitu ? Setidaknya, di situasi mengerikan aku masih sempat cuci mata supaya semangat menyelamatkan diri' batin Sena dengan nada miris.

-Kkeut

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!