Run Z

Run Z

Section 00. Awal Mula

Hiruk pikuk tahun terakhir di sekolah adalah hal paling menyebalkan di dunia ini. Tiada waktu untuk sekedar bersantai begitulah sabda para guru. Tapi, itu tidak berlaku untuk mereka, D-CAISA. 4 sekawan yang sudah bersama sejak di bangku menengah pertama. 3 bule blasteran dan 1 lagi yang tak jelas asal usulnya. Bagi mereka belajar itu memang penting, tapi menjaga kewarasan pikiran dari beban kelas akhir lebih penting lagi.

Tiap sebulan sekali mereka menghabiskan waktu bersama di rumah Cathleen Joselyn, melepas penat dengan bertukar cerita ataupun sekedar menonton film bersama di laman online. Seperti saat ini, mereka sedang menonton salah satu series bertemakan zombie yang sedang booming-boomingnya saat ini. Oh, ini ide Sena Khalila dan Alena Guinevere.

"Aduh ! Aduh itu Teuku ! Cepetan ya ampun ! Ini cowok yang lain bantuin si Teuku, tolonglah jangan diem aja !" Kaira Helda berteriak heboh. Tubuhnya bahkan sampai terlonjak-lonjak melihat film yang mulai memasuki masa-masa menegangkan.

"Aduh ! Masa semuanya loyo gitu sih ! Mau diem-diem aja biarin Teuku kesusahan apa ?!" Omel Alena.

"Si Teuku atlet taekwondo kayaknya. Gerakannya mantap dan selalu tepat sasaran" celetuk Cathleen saat menonton adegan si Teuku yang melayangkan sidekick pada zombie yang menyerang pemuda itu.

"Awas ! Awas di belakangmu ! Teuku lihat ke belakang ya tuhan !" kebalikan dengan Cathleen, Sena berseru khawatir melihat adegan itu.

Mereka berempat menonton dengan raut wajah tegang dan juga gemas sekaligus melihat para tokoh utama yang berjuang bertahan diri dari kejaran zombie. Kemudian seruan "woah !" memenuhi ruangan kala salah satu karakter dalam film menggunakan pintu sebagai tameng penyelamat.

"Woah adonan keren ! Adonan keren !" Kaira berseru sembari bertepuk tangan dengan riuh. Ah, ngomong-ngomong Teuku dan adonan bukanlah nama asli dari para karakter di film tersebut. Keempat sekawan itu tidak mengetahui nama asli mereka, jadilah nama panggilan Teuku dan adonan digunakan mereka untuk menyebut para tokoh tersebut. 3 jam mereka habiskan menonton series itu. Selepas series itu tamat, mereka kembali berceloteh riang membahas series menegangkan yang telah habis ditonton tersebut.

"Gantung banget endingnya ! Bikin kesel aja" Sena menyuarakan protes miliknya.

"Iya, makanya banyak yang minta season 2" ujar Cathleen. Gadis itu sempat melihat beberapa konten di sosmed yang membahas soal series yang habis mereka tonton.

"Season 2 nya kakak, adain dong. Bisalah jadi lanjutannya, jangan bikin kita-kita penasaran begini" kata Alena dengan senyum lebar.

"Netflix emang gitu. Setiap series yang dibuat pasti gantung endingnya !" Kaira ikut menyuarakan protesnya.

"Tapi, seru banget seriesnya nih ! Kadang bikin emosi, kadang bikin gremetan juga sama tokoh yang bisa-bisanya masih bengong, padahal ada bahaya di depan mata" Alena memberikan komentarnya.

"Bener !" Sena berseru. "Eh tapi ya, kalian coba bayangin kalo itu ada di dunia nyata..." Keempatnya saling berpandangan satu sama lain selepas mendengar pernyataan Sena, sebelum berseru bersamaan "amit-amit ! Jangan sampai kejadian !"

"Tapi kalau kayak gitu, kita jadi beban di grup sih. Yang ada malah jadi sasaran empuk para zombie" Cathleen berujar.

"Begini-begini, kalo ada zombie ya. Aku sama Sena bawa tongkat baseball. Terus Kaira dorong kursi rodanya Cathleen. Nah, si Cathleen nanti bawa tongkat panjang. Ngebayangin gitu bikin ketawa, lucu banget kalo kita harus ngelakuin beneran. Nggak bisa, nggak bisa. Kalo kita yang ngelakuin malah jadi lawak bukannya keren" Alena menyuarakan imajinasi yang ada di kepalanya.

"Bangsat ngebayangin aku, hahahahaha ! Bener sih, bukannya keren kayak di film jadinya" umpat Cathleen diiringi dengan tawa kerasnya.

"Terus-terus Kaira bakal teriak gini 'SIALAN, CEPETIN JALANNYA' . Bah, gara-gara dia teriak sekenceng itu, kita jadi dikejar zombie" kembali lagi dengan Alena dan fantasinya.

"Idih, kalo aku sih bakal ngomong gini 'Eh bajingan zombie brengsek, nambah beban hidupku aja kau ini !' terus aku tabok kepalanya" Kaira menyahut.

Cathleen tertawa keras mendengar itu. "Aku teriak nanti 'MISI WEH, AWAS KALIAN SEMUA ! LAMA AMAT JALANNYA !' nggak bisa berhenti ketawa aku ngebayangin situasinya gitu. Malah mancing keributan jadinya."

Alena kembali berbicara dengan sejuta imajinasi di kepalanya. "Aku ngebayangin please. Terus Sena bakal nanya 'ada yang mau permen ?' sambil ngeluarin stok permennya itu."

Kaira menggeleng tak setuju mendengar itu. "Aku malah ngebayangin Sena mau makan permen, sayangnya nggak jadi. Permennya jatuh karena dia keburu kabur dari zombie."

"Terus pas adegan kita di kejar zombie, Kaira nanti teriak pas kita lagi mukulin zombie, tambahin efek slow motion, hahaha aib banget pasti !" Seperti tidak perlu dijelaskan siapa yang memiliki imajinasi begini.

"Aku teriaknya kayak gini, 'Pukul mereka semua. Pukul aja nggak perlu ragu-ragu. Anggep itu mantan kalian yang brengshake ! Cepetan we ! Brengsek di belakang nambah banyak !' Fix, aku jadi cheerleader kalian aja" dan partnernya yang selalu memberikan ide dialog untuk dirinya sendiri.

"Terus-terus ya, Kaira ternyata kelepasan megang kursi roda Cathleen. Kita gak sadar kursi roda Cathleen jalan sendiri. Nanti aku sama Sena nabok kepalanya Kaira terus marahin dia, 'CATHLEENNYA YA TUHAN, KOK DILEPASIN SIH BEGO !' tambahin efek slow motion kayak di film-film india" dan yah masih berlanjut drama perhaluan ini.

"Terus zoom in zoom out satu-satu pas sadar Cathleen hilang."

Si empunya yang sedang dibicarakan oleh duo sejoli tersebut ikut menyahut, "Sial, aku ngebayangin nanti pake sound tiktok yang 'aaaaa...' ini kenapa jadi makin absurd ya, astaga." Mereka berempat kemudian tertawa keras mendengar itu.

"Bayangin tiba-tiba Kaira kram kakinya, terus aku seret dia ke rooftop sekolah" ujar Alena yang berakhir dengan geplakan dari Kaira.

Cathleen dan Sena sama-sama tenggelam dalam tawa demi mendengar cerita absurd kedua temannya tersebut. Lagi dan lagi Alena berceloteh, "Kita kompak gak sih ? Jadinya disini lengkap banget, Sena keluarin jurus dari latihan fisik sispalanya, Kaira dengan ilmu medis pmrnya, terus aku dengan pukulan yang dipelajari di softball, sama Cathleen yang pintar berbagai bahasa."

"Lah ? Kalo Cathleen bahasa, berarti nanti dia dong terjemahin bahasa zombienya ke kita. Gimana coba nerjamahinnya, mereka kan cuman bisa ngomong 'woargh ! Woargh' doang" Kaira berceletuk pelan.

Sena yang semakin tenggelam dalam tawa akhirnya ikut buka suara, "Sumpah kalian mood banget !"

Dan mereka pun kembali tenggelam dalam dunia fantasi mereka. Membuat cerita ala mereka diiringi lelucon-lelucon khas satu sama lain. Tanpa mereka sadari bahwa ketika fajar tiba di hari berikutnya, semuanya menjadi kenyataan. Imajinasi yang digunakan sebagai lelucon satu sama lain malah berakhir petaka. Mereka berempat berlarian dengan jantung berdebar dan pikiran-pikiran negatif yang menyelimuti kepala. Tidak ada lagi komedi tentang para zombie tersebut. Hanya ada usaha keras untuk bertahan hidup di tengah wabah yang menyerang. Mereka siswa tahun terakhir yang hanya berbekalkan alat seadanya dan pengetahuan dari film yang mereka tonton. Tak lupa kenekatan demi menyelamatkan hidup masing-masing. Hanya itu yang menjadi kunci utama mereka bertahan hidup.

Dengan segenap tenaga yang dikerahkan mereka berhasil menyelamatkan diri dari sekolah yang didominasi para zombie tersebut. Mencuri satu mobil milik guru tidak akan masuk catatan kriminal kan ? Mereka terpaksa melakukannya demi keselamatan jiwa. Kaira yang mengemudikan mobil itu. Hanya berbekal kenekatan dan pengetahuan seadanya, dia memacu sang kuda besi menuju ibu kota. Dengan harapan bahwa mereka bisa menyelamatkan diri dari para zombie yang mengganas.

Namun, sayang di tengah perjalanan menuju ibu kota, ada bus yang melaju ugal-ugalan. Tak ada pilihan lain bagi Kaira selain banting setir. Membuat mobil itu menabrak pembatas jalan. Hancur lebur keadaan dari mobil tersebut. Para penumpangnya terjepit di dalam dalam keadaan terluka parah. Dalam detik-detik yang akan berakhir mereka sama-sama berpikir mengenai satu hal.

'KENAPA ENDING MEREKA TIDAK SEKEREN DI FILM ?!'

Ada harapan kecil di tengah-tengah masa krisis yang akan selesai mereka hadapi. Sebuah harapan bila waktu bisa diputar kembali, mereka ingin menamatkan cerita mereka dengan keren layaknya di film-film. Dan bertemu dengan happy ending yang sesungguhnya.

Bisakah hal tersebut terkabulkan ?

Tak lama selepas sepasang kelopak mata tersebut menutup, ada sekelebat cahaya yang menyelimuti tubuh mereka. Dalam satu jentikan jari, tubuh keempat hilang ditelan sang cahaya. Tanpa jejak ataupun bekas yang tertinggal. Menghilang begitu saja di tengah keheningan yang mengisi.

-Kkeut

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!