Dewa Pendekar

Dewa Pendekar

Turnamen

Linawati Jayadi si dewi pedang menatap kesal ke arah suaminya, yang di pandang dia Lina sebagai lelaki tidak berguna.

Padahal suami dia sebenarnya adalah pemuda gagah yang bernama Dewa, sayangnya dia dekil dan kumal seperti tidak pernah mandi.

Lina ini meminta suaminya Dewa mencuci baju, tetapi sekarang yang ada malah semua baju rusak. Semua terkoyak hanya meninggalkan tumpukan kain robek hancur berantakan.

“Suami tidak berguna,” teriak Lina dengan sangat kesal, sementara Dewa hanya menyengir dengan tampang tidak merasa bersalah, di maki istri cantiknya itu.

Saat ini Lina sangat kesal, ingin sekali dia menghajar Dewa ini dengan pedangnya, tetapi itu mustahil dilakukan, Lina ini sama sekali bukan tandingan Dewa.

Diro Jayadi adalah jenderal selatan kerajaan Dwipa, pemimpin armada pasukan dengan 30.000 prajurit. Dia mengadakan sayembara bela diri. Hadiahnya adalah mempersunting anaknya Linawati Jayadi yang cantik dan sakti.

Tidak banyak peserta yang ikut, karena mereka tau siapa nanti lawan yang dihadapi, lawan yang sangat berat karena dia adalah Wisana kekasih dari Lina.

Wisana ini tersohor di dunia persilatan, ilmu rembulan esnya sudah di level tertinggi ketika masih berusia dua puluh tahun.

Sangat jarang atau mungkin cuma dia yang bisa menguasai ilmu itu di usia begitu muda, Banyak orang mempercayai itu, termasuk Lina sendiri.

Turnamen ini sendiri di usulkan atas inisiatif Wisana sendiri, Wisana yakin tidak ada yang bisa mengalahkan dia di kota perbatasan ini.

Tetapi tidak terduga di final Wisana kalah oleh Dewa, Diro dengan terpaksa memenuhi janji.

Lucunya Dewa ini tidak punya uang untuk pernikahan dia, Diro yang terpaksa membayarnya untuk pesta pernikahan mewah tiga hari tiga malam.

“Dewa kamu ini kalau sudah nikah, kerja buat negara ini saja, kamu jelas sangat sakti,” usul Diro ketika itu, Di lihatnya Dewa ini tidak ada kerjaannya.

“Tidak mau,” tolak Dewa dengan wajah datar. sungguh diluar nalar Diro.

Diro di buatnya menjadi naik pitam, tetapi dia tidak dapat berbuat apa-apa. Karena  Dewa memang sakti, selain itu dia ini adalah pemenang turnamen. Semua orang akan menyangka dia ingkar janji jika dia mengusir Dewa.

Sekitar sebulan lalu.

Saat itu di arena turnamen, Wisana dengan gagah dan senyum kemenangan telah melangkah ke lapangan, tempat pertarungan adalah alun-alun besar depan rumah jenderal Diro.

Wisana berdiri ditengah lapangan dengan gagah, dia mengangkat tangannya, langsung disambut dengan riuh tepuk tangan penonton, dmikian Lina pun juga memberi tepuk tangan, tentunya sambil berdiri menatap pujaan dia ini.

Penonton wanita tampak berbisik-bisik memuji penampilan serta bentuk badannya Wisana yang berotot besar sempurna.

Ketempanan Wisana juga terlihat sangat cocok  dengan  baju lengan pendek dari sutera mahal, sedangkan penonton pria jelas terlihat iri karena kepingin jadi seperti Wisana ini.

Ketika lawannya Wisana memasuki arena, semua tidak ada yang peduli. Seorang pemuda yang juga tampan tetapi dekil kumal dan menggenakan baju rombeng. Pemuda ini tinggi langsing tetapi tampak kokoh dengan otot yang tidak terlalu besar-besar.

Lina menatap sangat yakin Wisana ini, akan menang cepat, menekuk siapapun lawannya.

“Sebaiknya kau bersiap-siap, aku tidak akan bermurah hati.” Wisana begitu percaya diri dan dengan senyum menghina.

"Wisana... Wisana...." para penonton mengeluh-eluhkan Wisana. Wisana makin merasa terbang.

Tetapi Dewa malah tertawa menyeringai, Mukanya jadi sangat menyebalkan sekali. Dia juga memasang tampang meremehkan.

”Akan kurobek dan kuhancurkan kau segera.” ancam Wisana, dengan mata membara seperti hendak membakar Dewa saat itu juga.

“Sebaiknya kau beneran sakti, kok kayaknya aku akan kecewa.”

“Anjing banyak lagak,” hina Wisana balik. dia kini merasa sangat marah kepada pemuda tidak jelas di depannya ini.

"Huuuuuu huuuuu huuuu," penonton mendukung Wisana dengan menyoraki Dewa.

"Lemah, Lina akan menjadi milikku."Dewa menyeringai ketika mengatakan ini.

Wisana menahan amarah dalam dirinya untuk tidak menyerang Dewa sebelum bel berbunyi.

Dong!!! akhirnya juri memukul bel berbentuk gong sebagai tanda pertarungan telah di mulai.

Wisana langsung merangsek ke depan merapal jurus tingkat 15 rembulan es, Hawa dingin penuh kematian langsung mengarah ke kepala Dewa, Wisana tampaknya tidak hendak mengampuni Dewa. dia berniat membunuhnya sekarang ini.

Diro, Lina dan banyak penonton yakin Dewa akan segera tewas menggenaskan, melihat dari serangan mematikan Wisana ini.

Tetapi tanpa di duga siapa pun Dewa merapal baju besi emas, Serangan itu seakan mengenai Dewa tetapi sebelum mengenai tubuh Dewa, tertahan semacam zirah berbentuk lonceng emas.

Dewa menyeringai lagi sambil meledek, katanya. ”cuma segitu saja?”

“Baju besi emas…”guman Wisana kaget.melihat lawannya di kelilingi loncengnya terlihat jelas.

Jelas Wisana kaget dan tidak dapat lagi meremehkan pemuda gembel, yang berada di depannya ini. Itu ilmu tingkat tinggi dan langka dari tiongkok yang sudah menjadi buah bibir sejak lama.

Diro dan Lina, berikut semua penonton sekarang kaget bukan main. teryata pemuda gembel ini mampu menahan serangan Wisana dengan gampang.

Wisana jelas sudah tampak gentar dengan musuhnya ini. Kini dia segera merapal ilmu rembulan esnya yang terhebat, tidak tanggung-tanggung langsung level tertinggi tingkat 20 yang di kuasainya.

Hawa dingin keluar dari tubuh Wisana, Penonton pun dapat merasakannya hawa dingin yang terpancar dari tubuh Wisana ini.

Wow hebat sekali kagum mereka. suhu udara turun sampai terasa di pegunungan dalam radius sekitar 100 langkah, sampai detik ini penonton biasa yang tidak mengerti seberapa kuat Dewa masih percaya Wisana akan menang.

Dewa tertawa melihat ilmu rembulan es Wisana, cuma seperti itu pikirnya.

“Cih manusia yang bersembunyi di balik baju zirah emas.” Wisana menghina Dewa, sebenarnya karena putus asa, raut wajahnya tampak tegang sekali sekarang.

"pengecut... pengecut... manusia hina..."penonton mendukung Wisana, mereka masih tidak menyadari kekuatan Dewa.

“Ooo kamu tidak suka aku memakai baju besi emas? tidak masalah.” Dewa pemuda dekil itu kembali menyeringai menghina, Dia juga mngetawai para penonton yang masih memuja Wisana.

Tanpa di duga siapa pun termasuk Wisana sendiri, Dewa kemudian mengerahkan jurus rembulan es, sama tingkat tertinggi yaitu tingkat 20.

Tetapi perbedaan kekuatan mereka nyata sangat jauh sekali, karena begitu Dewa merapal, udara dingin dalam jarak 100 langkah langsung minus di bawah nol.

Gelas berisi air depan Lina saja langsung membeku jadi es. Belum pernah dia lihat es karena berada di negara tropis yang panas. Wisana jelas tidak akan dapat melakukan ini. Sekalipun dalam jarak sangat dekat.

Dan penonton yang memuja Wisana juga kaget, kini semua panil dan segera berlarian menjauh dari tepi arena pertarungan, karena udara dingin menusuk yang tercipta dari jurus rembulan es Dewa ini.

Jelas kini kekuatan Dewa, sangat jauh sekali perbedaan mereka berdua.

Wisana melihat kekuatan Dewa, dengkulnya terasa lemas dan bayang-bayang Lina lepas dari tangannya.

Tetapi demi harga dirinya, dia tetap melompat duluan merangsek menyerang Dewa. Mereka berdua akan beradu jurus, lebih baik mati bagi Wisana dari pada di permalukan menyerah.

Wisana hari itu kalah dengan memalukan, bersyukur Dewa menahan dirinya agar Wisana tidak terbunuh.

Dan begitulah Lina pun jadi milik pemuda dekil pemalas tetapi sakti mandraguna bernama Dewa ini

.

Tidak ada yang tau siapa pemuda dekil gagah ini, karena dia adalah Prabu Dewa Putra, Penguasa agung kerajaan Dwipa.

Suatu jaman keemasan yang tidak pernah tercatat sejarah, Pernah ada raja tak terkalahkan ada di sana. Raja kesepian yang menyamar menjalani hidup jadi rakyat jelata miskin.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!