Dewa menatap tidak suka kepada kelima orang yang mendekat itu, jelas mereka ini terlalu lemah. beranikah mereka ini mau mengusik dia. Dewa menatap mereka seperti tatapan harimau hendak memangsa.
Ternyata berhasil hanya dengan tatapan, karena mereka berlima langsung menghentikan langkahnya, Hati mereka berlima terasa bergetar, jelas sekali aura Dewa begitu kuat terpancar menekan mereka berlima.
“Kita tunggu guru saja," kata seorang di antara mereka. kelimanya langsung gentar hanya dengan tatapan Dewa.
Tidak berlama-lama mereka segera kembali ke meja mereka, tetapi dengan perasaan sangat malu.
Pemilik kedai langsung lega melihat kelimanya kembali ke kursi yang mereka duduki, setidaknya tidak ada petarungan di kedai dia.
“Kirim makanan ke sini ya ki. empat porsi ya.” Ratih memberi tau pemilik kedai untuk segera menyiapkan makanan, pemilik kedai mau tidak mau turun ke bawah menyiapkan makanan pesanan Ratih.
Ratih menatap Dewa di depannya, pikiran Ratih tampak kemana-mana, katanya kemudian dengan tatapan penuh harap,” Dewa kamu pulan la ke istana, ngapain lagi kamu disini?”
“Penjara itu? tidak Ratih.” Dewa memasang muka tidak suka, dia mengerti jika Ratih pasti akan meminta dia kembali.
“Ibumu berniat menambah lagi selirmu, dia akan mencarikan hingga negeri terjauh.” Ratih berusaha membujuk Dewa pulang, salah satunya dengan iming-iming banyak perempuan baru, dia masih mengikuti pesan ibu suri.
Dewa menatap dingin ke Ratih, Ratih tertunduk melihat tatapan Dewa yang jelas dia merasa tidak nyaman dengan permintaan Ratih.
Selama berapa saat tidak ada suara, Ratih hanya berani tertunduk tanpa berani menatap ke Dewa.
“Lucu sekali.. bakan aku hampir tidak ada ingat nama mereka, mereka semua juga di kasih obat agar tidak hamil sebelum Nira…”
"tapi Dewa kamu... bagaimanapun kamu seorang raja..."
Ratih tau Dewa tidak pernah menyukai istana dia, tetapi di balik ini semua ada tanggung jawab Dewa sebagai raja.
"Raja? siapa raja sesungguhnya kamu tau kan." Dewa memandang ke langit biru di kejauhan, menurut dia itu hanya boneka ibunya. Sama sekali bukan seorang raja.
"Mungkin kamu bisa lebih tegas Dewa, Menolak hal yang kamu tidak suka."
"Tidak bisa Ratih, jujur saja aku tidak benaran tau bagaimana memimpin negara." kata Dewa masih dengan muka muram.
"Tapi Dewa, kamu ngapain di kota perbatasan ini?"
“Aku suka Lina itu, makanya aku mau, dia jadi istriku.” Dewa menyeringai mengingat Lina, Sejak pertama melihat Lina dia menyukainya, langsung jatuh cinta, tetapi awalnya dia tidak ada kesempatan, makanya begitu ada peluang, langsung dia merebutnya dari Wisana.
Beruntung sekali buat Dewa ternyata atas pemintaan Wisana sendiri untuk mengadakan turnamen berhadiah Lina.
Setidaknya disini, untuk pertama kalinya dia menginginkan seorang wanita, tetapi harus berjuang mendapatkannya. Tetapi ini bukan hanya sebuah keinginan biasa, Ada perasaan suka.
Ratih entah mengapa mendengar Dewa menyukai Lina anak jenderal Diro itu, ada sesuatu yang menekan di dadanya, rasa sakit yang tidak dikenalnya terasa begitu menyiksa di dadanya. Padahal Ratih selama ini Dewa punya begitu banyak wanita, tetapi dia tidak peduli.
Kenapa dia sekarnag menjadi cemburu, karena Dewa menyukai Lina? Pria pemilik banyak istri dan selir ini, Walau begitu selama ini Dewa hanya pernah bilang cinta ke dirinya, Dan selama ini dia tidak peduli.
Tetapi sekarang Dewa memiliki perasaan khusus ke seorang wanita lain, Dia merasa begitu cemburu, ini tidak benar pikir Ratih.
“Dewa kamu ajak saja Lina ke istana, dia kan istrimu.” Ratih menghela nafasnya, dia berusaha menenangkan dirinya.
“Ratih, kamu jangan memaksa aku pulang.,” Dewa menatap dengan pandangan tidak suka ke arah Ratih.
Ratih menelan air liurnya, dia menatap takut ke dewa yang memasang muka tidak suka Ratih yang memaksa-maksa Dewa pulang ke istana dia, bagi Dewa istana itu adalah penjara dia.
Penjara dengan istana haremnya, yang penuh wanita, buat Dewa tidak butuh itu semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments