Tiga hari tepatnya, Dewa sudah menemani Ratih sejak dia terluka sangat parah, merekasaat ini tinggal di sebuah penginapan terbaik, yang bisa ditemukan di kota perbatasan ini.
Tetapi ini hanya penginapan yang tampak sederhana saja, tidak banyak perabotan dan agak sedikit kusam, ya memang cuma ini saja yang terbaik bisa ditemukan di kota perbatasan, sedang yang lainnya hanya penginapan yang jauh lebih tidak terawat.
Kota perbatasan, walaupun jauh dari ibu kota dan kota lain tetapi sebenarnya sangat ramai, menjadi kota dagang dengan negeri tetangganya dan ada pula tambang emas tidak jauh di kota ini, tapi yang aneh fasilitas kota ini tidak ada yang bagus.
Baik itu penginapan dan kedai makan, semua biasa saja tidak ada yang mewah seperti di ibu kota, terlalu jauh perbandingannya jika di sandingkan.
Karena ini kota perbatasan dengan tambang emas, maka kota ini menjadi titik strategis penting untuk kerajaan Dwipa. Ibu suri menempatkan Jenderal Diro dan tiga puluh ribu pasukan di barak dekat kota perbatasan ini.
Sebenarnya ini adalah kota dengan nilai sangat tinggi dan penting, tetapi cendrung untuk tidak di dekati oleh orang istana. Selain jauh dari ibu kota, ya itu tadi, fasilitas yang tersedia sangat jelek dan hampir tidak ada.
Justru karena itu, kota ini menjadi pilihan yang sempurna bagi Dewa untuk bersembunyi, sedikit nekad dan berpotensi tercium istana karena berani turun di turnamen, membuat namanya sekarang ini banyak disebut di dunia persilatan.
“Dewa aku sudah sehat sekarang, kamu berantakan sekali sih, ayo aku mandikan.” Ratih yang baru segar dan enak badannya, sudah mau kembali menjalankan tugasnya seperti biasa. apalagi dia lihat Dewa yang berantakan dekil dan kumal itu.
Dewa menghela nafas, menatap mesrah ke Ratih, ya Ratih masih saja seperti biasanya. dia sekarang biasa mandi sendiri, dengan hasil tidak bersih pastinya, karena dia cuma main air.
Ratih segera ke dapur penginapan untuk memasak air, setidaknya pemilik penginapan merespon baik, karena mereka ini telah membayar semua kamar yang tersedia di penginapan ini.
Dewa mengamati Ratih sampai dia menghilang ke dapur, dia terdiam seakan berpikir penting. Dewa sudah mendengar cerita Ratih, jika dia itu ternyata bukan di siapkan jadi pengasuh Dewa tetapi sebenarnya sebagai selirnya oleh ibu suri.
Bukan sebagai selir yang tinggal di istana harem, yang memiliki dayang. Dia hanya di anggap selir rendahan yang tidak memiliki status yang bisa di buang kapanpun.
Ratih tadi menceritakan dengan sedih, raut muka Ratih tampak hampir menangis, Ratih tadi bakan sudah bilang ke Dewa kapan saja dia siap, jika Dewa menginginkan dirinya, Kali ini dia akan nurut tidak melawan, sesuai niat ibu Suri dari awal dulu.
Tapi Dewa heran, kenapa dia seperti ikut merasakan sakit hati dengan jatuhnya harga diri Ratih, segera dia bilang saat tadi.” Ratih kamu jangan dengarkan ibuku, bagiku kamu adalah orang penting bukan seperti itu.”
Kini setelah berbulan-bulan, Dewa akhirnya akan di mandikan Ratih kembali, tampak sabut kelapa dan minyak rempah sudah di tangan Ratih, air panas juga telah di isikan ke sebuah bak terbuat dari kayu jati.
Bak kayu itu terlihat baru, karena Jaka baru saja membelinya di pasar. Tentunya Prabu Dewa tidak akan memakai bak kayu kusam yang ada di penginapan ini.
Di gosoknya Dewa sampai mengaduh-aduh karena sakit. tentunya supaya Dewa ini kembali bersih.
Dewa sifay jahilnya muncul, dia segera memakai pelindung tenaga dalam, Ratih mendelik karena kulit Dewa jadi tidak tersentuh oleh sabut di tangannya.
“Dewa kamu bandel ya, lepas tidak pelindung tenaga dalamnya.” kesal Ratih, karena Dewa memasang hawa pelindung, Sekujur tubuh Dewa tampak ada sinar emas lembut.
Dewa menyeringai mesra ke Ratih di hadapanya, padahal dia sedang di gosok dengan kuat dan brutal,” adu Ratih sayang, kamu pikir kulitku ini pedang di gosok sampe seperti itu?”
“Itu daki tebel begitu, lepas pelindungnya…” geram Ratih, Dewa tampak menikmati momen dimandikan dengan Ratih ini, sudah lama sekali berbulan-bulan tidak di alaminya.
“Nggak mau,” Dewa menjulurkan lidahnya tertawa nakal.
“Dewa lepaskan, kamu lihat donk dakimu.” Ratih menatap tampak sedih melihat Dewa yang berdaki, akhirnya Dewa menghela nafas melihat muka sedih Ratih dan mau melepaskan pelindung tenaga dalamnya.
Segera saja setelah mandi, Dewa kini jadi pemuda tampan lagi, selain itu rambutnya pun di cukur dan rapikan Ratih.
Bajunya juga di ganti Ratih dengan baju baru mahal dari sutera, Dewa cukup senang melihat dirinya rapi di pantulan air sebuah baki di kamarnya.
“Kamu terlalu memanjakanku, lihat aku jadi gembel tanpamu.” Dewa tertawa kecil. Mata hitam Dewa yang bagai danau tidak berdasar memandang Ratih dengan tatapan lembut mesra.
“Kamu tidak boleh pergi tanpa aku, jangan lakukan lagi. liat kamu kan kembali jadi pemuda ganteng…” Ratih menatap Dewa dengan bangga, dia berhasil menggembalikan Dewa jadi pemuda ganteng bersih selayaknya sebagaimana mestinya seorang Raja.
“Aku sudah mendengar kamu menang turnamen… istrimu itu berani tidak mengharagaimu…” geram Ratih yang mendengar Linawati Jayadi, putri jenderal Diro Jayadi berani tidak menghargai Dewa, orang-orang sudah bergosip tentang itu dan di dengar olehnya sekarang.
“Ratih kamu jangan dengarkan orang, Lina itu nanti akan tergila-gila padaku, seperti kamu ini.” Dewa menyeringai dengan percaya diri.
“Ih… Siapa yang tergila-gila ama kamu Dewa,” cubit Ratih ke pinggang Dewa.
“Hei geli, jangan sampai aku sergap ni…” Dewa tersenyum kecil. matanya menatap agak liar ke arah Ratih.
Ratih terdiam mendengar kata sergap, dia menjadi takut juga. padahal dia memang sudah berjanji akan pasrah saja jika beneran terjadi.
Melihat Ratih jadi takut, Dewa tertawa dan membelai rambut Ratih dan kemudian tangan kanannya bergerak lembut menyusuri leher dan berhenti di dagu Ratih.
Ratih mukanya jadi merah padam, apakah Dewa akan menyentuhnya sekarang? Dewa tertawa kecil melihat reaksi Ratih seperti ini, Dia melepaskan tangannya dari dagu dan kemudian menepuk-nepuk kecil kembali, rambut hitam lurus Ratih.
“Yu jalan-jalan keluar, aku laper.” Dewa tidak menunggu persetujuan, dia segera keluar kamar. Ratih terkesiap dan segera berlari-lari kecil mengikuti Dewa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments