Makanan yang di tunggu akhirnya datang, nasi di atas daun jati dengan alas tembikar dari tanah liat.
terdapat nasi dan potongan ayam bakar, dengan sambal cabe rawit yang terlihat sangat menggoda untuk segera di nikmatin, juga terdapat gelas bambu panjang yang berisi air puith.
Makanan itu jelas tampak terlalu sederhana untuk seorang raja, Ratih setelah melihat makanan itu mukanya muram.
"Cuma ini saja? Ki makanan ada yang lain? iga atau daging sapi? makanan berkuah kok tidak ada ya?" Ratih langsung protes panjang lebar, melihat makanan yang dikirim pemilik kedai tidak memenui kriteria dia untuk Dewa.
"haaa, gak ada." pemilik tampak tidak suka mendengar ocehan Ratih, karena menurut dia, Ratih ini terlalu banyak menuntut.
Dewa sendiri tidak banyak berkomentar, langsung mememulai makan, di ambilnya nasi dengan ayam itu dan memasukan ke mulut, katanya dengan mulut penuh makanan,"cukup."
Pemilik kedai makan menyengir senang, karena Dewa tidak banyak meminta seperti perempuan di depan pemuda ini, Ratih yang tidak puas menjadi tidak bisa berkata-kata lagi.
Ratih menyadari jika Dewa sekarang ini tidak berkeberatan dengan makanan sederhana, akhrinya dengan perasaan berat hati, dia segera makan juga, diambilnya sepotong ayam.
"Hmm enak juga..." Ratih mengomentari potongan ayam bakar yang baru saja masuk ke mulutnya.
"Di tempat Lina ada tukang masak, masakannya mantab, jauh lebih enak dari ini." Dewa mengomentari perkataan Ratih tentang rasa ayam yang di makan Ratih.
Ratih menjadi tidak suka dengan Lina, karena selain Dewa menyukai Lina kini masakan disana juga di bilang sangat enak. Mulai ada api cemburu yang makin besar dalam hati Ratih.
Jujur saja Ratih sebenarnya mulai panik dengan pikiran-pikiran cemburu dia ini, kok bisa dia mulai memandang Dewa secara berbeda, tetapi dia tidak berdaya ketika rasa cinta mulai menguasai dirinya.
Terutama sejak Dewa menghilang, dia kehilangan pegangan hidupnya, dia ini tidak punya siapapun selain Dewa.
Di meja satunya, terlihat Jaka dan Jarwo pengawalnya, masih belum memulai makan, Menunggu tuannya prabu Dewa untuk selesai makan dahulu.
“Kalian makanlah, ngga usah seperti biasa. sekarang tidak perlu seperti itu.” Dewa melirik ke kedua pengawal, menyuruh mereka untuk segera mulai ikut makan.
Kedua pengawal ini si Jaka dan Jarwo berpadangan, tetapi akhirnya mereka segera makan juga, tampaknya cukup kelaparan, karena sibuk berjaga, tidak sempat mencari makanan layak untuk mereka makan.
Tidak lama, akhirnya semua makanan di depan mereka tadi telah habis tidak bersisa kecuali tulang-tulang ayamnya, padahal porsinya cukup banyak.
"Jika kalian kurang, minta lagi saja." Dewa memandang kedua pengawal, yang tadi dilihatnya makan sangat lahap.
Sekarang Ratih dan kedua pengawalnya tampak bingung dengan sikap perhatian prabu dewa, mengapa sekarang dia begitu perhatian? biasa mana perduli, mau sudah makan atau tidak.
Kehidupan awal Dewa kabur dari istana yang merubah seorang Dewa, dia pernah kelaperan dan tidak ada yang peduli, mau mencuri? tidak akan di lakuakan oleh seorang Dewa.
Akhirnya Dewa menjual baju suteranya yang bagus. Dan sebaliknya dia kemudian menggantinya dengan baju jelek yang di pakainya selama berbulan-bulan, hingga tadi pagi sebelum di mandikan oleh Ratih.
Dewa merasakan, bagaimana dengan baju gembel dia tidak di hargai, tetapi hal itu telah mendewasakan dirinya.
Tiba-tiba di lantai dua, masuk sekelompok orang berjumlah setidaknya lima belas orang. Seorang dari mereka tampak di hormati oleh orang-orang di lantai dua yang telah ada sejak tadi.
Usianya tampaknyas sudah tujuh puluh tahun, jelas dia ini guru atau kepala dari mereka semua orang ini.
Kelima orang yang di buat gentar oleh Dewa tadi, segera berbisik-bisik dengan pria tua itu sambil menunjuk ke Dewa. Seperti di duga, pria tua itu segera berjalan ke arah Dewa, dengan raut muka marah sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
calliga
Lanjut thor, bantu mampir dinovelku ya "dragon lord system" xD
2023-07-08
1