Tidak mau bertarung

Gagak hitam ini datang mencari pemuda bernama Dewa tentunya ada sebabnya, pasti tentunya dia bukan orang tiada kerjaan yang bela-belain datang dari markasnya di gunung kenari yang jaraknya sehari semalam dari kota perbatasan ini, untuk menantang bertarung pemuda gembel yang tidak terkenal?

Gagak hitam ini mau membunuh Dewa dengan mengajaknya untuk berduel, pembunuhan yang secara hukum legal dan membuat dia bisa keluar masuk kota perbatasan ini dengan bebas, ya jelas ini rencana jenius untuk dirinya yang buronan pemerintah.

Bayaran kepala pemuda bernama Dewa ini, besar sekali, Gagak hitam di janjikan seribu keping emas untuk kepala pemuda bernama Dewa.

Tentunya Gagak hitam mau, jika tawarannya semahal itu, dia yakin ini uang gampang yang akan jadi miliknya dengan segera.

“Aku tantang kamu gembel, ayo kita bertarung,” Gagak hitam tampak marah. dia kesal di bilang gila oleh pemuda bertampang gembel bernama Dewa ini.

Dalam hari Gagak hitam keheranan. Ini menantu Diro? baju saja kusam seperti gembel. Yang membayar dia itu sudah menyerahkan 100 keping emas buatnya, Berarti serius.

Sehebat apa pemuda ini? terasa aneh juga, dia di suruh membunuh pemuda yang tampak tidak meyakinkan ini dengan bayaran besar, tampak sangat agak janggal juga, kalo dipikir-pikir oelh Gagak hitam.

“Kenapa aku harus mau bertarung denganmu?” Dewa menyeringai seakan mengerti,jika dia mengiyakan maka Gagak hitam jadi berhak berada di kota ini.

Jika tidak,Gagak hitam tidak lebih dari hanya penjahat buronan,yang datang masuk ke kota perbatasan, itu saja.

Diro dan Jaya berpandangan kecewa, melihat gelagat Dewa akan menolak tantangan Gagak hitam, kurang ajar si Dewa ini, pikir mereka berdua.

Kini jika sampai Dewa menolak mereka mau tidak mau harus meringkus Gagak hitam.

“Surat tantangannya tidak ada?dia malah datang begitu saja. Kalian ini melihat penjahat masak diam saja.” Dewa menyeringai lagi dengan muka menahan tawanya.

Jelas sekarang Dewa ini, menikmati mengerjai mertuanya Jenderal Diro. Sedang Tiro dan Jaya kini menatapnya dengan muka kesal ke Dewa.

“Kamu lawanlah dia, kalau kamu bisa membunuh dia. Kepala gagak hitam itu bernilai seratus keping emas.” Diro menatap kesal menantunya ini, dia berusaha membujuk Dewa dengan iming-iming uang, agar mau untuk menghadapi Gagak Hitam.

“Aku tidak butuh uang, makanan saja banyak di rumahmu… untuk apa uang?”Dewa ketawa terbahak-bahak,

Babi benar ini orang, geram Diro yang mendengar alasan Dewa barusan.

Jika begini, justru sekarang Diro harus bertarung dengan Gagak hitam, jika situasi jadi tidak sesuai harapan Diro.

“Kamu pengecut ya?”geram Gagak Hitam menunjuk Dewa, Gagak hitam sangat kesal jika Dewa malah menolak tantangan dia, rencana bagus dia jadi rusak.

“Hei kalian ini, Itu buronan Gagak Hitam, cepat ringkus! Tidak malu nanti sama raja dan rakyat? jika kalian tidak meringkus buronan gagak hitam ini.” Dewa tersenyum ketika mengatakan itu. dia justru sekarang akan memaksa Diro untuk bertarung dengan Gagak hitam.

provokasi langsung berhasil, Diro yang selalu menjaga nama baiknya segera mengepung Gagak Hitam bersama para penjaga rumahnya.Tetapi tentunya para penjaga-penjaga ini menjaga jarak mereka dari Gagak hitam, tampaknya mereka takut juga karena jumlah mereka tidak banyak, sedang lawannya Gagak hitam.

“Sial kau Dewa,” kata Jaya yang tidak ada pilihan,segera mengikuti ayahnya untuk mengepung Gagak hitam. Kini Diro dan ketiga putranya yaitu Jaya, Tiro dan Wisnu. Mereka semua segera mengepung Gagak Hitam. Untuk anak terkecil yang bernama Wisnu, adalah yang dari terakhir datang.

“Kalian mau mengeroyoku?apa kalian sanggup?”Gagak hitam tetap merasa juwana dengan ajian rawa ronteknya. Lawannya memang sakti tetapi tidak akan bisa membunuh dia.

Jaya duluan membuka serangan, dia melompat menyerang dengan jurus bayangan kembar, Kedua adiknya juga merangsek maju dengan cepat. Sama mereka juga menggunakan jurus yang sama, bayangan kembar. Serentak mereka tampak ada kembarannya.

Serangan beruntun pukulan mematikan dari ketiga putra Diro ini  sebenarnya sungguh berbahaya. Suara dasyat ledakan tenaga dalam jelas terdengar setiap pukulan mereka beradu dengan Gagak hitam.

Tetapi Gagak Hitam memang sakti sehingga bisa menandingi jurus mereka ini, Dia menggunakan tidak mau kalah segera saja merapal jurus tinju  seribu bayangan, Dirinya jadi tidak kalah banyak. hasilnya keetiga anaknya Diro segera terdesak.

Terpaksa Diro pun yang gensi mengeroyok lawan, mau tidak mau kini ikut menyerang, Segera dia merapal jurus gelang-gelang dari ajian serat jiwa.

Pukulan gelang api yang dasyat dari jurus gelang-gelang segera mengarah ke Gagak Hitam yang asli. Tampaknya Diro tidak tertipu oleh jurus seribu bayangan.

Gagak hitam segera lumayan terdesak di serang oleh empat orang.

"Semangat!”Dewa yang kini duduk di tangga berteriak sambil memakan mangga yang baru saja di ambilnya dari pohonnya langsung di depan rumah Diro tanpa ijin yang punya.

Lina jadi tampak kesal melihat Dewa yang tidak membantu ayahnya meringkus Gagak Hitam. Dia segera menghunus pedangnya untuk membantu ayahnya.

Diro menyerang ke kepala Gagak hitam. Serangan itu berhasil di tahan oleh Gagak hitam. Tetapi tapak Jaya berhasil mendarat di dada Gagak hitam. Gagak segera terpental mundur setidaknya lima langkah.

Langsung disana ada Tiro dan Wisnu yang berniat menyerang dari belakang Gagak hitam, sudah menunggunya.

Tetapi pukulan keras dari Tiro dan Wisnu masih juga sempat di tahan Gagak Hitam.

Diro kini juga begerak sudah di depan Gagak hitam lagi, Karena perhatian Gagak hitam teralihkan maka pukulan maut dari jurus gelang-gelang mendarat telak di dada Gagak Hitam.

Dia terpental jungkir balik melewati Tiro dan Wisnu yang tadi menyerang dari belakang dia.

Lina kini yang ikutan menyerang sudah memburunya dengan berapa sabetan pedang, Tebasan yang tepat sasaran, Gagak Hitam menjadi terbelah tiga. Tetapi Lina justru menjauh dari potongan tubuh Gagak Hitam yang tidak bersimbah darah itu, misterius sekali melihatnya.

Semua di situ sudah tau jika Gagak Hitam ini punya ajian rawa rontek, Segera tubuh Gagak hitam kembali bersatu. Dia sehat seperti sedia kala sekaan tidak pernah terbelah menjadi tiga.

Diro dan keluarganya di sana baru pernah melihat ajian ini, Selama ini hanya mendengar rumornya saja. Memang ternyata mengerikan sekali jurus itu. Karena pemiliknya menjadi tidak dapat mati.

“Kamu istri Dewa ya, anak Diro?” Gagak Hitam menatap marah Lina yang memotong dia menjadi tiga barusan ini.

Tidak ada waktu berpikir tentunya buat Diro dan anaknya, Gagak Hitam ini harus terus di serang tanpa ampun, M

ereka berharap dapat membunuh Gagak Hitam. Bagaimana caranya? Entah juga. Yang jelas Diro dan anaknya tampak kebingungan sekarang ini.

Ajian gelang-gelang kembali di rapal oleh Diro, Pukulannya kali ini ke arah dada Gagak hitam. Tapi Gagak hitam sudah jelas tidak mau lagi jadi bulan-bulanan mereka ini. Dia segera merapal ilmu pembunuhnya ajian segara geni.

Kedua jurus api itu saling beradu, Mereka bertukar pukulan dengan dasyat selama berapa jurus. Segera terlihat stamina dan tenaga dalam gagak hitam jauh di atas Diro.

Tetapi Diro masih tertolong tentunya karena mendapat bantuan dari ketiga putranya dan juga dari Lina putrinya.

Gagak hitam jelas marah sekali sekarang ini, Dia tidak berniat bermain-main lagi. Gagak hitam mengerahkan semua kemampuan dia. Ajaib Gagak hitam yang seorang diri mampu menggempur balik, yang tampak terdesak sekarang Diro dan anak-anaknya.

Sebuah pukulan segara geni berhasil mendarat di dada Tiro, Tiro terpental dengan darah segar keluar dari mulutnya, Para pengawalnya segera menolong Tiro, Tampaknya Tiro sudah tidak akan mungkin membantu Diro ayahnya lagi meringkus Gagak Hitam, karena dia menderita luka dalam.

Melihat kondisi mereka yang terdesak, Semua anaknya juga kini merapal jurus gelang gelang, tetapi jelas terlihat jurus gelang-gelang Jaya dan Wisnu tidak sehebat Diro ayahnya.

Diro yang lebih hebat saja tidak mampu menghadapi ajian segara geni Gagak hitam, Tetapi tentunya karena mereka bertiga, harapannya ya bisa setidaknya menandingi Gagak hitam ini. Sampai kapan?

"Kalian sudah keroyokan lemah pula, haha."Gagak hitam jelas sudah menyadari level dia lebih dari di atas tiga orang yang masih mengeroyok dia. Bukan tiga deh tapi empat orang, anak gadis Diro kan juga ikutan menyerang dia.

Ketika Jaya hendak menyarangkan pukulan dia ke kepala Gagak hitam, Gagak hitam justru menangkap tangan Jaya. Segera kedua jurus api itu saling beradu, sesaat kedua tangan saling cengkram. Terlihat api di tangan Gagak hitam membakar tangan Jaya.

"Tolong!"Teriak Jaya panik melihat dirinya kalah mengadu tenaga dalam. Diro menyerang muka gagak hitam dengan panik, untuk menyelamatkan anaknya.

Terpaksa mau tidak mau gagak hitam melepaskan Jaya untuk menangkis serangan Diro.

Jaya yang terlepas dari cengkraman Gagak hitam, Segera mengerahkan semua tenaga dalam dia berusaha mengusir tenaga api segara geni yang membakar tangannya.

Wisnu adiknya yang terkecil berusaha membantu dengan mengirim tenaga dalam melalui punggung Jaya kakaknya. Tidak bisa di bilang berhasil api segara Geni masih membakar tangan Jaya.

Sementara itu Diro sendirian menghadapi Gagak hitam, Dalam tiga jurus saja segera Diro terdesak, Melihat itu Lina yang bingung melihat situasi mereka, melompat menyerang Gagak hitam lagi.

Tetapi jika di banding putra-putra Diro, jelas Lina yang terlemah walau di tangannya ada pedang. Yang jelas tidak terlalu banyak membantu dia dengan musuh memiliki ajian rawa rontek seperti ini.

"Putrimu ini akan kujadikan wanita ku, cantik juga... Lumayan," ketawa Gagak hitam dengan senyum mesum yang dari matanya yang melihat Lina menyerbunya, pedang Lina di tampiknya dengan tangan kosong,

Kini kedua tangannya mengarah ke dada Lina, Lina berusaha menghindar tetapi kecepatan dia jelas kalah jauh.

Diro yang kehabisan nafas juga tampak putus asa tidak dapat menolong Lina.

Tetapi sebelum tangan Gagak hitam mengenai Lina, Dia merasakan bahaya, sesuatu mengarah ke kepala dia.

Gagak hitam reflek segera menangkis dengan tangannya, tetapi tidak berhasil. Sesuatu itu menghantam mukanya telak sekali.

Gagak hitam terpelanting akibat benda itu setidaknya liam belas langkah jauhnya, kuat sekali!!! senjata rahasia apa yang mengenai mukanya? dan siapa yang menyerang dia?

Di lantai Gagak hitam melihat senjata rahasia itu, dengan tidak percaya, Astaga... hanya sebuah biji mangga. apa??

Gagag hitam dia kaget sekali.

Segera dilihatnya arah datangnya serangan, tampak ada Dewa yang kini berdiri sambil memasang muka menyeringai menyebalkannya lagi, katanya dengan menghina Gagak hitam."Oke monyet hitam, kita sekarang bertarung, aku terima tantanganmu."

Terpopuler

Comments

arumazam

arumazam

hajarrr bro

2023-07-14

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!