Ranto ini adalah salah satu guru masa kecil Dewa, Tentunya ilmunya sudah di kuasai Dewa semua ketika dia baru berusia sembilan tahun.
"Paman duduk sini," Dewa mempersilakan gurunya untuk duduk, Jika tidak di minta Dewa, maka Ranto pasti tetap berdiri di depan Dewa, tidak berani duduk.
Ranto tampak segan tetapi akhirnya memberanikan diri untuk duduk di depan Dewa, sedang Ratih sekarang duduk berpindah ke sebelah Dewa.
Dalam hatinya Ranto memandang Dewa dan Ratih yang terlihat serasi, mereka cocok seperti terlihat sebagai sepasang kekasih, apalagi Ratih begitu perhatian terhadap Dewa, yang memang adalah tugas dia, dengan gesit membersihkan mulut Dewa dan menuangkan air setiap gelas Dewa kosong.
"Paman sedang apa ke kota perbatasan ini?"
"Tugas negara Dewa, bukan anda yang perintahkan?" Ranto kemudian mengeluarkan surat dari tempat surat yang terbuat dari kulit, mengambilnya dan menunjukan ke Dewa sebuah surat dari daun lontar dengan segel prabu Dewa.
Dewa kemudian langsung menerima dan membacanya, jelas ini bukan dia yang perintahkan, sudah jelas siapa yang membuat, pasti ibu suri. Ranto pun juga menduga demikian.
"Soal apa Dewa?" Ratih menjadi ingin tau.
"Asoka?" Dewa terlihat heran, tampak tidak mempercayai apa yang di bacanya.
" Asoka kan gurumu juga Dewa?" Ratih menyahuti reaksi Dewa.
"Dia itu padahal orang baik, mengapa dia membunuh murid dia?"
"Membunuh muridnya? murid Asoka kan banyak, yang mana?" Ratih juga terlihat bingung, Ratih mengenal berapa murid Asoka. Dia orangnya sangat ramah jika bertemu, penuh senyum, baik tetapi satu sisi juga pendiam.
"Semuanya, semua jasad muridnya mati kering." Ranto menghela nafas, dia sangat curiga jika Asoka telah mempelajari jurus telarang aliran hitam.
"Semuanya?" Ratih terlihat juga terkejut dan syok, murid Asoka itu ada ribuan orang, semua mati kering? Ratih tidak dapat membayangkan jika Asoka sampai tega membunuh mereka semua.
"Apa paman menemukan kehadiran Asoka disini?" Dewa memandang Ranto, karena jenderal Diro tidak terlihat sibuk, dia yakin jika buronan selevel dengan Asoka akan membuat Diro mengerahkan banyak tentara.
"ya kita para pendekar sudah begerak, kebetulan saja jika saya dapat bagian ke arah sini." Ranto menjelaskan jika memang pendekar dunia persilatan telah begerak mencari Asoka.
"aku mengerti." Dewa mengangguk-angguk.
Ratih diam saja sekarang, karena dari tadi di diamkan saja. Matanya memandang Dewa saja, kali ini tidak bersuara.
"tampaknya hanya dunia pendekar yang begerak, harusnya kita menyuruh Diro juga untuk bersiap." Dewa memandang masalah ini cukup serius.
"Mungkin sekarang sudah."
"Sepertinya Asoka mempelajari ilmu pemindah jiwa dari kitab gerbang neraka..." Dewa tampaknya sedang mempekirakan ilmu apa yang di pelajari Asoka. Dia yakin Asoka telah mempelajari jurus telarang itu.
"Bisa jadi, dia di percaya menyimpan setengah gulungan kita telarang itu." Ranto juga tampak setuju dengan Dewa. Harusnya Asoka menjadi penjaga bukan justru pengguna jurus telarang.
"Setengahnya lagi bukannya ada di istana?" Dewa menghela nafasnya. harusnya itu aman di tersimpan di perpustakaan istananya.
"Apa Asola diam-diam mengambil dari istana?" Ranto natanya begerak-gerak tampak bepikir serius.
"Penjaga istana di kawal orang-orang berilmu tinggi, Asoka akan kesulitan menembus istana." Dewa tau ibu suri memiliki pasukan khusus pengawal istana, Mereka jelas-jelas bukan orang sembarangan.
Ranto terdiam, apakah ada orang dalam istana yang menjadi penghianat dan mengambil kitab gerbang neraka. Dewa pun berpikiran sama, pasti ada penghianat di istana dia.
"Paman sebaiknya kamu berhati-hati, tingkatan Asoka akan berbeda sekali sekarang ini."
"iya Dewa, kami akan berusaha menghindari petarungan frontal dengan Asoka jika kami bertemu." Ranto tau jika betarung dengan Asoka sama saja membiarkan dirinya jadi korban ilmu sesat Asoka.
"apa rencanamu?"
Ranto mengambil bungkusan kain di pinggangnya, katanya."ini bubuk dari peguruan lentera. dengan ini kita akan membuat Asoka melemah dan tetidur. kita sudah bersiap."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments