Ratih bertarung

Ratih cukup kaget ternyata orang yang di ceritakan pemilik kedai. Orang yang bernama Wisana itu tenyata ada di sana dari tadi.

“Oo jadi kamu yang bernama Wisana, korban kesaktian Dewa?” Ratih tidak gentar dengan ancaman Wisana.

Pemilik Kedai setelah mendengar perkataan Wisana, baru dia juga disadarinya karena pernah melihat Wisana di petarungan dengan Dewa, kini dia jelas tau jika tamunya itu adalah Wisana, bangsawan dan anak menteri pertahanan.

Makanya dia punya uang banyak dan meminta arak terbaik, arak di tempat dia murah meriah pastinya untuk orang sekelas Wisana.

Wisana dalam pengaruh arak membuat dia kembali sangat percaya diri, Dia langsung menyerang ke arah Ratih sekarang. Tentunya Ratih tidak akan tinggal diam ada orang menyerang dia.

Wisana merapal ilmu rembulan es, Jurus Kabut rembulan sunyi. Dia langsung cepat merangsek hendak memukul ke arah Ratih.

Ratih segera melompat dari kudanya, dia bukan menahan serangan tetapi untuk kabur menghindari serangan Wisana dengan cara bersalto di udara.

“Hei pemuda gila.” kesal Ratih karena Wisana telah menyerang dia, untung saja ilmu meringankan tubuhnya lumayan.

Pengawal Ratih tidak tinggal diam melihat yang dijaganya di serang, Segera semua bersiap menyerang Wisana dengan mengeluarkan pedang mereka. Tetapi pengawalnya ini hanya prajurit biasa.

Seorang terdepan menyerang kepala Wisana, Sebelum pedang sampai, terlihat tangan Wisana bergerak lebih cepat dari sabetan pedang.

Jurus tapak es dari ilmu rembulan esnya tepat menghajar dada pengawal Ratih yang terdepan yang berani membuka serangan ke Wisana, Dia merenggang nyawa seketika akibat pukulan telak itu.

Melihat kematian temannya itu maka ketiga pengawal tersisa serentak menyerang, Pedang mereka berkelebat memburu ke arah  Wisana. Tetapi ilmu ketiganya terlalu rendah untuk menghadapi lawan sekelas Wisana.

Ketika seorang darinya pengawal lengah, Sebuah tendangan keras Wisana segera bersarang telak di punggungnya. Terdengar suara tulang remuk.

Segera saja sekarang, dua pengawal Ratih telah terbunuh oleh Wisana, mereka meninggal dengan sangat tragis dengan tubuh remuk.

Melihat pengawalnya itu di bunuh dengan kejam, Ratih jadi sedih dan marah. dia sekarang ikut menyerang Wisana.

Jurus Ratih bukan jurus sembarangan, pancaran sinar terik matahari dari jurus sakti dari negeri jauh tiongkok, ilmu sembilan matahari dia rapal. Itu adalah jurus tingkat pertama

Matahari pertama, pancaran sinar terik matahari, yang di pelajari Ratih ketika menemani Dewa di gunung sunyi.

Serangan jurus sembilan matahari sejatinya jelas bukan main-main, Tangan Ratih tampak membara. Ratih dan Wisana segera beradu pukulan dengan dasyat. Jurus api dan es saling berlawanan.

Tetapi Wisana itu pendekar kelas satu. Segera perbedaaan mereka terlihat sekarang, setelah berapa jurus berlalu.

“Kamu pakai jurus apa ini? hebat sekali…Sayang tampaknya kamu kurang terlatih, terlalu lemah tenaga dalammu.” Wisana tertawa menikmati keunggulan dia di atas Ratih.

Wisana jelas dia tidak tau jurus sembilan matahari, baru pertama ini dia melihatnya.

Prabu Dewa Putra sudah menguasai sampai tahap tertinggi sembilan matahari, yaitu matahari ke sembilan berbeda dengan Ratih yang baru matahari ke dua.

Ratih segera saja terdesak mundur, dia kini meningkatkan level sembilan mataharinya ke tingkat matahari dua. Dia sekarang merapal jurus matahari kembar.

“Lumayan untuk orang lemah, kamu ini pacar atau pelayan Dewa…” Wisana memasang muka menghina ke arah Ratih.

Ratih mendengar pertanyaan itu rada sensitif, dia semakin marah dan berusaha merangsek menyerang Wisana lebih brutal.

Tetapi tentunya Ratih bukan lawan setimpal untuk Wisana, Ratih tenaga dalamnya masih terlalu lemah. Sebuah tinju Wisana bersarang di perut Ratih, minuman arak murah yang baru saja di minum Ratih langsung keluar semua.

Kepala Ratih langsung berkunang-kunang karena menahan sakit, dia tidak biasa menahan sakit juga, Ratih ini bukan terlatih sebagai pendekar.

Melihat Ratih terjatuh, maka kedua pengawalnya menyerang Wisana lagi.  Tetapi Wisana mengibaskan kakinya marah, untuk mengusir kedua pengawal Ratih yang hanya bagai lalat penggangu saja di matanya.

Setelah membuat pengawal Ratih mundur, kembali kini dia menyerang Ratih sekarang.

Mulut Ratih mengeluarkan darah segar sangat banyak, karena pukulan Wisana kedua, yang kali ini mendarat tepat di dada perempuan cantik ini.

Wisana yang gelap mata karena dendamnya kepada Dewa, tidak menaruh belas kasihan terhadap Ratih. Padahal Ratih ini tidak ada salah apapun sama dirinya. Segera Ratih ini akan dibunuhnya.

Terpopuler

Comments

Maximilian Jenius

Maximilian Jenius

Author, tolong jangan biarkan saya menunggu terlalu lama, update sekarang juga!

2023-07-05

1

Không quan tâm🧚‍

Không quan tâm🧚‍

Semoga semangatmu selalu terjaga agar bisa sering nulis, thor 💪

2023-07-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!