Kerajaan Dwipa ini mencapai jaman keemasan di jaman Prabu Jaya Putra Maharaja, malang tidak dapat di tolak raja sakti yang mempersatukan banyak kerajaan ini meninggal mendadak karena sakit misterius.
Anaknya kemudian, yang masih baru berusia sembilan tahun menjadi raja, dia bergelar Prabu Dewa putra III.
Untuk menyembunyikan dari pandangan kawan dan lawan sejak saat itu, ada tirai emas tidak tembus pandang memisahkan ruang raja duduk di takthanya.
Hampir semua pegawai istana, sampai rakyat dan tamu negara, semua tidak pernah melihat Prabu Dewa Putra III ini.
Tujuan awalnya supaya tidak ada melihat raja, yang masih kecil sembilan tahun, di takutkan tidak akan berwibawa dan mengundang pemberontakan di kerajaan Dwipa.
Hanya orang tertentu, seperti Ibu Suri, Patih, para pengawal khusus dan kemudian ketika Dewa bertambah usianya, ya jelas permaisuri, selir-selir beserta dayang-dayang saja, yang pernah melihat seperti apa Prabu Dewa putra.
Sekarang ini prabu Dewa, sudah menjadi pemuda tampan dan gagah, Tetapi kebiasaan yang di perintahkan ibu Suri ini entah kenapa, tetap berjalan dan tidak berubah sama sekali.
Dewa dalam kesehariannya sibuk berlatih, Sejak umur empat tahun dia sudah berlatih ilmu bela diri.
Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya, pribahasa ini jelas tepat untuk Dewa.
Dewa itu sangat berbakat, dia mempelajari aneka ilmu bela diri dengan cepat. Gurunya pun ada guru-guru terbaik berasal dari pedepokan lokal di kerajaan Dwipa sampai dari dinasti Yuan di Tiongkok.
Kemudian sekitar satu tahun lalu, sebelum Dewa kabur dan menyamar jadi pemuda gembel.
Selama ini Dewa hampir selalu tinggal di perdepokan rahasia, di gunung sunyi, Hanya berapa kali dalam setahun dia kembali ke istana, karena Dewa ini cuma boneka ibu suri, yang sebenarnya memerintah di kerajaan Dwipa ini.
Dewa sekarang ini, sudah banyak ilmu bela diri telah di kuasainya sampai sempurna. Ilmu pengobatan terbaik juga dia telah pelajari.
Kini dia kembali ke istana, karena semua guru dia telah selesai mengajar ilmunya ke Dewa. Kesaktiannya sudah bisa dibilang setingkat dengan ayahnya dulu.
Begitu Dewa kembali ke istana dari gunung sunyi. Dewa langsung di sambut oleh permaisuri dia, Putri Nira Dewi. Wanita ini yang panggilannya Nira, berusia sekitar tiga tahun di atas Dewa.
Tidak ada saling rindu di antara Dewa dan Nira ini. Nira menatap dingin suaminya prabu Dewa putra III yang baru datang ini.
Pernikahan mereka murni politik, Keduanya sudah saling tidak menyukai sejak mereka bertemu dan berlanjut setelahnya hingga sekarang.
“Tidak bisakah kau kelihatan pura-pura ceria menyambut suamimu ini,” bisik Dewa ke Nira ketika mereka berhadapan, seringai menyebalkannya Dewa jelas tampak di wajahnya.
“Ya ngga usah banyak basa-basi, semua juga sudah tau kita tidak saling menyukai.” bisik Nira ke Dewa, tampak masa bodoh.
“Kamu harus datang ke kamarku malam ini, Setahun tanpa wanita kamu tau.” Dewa menatap birahi ke Nira yang memang cantik jelita.
Nira dibuatnya tampak ketakutan sekarang, dia mundur selangkah, katanya dengan wajah takut,” kamu ke istana harem saja…”
“Tidak bisa, permaisuri yang pertama,” Dewa menyeringai, tetapi dengan tatapan menghina sekarang.
Nira menatap lantai dengan pasrah, dia di nikahkan dengan prabu Dewa Putra sebagai tanda kerajaan Kutai setia kepada kerajaan Dwipa.
Pertempuran kedua negara telah berlangsung sengit, di jaman Prabu Jaya Putra Maharaja.
Dalam pertempuran itu Kakek, Ayah, Paman, dan kakak-kakaknya Nira telah tewas jadi korban keganasan Prabu Jaya Putra, yang memang sangat sakti.
Sepuluh tahun lalu tepat setahun sebelum Ayah Dewa meninggal karena sakit jantung, kerajaan Kutai telah berhasil ditaklukan oleh Raja Jaya Putra.
Tiga tahun kemudian kakaknya yang kini adalah raja Kutai, terpaksa menikahkan Nira dengan prabu Dewa Putra atas paksaan ibu Suri kerajaan Dwipa, Nira terpaksa menikahi anak musuh ayahnya demi menunjukan kesetiaan.
Sejak mereka bertemu, Nira sudah menunjukan rasa bencinya kepada putra pembunuh keluarganya. Entah kenapa Dewa pun juga menatap sinis ke dirinya.
Dari awal pernikahan tidak ada hubungan suami istri di antara mereka, yang berlangsung sampai saat ini, Dewa memiliki banyak selir karena dia adalah raja, berbagai putri kerajaan. hingga putri pejabat.
Sampai upeti khusus dari berbagai daerah mengiriminya wanita cantik, untuk menjadi selir Dewa.
Tentunya di balik itu semua adalah ibu suri yang menentukan, Dewa hanya menurut saja.
Dewa tidak berlama-lama, kemudian berjalan ke kamarnya, hendak pergi mandi setelah perjalana jauh, tentunya debu-debu terasa mengganggu dirinya.
Di kamar dia, segera di sambut Ratih, ini adalah pengasuh dia dari sejak usia dua tahun, saat itu Ratih masih berusia dua belas tahun. Ratih ini ibaratkan adalah kakak, Ibu dan cinta pertama Dewa.
Saat usia dia dua belas tahun dia menyadari kalau dia menjadi tertarik dengan Ratih yang berusia sepuluh tahun di atas dia. Ratih ini sangat cantik sekali, kecantikannya jelas mempesona, pasti akan membuat pria manapun tidak dapat melepaskan pandangan dari kecantikan Ratih.
Ratih ini satu-satunya perempuan yang selalu mengikuti Dewa, di gunung sunyi pun dia pasti ikut.
Bahkan Ratih ikut belajar ilmu bela diri untuk mengusir bosannya ketika menemani Dewa, tidak serius, tetapi setidaknya ilmu langka, jurus sembilan matahari, Ratih kuasai sampai tingkat dua.
Setiap sebelum Dewa kembali ke istana, Ratih akan duluan pulang untuk memastikan semua fasilitas telah di siapkan dengan baik untuk prabu Dewa.
Ratih berjalan ke arah Dewa, Tanpa malu dan sungkan melepas ikatan baju Dewa satu persatu sampai tidak tersisa sehelai pun..
Kini Dewa telah bugil di depan Ratih. Ratih menatap kesal ke Dewa karena ada yang sudah berdiri tegak di bawah sana.
.
“Beraninya bangun.” Ratih pun tanpa ampun memukul ke arah bawah.
“Aoowwww,” Dewa meringis kesakitan, tetapi dia memang membiarkan Ratih memukul keras tadi, padahal gampang saja buat dewa menyelamatkan dirinya dari pukulan Ratih itu.
Ratih kemudian mendorong paksa Dewa yang bersantai-santai ke dalam kamar mandi, air hangat terisi penuh ke sebuah bak kayu bulat berukuran besar.
Dewa kemudian digosok badannya oleh Ratih dengan batu apung, berapa minyak tumbuhan juga di lumuri ke tubuh Dewa.
Setelah mandi, Dewa kemudian berpakaian yang di pilihkan oleh Ratih, dia berada di kamarnya sekarang ini, dia duduk di kursi kayu panjang, di tutup kain berisikan kapas.
Sekarang ini prabu Dewa Putra tidak akan kembali lagi ke gunung sunyi, dia akan menjadi penghuni tetap istana dia.
“Apa Ibu akan ijinkan aku keluar dari istana…” Dewa berguman dan memandang ke arah Ratih, yang sekarang duduk bersimpuh di depan dia.
“Aku tidak yakin itu, Dewa.”
Ratih juga ragu apa ibu suri akan memberikan ijin ke Dewa. Ratih ini jika tidak ada orang lain, akan memanggil nama Dewa saja, tanpa embel-embel prabu.
“Kamu panggilkan Nira ya,” Dewa memintah Ratih memanggilkan permaisurinya.
Ratih tampak ragu, katanya.” apa kamu akan teruskan sandiwara kalian?”
Dewa diam saja, melihat Dewa tidak mau menjawab, Ratih kemudian keluar ruangan memanggil Nira.
Tidak lama Nira telah datang sendiri berdiri di hadapan Dewa, mereka hanya berdua sekarang ini.
Nira berdiri menatap dengan ketakutan suaminya itu, Dewa menyeringai melihat Nira yang seperti itu.
“Tidak usah takut begitu, aku Tidak tertarik sama wanita yang tidak mau denganku.” Dewa menenangkan Nira yang jelas ketakutan dengan dirinya.
Tadinya sebenarnya Dewa mau iseng jahil, ke Nira ini, dengan pura-pura memaksa segera berhubungan suami istri. tetapi sekarang ini, Dewa untuk iseng saja, dia telah kehilangan minatnya.
Pernikahan ini setidaknya sudah enam tahun, tetapi mereka tidak melakukan apa-apa selama ini.
Nira yang membenci Dewa tidak mau melayani Dewa. Dewa sendiri tidak tertarik dengan istri yang punya keingginan membunuhnya ini.
Dan begitulah, mereka sekarang ini sekamar berdua, hanya untuk menutupi kepalsuan mereka dari ibu suri.
Sampai kapan? Karena ibu suri tampaknya sudah mulai kehabisan kesabaran, Nira tidak segera memberinya cucu.
Biasa mereka hanya bertemu setahun berapa kali, tetapi jika Dewa kini sudah kembali menjadi penghuni tetap istana, maka tuntutan atas dirinya memiliki anak dari permaisuri akan meningkat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
arumazam
, bagus
2023-07-14
1