Kemalangan

Ucup tidak bergeming dari tempatnya. Ia menatap tajam bilah pedang yang akan mengenai dirinya. Dengan kepercayaan diri yang tinggi karena memiliki energi semesta, Ucup mencoba menahannya dengan menangkupkan kedua telapak tangan menangkap bilah pedang yang datang ke arahnya.

Sret! Wuzz!

Tekanan energi dari pedang melemparkan tubuh Ucup hingga mencapai 30 tombak, namun tajamnya bilah pedang tidak membuat tubuhnya terluka. Biarpun begitu, pakaiannya tak luput dari kerusakan, kainnya terbelah menjadi dua bagian. 

Ucup kembali berdiri dengan rasa kesal yang kini menyelimutinya. Ia menatap tajam makhluk besar yang sudah berada satu tombak di depannya.

Sret! Wuzz!

Kembali Ucup terlempar 30 tombak dari tempatnya. Kali ini, tidak ada kain yang dikenakannya di bagian atas tubuhnya. Tampak badannya begitu kekar dengan urat-urat lengan yang menonjol. Ucup berdiri tegap menatap kembali sang makhluk besar dengan sorot matanya yang tajam.

“Ayo, tebas lagi tubuhku!” tantang Ucup.

Sret! Wuzz!

Lagi dan lagi, Ucup terlempar dengan jarak yang sama. Ia pun kembali bangkit untuk ketiga kalinya dan langsung merentangkan kedua tangannya lurus ke samping, bersiap menghadapi tebasan keempat yang akan dilayangkan oleh makhluk bertubuh besar kepadanya. Akan tetapi, sang makhluk itu tidak mengayunkan kembali pedangnya. Ia berdiam diri menatap tajam sang pemuda yang memberikan tatapan menantang ke arahnya.

“Kau menunjukkan sikap tak layak menjadi seorang penguasa,” ujar si makhluk besar tampak kecewa.

“Sudah kukatakan kepadamu, aku tidak pernah menginginkannya,” balas Ucup menegaskan.

Makhluk besar menyeringai lalu berkata, “Mau ataupun tidak mau, suka ataupun tidak suka, inilah takdirmu!”

Ucup menggelengkan kepala tidak mau membenarkan perkataan si makhluk besar. Disilangkan kedua tangannya di dada, dengan wajah angkuh ia membalas, “Kau sebut ini merupakan takdirku! Bukankah ini pemaksaan kehendak terhadap takdirku?”

Tak ingin kalah dari pemuda yang berlagak angkuh di depannya, sang makhluk besar menirunya dengan menyilangkan kedua tangan di dada, namun sebelumnya, ia terlebih dulu menyimpan pedangnya entah di mana.

“Boleh saja kau menganggapnya seperti itu … aku akan mengatakan hal yang selalu ingin kau ketahui kebenarannya,” ujar si makhluk besar dengan serius.

“Apa? Cepatlah katakan!” Ucup mulai penasaran mendengarnya.

“Aku malas mengatakannya.”

“Ah, kau ini menyebalkan! Kalau tidak ingin mengatakannya, jangan membuatku penasaran.”

“Itu urusanmu bukan urusanku.”

“Sialan kau!” 

Keduanya lalu terdiam. Tidak ada lagi sepatah kata yang keluar dari mulut keduanya, hanya suara deru api yang terdengar lirih di udara. Beberapa waktu kemudian, Ucup mulai kesal karena waktunya harus terbuang percuma.

“Kita bukan sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Kalau hanya diam seperti ini, sebaiknya kembalikan aku ke tempat kau menculikku,” kata Ucup mengakhiri keheningan.

Tidak ada sahutan yang terdengar keluar dari mulut si makhluk besar. Ucup nampak kesal memperhatikan makhluk besar di depannya yang terlihat sedang tertidur dalam posisi berdiri.

“Hei, kau jangan berpura-pura tidur!” tegur Ucup.

Mendengar suara yang melenting dari seorang pemuda membuat makhluk besar itu kemudian membuka kelopak matanya lalu menyeringai dingin mengamati pemuda yang menegurnya. Tiba-tiba saja, tubuh makhluk besar itu membesar dua kali lipat dari ukuran tubuh sebelumnya.

“Sialan, aku seperti menatap gunung melihatnya!” keluh Ucup terperangah melihat tubuh raksasa si makhluk besar.

Beberapa waktu kemudian, sebuah tangan yang begitu besar terayun cepat mengapit tubuh si pemuda dengan dua jari, lalu mengangkatnya tepat ke hadapan wajahnya. 

Ucup merasa dirinya akan dimakan hidup-hidup oleh makhluk besar yang mengapit tubuhnya.

“Aku tidak ingin bermain-main lagi denganmu … kau hanya memiliki dua pilihan, mati atau menangkan pertarungan,” ujar makhluk besar begitu serius.

“Aku tahu itu bukanlah pilihan. Namun, sebelum kematianku tiba …, katakanlah kebenaran yang tadi kau bicarakan!” balas Ucup memintanya.

“Baik, akan aku katakan supaya dirimu tidak mati penasaran,” ucap makhluk besar sejenak terdiam.

“Bukankah sebelum kau memasuki alam ini, kau selalu bermimpi berada di medan perang sebagai seorang pangeran?” imbuhnya mengingatkan.

“Ya, betul. Lanjutkan!” jawab Ucup memvalidasinya.

“Mimpimu itu merupakan ingatan yang tersisa dari kehidupanmu sebelumnya, dalam arti, kau memiliki hal yang belum terselesaikan, dan itu terjadi di alam ini,” ungkap si makhluk besar.

“Kukira, diriku adalah Pangeran Xiao Li Dan, ternyata aku salah.” Ucup menggeleng-gelengkan kepala karena salah menduganya.

“Kisah kalian tampak mirip,  namun kisahmu lebih pelik. Kau dikorbankan kakak kandungmu sendiri dalam perang sehingga kematianmu membuatnya menjadi penerus tunggal dalam takhta kekaisaran.”

“Hal seperti itu sudah biasa dalam berbagai kisah. Lalu, untuk apalagi aku menyelesaikan hal yang sudah lama terjadi? Aku tidak peduli soal itu.”

“Jadi, sekarang kau sudah siap untuk menerima kematianmu?”

“Ya, karena aku tidak memiliki kemampuan untuk memenangkan pertarungan denganmu.”

“Asal kau mengingat dua hal … kau tidak akan pernah kembali ke dunia asalmu dan di sini kau akan terpenjara selamanya.”

“Baiklah, aku akan bertarung hidup mati denganmu. Turunkan aku!”

Wuzz! Duar!

Makhluk besar membantingnya dengan keras ke lantai bebatuan api yang menyala. Tak cukup dengan itu, ia kemudian melanjutkannya dengan menginjak-injak tubuh Ucup yang terlentang dengan keras pula.

Bugh! Bugh!

“Ah!” jerit Ucup merasakan sakit yang luar biasa dari injakan kaki besar si makhluk besar.

Masih belum puas juga menginjaknya, si makhluk besar menekan telapak kakinya dan memilin tubuh Ucup seperti adonan terigu. Hingga tidak terdengar lagi jeritan si pemuda, sang makhluk langsung memindahkan sebelah kakinya. Alangkah terkejutnya makhluk besar melihat lubang yang diciptakannya begitu melompong tanpa adanya tubuh si pemuda yang diinjaknya.

“Ke mana dia? Bagaimana mungkin dia bisa lolos dari jangkauanku?” 

Makhluk besar memindai area di sekelilingnya, namun tidak jua ia menemukan keberadaan Ucup. 

“Aku tadi masih merasakan tubuhnya ketika kupilin dengan kakiku,” gumam si makhluk besar lalu mengangkat telapak kakinya.

Bola matanya melebar ketika melihat tubuh si pemuda yang berubah menjadi pipih dan menempel erat di telapak kakinya, ia kemudian mencubit tubuh pipih ucup dengan kedua jarinya seperti melepaskan permen karet yang menempel di sepatu. Akan tetapi, si makhluk besar kesulitan menarik tubuh Ucup seperti terpatri di telapak kakinya.

"Kenapa sulit sekali menarik tubuhnya?" gumam si makhluk besar lalu memperhatikannya dengan seksama.

Setelah cukup lama memperhatikannya, akhirnya si makhluk besar menemukan penyebab tubuh Ucup susah ditarik. Usut punya usut, ternyata yang membuat tubuh Ucup susah ditarik adalah adik monster Ucup yang mengait di sela jari kaki si makhluk besar. Ia kemudian menyentilnya dengan keras.

"Wadaaw!" Ucup menjerit kesakitan.

Makhluk besar langsung mencubit adik monster Ucup dengan kedua jari, lalu mengangkatnya dekat di depan kedua matanya.

Dipandangnya tubuh Ucup lalu digoyang-goyangkannya dengan keras. Tak lama kemudian, tubuh Ucup mengembang dengan sendirinya berubah ke bentuknya semula. Makhluk besar merasa lucu melihatnya, ia kemudian melemparkan Ucup ke udara.

“Ah!” jerit Ucup yang melayang terbang lalu menukik tajam ke bawah.

Plak!

Seperti menangkap seekor nyamuk, tubuh Ucup kembali berubah bentuk menjadi pipih. Makhluk besar langsung mencubitnya kembali dan menggoyang-goyangkannya. Setelah tubuh Ucup kembali ke bentuknya semula, si makhluk besar kembali melemparkannya ke atas.

“Ah!” Ucup kembali menjerit keras.

Plak!

Hal itu terus berulang hingga si makhluk besar itu merasa jenuh lalu duduk dengan memandangi Ucup yang tergeletak di tanah.

“Hei, Bocah! Apa kau tidak ingin mengetahui siapa aku sebenarnya?” tanya si makhluk besar.

Ucup mendengus kesal menangapinya. Ia lalu mengacungkan jari tengah ke arah makhluk besar.

“Apa kau sedang memujiku dengan mengacungkan jarimu itu?” imbuh tanya si makhluk besar.

“Bajingaaan!” teriak Ucup begitu lantang.

Plak!

Makhluk besar langsung menepuknya dengan keras dan berkata, “Berisik!”

Terpopuler

Comments

🍒⃞⃟🦅🥑⃟uyulᵂᴬᴸᴵᴰ𝐕⃝⃟🏴‍☠️

🍒⃞⃟🦅🥑⃟uyulᵂᴬᴸᴵᴰ𝐕⃝⃟🏴‍☠️

aneh² aja mls

2023-09-20

0

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

kenapa Ucup tidak melawan ya

2023-09-13

0

🔴ᴳᴿ🐅⍣⃝ꉣꉣ𝕬ⁿᶦᵗᵃ🤎𓄂ˢᵐᴾ࿐

🔴ᴳᴿ🐅⍣⃝ꉣꉣ𝕬ⁿᶦᵗᵃ🤎𓄂ˢᵐᴾ࿐

ish ...berarti km blm tahu apa arti y Ucup mengacungkan jari y k kamu
x dah Ucup bakal memujimu, ada jg menghinamu,, 😁

2023-09-13

0

lihat semua
Episodes
1 Mimpi Buruk
2 Pangeran yang Tertidur
3 Keputusan Pilar Semesta
4 Kolaborasi Dua Jiwa
5 Memulai Misi
6 Naga Api Long An
7 Menyelamatkan Seorang Gadis
8 Menyembuhkan Sang Gadis
9 Jalur Rahasia
10 Bing Shi
11 Xue Xie
12 Klasifikasi Kualitas Tubuh
13 Dunia Bawah Tanah
14 Bangsawan dan Keluarga Kekaisaran
15 Kisah Lama
16 Godaan Sang Ratu
17 Meninggalkan Dunia Bawah
18 Makhluk Mengerikan
19 Kemalangan
20 Membangun Fondasi
21 Kisah Pedang
22 Pencapaian
23 Reruntuhan Kota
24 Berlian Rekber
25 Sambutan Hangat
26 Sekte Serigala Iblis
27 Jasad Utuh Pendekar Pedang
28 Hutan Serigala
29 Pertarungan Kecil
30 Menyelinap
31 Tragis
32 Menyelamatkan Para Bangsawan
33 Cara Ucup
34 Istana Kekaisaran Xiao
35 Mitologi
36 Istana Langit
37 Putri Xiao Lani
38 Pesona Berlian
39 Genit
40 Sebuah Rencana
41 Onah Beraksi
42 Akhir Sekte
43 Dewi Kehidupan
44 Lembah Bunga Nura
45 Gagak Misterius
46 Tarian Monster Laknat
47 Gadis Bergaun Hitam
48 Area Mistis
49 Istana Sihir
50 Denting Kematian
51 Gadis Iblis
52 Nikmat yang Disesali
53 Pesisir Pantai
54 Beast Penjaga Samudera
55 Istana Samudera
56 Kota Krantis
57 Lang You
58 Romansa
59 Mutiara Inti Jiwa
60 Hong, Lan, dan Huang
61 Feng Ying
62 Terobosan Kultivasi
63 Misteri Danau Darah
64 Alexandria
65 Kuntilawati Jerocai
66 Kegelapan Hutan
67 Aksi Berlian
68 Buaya
69 Berlian Versus Dewa Tampan
70 Ucup yang Jahil
71 Siluman Rubah
72 Desa Hantu Perawan
73 Serangan dari Bukit
74 Kemunculan Dewa Tampan
75 Kejam
76 Kota Tiankong
77 Siluman Ular
78 Gelora Kematian
79 Kepungan Bangsa Iblis
80 Kekuatan Lain
81 Keberuntungan
82 Malangnya Ucup
83 Lembah Kematian
84 Wujud Sang Istri
85 Ucup Pamit
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Mimpi Buruk
2
Pangeran yang Tertidur
3
Keputusan Pilar Semesta
4
Kolaborasi Dua Jiwa
5
Memulai Misi
6
Naga Api Long An
7
Menyelamatkan Seorang Gadis
8
Menyembuhkan Sang Gadis
9
Jalur Rahasia
10
Bing Shi
11
Xue Xie
12
Klasifikasi Kualitas Tubuh
13
Dunia Bawah Tanah
14
Bangsawan dan Keluarga Kekaisaran
15
Kisah Lama
16
Godaan Sang Ratu
17
Meninggalkan Dunia Bawah
18
Makhluk Mengerikan
19
Kemalangan
20
Membangun Fondasi
21
Kisah Pedang
22
Pencapaian
23
Reruntuhan Kota
24
Berlian Rekber
25
Sambutan Hangat
26
Sekte Serigala Iblis
27
Jasad Utuh Pendekar Pedang
28
Hutan Serigala
29
Pertarungan Kecil
30
Menyelinap
31
Tragis
32
Menyelamatkan Para Bangsawan
33
Cara Ucup
34
Istana Kekaisaran Xiao
35
Mitologi
36
Istana Langit
37
Putri Xiao Lani
38
Pesona Berlian
39
Genit
40
Sebuah Rencana
41
Onah Beraksi
42
Akhir Sekte
43
Dewi Kehidupan
44
Lembah Bunga Nura
45
Gagak Misterius
46
Tarian Monster Laknat
47
Gadis Bergaun Hitam
48
Area Mistis
49
Istana Sihir
50
Denting Kematian
51
Gadis Iblis
52
Nikmat yang Disesali
53
Pesisir Pantai
54
Beast Penjaga Samudera
55
Istana Samudera
56
Kota Krantis
57
Lang You
58
Romansa
59
Mutiara Inti Jiwa
60
Hong, Lan, dan Huang
61
Feng Ying
62
Terobosan Kultivasi
63
Misteri Danau Darah
64
Alexandria
65
Kuntilawati Jerocai
66
Kegelapan Hutan
67
Aksi Berlian
68
Buaya
69
Berlian Versus Dewa Tampan
70
Ucup yang Jahil
71
Siluman Rubah
72
Desa Hantu Perawan
73
Serangan dari Bukit
74
Kemunculan Dewa Tampan
75
Kejam
76
Kota Tiankong
77
Siluman Ular
78
Gelora Kematian
79
Kepungan Bangsa Iblis
80
Kekuatan Lain
81
Keberuntungan
82
Malangnya Ucup
83
Lembah Kematian
84
Wujud Sang Istri
85
Ucup Pamit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!