Menyelamatkan Seorang Gadis

Ucup lalu menuruni bukit, berjalan ke arah pemukiman penduduk. Beberapa langkah setelah menuruni bukit, Ucup melihat lubang menganga di jalur kaki bukit dengan diameter satu tombak memanjang melintasi bukit.

“Apa yang terjadi dengan bukit ini? Mungkinkah karena gempa yang menyebabkan lubang di sekitar bukit, tapi aku tidak melihatnya di sisi bukit sebelumnya?” batin Ucup mencoba mencari tahu sebabnya.

Ia kemudian melompati lubang tersebut. Langkah kakinya terus bergerak ke arah gerbang pemukiman penduduk, lalu membaca ukiran yang terpampang di atas gerbang bernama “KAMPUNG CERITA HATI”.

“Nama yang bagus,” pujinya.

Kedua kakinya terus melangkah pelan menapaki jalan pemukiman di mana terlihat dari sisi kiri dan kanan berderet rumah penduduk yang terbuat dari kayu dan anyaman akar.

Tidak ada satu pun rumah yang terbuka, Ucup kemudian memeriksa rumah di dekatnya. Debu beterbangan ketika pintu dibukanya, Ucup memutar bola matanya memperhatikan sekeliling ruang dalam.

Langkah kakinya berjalan menuju sebuah kamar. Ucup terdiam, pupil matanya melebar melihat dua mayat yang mengering terbaring di ranjang kayu yang lusuh.

“Apa yang terjadi dengan mayat keduanya? Mereka seperti diawetkan,” gumamnya merasa janggal dengan kondisi kedua mayat.

“Darah dan jiwanya dihisap oleh bangsa iblis ketika mereka tertidur,” ujar Pangeran Xiao Li Dan menjelaskan.

Ucup mengangguk membenarkan ucapan Pangeran Xiao Li Dan, kemudian memeriksa kemungkinan lainnya dan memeriksa harta yang ditinggalkan.

Setelah mengelilingi seluruh ruangan di rumah itu, Ucup tidak menemukan adanya keanehan yang menjadi penyebab meninggalnya penghuni rumah dan juga Ucup tidak menemukan keberadaan cincin spasial di jari kedua mayat.

“Bukankah para iblis itu sangat brutal dalam membunuh? Mengapa mereka seperti menghormati semua orang kampung ini?” Ucup memikirkan keanehannya.

“Itu karena penduduk kampung ini merupakan keluarga dari Penguasa Alam Iblis,” kata Pangeran Xiao Li Dan kembali memberitahukannya.

“Pantas saja. Terima kasih, Brother Xiao.”

“Ya.”

Dari satu rumah yang sudah diperiksanya, Ucup memutuskan untuk memeriksa seluruh rumah penduduk Kampung Cerita Hati.

Lebih dari lima puluh rumah penduduk yang diperiksa, Ucup menemukan kejanggalan lainnya.

“Dari semua rumah yang aku periksa, tidak ada satu pun mayat anak kecil dan mayat para gadis,” gumamnya. Ucup duduk merenungkannya di rumah terakhir yang berada paling ujung dari gerbang masuk.

“Brother Long An, bisakah kau membantuku menguburkan semua mayat penduduk di tanah kosong belakang pemukiman ini?” pinta Ucup.

“Baik, Yang Mulia,” sahut Long An, langsung keluar dari alam jiwa.

Matahari terbenam di ufuk barat, Ucup menengadahkan kepalanya menatap langit jingga yang perlahan menjadi gelap.

Pagi harinya Ucup melangkah ke tanah kosong di belakang pemukiman penduduk, meletakkan batu besar sebagai nisan dan mengukirnya dengan nama yang sama dengan gerbang masuk. Ucup kemudian meletakkan jari manis di tanah. Tiba-tiba, muncul sebuah pohon mawar yang tumbuh dengan cepat dan langsung berbunga dari tanah yang disentuhnya.

Mengikuti kebiasaan di tempat asalnya, Ucup menancapkan setangkai bunga mawar di depan batu nisan. 

Seketika muncul beberapa pohon bunga di sekitarnya tanpa henti hingga memenuhi bagian area di mana semua penduduk dikebumikan. Hal itu menjadikan area pemakaman menjadi sebuah taman bunga yang indah.

“Semoga kalian para penduduk tenang di alam sana,” kata Ucup berharap dalam doa.

 “Yang Mulia, aku merasakan keberadaan manusia di balik bukit, tidak begitu jauh dari sini,” ungkap Long An, memberi tahu.

Kedua mata Ucup berbinar cerah mendengar apa yang dikatakan oleh Long An kepadanya. Ia pun berkata, “Akhirnya setelah sekian lama, aku akan bertemu dengan manusia lainnya.” 

Ucup langsung berlari mengikuti petunjuk dari Long An ke arah bukit. Sesampainya di bukit, Ucup mendengar suara pertarungan dari balik pohon di bawah kaki bukit.

Ia lalu mengendap-endap memperhatikan tiga orang pria berbaju hitam dengan logo serigala di bagian dada ketiga pria yang sedang mengepung seorang gadis yang gaunnya sudah rusak terkena sabetan benda tajam.

Pakaian gadis itu hampir terbuka sepenuhnya dengan robekan kain yang terkelupas dibanyak tempat memperlihatkan kulit tubuhnya, darah terus mengalir keluar menyamarkan kulit putihnya. 

Dengan wajah yang kotor tertutupi oleh rambutnya yang terurai dan napas si gadis yang terdengar berat terengah-engah. Ia merasakan letih di tubuhnya yang lemah, kedua tangannya bertumpu pada gagang pedang di mana ujung pedang terhunus ke dalam tanah.

Ketiga pria menatapnya dengan tatapan mesum ke arah gadis yang dikepungnya.

“Menyerahlah, Nona! Kau terlihat begitu lemah tanpa daya. Tidak ada lagi tempatmu untuk melarikan diri. Kami hanya akan bersenang-senang denganmu sebelum kami membunuhmu, ha-ha-ha,” kelakar salah seorang pria tua diiringi oleh tertawaan kedua pria lainnya.

“Cih, aku lebih baik mati daripada harus menyerahkan tubuhku kepada pria mesum seperti kalian,” tampik si gadis tidak mau menyerah.

“Ha-ha-ha, baiklah, jika kau ingin mati sekarang, aku akan mengabulkannya,” balas si pria tua.

Ketiganya langsung mengayunkan pedang, menebas tubuh si gadis dengan begitu cepat dan bertenaga, namun si gadis dengan sisa tenaganya langsung mengangkat pedang menahan tebasan yang mengarah ke tubuhnya.

Trang, trang, trang.

Benturan logam terdengar nyaring di tengah hutan dengan percikan api yang menyeruak di setiap kali benturan terjadi.

Dalam beberapa kali serangan, pedang terlepas dari genggaman tangan si gadis yang dengan pasrah menghadapi kematiannya. Si gadis memejamkan matanya.

Melihat kondisi si gadis yang kritis, Ucup bergegas turun dari bukit mendekatinya, ketiga pria langsung menoleh ke arah pemuda yang berlari menghampirinya. Ketiga pria dengan seringai tajam menatap si pemuda seolah mendapatkan mangsa baru.

“Kalian manusia iblis, kalian hanya berani mengeroyok seorang gadis yang sudah lemah, kalian tidak pantas hidup di dunia ini,” gertak Ucup semakin mendekat.

Ketiga pria tertawa terbahak-bahak melihat seorang pemuda tanpa kultivasi berani menggertaknya.

“Hei bocah, kau hanyalah seekor semut yang berani menantang serigala. Melawanmu hanya perlu menjentikkan jariku saja, ha-ha-ha,” kelakar pria tua mengejeknya.

Ucup tidak memedulikan perkataan pria tua yang terlihat seperti pemimpin dari kedua pria lainnya, ia terus berlari menghampiri pria tua dengan kepalan tangannya yang sudah siap untuk memukulnya.

Merasa tidak akan terluka oleh pukulan pemuda yang berlari ke arahnya, pria tua tidak menghindarinya ataupun bersiap untuk menyerangnya. Ia tersenyum sinis mengejek Ucup dengan mencondongkan wajahnya.

Seketika pukulan Ucup tepat mengenai wajah pria tua.

Dug!

Suara hantaman kepalan tangan Ucup mengenai wajah pria tua menjadikan kepala pria tua hancur dan tubuhnya roboh tergeletak tanpa kepala.

Tidak sampai di situ, dampak dari pukulan Ucup terus melaju seperti angin menyapu pepohonan beberapa jauh sampai terdengar ledakan di ujung bukit. Puluhan pohon bertumbangan terkena energi dari pukulan Ucup membentuk garis lurus ke ujung bukit.

Semua mata yang menyaksikannya terbelalak kaget, Ucup sendiri pun terkejut dengan apa yang dilihatnya.

“I-ini, sungguh mengerikan!” gumam Ucup masih tidak percaya.

Bug!

“Maafkan kami, Tuan Muda,” pinta kedua pria dengan berlutut menjatuhkan diri.

Ucup menatap heran keduanya.

“Bangunlah, aku akan memaafkan kalian asal kalian tidak melakukan kejahatan lagi!” balas Ucup melihat iba kepada kedua pria yang berlutut di depannya.

“Terima kasih, Tuan Muda. Kami berjanji tidak akan berbuat jahat lagi,” sahut keduanya kompak.

“Akan tetapi, apa yang kalian lakukan kepada gadis itu, aku akan sedikit membalasnya,” timpal Ucup lalu menepuk pelan wajah keduanya, berharap kedua pria tidak bernasib sama seperti si pria tua yang mati.

“Itu hukuman kecil buat kalian,” sambung Ucup.

Tidak lama setelah berbicara, wajah kedua pria langsung hancur dengan lubang menganga di kepala. Keduanya mati seketika.

Gadis yang menyaksikannya merinding ketakutan. Mulutnya seolah terkunci untuk mengucapkan terima kasih kepada pemuda yang telah menyelamatkannya. Beberapa saat kemudian, ia memberanikan diri untuk mengucapkannya, gadis itu menundukkan kepala tidak berani menatap Ucup.

“Terima kasih, Tuan Mu—” ucapnya terhenti tidak bisa meneruskan kata-katanya.

Setelah sekian lama menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, gadis itu langsung terjatuh tak sadarkan diri di depan Ucup yang dengan spontan langsung merangkul tubuh si gadis ke pelukannya.

“Brother Long An, bantu aku membawanya ke pemukiman Cerita Hati,” pinta Ucup.

“Baik, Yang Mulia,” sahut Long An seketika sudah berada di hadapan Ucup.

“Silakan naik ke punggungku, Yang Mulia!” sambung Long An merendahkan tubuhnya.

Ucup menaiki punggung sang naga yang langsung membawa keduanya terbang menuju Kampung Cerita Hati.

Terpopuler

Comments

Sky

Sky

akhirnya Ucup bertemu juga dengan sesama manusia, btw gadis itu, semoga jadi teman seperjuangan Ucup untuk kedepannya

2023-10-04

0

John de Joenk

John de Joenk

ucup di buat bisa kontrol tenaganya thor...kasihan penjahat mu tobak di tampar malah metong juga hahaha

2023-09-20

0

☠ᵏᵋᶜᶟ🥀⃟ʙʟͤᴀͬᴄᷠᴋͥʀᴏsᴇ

☠ᵏᵋᶜᶟ🥀⃟ʙʟͤᴀͬᴄᷠᴋͥʀᴏsᴇ

hahaha lucu sangat lah nama kampung itu, jadi pengen tinggal di situ 🤭🤭

2023-09-12

0

lihat semua
Episodes
1 Mimpi Buruk
2 Pangeran yang Tertidur
3 Keputusan Pilar Semesta
4 Kolaborasi Dua Jiwa
5 Memulai Misi
6 Naga Api Long An
7 Menyelamatkan Seorang Gadis
8 Menyembuhkan Sang Gadis
9 Jalur Rahasia
10 Bing Shi
11 Xue Xie
12 Klasifikasi Kualitas Tubuh
13 Dunia Bawah Tanah
14 Bangsawan dan Keluarga Kekaisaran
15 Kisah Lama
16 Godaan Sang Ratu
17 Meninggalkan Dunia Bawah
18 Makhluk Mengerikan
19 Kemalangan
20 Membangun Fondasi
21 Kisah Pedang
22 Pencapaian
23 Reruntuhan Kota
24 Berlian Rekber
25 Sambutan Hangat
26 Sekte Serigala Iblis
27 Jasad Utuh Pendekar Pedang
28 Hutan Serigala
29 Pertarungan Kecil
30 Menyelinap
31 Tragis
32 Menyelamatkan Para Bangsawan
33 Cara Ucup
34 Istana Kekaisaran Xiao
35 Mitologi
36 Istana Langit
37 Putri Xiao Lani
38 Pesona Berlian
39 Genit
40 Sebuah Rencana
41 Onah Beraksi
42 Akhir Sekte
43 Dewi Kehidupan
44 Lembah Bunga Nura
45 Gagak Misterius
46 Tarian Monster Laknat
47 Gadis Bergaun Hitam
48 Area Mistis
49 Istana Sihir
50 Denting Kematian
51 Gadis Iblis
52 Nikmat yang Disesali
53 Pesisir Pantai
54 Beast Penjaga Samudera
55 Istana Samudera
56 Kota Krantis
57 Lang You
58 Romansa
59 Mutiara Inti Jiwa
60 Hong, Lan, dan Huang
61 Feng Ying
62 Terobosan Kultivasi
63 Misteri Danau Darah
64 Alexandria
65 Kuntilawati Jerocai
66 Kegelapan Hutan
67 Aksi Berlian
68 Buaya
69 Berlian Versus Dewa Tampan
70 Ucup yang Jahil
71 Siluman Rubah
72 Desa Hantu Perawan
73 Serangan dari Bukit
74 Kemunculan Dewa Tampan
75 Kejam
76 Kota Tiankong
77 Siluman Ular
78 Gelora Kematian
79 Kepungan Bangsa Iblis
80 Kekuatan Lain
81 Keberuntungan
82 Malangnya Ucup
83 Lembah Kematian
84 Wujud Sang Istri
85 Ucup Pamit
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Mimpi Buruk
2
Pangeran yang Tertidur
3
Keputusan Pilar Semesta
4
Kolaborasi Dua Jiwa
5
Memulai Misi
6
Naga Api Long An
7
Menyelamatkan Seorang Gadis
8
Menyembuhkan Sang Gadis
9
Jalur Rahasia
10
Bing Shi
11
Xue Xie
12
Klasifikasi Kualitas Tubuh
13
Dunia Bawah Tanah
14
Bangsawan dan Keluarga Kekaisaran
15
Kisah Lama
16
Godaan Sang Ratu
17
Meninggalkan Dunia Bawah
18
Makhluk Mengerikan
19
Kemalangan
20
Membangun Fondasi
21
Kisah Pedang
22
Pencapaian
23
Reruntuhan Kota
24
Berlian Rekber
25
Sambutan Hangat
26
Sekte Serigala Iblis
27
Jasad Utuh Pendekar Pedang
28
Hutan Serigala
29
Pertarungan Kecil
30
Menyelinap
31
Tragis
32
Menyelamatkan Para Bangsawan
33
Cara Ucup
34
Istana Kekaisaran Xiao
35
Mitologi
36
Istana Langit
37
Putri Xiao Lani
38
Pesona Berlian
39
Genit
40
Sebuah Rencana
41
Onah Beraksi
42
Akhir Sekte
43
Dewi Kehidupan
44
Lembah Bunga Nura
45
Gagak Misterius
46
Tarian Monster Laknat
47
Gadis Bergaun Hitam
48
Area Mistis
49
Istana Sihir
50
Denting Kematian
51
Gadis Iblis
52
Nikmat yang Disesali
53
Pesisir Pantai
54
Beast Penjaga Samudera
55
Istana Samudera
56
Kota Krantis
57
Lang You
58
Romansa
59
Mutiara Inti Jiwa
60
Hong, Lan, dan Huang
61
Feng Ying
62
Terobosan Kultivasi
63
Misteri Danau Darah
64
Alexandria
65
Kuntilawati Jerocai
66
Kegelapan Hutan
67
Aksi Berlian
68
Buaya
69
Berlian Versus Dewa Tampan
70
Ucup yang Jahil
71
Siluman Rubah
72
Desa Hantu Perawan
73
Serangan dari Bukit
74
Kemunculan Dewa Tampan
75
Kejam
76
Kota Tiankong
77
Siluman Ular
78
Gelora Kematian
79
Kepungan Bangsa Iblis
80
Kekuatan Lain
81
Keberuntungan
82
Malangnya Ucup
83
Lembah Kematian
84
Wujud Sang Istri
85
Ucup Pamit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!