Ucup berdiri dengan ketegangan yang menyelimutinya. Sang ratu kemudian merangkulkan kedua tangannya melingkari pinggang Ucup. Tercium keharuman yang memesona dari rambut sang ratu. Seolah waktu berhenti sejenak, Ucup terpesona oleh aroma yang memikat di antara setiap helai rambut yang berkilau milik Ratu Luo Yun.
“Wanginya seperti shampo Emeron, ah, bukan, ini wangi shampo Rejoice,” pikir Ucup mencoba mengingatnya.
Matanya terpejam sejenak, mencoba merasakan dan mengingat setiap unsur aroma yang memanjakan indra penciumannya. Bibirnya menyunggingkan senyuman kecil, seolah menikmati perasaan yang muncul di hatinya akibat dari keharuman yang memikat, menghipnotis si pemuda tampan namun bajingan.
Dengan lembut, Ucup membuka matanya dan memandangi sang ratu dengan tatapan yang dipenuhi rasa kagum. Ketegangannya mulai mereda, Ucup mulai merasakan perasaan ringan pertanda dirinya siap akan setiap aksi yang diberikan oleh sang ratu. Ia terdiam membiarkan sang ratu mengusap punggungnya dengan lembut, seperti rahasia kecil yang hanya diperuntukkan bagi dirinya sendiri.
“Nyonya,” lirih Ucup ingin menyampaikan sesuatu.
“Katakanlah, Tampan!” balas sang ratu.
“Andai Nyonya tahu, di duniaku banyak toko yang menjual karet beraneka rasa. Nyonya mungkin akan menyukainya,” kata Ucup.
“Hem, karet apa yang kamu maksud? Lalu, rasa apa saja yang dimilikinya?” Ratu Luo Yun mulai penasaran ingin mengetahuinya.
“Karet cinta, Nyonya. Seperti yang sering aku lihat di kasir toko, banyak varian rasa yang dimilikinya. Ada rasa buah-buahan, rasa coklat, bahkan rasa seblak pun ada.”
“Betulkah?”
“Betul, Nyonya.”
“Hem, tapi aku tidak peduli dengan semua yang kamu katakan. Aku hanya ingin monstermu ini.” Ratu Luo Yun mencengkram monster Ucup yang sedari tadi terbangun menantang langit.
“Kurang kencang, Nyonya, eh, maksudku jangan Nyonya, itu sangat berbahaya untukmu!” Ucup memperingatinya.
“Katakan saja dirimu takut aku akan memintanya lagi dan lagi.” Semakin kuat Ratu Luo Yun mencengkramnya.
“Bukan itu, Nyonya. Monsterku bisa menghancurkan tubuhmu. Aku tidak ingin hal itu terjadi padamu, Nyonya.”
“Diamlah dan nikmati saja apa yang akan aku lakukan padamu!”
Ratu Luo Yun mulai kesal lalu berjongkok di depan Ucup. Namun, sebelum aksi lanjutannya terjadi, seorang gadis tiba-tiba saja masuk ke dalam kamar. Mata sang gadis membesar dengan memancarkan amarah melihat adegan tak senonoh di depannya.
“A-apa yang kalian lakukan?” tegur Xue Xie terkejut melihatnya.
Ucup nyengir tanpa rasa bersalah sambil menunjuk ke arah bawahnya. Sementara itu, Ratu Luo Yun gemetar ketakutan. Ia tidak menduga, dirinya tertangkap basah oleh seorang gadis. Ia terus saja terdiam dalam posisinya, tidak berani untuk menoleh ke arah gadis yang menegurnya.
"Bukankah kau itu seorang ratu? Bangunlah, lalu lihat aku!" kata Xue Xie ingin melihatnya dengan jelas.
Ratu Luo Yun berdiri, namun ia tidak berani membalikkan badannya. Ucup memajukan pinggulnya yang membuat monsternya menekan perut sang ratu. Sontak saja hal itu membuat sang ratu melebarkan matanya memelototi Ucup.
"Pergilah, Nyonya!" Ucup mengusirnya.
Ratu Luo Yun menggertakkan gigi gerahamnya merasa kesal diusir oleh pemuda pemilik monster yang diinginkannya. Ia pun menutupi wajahnya dengan kedua tangan lalu berbalik dan langsung berlari meninggalkan kamar.
Bruk!
"Aduh!" ringis sang ratu terbentur pintu. Ia pun berlari secepat kilat meninggalkan rasa malu di hatinya.
Di sisi lain, Ucup terlihat menutup mulut menahan tawa yang hampir meledak, sedangkan Xue Xie hanya menggelengkan kepala saja melihatnya. Xue Xie kembali menoleh ke arah Ucup yang berdiri, namun tatapannya tertuju ke arah monster yang masih tegak berdiri.
"Apa kamu mau melanjutkannya?" goda Ucup.
"Bolehkah?" tanya Xue Xie menginginkannya.
"Tidak boleh!" tegas Ucup menolaknya, "katakan, ada apa kamu datang ke kamarku?"
Xue Xie tersenyum lalu seloroh memeluknya, namun Ucup langsung menahan tubuh Xie Xie agar tidak mengenai monsternya.
"Jangan memelukku dalam kondisi seperti ini." Ucup langsung duduk di tepian ranjang.
Meskipun kecewa, Xue Xie memahaminya, ia kemudian duduk di samping Ucup, membicarakan hal-hal tak penting untuk mengisi waktu.
Beberapa hari kemudian, Sepuh Zhao Lang meminta kepada putranya Kaisar Zhao Dang untuk bersiap keluar dari dunia bawah tanah dengan membawa semua orang kembali ke dunia atas.
Setelah semua orang bersiap untuk keluar dari dunia bawah tanah, Sepuh Zhao Lang meminta izin kepada Ucup untuk tetap tinggal di dalam dunia bawah tanah sampai akhir hayatnya.
Ucup tidak mempermasalahkan keinginan dari Sepuh Zhao Lang, namun hal itu dikembalikannya kepada keluarga kekaisaran untuk memutuskan keinginan sang sepuh.
Penolakan keras datang dari semua anggota keluarga kekaisaran. Perdebatan alot tak terhindarkan di antara mereka semua. Namun, pada akhirnya, mereka semua menyerah pada keteguhan hati Sepuh Zhao Lang yang bersikukuh untuk tetap tinggal di dunia bawah tanah. Itu semua karena ia ingin terus menemani sahabatnya, Xiao Jinai.
Setelah keputusan diambil, Ucup dan Xue Xie langsung memimpin jalan menuju lorong keluar. Dalam perjalanan di jalur rahasia, terdengar raungan keras dari Bing Shi yang merasakan kehadiran tuannya.
Groar!
Suaranya yang menggema, membuat semua orang menggigil ketakutan mendengar raungan yang begitu memekakkan telinga, mereka lalu mewaspadainya. Ucup dan Xue Xie terus melangkah menghampiri asal suara.
Tampak di depan rombongan yang berjalan, tiga ekor singa es yang dalam posisi berbaring langsung berdiri untuk menyambut kedatangan Ucup.
Hawa dingin menyeruak menyelimuti seisi jalur rahasia.
“Terima kasih, kau sudah menungguku, Bing Shi. Bagaimana dengan semua hewan buas? Apakah semuanya sudah keluar dari alam dunia bawah tanah?” tanya Ucup.
“Sudah dari beberapa hari lalu semuanya keluar, namun ada beberapa hewan yang tidak ingin keluar. Apakah aku harus memaksanya, Yang Mulia?” jawab Bing Shi disertai tanya.
“Hem, itu tidak perlu. Biarkan mereka menjadi penghuni dunia bawah tanah ini,” kata Ucup memutuskan.
Bing Shi kemudian berbalik memimpin jalan ke pintu keluar.
Setelah semua orang keluar dari dunia bawah tanah, mereka memperhatikan pepohonan rimbun di sekitarnya. Hampir semuanya bersorak gembira menghirup udara kebebasan yang selama ini mereka rindukan, namun kegembiraannya hilang sekejap setelah mengingat rumah dan istana Kekaisaran Zhao yang mungkin telah rata dan diambil alih oleh alam.
Kaisar Zhao Dang menatap bingung tidak tahu harus pergi ke mana. Ia menatap langit senja yang sebentar lagi akan berganti malam.
Ucup yang bersiap akan meninggalkan semuanya, menatap iba melihat raut wajah semua orang dalam kebingungan.
“Kalian semuanya tidak perlu khawatir tidak memiliki tempat tinggal. Tidak begitu jauh dari balik bukit sana, ada pemukiman bekas penduduk Kampung Cerita Hati. Untuk sementara waktu, kalian bisa menempatinya,” kata Ucup memberikan solusi dengan menunjuk ke arah bukit.
Semua orang yang mendengarnya merasa lega. Kaisar Zhao Dang kemudian menghampirinya.
“Tuan Muda, terima kasih atas bantuanmu kepada kami. Apakah Tuan Muda bisa tinggal beberapa hari lagi bersama kami?” tawar Kaisar Zhao Dang.
Ucup teringat akan perbuatan Ratu Luo Yun kepada dirinya. Ia tidak ingin hal itu terulang dan menjadi masalah besar yang akan membuat dirinya menjadi musuh Kekaisaran Zhao.
“Kaisar, terima kasih atas tawarannya, namun aku harus segera melanjutkan perjalan … apabila ada jodoh, aku pasti akan berkunjung,” kata Ucup sambil mengepalkan kedua tangannya. Ia lalu berbalik melangkah ke arah Bing Shi yang menunggunya.
Kaisar Zhao Dang tersenyum dan mengangguk. Ia lalu kembali kepada kelompoknya dan mereka pun berjalan menaiki bukit.
Beberapa langkah kemudian, dua gadis muda berlari cepat menyusul Ucup.
“Tunggu, Tuan Muda!" Putri Zhao Ning berteriak.
Ucup dan rombongannya menghentikan langkah lalu menolehnya.
"Apakah kalian sepasang kekasih?” tanya putri Zhao Ning seketika.
Ucup bingung dengan kedua gadis di depannya yang berlari dari jauh hanya untuk menanyakan hal yang tidak penting untuknya. Ucup kemudian menggelengkan kepala menjawabnya.
Putri Zhao Ning dan Putri Ling Xi tersenyum lembut dengan tatapan cerah mendengarnya.
“Kalau sempat ke wilayah Kekaisaran Zhao, mampirlah! Kami menunggumu di sana,” ujar Putri Zhao Ning yang diangguki oleh Putri Ling Xi.
Keduanya langsung mengecup lembut pipi Ucup, lalu berbalik pergi meninggalkannya dengan ukiran senyum dan sorot mata yang memancarkan kebahagiaan.
Namun di balik kebahagiaan kedua putri tersebut, ada wajah gadis yang sematang tomat. Wajah yang begitu merah karena kesal dan cemburu, membuatnya bereaksi dengan menggigit pundak Ucup sekuat tenaganya.
Ucup tersentak merasa geli lalu membalas dengan mencubit hidung Xue Xie hingga merah.
“Aduh sakit!" teriak Xue Xie merasakan sakit di hidungnya.
Bing Shi dan anak-istrinya menggelengkan kepala melihat tingkah keduanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Ñůŕšý
coba jawab tuh dengan jujur cup. Atau nantin ke depaannya Xue Xie yang akan mwnjadi oasangan hidupmu. karena kalian bisa cilok🤣🤣🤣
2023-09-30
0
🍒⃞⃟🦅🥑⃟uyulᵂᴬᴸᴵᴰ𝐕⃝⃟🏴☠️
si Ucup main² aja bsany
2023-09-18
0
վմղíα | HV💕
dasar gatel ratu pingin tau rasanya punya Ucup 🤭
2023-09-11
1