Xue Xie

Berkali-kali Ucup mengulanginya, namun hasilnya sama saja. Ia tidak bisa mengeluarkan elemen air. Di samping itu, kobaran api terus merambat membakar pohon-pohon dan semakin meluas. Ucup semakin panik melihatnya.

“Tenangkan dirimu, Lord Ucup! Jangan menarik air hujan dari langit, itu akan membutuhkan waktu sedikit lama karena harus menarik banyak awan. Cobalah keluarkan air dari energi semesta seperti kau mengeluarkan api!” titah Pangeran Xiao Li Dan menginstruksikannya.

“Baik, aku coba,” sahut Ucup lalu mengganti metode.

Ucup menenangkan diri kemudian melanjutkannya dengan mengayunkan kedua tangan membentuk pola lingkaran. Seketika, gelembung air keluar dari lingkaran yang diciptakannya. Ucup terus mengalirkan energi semesta dari dalam dirinya untuk memperbanyak volume air. 

Buzz!

Lingkaran air pecah dan menyebar ke segala penjuru seperti danau yang dimuntahkan di tengah hutan. Banjir pun tercipta dengan ketinggian lima tombak yang hampir menutupi batang pohon.

Bluk, bluk.

Ucup yang sedang bermeditasi langsung tenggelam oleh air yang diciptakannya. Ia lalu berdiri dan memanjat pohon di dekatnya hingga sampai di puncak pohon.

“Ah, kenapa begini?” Ucup menggerutu memperhatikan banjir yang dibuatnya.

Menopang pada batang pohon, Ucup memikirkan apa yang salah dari metodenya, sehingga elemen api dan air yang keluar dari jarinya tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya. Ia lalu menelaah kembali petunjuk penggunaan energi dari penguasaan energi semesta pada semua elemen alam kehidupan dari hukum semesta.

Ia terus mengamatinya dengan teliti mencari kesalahan dari pemahamannya. Tak lama kemudian, bibirnya menyeringai menemukan kesalahannya, yaitu semua elemen berasal dari hukum ruang kehidupan, sedangkan energinya berasal dari hukum semesta.

Ucup kembali mencoba mengeluarkan energi api dari jarinya.

Api biru sebesar bola pingpong keluar dari jari telunjuknya, Ucup mencoba untuk merubah bentuknya sesuai dengan kehendaknya sendiri dan berhasil. Ia begitu senang melihat hasilnya.

Tidak cukup dengan itu, Ucup kemudian menggunakan energi semesta untuk menciptakan api suci berwarna putih yang panasnya ratusan kali dari api biasa, lalu  diteruskan dengan api ilahi tanpa warna yang panasnya ratusan kali dari api suci.

Beberapa kali mencobanya, Ucup akhirnya berhasil menguasai praktiknya.

“Aku harus lebih intens melatih energi semesta pada elemen lainnya di waktu berikutnya,” tekadnya.

Tak lama kemudian, Long An datang dengan membawa banyak bahan yang disimpannya di jaring energi yang besar. Melihat kedatangannya, Ucup langsung melompat turun dari batang pohon. 

Bug!

Ucup terjatuh dengan posisi tengkurap. Long An yang masih berada di langit, berusaha tenang tidak menertawakannya. Ia lalu melayang turun menghampiri tuannya.

“Yang Mulia, tidak apa-apa?” tanya Long An yang masih berusaha tidak tertawa melihat wajah lucu Ucup dipenuhi lumpur.

Ucup mengabaikan pertanyaan Long An. Ia mengangkat tinggi tangannya lalu memutar jarinya, menciptakan hujan untuk membersihkan tubuhnya yang kotor. Hujan yang diciptakannya pun turun begitu deras membasahinya.

Setelah itu, Ucup mengeringkan pakaiannya dengan mengalirkan energi api. Ditatapnya Long An dengan sorot mata yang tajam.

“Kalau ingin tertawa, ya tertawa saja Brother Long An. Jangan kau menahannya seperti itu!” gurau Ucup menyindirnya.

“Hamba tidak berani, Yang Mulia,” balas Long An, polos.

Ucup menggelengkan kepalanya melihat tatapan takut sang naga di depannya. Ia kemudian mengambil beberapa bahan seperlunya, lalu meminta Long An kembali ke alam jiwa bersama sisa bahan yang dibawanya.  Setelahnya, Ucup menghilang lalu muncul di hadapan Bing Shi dan sang gadis. Ia kemudian mengeluarkan banyak ranting dan membentuknya menjadi tumpukan yang siap untuk dibakar.

Setelah api menyala, Ucup melanjutkannya dengan menguliti domba hingga bersih tanpa tersisa, kemudian menusuknya dengan batang pohon. Selesai dengan itu, ia kemudian mengeluarkan bahan lainnya, lalu meracik bumbu dengan begitu mahir. Tak lupa, bumbu racikannya ia taburkan ke tubuh domba sampai rata. Ucup lalu membakarnya.

Aroma wangi daging domba menyeruak di dalam jalur rahasia, terlihat sorot mata menyala dari ujung lorong menatap ke arah daging yang dibakar. Namun, tidak ada satu pun yang berani mendekati karena keberadaan Bing Shi yang ditakuti oleh semua hewan buas di jalur rahasia.

Setelah matang, Ucup membelah daging menjadi tiga bagian, dua bagian besar diberikannya kepada sang gadis dan Bing Shi, sementara bagian kecil dari potongan kaki domba dimakannya sendiri. Ketiganya makan dengan begitu lahap. Hanya suara gigi beradu yang terdengar sedang menjalankan tugasnya.

“Ah, aku tidak  pernah makan daging seenak ini,” puji si gadis seraya membersihkan mulutnya.

Ucup tersenyum renyah mendengarnya, lalu berkata, “Aku sering  membantu ayahku membuat kambing guling, karena itu merupakan makanan favoritnya. Setiap kali ayahku selesai memakan kambing, aku dan adikku selalu dikasih uang untuk pergi bermain di luar rumah.”

Sang gadis menatapnya serius, ia tidak mengerti yang dikatakan oleh Ucup.

“Mengapa bisa begitu?” tanya si gadis penasaran.

“Hanya ayah dan ibuku yang memahaminya,” jawab Ucup.

Si gadis mencoba memahaminya lalu manggut-manggut seolah ia paham.

“Setelah sekian lama aku belum mengetahui namamu, Tuan Muda. Perkenalkan aku Xue Xie, putri dari Patriark Xue Lie Man dari sekte Teratai Langit,” ujarnya memperkenalkan diri.

“Susi binti Sulaeman, nama yang bagus. Semoga kamu menjadi gadis yang baik, berbakti kepada orang tua, agama, dan negara,” kata Ucup mendoakannya.

“Kamu bicara apa?” tanya Xue Xie tidak memahaminya.

“Aku hanya mendoakanmu, Susi. Oh iya, aku Ucup Rekber, anak dari Bapak Andi Rekber dan Ibu Maya Espala. Aku juga memiliki seorang adik bernama Putri Rekber,” jawab Ucup seraya memperkenalkan dirinya.

Bing Shi yang mendengarnya tidak begitu memahami apa yang dikatakan oleh Ucup, sedangkan Xue Xie melebarkan mata dan menggaruk rambutnya mendengar kata-kata asing yang didengarnya.

“Apa dia dari semesta lain, ya? Namanya begitu aneh, tidak ada satu pun nama yang pernah aku dengar sebelumnya, maupun dari buku sejarah yang pernah aku baca,” pikir Xue Xie merasa sulit memahami Ucup.

Melihat raut wajah Xue Xie yang keheranan, Ucup tersenyum kecut menatapnya.

“Kamu tidak perlu merasa heran seperti itu. Aku memang berasal dari dunia lain yang tidak pernah kamu ketahui,” lanjut Ucup menebak apa yang dipikirkan oleh Xue Xie.

Xue Xie cengengesan dibuatnya. Dengan tepat, Ucup mengetahui apa yang dipikirkannya.

“Maaf, Cup-cup-cup. Maaf, aku lupa nama yang disebutkan, Tuan Muda, Cup-Cup,” kilah Xue Xie menyembunyikan malu di wajahnya.

“Sudahlah, aku tidak akan menyebutkannya dua kali. Belum kering bibirku menyebutkannya, kamu bahkan sudah melupakannya,” timpal Ucup pura-pura marah.

Xue Xie mengerutkan bibirnya cemberut melihat Ucup yang marah kepadanya.

“Maafkan aku, Tuan Muda. Ketampanan Tuan Muda membuatku tidak fokus mendengarkan,” kilahnya, mengalihkan apa yang dilupakannya.

Ucup pura-pura jual mahal, ia memaksakan dirinya tersenyum melihat wajah cantik Xue Xie yang terlihat imut menahan malu.

“Sekarang kamu ceritakan, bagaimana kamu bisa dikejar oleh ketiga pria waktu itu, Nona Susi?” pinta Ucup ingin mendengarnya.

“Xue Xie, bukan Susi," protesnya dengan bibir yang membetulkan ejaan penyebutannya.

Xue Xie menyilangkan kedua tangannya di dada. Ia menunjukan kekesalannya kepada Ucup dengan  memalingkan wajah ke arah lain.

“Begitu saja kamu marah. Mungkin sebaiknya kamu merapikan hutan rimbun di atas lembah.” Ucup menyindirnya.

Xue Xie semakin kesal mendengarnya. Ia menggertakan gigi gerahamnya menahan amarah. Tak berselang lama, amarahnya meledak. Ia lalu berdiri dan melompat ke tubuh Ucup, dilanjutkan dengan menjambak keras rambut si pemuda.

“Kurang ajar! Kamu berani mengejekku. Rasakan jambakan tanganku, rambutmu yang harus aku potong,” geram Xue Xie semakin menjadi.

Bing Shi yang melihat keduanya, hanya bisa menggelengkan kepala, lalu pergi tidak ingin mencampurinya.

Ucup merasa geli dengan tingkah Xue Xie yang terlihat semakin cantik ketika sedang marah. Wajah Ucup terbenam di antara kedua bukit yang membusung. Semakin Xue Xie menjambak kencang rambut Ucup, semakin erat wajah Ucup terbenam. Asyik.

Seketika, Xue Xie tersadar merasakan geli di dadanya. Wajahnya semakin merah karena marah bercampur malu. Tak segan-segan, Xue Xie menampar keras wajah Ucup bolak-balik dengan kedua tangannya.

Plak! Plak!

“Dasar mesum! Kamu sengaja mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk mendapatkan apa yang kamu mau. Kurang ajar, kamu ya‽” Xue Xie terus mengumpat sambil mencengkram wajah Ucup dengan begitu ganas.

“Untungnya kulitku tahan menerima cakaran kuku panjang Xue Xie, kalau tidak … wajahku bisa rusak dibuatnya,” ucap batin Ucup mensyukurinya.

“Kucing mana yang tahan melihat ikan menghampirinya, Nona?” balas Ucup yang membiarkan dirinya dijadikan samsak hidup.

Sekian lama Xue Xie semakin menjadi-jadi. Ia tidak mengendurkan cengkraman tangannya di wajah Ucup. Ucup terus saja membiarkan apa yang dilakukan Xue Xie kepadanya, sampai emosi si gadis mereda dengan sendirinya.

Ucup dengan sabar menunggu emosi Xue Xie mereda, kedua tangannya mendekap erat tubuh ramping Xue Xie yang berada di atas pangkuannya. Rasa hangat yang berasal dari tubuh Xue Xie membuat Ucup merasa nyaman.

Melupakan apa yang dilakukan Xue Xie kepadanya, Ucup menikmati kehangatan mendekap tubuh Xue Xie dengan erat, namun hal yang tidak diinginkannya terjadi, adik monsternya terbangun dari tidurnya, berontak merasakan sesuatu di balik kain yang menutupinya. 

Xue Xie terbelalak merasakan sesuatu yang menekan mahkotanya. Meskipun begitu, ia tidak beranjak menghindarinya. Rasa yang didapatkannya membuat tubuhnya bereaksi menginginkan sesuatu yang lebih dari apa yang menekan miliknya.

Xue Xie berovulasi. Ia melenguh pelan merasakannya. Emosinya hilang seketika. Ia melingkarkan kedua tangannya di leher Ucup sambil terus menekan monster yang terus berontak.

Ucup sendiri begitu terkesima merasakan sesuatu merasuki adik monsternya. Ia melancarkan serangan balik dengan menekan mahkota.

“Lord Ucup, hentikan! Kamu bisa menghancurkan tubuhnya bila adikmu sampai memasukinya!” tegas pangeran Xiao Li Dan memperingatinya.

Terpopuler

Comments

Putra_Andalas

Putra_Andalas

😁😂🤣

2023-12-18

1

🥀⃟ʙʟᴀᴄᴋʀᴏsᴇ

🥀⃟ʙʟᴀᴄᴋʀᴏsᴇ

ceroboh

2023-10-03

0

☠ᵏᵋᶜᶟ🥀⃟ʙʟͤᴀͬᴄᷠᴋͥʀᴏsᴇ

☠ᵏᵋᶜᶟ🥀⃟ʙʟͤᴀͬᴄᷠᴋͥʀᴏsᴇ

elahdalah.. ucup konsen dong

2023-09-30

0

lihat semua
Episodes
1 Mimpi Buruk
2 Pangeran yang Tertidur
3 Keputusan Pilar Semesta
4 Kolaborasi Dua Jiwa
5 Memulai Misi
6 Naga Api Long An
7 Menyelamatkan Seorang Gadis
8 Menyembuhkan Sang Gadis
9 Jalur Rahasia
10 Bing Shi
11 Xue Xie
12 Klasifikasi Kualitas Tubuh
13 Dunia Bawah Tanah
14 Bangsawan dan Keluarga Kekaisaran
15 Kisah Lama
16 Godaan Sang Ratu
17 Meninggalkan Dunia Bawah
18 Makhluk Mengerikan
19 Kemalangan
20 Membangun Fondasi
21 Kisah Pedang
22 Pencapaian
23 Reruntuhan Kota
24 Berlian Rekber
25 Sambutan Hangat
26 Sekte Serigala Iblis
27 Jasad Utuh Pendekar Pedang
28 Hutan Serigala
29 Pertarungan Kecil
30 Menyelinap
31 Tragis
32 Menyelamatkan Para Bangsawan
33 Cara Ucup
34 Istana Kekaisaran Xiao
35 Mitologi
36 Istana Langit
37 Putri Xiao Lani
38 Pesona Berlian
39 Genit
40 Sebuah Rencana
41 Onah Beraksi
42 Akhir Sekte
43 Dewi Kehidupan
44 Lembah Bunga Nura
45 Gagak Misterius
46 Tarian Monster Laknat
47 Gadis Bergaun Hitam
48 Area Mistis
49 Istana Sihir
50 Denting Kematian
51 Gadis Iblis
52 Nikmat yang Disesali
53 Pesisir Pantai
54 Beast Penjaga Samudera
55 Istana Samudera
56 Kota Krantis
57 Lang You
58 Romansa
59 Mutiara Inti Jiwa
60 Hong, Lan, dan Huang
61 Feng Ying
62 Terobosan Kultivasi
63 Misteri Danau Darah
64 Alexandria
65 Kuntilawati Jerocai
66 Kegelapan Hutan
67 Aksi Berlian
68 Buaya
69 Berlian Versus Dewa Tampan
70 Ucup yang Jahil
71 Siluman Rubah
72 Desa Hantu Perawan
73 Serangan dari Bukit
74 Kemunculan Dewa Tampan
75 Kejam
76 Kota Tiankong
77 Siluman Ular
78 Gelora Kematian
79 Kepungan Bangsa Iblis
80 Kekuatan Lain
81 Keberuntungan
82 Malangnya Ucup
83 Lembah Kematian
84 Wujud Sang Istri
85 Ucup Pamit
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Mimpi Buruk
2
Pangeran yang Tertidur
3
Keputusan Pilar Semesta
4
Kolaborasi Dua Jiwa
5
Memulai Misi
6
Naga Api Long An
7
Menyelamatkan Seorang Gadis
8
Menyembuhkan Sang Gadis
9
Jalur Rahasia
10
Bing Shi
11
Xue Xie
12
Klasifikasi Kualitas Tubuh
13
Dunia Bawah Tanah
14
Bangsawan dan Keluarga Kekaisaran
15
Kisah Lama
16
Godaan Sang Ratu
17
Meninggalkan Dunia Bawah
18
Makhluk Mengerikan
19
Kemalangan
20
Membangun Fondasi
21
Kisah Pedang
22
Pencapaian
23
Reruntuhan Kota
24
Berlian Rekber
25
Sambutan Hangat
26
Sekte Serigala Iblis
27
Jasad Utuh Pendekar Pedang
28
Hutan Serigala
29
Pertarungan Kecil
30
Menyelinap
31
Tragis
32
Menyelamatkan Para Bangsawan
33
Cara Ucup
34
Istana Kekaisaran Xiao
35
Mitologi
36
Istana Langit
37
Putri Xiao Lani
38
Pesona Berlian
39
Genit
40
Sebuah Rencana
41
Onah Beraksi
42
Akhir Sekte
43
Dewi Kehidupan
44
Lembah Bunga Nura
45
Gagak Misterius
46
Tarian Monster Laknat
47
Gadis Bergaun Hitam
48
Area Mistis
49
Istana Sihir
50
Denting Kematian
51
Gadis Iblis
52
Nikmat yang Disesali
53
Pesisir Pantai
54
Beast Penjaga Samudera
55
Istana Samudera
56
Kota Krantis
57
Lang You
58
Romansa
59
Mutiara Inti Jiwa
60
Hong, Lan, dan Huang
61
Feng Ying
62
Terobosan Kultivasi
63
Misteri Danau Darah
64
Alexandria
65
Kuntilawati Jerocai
66
Kegelapan Hutan
67
Aksi Berlian
68
Buaya
69
Berlian Versus Dewa Tampan
70
Ucup yang Jahil
71
Siluman Rubah
72
Desa Hantu Perawan
73
Serangan dari Bukit
74
Kemunculan Dewa Tampan
75
Kejam
76
Kota Tiankong
77
Siluman Ular
78
Gelora Kematian
79
Kepungan Bangsa Iblis
80
Kekuatan Lain
81
Keberuntungan
82
Malangnya Ucup
83
Lembah Kematian
84
Wujud Sang Istri
85
Ucup Pamit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!