Ucup terkekeh pelan melihatnya, ia lalu melanjutkan langkah bersama Bing Shi dan keluarganya.
“Bing Shi, kenapa kau tidak mengenalkan istri dan anakmu kepadaku?” tegur Ucup melihat kekompakan ketiga singa yang berjalan beriringan di depannya.
Bing Shi menoleh dengan sorot mata bersalah menatap Ucup. Ia kemudian berkata, “Maafkan hamba, Yang Mulia, istriku bernama Bei Bing dan putraku bernama Nian Qing.”
“Salam, Yang Mulia,” sambung Bei Bing dengan ramah.
Ucup tersenyum seraya menganggukkan kepala. Mereka pun berbincang di sepanjang perjalanan.
Setelah jauh melangkah mendekati batas hutan, Ucup menoleh ke belakang melihat Xue Xie dari kejauhan sedang duduk sambil menutupi wajahnya.
“Dasar cengeng!” gumam Ucup mengetahui Xue Xie sedang menangis, lalu dengan malas, ia berjalan menghampirinya.
Ucup berjongkok membelakanginya. “Ayo naik, aku gendong!” tawar Ucup dengan memaksakan senyum.
“Hiks, hiks. Aku tidak mau digendong …, aku maunya dipangku di depan,” rajuk Xue Xie, manja.
“Modus saja nih cewek,” kata Ucup dalam hati.
Dengan terpaksa Ucup mengangguk pelan lalu berdiri di hadapannya. Bibir Xue Xie melebar tersenyum, ia merasa berhasil dengan rencananya. Ia kemudian melingkarkan tangannya di leher Ucup dengan kedua kakinya mengapit pinggang Ucup.
Wajah Ucup memerah ketika sesuatu menekan monsternya. Kedua tangannya yang menahan pinggul Xue Xie sedikit diangkatnya hingga tubuh Xue Xie tidak langsung mengenai adik monsternya. Meskipun begitu, Ucup tidak benar-benar mengangkatnya.
“Ah, sial! Sekarang siapa yang mesum?” gerutu Ucup dalam hatinya.
Dengan posisi yang begitu erat, kedua kaki Ucup menjadi serba salah dalam melangkah. Setiap langkahnya memberikan ritme dari gesekan yang terjadi pada tubuh keduanya.
Xue Xie terbawa suasana merasakan monster Ucup yang membesar dan menekan miliknya. Kelopak matanya begitu sayu menatap sorot mata Ucup yang berusaha keras menahan naluri lelakinya yang terus mendesak.
Bulir-bulir keringat mengalir deras keluar dari pori-pori wajahnya. Tidak tahan dengan apa yang terjadi, Ucup membuat segel formasi di sekitarnya, namun sangat disayangkan, Ucup masih belum bisa membuat segel dari energinya. Tak mau ambil pusing, ia lalu memagut bibir ranum Xue Xie dengan begitu agresif.
Mendapat serangan yang begitu liar dari Ucup, Xue Xie membalasnya dengan mengimbangi ritme permainan lalu mendominasinya. Permainan pun dilanjutkan dengan berguling-guling di tanah.
Sejurus kemudian, Xue Xie berhasil mendominasi permainan. Ia kini berada di atas permainan dan langsung melancarkan aksinya. Ibarat seniman, Xue Xie begitu aktif melancarkan jurus pamungkasnya, menekan maju mundur monster di bawahnya.
Kain yang dipakai telah basah oleh peluh dari tubuh keduanya dalam permainan yang menguras energi namun sangat nikmat dirasakan. Ucup memejamkan matanya membiarkan apa yang terus dilakukan oleh Xue Xie yang mengendalikan permainan.
Desauan semakin membara dan napas yang terus memburu. Semakin lama intensitas permainan semakin liar dari keduanya, walaupun masih terhalangi kain yang sudah tidak karuan karena saling bergesekan.
Di tengah bisik-bisik dedaunan yang memenuhi seisi hutan, dua jiwa yang terbakar oleh nafsu tak terkendali bertemu dalam tarian hasrat. Di atas hamparan tanah, mereka menikmati kesenangan dalam rasa.
Seperti dua pena yang berdansa di atas kertas putih, tubuh keduanya berpadu dengan gerakan yang lembut dan penuh irama. Sentuhannya yang lembut dan bibir yang berbisik di telinga menciptakan melodi yang menggetarkan jiwa. Keduanya saling mengenali bahasa tubuh satu sama lain, seperti puisi yang tercipta dari kelembutan sentuhan.
Sang pemuda, sejuk seperti malam, mengeksplorasi dengan kelembutan seolah ia adalah seorang penyair yang menulis bait-bait keindahan di atas kulit indah sang gadis. Ia pun menggambarkan kata-kata tak terucap dalam setiap sentuhan lembutnya.
Sementara sang gadis, ia panas seperti api, melayangkan sentuhan di sepanjang tubuh pemudanya. Seolah ia adalah seorang seniman yang menciptakan lukisan yang memesona. Dalam gerakannya yang melambai, ia mengekspresikan keinginan yang tak terbatas, membebaskan dirinya dalam hasrat yang membara dan merengkuh kenikmatan yang tak terhalang.
Keduanya bagaikan seniman hebat yang saling mengisi satu sama lain, bermain dalam ritme yang padu dan menyatu dalam harmoni kehidupan yang menari-nari di udara.
Permainan terus berlanjut, mengisi ruang alam dengan energi yang berdenyut-denyut dan kenikmatan yang meluap-luap. Dua insan yang menciptakan karya seni yang hidup, melampaui batasan kata-kata dan menghadirkan sesuatu yang tak terlukiskan.
Sang gadis berkali-kali mencapai puncak surgawi, menciptakan combo hit-nya. Akan tetapi, hal itu berbeda dengan sang pemuda yang masih bertahan dengan sangat kuat hingga permainan pun usai dengan sendirinya. Sang pemuda pun membiarkan sang gadis terbaring lemah di atas tubuhnya.
“Sus bangun, Sus!” Ucup menepuk wajah Xue Xie yang terbaring tidur di atasnya.
“Hem, aku capek,” balas Xue Xie masih belum mau beranjak dari tubuh Ucup.
Ucup mendengus kesal melihat kemalasan si gadis. Namun karena tidak ingin terlalu lama berada di tengah hutan, Ucup memindahkan tubuh Xue Xie lalu memangkunya di atas pundak. Ia melanjutkan perjalanan menuju batas hutan di mana Bing Shi dan keluarganya menunggu.
Bing Shi dan keluarganya terbangun dari duduknya melihat Ucup dengan tubuh kotor memangku Xue Xie berjalan menghampirinya.
Nian Qing meraung pelan berbicara kepada ibunya Bei Bing mempertanyakan apa yang terjadi dengan Ucup dan Xue Xie.
Di sisi lainya, Bing Shi menggeram kepada istri dan anaknya untuk tidak membuat suara yang bising ketika berada di dekat Ucup.
Belum berhenti Ucup melangkah, tiba-tiba saja siluet cahaya melesak ke arahnya.
Duar!
Ucup dan Xue Xie terlempar jauh ke arah yang berbeda dan keduanya menabrak beberapa pohon hingga terjatuh dengan sangat keras. Ucup langsung bangkit berdiri mengamati sekitarnya. Alangkah terkejutnya Ucup, ia memperhatikan suasana di sekelilingnya begitu berbeda. Ia kini berada di tengah-tengah kobaran api yang menyala-nyala.
“Di mana aku?” Ucup mulai panik.
Tak lama kemudian, tampaklah sesosok makhluk raksasa bertubuh besar di depannya. Makhluk itu berdiri tegap dengan tinggi yang menjulang, tingginya mencapai sepuluh tombak. Kulitnya berwarna hitam pekat, menandakan kekuatan gelap yang membara dalam dirinya.
Matanya yang menyala dengan warna senada, memancarkan aura kematian dan kekuatan magis yang mengerikan. Tatapan tajamnya yang menusuk seperti ujung pedang, mampu menembus jiwa siapa pun yang berani menatapnya.
Gelombang kegelapan dan api hitam mengalir di sekeliling bilah pedangnya, menciptakan lingkarang mistis di sekelilingnya.
“Si-siapa kau?’ Ucup begitu gugup melihat sosoknya.
“Aku adalah kematian dan kegelapan,” sahut makhluk itu.
“Apa yang kauinginkan dariku? Mengapa kau membawaku ke sini?”
“Kematianmu ….”
Ucup mengerutkan kening. Baru saja ia memulai misinya, kini ia harus berhadapan dengan makhluk yang begitu mengerikan.
“Brother Xiao!” panggil Ucup.
Berkali-kali Ucup memanggilnya, namun tidak ada sahutan sekalipun. Ia melanjutkannya dengan memanggil Long An, namun sama saja, tidak ada sahutan yang terdengar. Ucup semakin panik dibuatnya.
Plak!
Ucup menampar wajahnya, namun rasa sakit begitu terasa di kulit wajahnya. Ia tersadar semua yang dihadapinya bukanlah mimpi.
“Mengapa kau harus membunuhku?” Ucup kembali bertanya.
“Kau tidak layak menjadi seorang penguasa di alam semesta ini,” jawab sang makhluk dengan tegas.
Ucup menyeringai dengan senyumannya yang sinis. “Aku tidak pernah menginginkan semua ini … silakan, bunuh saja! Dengan begitu, aku akan kembali ke duniaku.”
“Ha-ha, siapa yang menjamin dirimu bisa kembali? Kau akan terkurung selamanya di sini.”
Ucup merenungkannya, ia tahu, hanya dengan menyelesaikan misi, ia akan kembali ke dunianya.
“Baiklah, aku memahaminya. Sekarang katakan, apa yang harus aku lakukan untuk menjadikanku layak menjalankan misi?”
“Ha-ha, itu mudah, menangkan pertarungan ini!”
“Sialan, bagaimana aku bisa mengalahkannya?” keluh Ucup.
“Kau terlalu banyak berpikir. Matilah!”
Makhluk besar itu mengayunkan pedangnya secara diagonal ke tubuh si pemuda dengan begitu cepat, kuat, dan mematikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Ñůŕšý
Yang jelas penguasa alam semesta hanya Allah Yang maha kuasa.
2023-10-01
0
🍒⃞⃟🦅🥑⃟uyulᵂᴬᴸᴵᴰ𝐕⃝⃟🏴☠️
llu yg lyak siapa boosssss✌🏿🤘🏿
2023-09-19
0
վմղíα | HV💕
tahan Ucup jangan sampai monster ngamuk 🤭
2023-09-12
0