Malam hari di gang sempit tepatnya di perkampungan, kendaraan roda dua melaju sedang. Motor itu dikendarai pemuda memboncengkan wanita muda yang hatinya sedang terluka.
Besi berjalan itu berhenti ketika tiba di salah satu rumah lantai dua. "Dewi..." Sapa wanita yang tidak asing memeluknya sayang.
"Bu Ningrum... jika saya tinggal di rumah ibu apa tidak merepotkan?" Tanya Dewi tidak enak hati.
"Tentu tidak Nak, saya malah senang," Jawab Mak Ningrum, kemudian memperkenalkan pak Agus suaminya, Gayatri anak kandungnya, dan yang terakhir Jesi anak tiri Ningrum. Dewi disambut ramah oleh sang pemilik rumah luka hatinya sedikit terobati.
"Kamu tidur disini bersama Jesi ya Nak." Titah Ningrum, bersama Gayatri dan Jesinta, Dewi di tunjukkan kamar.
"Terimakasih Bu," Dewi meletakan tas di tempat tersebut, kemudian atas perintah Mak Ningrum, Dewi seorang diri menyusun pakaian di lemari. Sementara yang lain ke lantai bawah.
"Doakan Dewi Bu, semoga Dewi bisa bangkit." Gumam Dewi mencium foto kedua orang tuanya yang ia temukan di tas paling bawah.
Di atas tempat tidur, Dewi duduk memindai sekeliling, netranya menangkap bingkai foto yang di gantung di tembok.
Merasa familar dengan foto itu, ia segera turun dari ranjang mendekati bingkai tersebut. Ingin tahu lebih jelas, tangan putih itu melepas bingkai dari tembok meneliti seksama.
Matanya melebar kala tahu jika wanita yang memeluk pundak Jesi itu, wanita yang sudah menghancurkan hidupnya. Baru beberapa menit yang lalu tersenyum kini Dewi kembali menangis.
Ia bertanya-tanya dalam hati, mengapa wanita ini bisa sedekat ini dengan Jesi? Ada hubungan apa diantara mereka.
"Mbak Dewi, disuruh makan malam dulu," Panggil Simbok di luar kamar Dewi, karena pintu dalam keadaan terbuka.
Dewi segera menyusut air matanya, agar jejak tangisnya tidak tertangkap oleh Simbok. Melihat Dewi tidak baik-baik saja, Mbok Sri masuk ke dalam.
"Ada apa Nak?" Simbok duduk bertumpu lutut di samping Dewi.
"Mbok, dua wanita dalam foto ini apa ada hubungan kerabat?" Dewi menunjukkan foto pada Simbok.
"Oh, menurut cerita Jesi, wanita ini Ibu kandung Jesi, mantan istri Pak Agus. Ada masalah, Mbak?" Mbok Sri, menatap wajah Dewi. Gurat kekecewaan tampak nyata di mata Dewi. Mbok yang tidak tahu apa-apa kini bingung.
"Ayo Mbak Dewi, makan dulu." Simbok berusaha mengalihkan, lalu menggantung kembali bingkai, yang ia ambil dari tangan Dewi.
Dewi pun akhirnya menolak ajakan Simbok. Rasa laparnya seketika hilang. Kenapa harus Jesi yang menjadi anak Arinta. Orang yang akan tinggal satu rumah denganya. Bahkan akan tidur satu kamar.
"Ya sudah... Mbak Dewi istirahat saja, nanti saya antar makan malamnya ke kamar," Ujar Mbok Sri meninggalkan Dewi. Tidak lama kemudian Simbok kembali, tetapi tidak sendiri. Melainkan bersama Ningrum, Jesi, dan Ratri.
"Dewi, kamu kenapa tidak mau makan?" Tanya Mak Ningrum lembut, mengusap kepala Dewi. Dewi tidak menjawab matanya menatap Jesi berlinang air mata.
"Jesi! Karena Ibu kamu, masa depan aku pasti akan suram." Dewi tergugu. Ningrum menarik napas, ia segera mencerna ini masalah Dewi.
"Ibu kamu sudah menjual tubuhku kepada pria yang tidak bertanggung jawab. Rupanya Ibu kamu tidak berpikir jika hal ini menimpa kamu! Anaknya sendiri."
Dewi sebenarnya tidak tega mengucapkan kata-kata itu kepada Jesi yang tidak tahu apa-apa tentang ibunya. Tetapi, Dewi bingung akan melanjutkan hidupnya. Dewi sudah membayangkan akan mencoreng kedua orang tuanya, dijauhi Firman, dan dimusuhi masyarakat.
"Dewi, atas nama Ibu, aku minta maaf." Jesi pun menangis sejadi-jadinya. Memegang kedua telapak tangan Dewi di depanya. Namun Dewi bergeming.
"Dewi, saya mengerti perasaan kamu, dan merasakan kesedihan kamu Nak, tetapi tidak hanya kamu yang mengalami nasib seperti ini," Ningrum merangkul pundak Dewi.
"Saya juga menjadi korban seperti kamu Nak, tetapi Ibu tahu, bahwa Jesi tidak tahu apa-apa. Rasanya tidak adil jika kita menghakimi." Ningrum menggambarkan dirinya sendiri.
"Yang dikatakan Emak benar Wi, jika aku mau jahat. Bisa saja aku tidak menerima Jesi tinggal di rumah ini, mengingat apa yang sudah dilakukan Ibunya terhadap Mak aku. Tetapi kamu harus tahu Wi, Jesi bertemu dengan Ibunya akhir-akhir ini." Ratri menuturkan jika sejak bayi Jesi dan pak Agus ditinggalkan Arin begitu saja tanpa jejak dan tanpa kabar. Ketika pak Agus sudah sukses dan Jesi sudah temaja, Arin tiba-tiba datang merampas rumah pak Agus yang saat ini Arin jadikan tempat usaha haram.
Dewi pun akhirnya mengerti setelah mendapat penjelasan orang-orang terdekat Jesi. Dewi yang pemaaf pun akhirnya tinggal satu rumah dengan rukun dan sering tukar cerita.
*********
Hari berganti, Dewi tinggal bersama Ningrum dan melamar pekerjaan di perusahaan Daniswara papa Gayatri. Ia diterima walaupun hanya sebagai office Girls. Namun, Dewi senang menjalaninya. Ia bekerja dengan tekun pekerjaan apapun yang penting halal baginya.
Pukul 6 pagi saat kantor masih sepi, Dewi sudah berada di ruangan Ceo. Dengan lap basah ia sedang membersihkan meja inilah yang pertama kali Dewi kerjakan sebelum membersihkan ruangan yang lain.
"Selamat pagi Bu." Sapa Dewi mengangguk santun kepada siapa lagi jika bukan istri pemilik perusahaan Daniswara.
"Selamat pagi." Jawab Banuwati ramah, baru saja masuk bersama suaminya.
Begitulah suasana kantor Dewi bekerja. Keramahan atasannya membuat hati Dewi melupakan sejenak derita yang membuatnya hampir putus asa.
Selesai merapikan pekerjaan bersama teman-teman yang lain, Dewi ke pantri membuat teh manis untuk menambah tenaga.
"Dewi, ada yang mencari kamu," Kata Ines teman seprofesi.
"Siapa Nes?" Tanya Dewi meletakan gelas yang baru saja ia seruput sedikit.
"Ojol Wi, dia menunggu di kantin." Terang Ines.
"Ojol." Lirih Dewi, segara ke kantin mencari orang yang berpakaian ojol, di temani Ines.
"Bapak mencari Dewi, ini orangnya," Ines menunjuk Dewi di sebelahnya.
"Mbak Dewi, ini ada paket." Ojol menyerahkan kotak besar yang dibungkus rapi lengkap dengan pita di atas. Dewi mengamati kotak menyipitkan mata, siapa yang kirim kado ini. Apa mungkin Mas Firman? Tetapi selama dua tahun mengenal Firman. Firman tidak pernah romantis seperti ini.
Ditandangani ya Mak." Titah ojol mengejutkan Dewi. Dewi mengangguk, kemudian ambil pulpen dari tangan Ojol mencoret kertas yang diberikan pria paruh baya itu.
"Terimakasih Pak." Dewi mengembalikan pulpen dan uang 10 ribu.
"Sama-sama Mbak."
"Cieee... Cieee... yang dapat kiriman dari pacar," Goda Ines, saat mereka kembali ke pantri. Dewi hanya tersenyum. Ketika tiba di pantri untuk menghilangkan rasa penasaran Dewi membuka kado tersebut.
"Waah... keren Wi." Ines kagum, melihat boneka Beruang berwarna merah jambu bertuliskan. I love you.
"Bagus sih Nes, tetapi siapa pengirimnya ya," Dewi menimang boneka di depan dada seperti bayi.
"Pacar kamu kali Wi." Tebak Ines.
"Nggak tahu Nes, tetapi selama pacaran sama Mas Firman, aku baru sekali diberi hadiah ulang tahun, cincin yang aku pakai ini." Jujur Dewi menunjukkan cincin di jari.
"Siapapapun yang memberi hadiah ini, terima saja Wi, kalau kamu nggak mau buat aku saja." Goda Ines, tertawa.
Dewi menyimpan kado di ruangan Office Girls, kemudian melanjutkan bekerja.
Tiga bulan sudah, Dewi bekerja di tempat itu bahkan saat ini Jesi pun ikut berkerja bersamanya.
"Kamu mau berhenti kerja Wi?" Tanya Jesi saat ini mereka sedang makan siang di kantin.
"Iya Jes, aku mau pulang dulu" Jawab Dewi, menceritakan jika Firman kekasihnya yang sudah ia tinggalkan selama tiga bulan, mengajaknya menikah.
"Oh, selamat ya Wi, semoga kamu bahagia bersama suami kamu," Jesi tersenyum.
"Semoga ya Jes, tetapi aku ragu. Apakah Mas Firman akan menerima aku yang sudah tidak mempunyai mahkota lagi." Dewi menunduk sedih. Setibanya di kampung nanti, Dewi akan bercerita jujur tentang siapa dirinya kepada Firman.
"Jika Firman pria baik pasti akan menerima kamu apa adanya Wi. Toh, kamu tidak bersalah," Jesi menatap sendu wajah Dewi. Karena perbuatan Ibunya, Dewi mengalami luka hati yang berkepanjangan.
"Paket..." Saat sedang sedih mereka kedatangan ojol mengantar paket yang tidak pernah Dewi pesan. Selama tiga bulan Dewi sering menerima paket kado bermacam-macam jenis yang disukai wanita.
...~Bersambung~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Sharon
Pasti dr babang casanovamu wi😁
2024-08-14
0
Nur Hidayah
sebaiknya lngsung bilang di awal aja Wi, klo kamu udah nggak...
2023-07-08
0
mom mimu
dua 🌹🌹 mendarat...
2023-07-08
0