9

Sebanyak 1200 penonton memenuhi Ciputra Artpreneur Theater. Mereka termasuk tamu undangan yang duduk di barisan paling depan dan penonton umum di belakangnya. Tamu undangan merupakan para musisi luar biasa yang berkiprah di dunia musik selama belasan hingga puluhan tahun.

Jakarta Music Festival adalah ajang bergengsi tahunan yang berlangsung selama satu bulan penuh. Diadakan di beberapa tempat di Jakarta dan dimeriahkan oleh banyak artis tak hanya dari Indonesia tapi juga luar negeri.

Ajang tersebut sudah berlangsung seminggu. Hari pertama dibuka oleh penampilan band Indonesia dan solois. Dilanjutkan dengan kedatangan Petit Brabancon band Rock asal Jepang, Audrey Nuna, Lee Chan Won, Chaleeda hingga Aryaman Singh. Mereka berasal dari berbagai negara dan ikut memeriahkan acara tersebut.

Hari ini giliran para ballerina dan danseur dari tiga sekolah balet ternama Wonderful Academy, Renjana Dance Academy dan Btari School of Ballet untuk tampil di depan penonton.

Para ballerina dan danseur akan berkolaborasi dengan orkestra Wira Music di bawah bimbingan Kelana Radiaksa.

"Gila, penonton hari ini penuh banget!" Elea mengusap-usap lengannya, ia merinding ketika mengintip penonton di depan panggung.

"Jangan gugup." Faralyn menepuk pundak Elea untuk menenangkannya padahal ia sendiri juga tegang. Meskipun sudah berlatih tapi suasana panggung pasti terasa berbeda dan mereka bisa saja melakukan kesalahan.

"Papa kamu ada di kursi paling depan."

Faralyn menyentuh dadanya yang berdebar, kenapa juga papa nya duduk di kursi paling depan. Faralyn paling gugup tampil di depan orangtuanya sendiri.

"Jangan gugup." Giliran Elea menepuk pundak Faralyn. "Itu anak-anak dari Renjana Dance Academy." Elea melirik ballerina yang baru masuk ke backstage. Mereka adalah ballerina dari sekolah balet milik Faralyn. "Emangnya nggak apa-apa ya kalau kamu bersaing sama sekolah mu sendiri?"

"Bersaing?"

"Ya, Wonderful Academy punya kamu, mereka akan kalah karena kita punya bintang."

"Ini bukan persaingan tapi kita harus bekerjasama untuk membuktikan bahwa balet Indonesia nggak kalah sama luar negeri."

"Kak Faralyn!" Ballerina dari Renjana Dance Academy menyapa Faralyn seraya melangkah mendekat.

"Hai." Faralyn menjabat tangan mereka satu per satu. Ada 12 ballerina dan 1 danseur yang akan tampil hari itu, rata-rata dari mereka berusia 15 tahunan. "Gimana persiapannya?"

"Kami exited banget karena ada Kak Faralyn disini apalagi ini pertama kalinya kami tampil di event sebesar ini."

"Aku sempat lihat video latihan kalian dari Miss Mei, kalian sudah bagus kok." Puji Faralyn untuk menyemangati adik-adiknya.

"Terimakasih Kak." Balas mereka senang mendapat pujian dari Faralyn.

"Semangat ya!" Faralyn mengepalkan tangan memberi semangat pada anak-anak itu.

"Kak, kita boleh foto bareng nggak?" Tanya salah satu dari mereka. Meskipun belajar di sekolah balet milik Faralyn tapi kesempatan mereka bertemu Faralyn sangat kecil. Jadi mereka tidak mau menyia-nyiakan kesempatan berfoto dengan Faralyn.

"Boleh."

"Lyn, aku gabung sama yang lain dulu ya." Ujar Elea.

"Oke ntar aku susul." Sahut Faralyn.

Mereka mengatur posisi untuk berfoto bersama Faralyn. Dua pelatih dari Renjana Dance Academy juga ikut berfoto bersama.

Elea bergabung dengan teman-teman yang lain untuk memastikan semuanya sudah siap. Giselle akan ditampilkan pertama oleh ballerina dari Wonderful Academy sebelum Btari School of Ballet dan Renjana Dance Academy. Faralyn dan Eizlan akan tampil paling akhir sebagai penutup berkolaborasi dengan violinis asal Singapura Chloe Cua.

"Aku lupa bawa sepatu." Kalimat Aca membuat semua orang terkejut.

"Ya ampun Aca, kok bisa sih?" Riana melangkah mendekat pada Aca yang mengacak-acak tasnya.

"Ketinggalan di rumah." Wajah Aca berubah pucat, ia mengeluarkan semua isi tasnya tapi tidak ada sepatu miliknya.

"Ya udah buruan ambil." Hyona menyahut.

"Nggak bakal keburu, acaranya hampir dimulai, kita yang tampil pertama." Elea ikut memeriksa tas Aca.

"Aca, kenapa kamu bisa melupakan hal sepenting itu?" Jemima menatap Aca tajam, ia sudah mengingatkan semuanya di chat group agar memastikan barang-barang penting tidak ketinggalan.

"Maaf Miss." Aca menunduk, bibirnya gemetar menahan tangis.

"Gimana Miss, nggak mungkin kita ganti formasi." Riana mencoba mencari solusi.

"Aku mau tampil." Tegas Aca tidak mau menyerah, ia sudah latihan keras selama seminggu ini. Tidak mungkin ia gagal tampil di ajang besar seperti ini.

"Mau tampil tanpa sepatu, yang bener aja!"

Eizlan dan dua danseur lainnya hanya melihat keributan teman-temannya dari sudut ruangan.

"Ya sudah terpaksa kamu keluar dari formasi, hanya itu solusi yang bisa kita ambil sekarang." Jemima menghela napas berat.

"Tapi Miss," Aca memegang tangan Jemima dengan tatapan memohon, air mata sudah meleleh di pipinya. Ia harus tampil apapun yang terjadi. Apalagi Devara datang hari ini.

"Aku bawa sepatu cadangan, pakai punya aku aja, ukuran kaki kita sama kan." Faralyn datang membawa sepasang sepatu untuk Aca.

Eizlan terkejut melihat Faralyn begitu baik membantu Aca. Andai Faralyn tahu apa yang terjadi pasti ia tak akan berbaik hati membantu dan membiarkan Aca gagal tampil.

Aca tertegun melihat Faralyn memasangkan sepatu untuknya. Ia hendak mengucapkan terimakasih tapi kata itu tercekat di tenggorokannya karena terlalu terkejut. Ditambah beberapa hari ini mereka tidak saling bicara.

"Terimakasih ya Faralyn, kamu menyelamatkan kita semua." Jemima lega, mereka tidak perlu mengubah formasi berkat bantuan Faralyn.

"Sama-sama Miss." Faralyn tengah mengobrol dengan dua pelatih Renjana Dance Academy saat mendengar keributan dari arah ruang ganti teman-temannya. Faralyn memang selalu membawa sepatu cadangan saat hendak tampil belajar dari pengalamannya sebelum ini.

"Ayo kita berdoa dulu, sebentar lagi semuanya akan tampil pertama kecuali Faralyn dan Eizlan." Jemima merangkul anak-anak didiknya membentuk lingkaran berdoa bersama lalu bersorak untuk menambah semangat mereka.

Semua ballerina dan danseur bergegas ke atas panggung, tinggal Eizlan dan Faralyn di backstage.

"Kenapa kamu membantu Aca?"

"Pertanyaan macam apa itu, tentu aku harus membantunya." Faralyn melirik Eizlan dengan tatapan tajam khasnya.

"Bukannya dia selalu iri karena kamu sering dipilih Miss Jemima untuk pementasan?"

"Aku nggak peduli soal itu."

"Kamu baik banget."

"Aku cuma mau menjaga citra Wonderful Academy, kalau formasi nggak lengkap mungkin akan terlihat aneh di panggung dan pementasan kita nggak bisa disebut berhasil."

Eizlan geleng-geleng, di matanya Faralyn seperti malaikat tapi tidak memiliki sayap. Faralyn selalu membantu teman-teman yang kesulitan saat berlatih. Faralyn memang terlihat dingin di luar tapi ia memiliki hati yang hangat.

******

Tepuk tangan bergemuruh di Ciputra Artpreneur Theater ketika Faralyn dan Eizlan muncul di atas panggung dengan pakaian hitam-hitam. Sepasang angsa hitam siap memukau penonton.

Alunan violin mulai mengalun lembut, Faralyn bergerak anggun mengangkat tangan tinggi-tinggi dan berdiri dengan ujung kakinya. Eizlan memegang pinggang ramping Faralyn lalu keduanya mulai menari selaras, meliuk gemulai dengan indah.

Papa Faralyn yang duduk di deretan kursi paling depan enggan mengedipkan mata menatap bangga pada anak sulungnya di atas panggung.

Semua penonton terkagum termasuk para musisi senior bangga pada generasi muda yang mencintai kesenian.

Senyum Devara mengembang lebar, ia tak bisa sering melihat penampilan Faralyn. Namun ia berusaha mendapatkan tiket untuk melihat penampilan Faralyn dan Aca sekaligus. Satu kali dayung dua tiga pulau terlampaui meskipun Devara harus melihat Faralyn tampil dengan Eizlan lagi. Ada danseur lain tapi mereka sudah seperti dua sejoli yang tidak dapat terpisahkan di atas panggung.

Eizlan berlutut di hadapan Faralyn mengakhiri penampilan mereka. Tarian angsa yang luar biasa membuat seluruh penonton terhipnotis ditambah kolaborasi dengan violinis ternama Chloe Cua.

"Faralyn luar biasa!" Teriakan terdengar keras dari tengah-tengah pengunjung. Tampak Carel mengangkat tangan tinggi-tinggi seraya meneriakkan nama Faralyn.

Faralyn hampir tidak bisa menahan tawa melihat tingkah adiknya. Eizlan melihat Faralyn dan ikut tertawa. Mereka bergandengan tangan dan membungkuk ke arah penonton sebagai penutup pertunjukan malam itu.

"You did great!" Chloe menjabat tangan Faralyn dan Eizlan bergantian setelah mereka berada di backstage.

"Thank you so much, it is an honor to perform with you." Balas Faralyn.

Faralyn dan Eizlan bergabung dengan teman-teman lain yang juga sudah menunggu mereka.

"Gila, tepuk tangan penonton heboh banget buat kalian." Riana ikut bangga melihat penampilan Faralyn dan Eizlan.

"Beruntung Wonderful Academy punya kalian, terutama kamu Faralyn." Jemima memeluk Faralyn.

Semua orang yang tampil malam itu melakukan foto bersama setelah sukses mengakhiri acara dengan baik. Mereka adalah ballerina, danseur dan para musisi yang terlibat.

"Ajak Papa kamu sekalian, kapan lagi kita bisa foto bareng Pak Kelana." Hyona menyikut lengan Faralyn.

Sebenarnya Faralyn tidak mau mengajak papa nya berfoto tapi teman-temannya terus mendesaknya. Akhirnya Faralyn menghampiri Kelana yang sedang mengobrol dengan tamu undangan lain untuk mengajaknya foto bersama.

Mereka tersenyum lebar ke arah kamera, tak hanya Kelana, Faralyn juga mengajak ibunya dan Carel serta Devara yang sudah menyempatkan waktunya untuk hadir.

Tadinya Eizlan berdiri tepat di sebelah Faralyn tapi Devara tiba-tiba mengambil posisi di tengah-tengah mereka.

Senyum Eizlan seketika lenyap, ia benar-benar ingin menghajar Devara tanpa ampun. Ia muak dengan sikap Devara yang sok jadi pacar baik di depan Faralyn.

"Apa aku perlu memuji mu?" Devara menarik Faralyn menjauh dari yang lain setelah sesi foto-foto berakhir.

"Nggak perlu." Faralyn senang karena orang-orang yang dicintainya hadir malam ini.

"Aku bangga sama kamu Lyn." Devara memeluk Faralyn.

Tepat saat Devara dan Faralyn berpelukan, para wartawan datang dan memotret mereka sambil mengajukan pertanyaan.

Faralyn menutup wajahnya silau dengan kilatan blitz yang menerpanya.

"Akhirnya Faralyn mempublikasikan hubungan kalian, itu membuat heboh penggemar kamu."

"Saya rasa ini saatnya memberitahu semua orang." Faralyn sudah memikirkannya dengan matang sebelum mengumumkan hubungannya.

"Berapa lama kalian pacaran?"

Faralyn menoleh ke arah Devara.

"Bulan depan tepat satu tahun." Jawab Devara.

"Dia menghitungnya setiap hari." Faralyn menggenggam tangan Devara.

Dari kejauhan Aca menatap sinis pada Faralyn dan Devara yang dikerumuni wartawan. Ia menghentakkan kakinya kesal. Ia juga pacar Devara tapi semua orang hanya tahu jika Faralyn lah yang tengah menjalin hubungan dengan Devara.

Aca melepas sepatu dan melemparnya dengan kesal ke sembarang arah.

"Menyerah lah sebelum terlambat." Eizlan muncul dari belakang Aca.

"Apa maksudmu?" Aca tidak mengerti apa yang Eizlan bicarakan.

"Kamu akan kalah, kesalahan akan selalu kalah."

"Aku nggak ngerti kamu ngomong apa."

"Aku tahu sesuatu yang kamu sembunyikan dari semua orang." Eizlan berkata dengan nada tajam dan berlalu dari sana meninggalkan Aca yang hanya bisa terpaku di tempatnya.

Terpopuler

Comments

muna aprilia

muna aprilia

pengennya faralyn sama eizlan

2023-07-09

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!