6

Dingin menyergap ketika Eizlan melangkahkan kaki menuju area ice skating yang ramai oleh pengunjung lain. Eizlan sudah siap mengenakan jaket, sarung tangan dan sepatu khusus yang disediakan oleh pihak Mall. Tidak salah Eizlan memilih tempat ini untuk mendinginkan kepalanya. Semoga lantai beku ini juga bisa menyatukan kembali hatinya yang retak.

Mula-mula Eizlan bergerak perlahan, ia pernah bermain sepatu roda tapi ini jauh berbeda. Ia berpegangan pada pembatas dan meluncur tidak terlalu cepat.

Tidak mudah melupakan perasaan karena mereka bertemu setiap hari dan menghabiskan banyak waktu bersama. Eizlan bahkan sudah hafal betul setiap lekuk tubuh Faralyn begitu pun dengan aromanya.

Harusnya Eizlan tidak jatuh cinta, ia harus profesional dan menjadi pasangan Faralyn hanya di atas panggung. Jatuh memang selalu menyakitkan.

Salah satu alasan Eizlan bergabung dengan Wonderful Academy adalah Faralyn. Bagi Eizlan, Faralyn adalah sosok sempurna yang tidak hanya rupawan tapi juga ballerina luar biasa. Walaupun dingin tapi Faralyn merupakan senior yang baik, Eizlan belajar banyak dari Faralyn. Belajar lalu jatuh cinta karena sering bersama tidak ada dalam skenario Eizlan. Cinta datang tanpa aba-aba.

Eizlan meluncur semakin cepat melepaskan sesak dalam dadanya, tanpa terasa ia sudah sesenggukan. Pandangannya berkabut terhalang air mata.

Eizlan menyipitkan matanya ketika merasa melihat seseorang yang ia kenal berada tak jauh dari sana.

"Argh!" Eizlan tersungkur karena tidak tahu cara berhenti, ia baru belajar ice skating tapi sudah meluncur dengan cepat. Wajahnya menubruk lantai es yang keras. Eizlan mengerjapkan matanya beberapa kali, kini pandangannya lebih jelas. Mengabaikan perih di dahinya, Eizlan memastikan kembali sosok yang ia lihat baru saja.

Eizlan terkejut melihat Aca berada disitu, pantas saja ia tidak melihat gadis itu di studio hari ini. Rupanya Aca juga pergi bermain ice skating. Tidak-jika Aca sendirian mungkin Eizlan tidak akan terlalu terkejut. Bisa saja Aca lelah karena jadwal latihan yang semakin padat dan butuh istirahat. Yang mengejutkan adalah Aca terlihat bersama Devara-iya, Devara pacar Faralyn.

Aca menggelayut pada lengan Devara dengan manja, mereka tampak tertawa lepas dan bahagia. Eizlan mengucek matanya memastikan penglihatannya tidak salah. Tidak, matanya masih sangat normal. Itu memang Aca dan Devara. Tangan Eizlan mengepal kuat, beraninya Devara selingkuh dari Faralyn.

Ketika pandangan mereka hampir saja bertemu, Eizlan segera menunduk dan mencoba berdiri. Ia harus segera pergi dari sini sebelum Aca menyadari keberadaannya.

Seseorang mengulurkan tangan pada Eizlan, tanpa menunggu lama Eizlan segera menerima uluran tangan tersebut dan berdiri.

"Terimakasih, saya baru belajar ice skating jadi-"

"Kak Eizlan ya?"

Eizlan yang tengah mengusap jaketnya spontan berhenti mendengar namanya disebutkan.

"Kamu adiknya Faralyn?" Eizlan mengenali wajah adik Faralyn karena mereka pernah bertemu sebelumnya. Keluarga Faralyn pernah datang ke pementasan Faralyn dan Eizlan.

"Iya." Carel tersenyum lebar, ia senang bertemu Eizlan disini. Ia sudah lama ingin meminta tandatangan Eizlan, sebelumnya ia tak pernah punya kesempatan untuk memintanya. Sebenarnya Carel bisa saja meminta tandatangan Eizlan melalui Faralyn tapi rasanya berbeda jika ia memintanya secara langsung.

"Kamu sendirian?" Tanya Eizlan, bisa saja adik Faralyn pergi dengan Devara. Eizlan mencoba berpikir positif meskipun jelas-jelas ia melihat Devara dan Aca bermesraan.

"Iya, aku boleh minta tandatangan nggak?"

Eizlan mengerutkan kening, kenapa Carel meminta tandatangannya padahal Faralyn jauh lebih populer dibandingkan dirinya.

"Kamu minta tandatangan ku?"

"Iya, aku penggemar Kak Eizlan, Kakak luar biasa di atas panggung."

Eizlan tertawa, "Kakak mu jauh lebih hebat."

"Aku tahu tapi nggak heran kalau Kak Fara hebat, dia selalu latihan berjam-jam setiap hari sampai lupa waktu tapi Kak Eizlan juga bagus banget."

"Kamu udah makan siang belum, mau makan bareng nggak?"

"Boleh-boleh." Carel senang jika ia memiliki kesempatan makan bersama Eizlan.

Eizlan segera mengajak Carel keluar dari area ice skating sebelum adik Faralyn itu melihat Devara dan Aca disini.

Mereka pergi menuju ruang ganti melepas sepatu, sarung tangan dan jaket. Eizlan menduga Carel tidak melihat Devara disini karena area ice skating tersebut luas. Bagaimana jadinya jika Carel melihat Devara bersama gadis lain, Faralyn akan sakit hati.

Mereka memutuskan makan beef bowl di Yoshinoya. Carel menceritakan bahwa banyak teman-temannya yang berusaha mendapatkan tiket pementasan Eizlan tapi selalu kalah cepat oleh orang-orang dewasa.

"Aku nggak tahu soal itu, terimakasih sudah menceritakannya." Eizlan senang mengenal Carel yang ceria sangat berbeda dengan Faralyn.

"Boleh minta foto juga nggak?" Tanya Carel penuh harap.

"Tentu saja, nanti kita foto bareng setelah makan, aku yang traktir."

"Jangan, aku aja yang traktir."

"Aku yang harus traktir."

Carel mencari meja di sudut ruangan, ia terbiasa melakukan itu saat makan dengan Faralyn. Mereka memesan dua Beef Bowl dan Honey Lemon Tea.

"Kenapa kamu bisa sampai disini, ini jauh dari tempat tinggal mu."

"Ini satu-satunya ice skating yang paling dekat dari rumah, aku diantar supir kok."

"Kamu suka main ice skating?"

"Lumayan, aku suka mencoba hal baru, ngomong-ngomong dahi Kak Eizlan memar itu."

"Nggak apa-apa, memar dikit." Dibanding perih di dahinya, amarah dan sakit hati dalam diri Eizlan jauh lebih besar.

"Nanti aku rekomendasikan pelatih ice skating yang aku kenal."

"Makasih ya, aku juga mau coba ice skating dance."

"Kakak pasti bisa, aku yakin."

Mereka menikmati semangkuk nasi dan potongan daging sapi berbumbu yang lezat.

"Habis ini mau kemana lagi?"

"Langsung pulang, aku cuma mau main ice skating aja, kemarin juga udah belanja sama Kak Fara."

Eizlan lega mendengarnya, ia khawatir Carel memergoki Devara dan Aca.

Sebelum pulang Carel tidak lupa meminta Eizlan menandatangi topinya dan mereka berfoto bersama. Teman-temannya di sekolah pasti iri melihat foto tersebut.

"Brengsek si Dev, dia ngasih Faralyn hadiah cuma untuk menutupi kesalahannya." Eizlan melihat ke area ice skating di bawah sana. Ia kembali demi memastikan bahwa mereka memang Devara dan Aca. "Mereka sama-sama brengsek." Desisnya. Aca juga sudah tahu jika Faralyn adalah pacar Devara tapi ia tetap tidak malu bermesraan dengan Devara.

Tidak ada yang bisa dipercayai di dunia ini, kadang luka paling menyakitkan justru berasal dari orang-orang terdekat.

Sesaat sebelum Eizlan membalikkan badan dan berlalu dari sana, Devara tampak menengadah melihat sosok Eizlan.

"Dev, makasih ya buat waktumu hari ini."

"Aku yang harus berterimakasih karena kamu bela-belain bolos latihan supaya kita bisa jalan, kamu tahu Faralyn nggak akan pernah lakuin itu."

Aca tersenyum lebar memeluk Devara.

"Tapi bukannya sekarang harusnya kamu temenin Faralyn pemotretan?"

"Prioritas ku adalah kamu."

Senyum Aca semakin lebar, ia mengeratkan pelukannya pada Devara. Setelah ini mereka berencana pergi ke toko perhiasan. Aca iri karena Faralyn mendapat hadiah cincin mewah jadi ia meminta Devara membelikannya juga.

Aca

Terpopuler

Comments

muna aprilia

muna aprilia

ini ceita anaknya kelana sama renjani
suka banget.

2023-07-05

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!