Chap. 12

Bab. 12

"Hust! Jangan berisik! Jangan berisik!" ucap Gibran dengan nada lirih namun penuh penekanan.

Tangan pria itu segera membungkam mulut Irham yang akan menegur gadis di hadapan mereka saat ini. Gadis yang sedang sibuk dengan masakannya.

"Yang berisik itu lo." balas Irham dengan suara lirih juga.

"Udah, nanti aja debat nya. Liat tuan muda lo tuh!" tunjuk Gibran yang mengarah pada Naka.

Irham pun menoleh ke arah Naka. Kepala pria itu menggeleng setelahnya.

"Bisa-bisanya dia malah mendekati cewek itu dengan santai nya," gumam Irham lalu menunduk. Menatap sesuatu di bawah sana. "Padahal milik gue udah on, Ngab!"

Plak!

"Bukan lo aja!" timpal Gibran. "Belalai gue pingin nyosor tuh cewek. Gila! Aslinya cantik banget ternyata." puji Gibran yang juga baru pertama ini melihat Gina secara langsung tanpa ada topeng yang menutupi wajah gadis itu. Di tambah lagi lekukan tubuh juga sembulan di dadanya itu ... argh! "Pingin banget nyeret dia ke kamar, Ir. Gue pingin pipis. Pingin pipis!" jerit Gibran tertahan. Karena Irham langsung membungkam mulut Gibran.

"Cari tempat pipis yang lain. Noh, bos lo udah mulai terkejut palingan," ujar Irham melihat Naka mendekati Gina.

"Dih, dih! Bilangnya impoten, enggak ngefek, enggak bangun. Tapi bos lo kok deket-deket gitu, Ir, monyongnya?" protes Gibran yabg ingin sekali mendekat ke adah mereka, namun ditahan oleh Irham.

"Hust! Diem! Bukannya ini yang kita tunggu? Biar kalau dia ada kesibukan hangatin ceweknya, kita juga bisa pacaran sepuasnya ntar. Nggak melulu ditelponin mulu suruh temenin dia minum," cegah Irham yang ada benarnya juga.

"Nasib rakyat jelata, mau pacaran aja susah, Ngab. Sampe gue ditinggalin gebetan gue. Mana belum ciuman, lagi. Rugi bener gue udah bikinin dia tas dari kulitnya kadal milik kakek gue," keluh Gibran dengan wajah mengsedih.

Plak!

"Kakek lo punyanya buaya!" ralat Irham yang lama-lama ingin sekali melempar temannya yang satu ini ke kolam buaya milik kakeknya sendiri.

Sedangkan Gibran menyengir. Lalu kembali menatap ke arah dua orang yang sedang berdiri beberapa meter darinya.

Mereka pun menghentikan kekonyolan mereka dan diam serta menyimak apa yang akan dilakukan oleh tuan muda serta bos mereka. Meskipun Gibran sendiri calon direktur tunggal, namun tetap saja perusahaan keluarganya itu masih dikepalai oleh pengawasan dari Kamajaya Company. Itu artinya dalam pengawasan Naka.

Naka melangkah maju dan semakin mendekati Gina yang masih belum sadar akan kehadiran dirinya dan para teman-temannya di belakang sana.

Naka berdiri tepat di belakang Gina tanpa suara. Gadis itu masih mengulek sambal dengan mulut dan badannya yang tidak mau berhenti. Bergoyang dan berdendang, tampaknya sebuah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

"Bikin apa?" tanya Naka tanpa menyapa terlebih dulu.

"Hargh!"

Membuat Gina terjingkat kaget ketika menoleh ke belakang dan hampir saja oleng ke samping. Beruntung dengan sigap tangan gadis itu meraih kemeja yang dikenakan oleh Naka. Bahkan ulekan yang Gina pegang pun juga menempel di sana.

"Astaga, Pak Pres!" pekik Gina ketika mengetahui yang berdiri di belakangnya ialah Naka. "Bisa nggak sih jangan kagetin aku. Ntar kalau aku melayang, gimana? Mau tambahin uangnya?" omel gadis itu yang tak kunjung melepas tangannya dari kemeja Naka.

Tentu saja Gina tidak menyiakan kesempatan yang datang. Dengan liciknya gadis itu justru menaruh kepalanya di dada Naka. Membuat Naka merentangkan tangan, demi bisa jauh-jauh dari tubuh Gina dan tidak menyentuh gadis itu.

Meski sedikit merendahkan harga dirinya, Gina tetap memeluk Naka serta berpura-pura masih terkejut. Lalu gadis itu membenarkan posisi kepalanya dan tanpa sengaja melihat dua pria yang berdiri tidak jauh dari posisinya dan Naka sekarang.

Gina sangat malu sekali di kala akalannya itu ketahuan oleh orang lain. Namun, di saat ia akan menarik diri, dua orang yang berdiri tak jauh dari dirinya dan Naka malah tampak mencegahnya. Irham membentuk lingkaran dari jari telunjuk serta ibu jarinya, sedangkan Gibran membentuk sebuah simbol love dari kedua jari tersebut. Sehingga membuat Gina meringis kikuk.

'Lanjut aja, Gi. Lo udah ketahuan kayak cewek modus sama mereka. Resapi saja sudah.' Gina menggerutui dirinya sendiri di dalam hati.

"Bikin apa?" tanya Naka memecah kegaduhan yang ada di pikiran Gina.

Dengan gerakan lamban, Gina mengangkat kepalanya seraya tersenyum ke arah Naka tanpa berniat melepas tangannya. Malah gadis itu semakin mengeratkan pelukannya. Bisa dipastikan kemeja yang dipakai Naka penuh dengan sambal di bagian belakang.

"Sambal terasi," jawab Gina sambil cengengesan.

Sedangkan Naka menggerakkan badannya agar Gina segera minggir dari tubuhnya. Akan tetapi gadis itu justru semakin memeluknya dengan erat.

"Lepas!"

Cepat-cepat Gina menggelengkan kepala. Menolak serta menampilkan raut memohon kepada Naka.

Naka menghela napas kasar. Sedang ia dengar dua temannya itu justru cekikikan di tempat mereka. Mereka seolah senang sekali melihat dirinya ditempeli Gina yang seperti bayi koala.

"Aku mau mandi. Bajuku terkena sambalmu," ujar Naka dengan wajah datar.

"Nggak mau," balas Gina masih menampilkan wajah memohon nya.

Dengan segala rasa sabar yang masih Naka punya, pris itu mencoba untuk merenggangkan tangan Gina yang melingkar di pinggangnya. Namun tetap saja, Gina tidak malu melepasnya dan malah semakin menempelkan tubuhnya pada dirinya.

"Nggak mau lepas," rengek Gina, kali ini bernada manja.

Dua teman laknat Naka pun berusaha keras menahan agar tidak tertawa melihat bos mereka yang seolah tertekan. Untuk kali pertamanya mereka melihat Naka tidak berkutik seperti ini.

"Regina!" tekan Naka menatap serius ke arah Gina. Sedangkan yang ditatap masih tidak mau menurut dan malah menyembunyikan wajahnya di dada Naka.

"Mereka siapa?" tanya Gina dengan suara lirih.

Naka menunduk, melihat Gina yang sedang memeluknya dengan begitu erat tanpa ada spasi sedikit saja.

"Haruskah aku berpura-pura jadi kekasihmu malam ini?" tawar Gina sambil mengangkat wajahnya dan menatap Naka dengan senyum yang begitu manis. Itu jika di pandangan mata laki-laki normal. Kalau Naka? Hanya dia dan Tuhan yang tau.

Terpopuler

Comments

hartatik hartatik

hartatik hartatik

masa beneran ga bangun tu...

2023-08-29

0

Wati_esha

Wati_esha

Regina mengerti kode dari Gibran & Irham. Naka sudah on kah?

2023-07-31

0

Susi Sidi

Susi Sidi

kalo cowok normal langsung di sosor.. lah ini namanya juga naka impoten.. makin penasaran nih.. kelanjutannya..

2023-07-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!