Chap. 7

Bab. 7

Setelah ganti baju dan keluar lewat pintu rahasia, Gina mempercepat langkahnya agar menjauh dari tempat kerjanya barusan. Ia tidak ingin kalau sampai ada yang mempergoki dirinya habis.keluar dari sana. Di tambah lagi saat ini Gina tidak mengenakan topeng. Hanya masker yang menutupi sebagian wajahnya. Bajunya pun sudah terbilang sangat sopan.

"Huft! Untung nggak ada yang sadar," gumam Gina.

Pulang sendirian tanpa ditemani Tania memang sedikit mengerikan. Karena gadis itu sedang memiliki urusannya sendiri. Sehingga malam ini tidak bisa mengawal Gina. Gina juga menolak ketika Sandi tadi menawarkan orang untuk menemaninya pulang.

Dsn ketika Gina sampai di persimpangan jalan menuju halte, serta suasananya terbilang sepi dari sebelumnya, gadis itu merasa ada yang mengikuti dirinya.

"Kok nggak enak begini ya perasaan gue," gumamnya menghentikan langkah sejenak, menoleh ke arah sekitar. Melihat apakah perasaannya itu benar atau tidak.

Namun, ketika tidak mendapati apapun dan tidak ada seseorang yang mengikuti dirinya, Gina melanjutkan langkahnya lagi. Berhadap ini hanya perasaannya saja karena mungkin sedang banyak pikiran. Ya. Gina mendoktrin pikirannya seperti itu agar lebih tenang.

Bum juga mereda debaran di dadanya, Gina dibuat terkejut oleh sepasang tangan yang menarik tangan serta langsung menutupi mulutnya. Terlebih lagi ketika tubuhnya menabrak sesuatu dan tangan itu memeluk erat pinggangnya.

Ketika Gina ingin menyikut orang yang ada di belakangnya, orang itu lebih dulu bersuara.

"Pilih tawaran dariku atau tawaran dari dia?" tanya orang itu sambil menunjuk ke arah depan mereka dengan dagunya.

Gina yang sempat menoleh ke belakang dan mengenali orang yang tengah membekap dirinya itu pun akhirnya menurut. Menatap ke arah yang dimaksud pria di belakangnya ini.

Mata Gina membulat di saat melihat sosok pria yang menawar dirinya tadi kini berdiri tidak jauh dari tempatnya saat ini. Hanya saja sekarang ini Gina sedikit bersembunyi.

"Sial! Cepat banget larinya!" umpat pria yang menawar Guna malam ini.

Pria itu terlihat sangat kesal karena kehilangan jejak wanita yang dia duga sebagai penari di club tadi.

"Mungkin bukan dia, Jeff," ucap teman nya yang juga ikut mencari keberadaan terduga penari tadi.

Napas mereka sama-sama terengah. Habis berlari dan langsung sembunyi ketika wanita terduga penari di club tadi menoleh ke belakang. Lalu lari lagi di saat jarak mereka terlalu jauh.

"Lo sih, lamban banget jalannya!" ucap pria yabg begitu kurang ajar tadi kepada temannya.

"Lah, kok gue yang disalahain! Tau gitu ogah banget bantuin lo cari dia!" protes temannya.

"Terus lo cuma mau nyicip dia doang, gitu?" sahut pria yang bernama Jeffry.

Percakapan mereka semakin membuat tubuh Gina gemetar. Tidak menyangka jika tadi dirinya hampir saja jatuh ke dalam perangkap dan akan digilir oleh mereka, kalau sampai dirinya menerima tawaran Jeffry.

Meskipun tidak menutup kemungkin hal ini biasa terjadi di dunia malam seperti yang dijalani oleh Gina selama ini. Akan tetapi Gina tidak menyangka kalau dirinya sendiri yang akan mengalaminya. Ralat, hampir mengalaminya.

Gina membalikkan badan ketika dua pria laknat itu menghadap ke arah mereka saat ini. Gadis itu melingkarkan tangannya ke pinggang pria yang ada di hadapannya saat ini.

"Mau. Aku mau menerima tawaran darimu," ucap Gina dengan suara gemetar dan lirih.

Dan ketika dua pria itu melangkah semakin mendekat ke arah Naka dan Gina, Naka memutar tubuhnya dan menghimpit tubhb Gina di dinding yang ada di belakang tubuh Gina saat ini. Dengan cepat pria itu sedikit membungkuk dan mendukung tubuh Gina di sana. Sehingga gadis itu tidak terlihat oleh dua orang yang sedang mengejar Gina saat ini.

"Haish! Mau ditanya malah berbuat mesum dipinggir jalan!" cibir Jeffry ketika melihat seorang pria yang seperti tengah berciuman dengan seseorang tidak jauh dari tempat mereka sekarang.

"Udahlah, Jeff. Cabur aja. Besok lagi kita kesini. Lo pepet lagi dah si Gina. Kalau ditawar makai uang nggak mau, langsung eksekusi aja. Ntar kalah udah rasain kehebatan colab dari kita, juga bakalan dia yang pingin nambah," ujar Bisma seenaknya sendiri.

Kemudian mereka pun meninggalkan tempat itu. Membuat Naka segera menjauhkan diri dari Gina yang terlihat diam saja.

Tentu saja ia mendengar rencana yang dibahas oleh dua pria tadi. Naka menatap mereka yang mulai menjauh, laluenatap kembali ke arah Gina.

"Udah pergi," ujar Naka. Berpikir kalau Gina masih takut dengan dua orang tadi.

"Kenapa kamu nolongin aku?" tanya Gina tanpa menatap ke arah Naka.

"Karena aku butuh bantuanmu," balasnya singkat.

"Why me?"

Kali ini Gina mengangkat wajahnya ke atas. Menatap pria yang lebih tinggi darinya.

Naka merasa tatapan Gina saat ini berbeda. Gadis di hadapannya ini tidak bersikap sok berani seperti biasanya. Ada pancaran sendu dari tatapan mata indah itu.

"Karena kamu terlanjur mengetahui rahasiaku. Dan aku, tidak akan pernah melepas orang yang mengetahui rahasiaku sebelum benar-benar rahasia itu tidak terbukti sedikit pun," jawab Naka yang entah tidak bisa melepas gadis penari ini begitu saja. Terlebih lagi tidak banyak orang yang mengetahui dirinya seorang impoten.

Terpopuler

Comments

mamae zaedan

mamae zaedan

aq juga udah tau rahasiamu bang naka,,, gk coba nawarin ke aku juga🤭🤭🤭😌🙏

2023-10-01

1

herka ratri

herka ratri

awalnya kepepet karena butuh duwit,akhirnya..kepepet cinta...eaa..eaa..🤣🤣🤣

2023-08-01

1

Wati_esha

Wati_esha

Naka kok bisa muncul disana juga? Kemana Tania?

2023-07-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!