Chap. 5

Bab. 5

"Enggak," jawab Naka memudarkan harapan dari Irham.

Atasannya yang menderita sebuah kelainan pada salah satu kesehatan dan juga asetnya, tetapi dirinya dan Gibran lah yang selama ini direpotkan oleh atasan sekaligus sahabatnya sedari SMA.

Sangking gemasnya Irham kepada Naka, pria itu sampai duduk di kursi depan meja kerja Naka dan mengabaikan beberapa dokumen yang saat ini berserakan di lantai.

Duduk dan menghadap ke arah Naka juga menatap secara serius. Melipat tangannya di atas meja.

"Lo serius nggak ada sebuah keinginan yang mendorong hati berdebar gitu, pas lihat dia?" tampaknya Irham harus menyiapkan stok sabar yang lebih lebih.

Naka melepas kacamata yang bertengger di pangkal hidung mancung nya tersebut lalu mengalihkan pandangannya ke arah jendela. Menatap kosong pemandangan yang ada di sana.

"Sama sekali enggak. Yang ada malah kasihan," balas Naka tanpa melihat ke arah Irham.

Perkataan Naka barusan membuat Irham menaikkan alisnya. Menatap menelisik ke arah Naka.

"Lo udah jatuh hati pada cewek itu?' tebak Irham sedikit terkejut dengan kesimpulannya sendiri.

Plak!

"Kalau nebak itu yang logis!" semprot Naka. "Kalau gue udah punya rasa suka, untuk apa gue tawar dia dengan harga yang mahal. Mending langsung buntingin! Cepet. Akurat. Kelar urusan gue. Nggak pake ribet kayak gini!" imbuhnya lagi menatap sinis ke arah Irham.

Irham sendiri mengangguk sambil tertawa. "Iya juga sih, ya. Terus, kenapa nggak lo lakuin aja semalam? Katanya lo berhasil bawa dia kabur?"

Dari berita yang beredar, gadis penari itu sangat susah sekali didekati. Bahkan tidak banyak dari mereka yang tahu wajah aslinya. Namun, jika memakai kekuatan uang, tentu lain cerita. Apapun bisa diungkap dalam hitungan detik. Oleh sebab itulah Irham bisa mendapatkan segala informasi mengenai gadis bernama Gina tersebut.

Naka berdiri, memilih keluar dari ruangannya dan meninggalkan Irham dengan segala praduga serta tebakan yang jelas memenuhi benak asistennya itu.

Lagian, mana mungkin Naka bercerita mengenai kejadian semalam dengan gadis yang ternyata begitu barbar dan sangat menyebalkan.

Naka memasang wajah datar, dingin, dan tak tersentuh ketika melewati koridor yang mengarah ke arah pantry. Bahkan sapaan dari beberapa karyawannya saja tidak Naka hiruakan. Meliriknya saja seolah sebuah kesalahan fatal yang pria itu buat. Memang benar-benar definisi balok kayu berjalan.

***

"Iya, iya, sebentar, ya. Gantian dulu. Kamu kerjakan aja yang bisa dulu. Nanti sisanya yang nggak ngerti, biar Kak Gina bantu," ujar Gina kepada salah satu anak murid lesnya.

Jika sedang bersama anak SD seperti ini, Gina terlihat lebih sibuk dan sedikit agak ribet. Karena mereka banyak yang menanyakan sesuatu yang tidak mereka pahami.

"Kak Gina, yang ini gimana?" tanya salah satu dari mereka.

"Oh, ini harus dikalikan dulu yang di dalam kurung, baru nanti ditambah terus dibagi sama yang ini," jelas Gina menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh mereka.

Tentu, gadis itu terlihat lebih kalem dibanding dengan sikap aslinya. Kalau seperti ini, terlihat seperti seorang perempuan sungguhan. Bukan lagi jadi-jadian seperti semalam yang langsung ngerog pada saat diculik oleh pria gila menurutnya.

Gina mendesah panjang di saat jam mengajarnya sudah usai. Akhirnya dia bisa sedikit bernapas lega, karena setidaknya Gina bisa beristirahat sebentar sebelum melanjutkan di tempat berikutnya.

Keseharian Gina memang seribet ini. Pagi harinya dia mengajar les anak SD jika musim liburan seperti sekarang. Lalu setelah jam makan siang, Gina langsung disibukkan dengan mengajar anak SMP hingga sore menjelang. Lalu malamnya seperti biasa, berada di club dan memamerkan lekuk indah tubuhnya.

Benar-benar sangat sempurna, bukan? Rutinitas yang Gina jalani. Pagi dan siangnya dia berusaha untuk mencerdaskan anak bangsa. Akan tetapi malamnya justru menghancurkan anak bangsa yang lainnya.

"Huh! Mengangumkan sekali hidup lo, Gi. Gue sendiri sampai nggak bisa berpikir jernih di dekat lo," celetuk Tania yang menemani Gina makan siang hari ini.

Tania buru-buru datang di sebuah tempat makan yang ada di sebelah IndoApril dekat tempat Gina mengajar setelah ini, setelah Gina mengirim pesan kepadanya.

"Apanya?" tanya Gina yang tidak paham dengan ucapan Tania barusan.

"Lo siangnya begini, malamnya begitu. Benar benar sesuatu buanget!" jelas Tania.

Gina menatapnya sebentar lalu segera paham dengan maksud sahabatnya ini.

"Ya gimana lagi, Tan. Kerjaan yang mudah dan cepet dapat duit kan kayak gitu. Nggak perlu kena paparan matahari langsung, kan? Ya udahlah, mumpung gue juga punya modalnya, hayuk aja. Jangan kebanyakan ngeluh. Lo belum pernah alami apa yang gue alami," ujar Gina terlihat kelewat santai menurut Kania.

Tania menggelengkan kepala dengan pola pikir Gina. Tidak ada duanya memang temannya yang satu ini. Dibilang gila, tapi masih bisa berpikir normal. Dibilang normal juga tindakannya melampaui orang yang hilang kewarasan.

"Terus kenapa lo tolak tawaran semalam?" tanya Tania mengenai cerita Gina tadi pagi. Karena tadi pagi Tania sibuk mengurus dan menyiapkan segala sesuatu untuk suaminya, makanya Tania memutus cerita Gina dan sekarang ingin memperjelasnya lagi. "Bukanya semalam udah dibungkus? Di anuin langsung nggak?" Tania menaikkan alisnya seraya tersenyum jahil ke arah Gina. Menggoda gadis yang sejatinya tidak mempunyai pengalaman perihal lawan jenis.

Percaya atau tidak, tetapi gadis sesempurna seperti seorang Regina Shivania Aresti ini belum pernah berpacaran. Jadi jangan sesekali membahas perihal asmara dengan gadis seksi ini. Karena dia bakalan ngereog.

Plak!

Susah dibilang, kan? Jangan sesekali bahas asmara. Begini kan akibatnya, seperti apa yang di alami oleh Tania. Digeplak tanpa dikasih kode terlebih dulu.

"Lo tuh bisa dipilah dulu nggak pertanyaannya?" protes Gina. "Herman deh, gue! Mentang-mentang kalau malem.jadi jablay, nanyanya gitu amat." lanjut Gina dengan wajah cemberut.

Tania tersenyum lalu mengusap lengan Gina.

"Iya deh, iya. Mangap," ujarnya. "Coba, cerita ke gue. Kenapa lo tolak itu tawaran? Kalau gue yang ditawari sih, udah gue iyain. Mayan loh dua miliyar, Gi! Bisa beli rumah di sini lo. Nggak perlu pulang ntar kalau pas libur panjang," kompor Tania.

Gina yang baru selesai menyantap semua makanannya, gadis iru mengelap lip tint yang sedikit bergeser ke sudut bibirnya. Lalu menghapus semua dan bersiap memakai yang baru.

"Dia punya penyakit kelam1n. Aneh banget pokoknya. Katanya nggak bisa bangun. Nggak ada napsu. Pas sengaja gue buka kancing baju gue dan kasih liat ini gue sebagian, gue malah kena tabok," cerita Gina. Terlihat sekali raut kekesalan di wajah gadis itu. Sedangkan Tania mencoba untuk menawan tawanya.

"Terus?"

"Ya gue tendang lah dia! Enak aja main tabok-tabok aset gue. Ntar kalau kempes, gimana betulinnya lagi coba. Alami loh ini gue, Tan." ujarnya lagi seraya menggoyangkan sedikit aset yang Gina maksud.

Tania mengangguk. "Percaya gue ... percaya. Karena dia kasar, makanya lo tolak?" tebak Tania kemudian.

Gina menggelengkan kepala. Membuat Tania semakin bingung.

"Hah?"

"Gue nggak tau cara nyembuhinnya. Kalau udah liat penampilan gue kayak semalam tetap nggak mempan, ya udah. Nggak ada jalan, kan? Kalau semisal gue terima dan dia tetep nggak ada napsu sama perempuan, yang ada ntar gue digantung sama dia. Dikiranya penipuan. Ogah gue. Ribet amat hidupnya. Gue anak akutansi, bukan anak kesehatan," jelas Gina. Lalu gadis itu memukul lengan Tania, sampai-sampai membuat Tania kaget. "Yang anak kesehatan kan lo, Tan! Lo aja gih!"

Petak!

"Otak lo diencerin dulu sana! Kalau gue yang maju, bisa-bisa gue digorok sama Mas Sandi."

Gina terkekeh melihat Tania yang kesal seperti ini.

"Gue saranin, mending lo datang ke ahli psikolog. Tanyain ke ahlinya dan gimana cara memancing rasa ingin pada seseorang. Karena penyakit seperti itu bukan dari lahir. Pasti ada penyebabnya," saran Tania yang seolah membuka jalan bagi Gina untuk bisa mendapatkan uang yang sempat melayang semalam.

Terpopuler

Comments

Rose Reea

Rose Reea

buntingin gimana gabisa bangun 😌

2024-03-09

0

🍌ᴿᵈᗩGEᑎᑕY🍀︎Uʅαɳ RҽɱႦυʅαɳ

🍌ᴿᵈᗩGEᑎᑕY🍀︎Uʅαɳ RҽɱႦυʅαɳ

aih dasar Naka 🤣🤣 ya pantes aja di tolak gina main tabok aja sih 🤣🤣

2023-08-24

1

🍌ᴿᵈᗩGEᑎᑕY🍀︎Uʅαɳ RҽɱႦυʅαɳ

🍌ᴿᵈᗩGEᑎᑕY🍀︎Uʅαɳ RҽɱႦυʅαɳ

ngerog apaan 🤔

2023-08-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!