Gadis Penari Sang Presdir

Gadis Penari Sang Presdir

Chap. 1

Bab. 1

Suara tepuk tangan pun terdengar begitu riuh di saat seorang penari baru saja menghentikan gerakannya.

Lekukan tubuh yang terlihat begitu menggoda, apa lagi dengan gaun berwarna merah sedikit kekurangan kain tersebut, tentu menjadi titik pusat perhatian yang sangat memanjakan mata. Bahkan mungkin juga mengajak otak dari beberapa pria yang ada di sana pun jalan-jalan gratis. Asal jangan disentuh, diraba, apa lagi kalau sampai dijilat. Eh!

"Lo emang seksi, Gi!" teriak salah seorang dengan kesadaran sedikit terkikis, karena minuman beralkohol itu sedikit mengendalikannya.

"Calon simpanan gue, nih! Minggir dong!" teriak pria yang lain. Kondisinya? Sama. Sama-sama terpengaruh oleh minuman yang mereka teguk malam ini.

"Satu kali lagi dong, Gi! Keluarin tuh goyangan maut lo! Sedot, muter, mampus!" pinta pria yang berjalan sedikit sempoyongan. Mendekat ke arah table yang diinjak oleh gadis dengan julukan penari kelas berlian. Karena emas saja tidak akan cukup untuk membayar gadis berparas cantik tersebut. Walaupun sebagian wajahnya ditutupi oleh topeng di bagian matanya.

Tidak perlu harus melihat seluruh wajahnya untuk menebak jika gadis itu cantik atau tidaknya. Dari bibir berwarna merah yang seolah selalu ingin di sesap dan di gigit, serta bentuk tubuh dan juga setiap gerakan yang dilakukan oleh gadis itu, sungguh mampu membuat imin para pria yang ada di tempat hiburan ini ambyar semua. Apa lagi kalau sampai dibuka topengnya. Beuh ... jelas buyar nyawa mereka. Karena mereka akan berkelahi demi berebut untuk mendapatkan gadis itu.

"Gue belikan Mixue, asal malam ini lo mau gue bungkus bawa pulang, Gi!" teriaknya yang lain.

Sementara itu, gadis yang sedang diteriaki oleh pelanggan club Naimos, napasnya tampak terengah. Mungkin karena capek. Sebab gadis itu baru saja menyelesaikan tarian di putaran kedua. Sudah satu jam setengah dirinya menari di atas table, tetapi masin saja mereka merasa kurang.

"Ck! Ogah banget. Dandanan elit, tapi bayarnya pelit!" cibir gadis itu yang langsung di senggol manager club secara langsung.

Di mana manager club Naimos itu selalu mendampingi aset berliannya. Karena tidak mau terjadi sesuatu jika sudah berada di antara para zombie hidup yang selalu merasa kedinginan dan butuh kehangatan tersebut.

"Jangan bicara kayak gitu, kalau nggak mau gue potong gaji lo!" ingat seorang pria bertubuh kekar, serta tampilan yang terlihat sangat menakutkan.

Gadis itu mendengkus kesal. "Ck! Mending gue nikah sama lo aja, Bang. Nggak apa deh jadi istri kedua. Dari pada beginian. Beneran kayak jablay deh, gue!"

Lah, kagak tahu apa jika dia memang beneran jadi jablay di sini.

Gadis itu langsung memekik tertahan ketika pinggangnya dicubit tanpa perasaan.

"Hmmm ... lo bilang apa barusan sama suami gue?" geram seorang wanita yang memakai hoodie dan juga selalu berada di dekat aset berliannya itu.

Gadis itu meringis dan mengatupkan tangannya ke arah wanita yang barusan mencubitnya.

"Bercanda, Tan ... bercanda. Lagian siapa juga yang mau jadi madu lo. Yang ada gue remuk semua, lo pakai buat samsak," sahut gadis itu.

Dengan dibantu Tania—sahabat dan juga istri dari manager tempat kerjanya ini, gadis idaman para zombie itu turun dari table. Tentu, Tania juga merentangkan sebuah kain yang dia bawa untuk menghalangi pemandangan menggiurkan nantinya dari asetnya itu. Lalu Tania melilitkan kain yang dia bawa ke pjnggang ramping aset nya tersebut.

"Udah kan kerjaan gue malam ini?" tanya gadis yang bernama Regina.

Ya. Seorang penari yang diidamkan oleh para zombie ketika malam hari di club Naimos itu bernama Regina Shivania Aresti. Mahasiswi yang tengah menunggu wisuda dan tengah menjalani pekerjaan sambilan sebagai penari club dan entah dia harus beruntung atau merasa sial, karena menjadi idola para zombie di sini sehingga sangat sulit bagi Regina untuk keluar dari pekerjaan yang sangat menjijikkan sebenarnya.

Betapa tidak. Dia harus berpakaian begitu minim, harus menahan rasa malu yang sengaja dia buang sebentar urat malunya jika malam tiba. Apa lagi jika sudah masuk ke club. Ditambah lagi Gina—sapaan akrab gadis itu juga harus rasa mualnya jika melihat salah dari para zombie itu sampai muntah di depannya. Jujur saja, Gina itu orangnya gampang merasa jijik terhadap yang seperti itu.

Namun, apa boleh buat. Sebagai kaum yang lapar akan duwid, Gina terpaksa menekan rasa jijiknya itu demi mendapat dana yang banyak untuk memuaskan perut dan juga untuk melanjutkan S2-nya nanti. Dan hanya pekerjaan inilah yang duwidnya banyak. Karena jika siang hari, Gina menjadi guru les anak SD dan SMP. Pernah ada tawaran buat anak SMA, tetapi Gina tolak. Sebab takut kalau sampai murid lesnya nanti tertarik kepadanya. Bakalan repot bukan? Pikir Gina. Karena sejatinya dia tidak menyukai brondong.

Nah, seperti itulah tingkat kepercayaan diri seorang Regina. Penari club Naimos yang terkenal akan kemolekan serta kemisteriusnnya. Sebab, sejauh ini belum ada orang yang mengetahui wajah aslinya seperti apa.

"Jam gue udah selesai kan, Bang?" tanya Gina lagi pada Sandi—manager club.

Sandi melihat jam yang melingkar di tangannya, lalu menganggukkan kepala ke adah Gina.

"Ya, udah selesai," lalu Sandi menatap ke arah istrinya. "Kamu temenin dia ganti baju ya, Yaang. Dari pada ini anak dibungkus beneran sama mereka. Kita yang rugi. Club jadi sepi ntat kalau nggak ada dia," ujarnya pada sang istri dan mendapat kecupan di kening.

"Siap, Mas. Kamu balik aja udah ke ruanganmu. Dia biar jadi urusanku," balas Tania.

"Yeeee ... pasangan suami istri somplak! Mana terang-terangan banget lagi niat jual gue di sini!" protes Gina tidak terima. Namun sadar, hubungan di antara mereka itu simbiosismutualisme. Jadi sama-sama saling menguntungkan dan membutuhkan.

Sandi tertawa mendengar omelan dari Gina. Pria itu kemudian meninggalkan istri dan juga Gina di depan ruang ganti. Karena di rasa tempat itu sudah aman. Banyak scurity yang berjaga di sana. Lebih lagi istrinya juga jago bela diri. Jadi bisa menjaga Gina dari zombie yang berniat membungkus gadis itu.

"Udah, buruan ganti sana. Gue tinggal ke toilet bentar, ya? Kebelet banget. Dari tadi nahan anu, cuma buat jagain lo biar nggak digigit zombie-zombie itu," pamit Tania yang langsung pergi ke toilet yang berada di dekat ruang ganti.

Sementara itu Gina menghela napas panjang. Lelah? Menyesal? Tentu Gina rasakan saat ini. Namun, mau bagaimana. Hidup di ibu kota itu harus kuat. Urusan perut sama pendidikan harus tetap stabil terjaganya. Tidak boleh oleng sedikit. Biar nanti kalau pulang ke Surabaya, dia bisa mendirikan sebuah usaha di sana. Atau paling tidak jadi direktur di perusahaan besar lah minimal.

"Andai gue anak orang kaya, gue nggak akan lakuin kerjaan beginian," gumam Gina yang mulai melepas topeng yang dia pakai.

Lalu gadis itu melangkah mendekat ke arah lokernya, lalu menyalakan lampu di ruang ganti tersebut.

"Huakh!" pekik Gina.

Betapa terkejutnya ketika ia melihat ada sosok lain di ruang ganti dan soalnya Gina terlanjur melepas topeng yang dia pakai tadi. Lebih parahnya Tania nggak ada di sana sekarang.

Seseorang yang memiliki tatapan begitu tajam itu mendekat ke arah Gina. Membuat Gina secara refleks mundur ke belakang.

"Siapa lo?!" sentak Gina. Mencoba tenang, meski aslinya sangat panik.

"Dua puluh ribu, bikin gue tersenyum malam ini." tawar pria itu dengan tatapan tajamnya.

Hai hai hai .... Akhirnya Yuta bisa sapa kalian. wkwkwk. Selamat menikmati novel yang ke ... Argh! Yuta lupa ini yang ke berapa. hehe. Suka ndak dengan anuku yang baru ini? hmm? tolong kerja samanya ya, Yaang. tolong, jangan tabung bab, secroll sampe bawah kalo baca. soalnya kalau kalian tabung bab atau loncat² kek kodok bacanya, Yuta enggak dapat bayar nanti. hiks. Mohon pengertiannya. Salangeyoooooo

Terpopuler

Comments

Sustika Ekawati

Sustika Ekawati

heloha kak yuta,aku mampir lagi ke novelmu...😍😘

2024-08-21

0

ayfa

ayfa

mixue..lu kira bocil 🤣🤣

2024-03-13

0

Aidah Djafar

Aidah Djafar

mampir 🙏

2024-03-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!