Chap. 8

Bab. 8

"Ck ck ck! Sungguh tidak sabaran sekali ternyata anda, Tuan Muda." sindir Gina ketika selesai membaca surat kontrak dan juga info pribadi Naka.

Naka mengangkat alisnya. Menatap heran gadis yang ada di depannya. Gadis ini seolah memiliki dua kepribadian yang bersarang di dalam satu tubuh.

Belum ada satu jam, Naka melihat Gina yang begitu takut dan mencengkeram erat kemeja yang ia kenakan tadi. Tampak seperti seorang perempuan lemah yang membutuhkan perlindungan. Akan tetapi, saat ini gadis itu kembali ke sifat semulanya. Seperti pertama kali Naka melihat sosok Gina.

"Ada yang salah?" tanya Naka menatap Gina sekilas.

Kemudian pria itu mengambil ipad yang ada di atas meja, lalu mengusap layar dan mulai mengecek pekerjaan yang sempat tertunda gara-gara mengurusi permasalahan pribadinya.

"Nih, di sini, nih!" tunjuk Gina pada kertas yang berisikan poin-poin dalam kontrak mereka.

Ngomong-ngomong karena Gina takut pulang ke kontrakannya dan meninggalkan motornya di tempat yang tidak jauh dari club Naimos, akhirnya Naka memutuskan membawa gadis itu pulang bersama dengan dirinya. Bukan ke rumah, melainkan ke apartemen milik Naka. Akan bahaya kalau sampai ia bawa pulang ke rumah. Sedangkan di rumah masih ada Tuan besar dan Nyonya besar.

"Ini kenapa kita wajib tinggal satu atap? Kan aku di sini tugasnya cuma nyembuhin doang, Tuan Muda. Bukan nimang-nimang anda pas mau tidur juga. Ngeri banget dah kelihatannya," ujar Gina seraya mengedikkan bahunya.

Lebih baik ia menjadi seorang baby sitter dari bayi beneran, bukan malah bayi jadi-jadian seperti pria yang ada di hadapannya sekarang ini.

Naka mengalihkan perhatiannya ke arah Gina yang saat ini berpindah duduk di sampingnya.

"Kalau kita nggak tinggal satu atap, terus gimana caramu neyembuhin penyakitku? Hmm?" tanya Naka menatap serius Gina yang juga tengah menatap dirinya.

Namun, lama kelamaan gadis itu tampak memicingkan matanya seraya mendekatkan kepalanya ke arah Naka. Membuat Naka mencondongkan tubuhnya ke belakang, di saat gadis itu berjarak begitu dekat dengannya.

"Jangan bilang kalau anda mau modus, Tuan Muda?" tebak Gina menatap curiga ke arah Naka.

Naka tidak menyangka kalau ada seseorang seperti gadis di hadapannya saat ini. Lalu pria itu mendorong kening Gina ke belakang dengan jari telunjuknya.

"Jangan mikir yang bukan kapasitasmu!" tekan Naka.

Gina duduk dengan benar di tempatnya. Menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa. Sambil mendesah, gadis itu menatap ke langit-langit ruang tengah apartemen Naka.

"Lumayan juga sih ya kalau tinggal satu atap sama anda, Tuan Muda. Paling nggak aku nggak perlu pusing buat bayar uang kontrakan. Terus juga nggak pusing juga mikirin makan. Anda yang menanggung makan saya sekalian, kan?"

Dengan tidak tahu dirinya Gina menanyakan semua itu kepada Naka. Setelah penolakan yang kemarin malam gadis itu lakukan. Memang benar, kalau ingin perut kenyang dan hidup nyaman, hapus rasa malu dalam diri dan sedikit turunkan harga diri di waktu tertentu. Pikir Gina.

Sementara Naka menghela napas. Kenapa juga Irham dan Gibran menyarankan dirinya untuk memilih gadis penari modelan seperti Gina. Sikap dan sifatnya sangat jauh dari kata normal.

"Ada syaratnya," ujar Naka menghentikan khayalan Gina yang sedang melambung lambungnya. Karena gadis itu tengah membayangkan menjadi orang kaya beberapa bulan ke depan. Meskipun semua itu bukan miliknya. Paling tidak ia bisa merasakan hidup hedon. Pikirnya.

"Apa?" tanya Gina sedikit was-was. "Tidak ada acara tidur satu ranjang loh, ya! Awas aja kalau minta itu!" ingat Gina kemudian.

Karena di dalam surat kontrak yang saat ini ada di tangan Gina, tidak tertulis jika mengharuskan tidur dalam satu ranjang. Hanya diperbolehkan ada kontak fisik di antara mereka jika memang keadaan yang mendesak atau dalam keadaan sangat-sangat membutuhkan.

Petak!

"Otakmu itu pikirannya ke sana terus!" heran Naka.

Gina terkikik melihat pria yang ada di sampingnya ini malah seolah begitu kesal jika dirinya membahas hal yang berbau anu. Heran saja. Banyak pria yang sangat menginginkan dirinya. Bukan untuk menjalin hubungan serius. Namun untuk menjalin hubungan badan dengan amat penuh gair4h dengannya. Tetapi tuan muda di sampingnya ini berbeda.

Gina berpikir jika tuan muda ini bersungguh-sungguh dalam pengakuan mengenai penyakitnya. Ia pikir kalau Naka hanya memakai akal-akalannya saja agar bisa mendapatkan tubuhnya. Seperti pria lain di luaran sana.

"Ya lagian anda sok serius begitu wajahnya. Ya udah, apa?"

"Jangan bawa pria ke sini, jangan ungkap penyakitku, jangan bilang kalau kamu tinggal bersamaku di sini. Juga jangan terlihat mengenaliku jika melihatku di luar. Empat poin itu yang harus kamu perhatikan," ucap Naka menambahkan aturan yang sebagian tidak tertulis di kontrak mereka.

"Ck! Persis simpanan banget dong aku!" sahut Gina. Unik sekali memang hidupnya. "Kalau aku melanggar?" tantang Gina ingin tahu hukuman apa yang akan ia terima.

Naka menunjuk ke arah kertas yang sedang Gina pegang.

"Tertera disitu, jika pihak kedua melanggar, maka akan membayar sebesar lima miliyar kepada pihak pertama. Begitu juga sebaliknya," ujar Naka menjelaskan.

Gina langsung memeriksa lembar paling belakang. Dan memang benar di sana tertera nominal bagi yang melanggar peraturan di atas.

Tanpa pikir panjang, gadis itu meraih bulpoin yang ada di atas meja dan langsung membubuhkan tanda tangan di atas materai.

"Oke! Akan aku buat anda yang melanggar duluan, Tuan Muda!" seru Gina menatap begitu yakin ke arah Naka. "Lumayan kan kalau dapat bonus dua kali lipat dari bayaranku," imbuhnya lagi yang justru tampak begitu senang.

"Ck! Jangan percaya diri dulu."

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***